Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 267 Bahasa Indonesia
Translator | Ramunu |
Editor
| Erixsu |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 26: Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Esok Hari
Chapter 267: Kerusakan yang terus bertambah, dan Pulau Misterius
「Tetap
saja, aku tidak mengira bahwa mereka akan muncul di Restia.」(Touya)
10 hari telah berlalu sejak
kehancuran kota Astal, Sandora. Setelah itu, Fraze tengkorak muncul di kota Merica
yang ada di bagian selatan Kerajaan Ksatria Restia.
Usut punya usut, ternyata Walikota
Merica memberi pajak yang tinggi pada warga, dan ia mengambil keuntungan dari
jauhnya jarak kota Merica dengan ibukota.
Akhirnya, ada beberapa orang yang
menikmati keuntungan dibalik kesengsaraan warga.
Walau tidak separah Astal, tidak
diragukan lagi bahwa kota ini dipenuhi “perasaan negatif”.
Hasilnya, jiwa warga Merica termakan
dan berubah menjadi Fraze tengkorak.
Walau lebih tepat kalau dibilang zombie dengan tulang kristal, sih.
Sebelumnya, yakni di Astal, mayat
warga tidak menjadi Fraze karena kami
membakarnya terlebih dahulu.
Kali ini, zombie Merica dihabisi para adventurer dari kota sebelah, dan juga para Ksatria Restia yang ikut membantu.
Fraze
tengkorak itu tidak terlalu kuat.
Akan tetapi, bisa berbahaya kalau
seluruh warga kota menjadi zombie tersebut.
Mereka bahkan akan menyerang kota
sebelah kalau tidak ditangani dengan baik.
Setelah diperiksa, ternyata hal ini
tidak terjadi karena virus.
Karena, tidak ada yang salah dengan
para Ksatria Restia dan adventurer
setelah menyelesaikan pertarungan dengan para zombie.
Ada “sesuatu” yang memakan jiwa
mereka.
Mungkin akan lebih mudah dipahami
kalau disebut dengan [Larva Dewa-Iblis].
Dan juga, Larva ini mungkin datang
dari perbatasan antar dimensi, menyerang manusia, lalu kembali ke perbatasan
itu, sama seperti Fraze.
Mungkin [Backlash] juga berefek padanya, sama seperti Fraze kelas-penguasa, tapi bedanya yang satu ini lebih menyusahkan
daripada Fraze.
Papan persepsi hanya bisa
memprediksi kemunculan Fraze
kelas-bawah, menengah, dan atas.
Kalau Dewa-Iblis itu datang bersama
kelas-bawah, maka kami mungkin bisa mendeteksinya.
Menjengkelkan!
Ayo hancurkan ia saat kita bertemu
dengannya.
「Touya-dono.
Alis matamu mengkerut, lho?」(Hilda)
「He?
Aduh, maaf ya. Barusan aku agak kesal.」(Touya)
Orang yang duduk di depanku sedang
termenung memikirkanku adalah Hilda, ia tersenyum sambil memanggilku.
Agar dapat tenang, aku pun meminum teh
hitam yang agak dingin dalam sekali tegukan.
「Sepertinya
Baginda ada di masa di mana birahinya sudah terkumpul. Untuk mengurusnya, kaum
adam biasanya… begini dan begitu…」(Shesca)
「Heee?
HEEE!!? I-itu…」(Hilda)
「Oi,
pembantu nafsuan. Jangan membisikkan omong kosong ke telinga orang seenak jidat
ya!!」(Touya)
Wajah Hilda memerah saat Shesca
membisikkan sesuatu padanya.
Aku kurang lebih paham apa yang ia
katakan jadi kalau aku tidak menghentikannya, masa depanku akan buruk.
Dalam hal baik dan buruk, Hilda itu
terlalu percaya pada orang sampai-sampai ia mudah dibohongi.
Walaupun ia tidak percaya saat
bertarung atau berpedang, ada banyak kasus di mana ia cenderung percaya pada
kebohongan yang bahkan tidak mampu membohongi bocah.
Kita tahu bahwa ia adalah Tuan Putri
Terkekang yang tidak tahu cara hidup dunia, dan aku tidak bisa mengelak bahwa
ia dirawat dengan perasaan ksatria yang sudah mendarah daging, ia adalah kebalikan dari kakeknya yang merupakan
kakek legend.
Yah, ia sama seperti Elzie, dan Yae.
Semua petarung kami kurang paham
akan apa yang dinamakan dengan urusan cinta.
Tapi tetap saja, aku lega karena
mereka tidak terlalu tertarik.
Aku penasaran, apa mereka memurnikan
perasaan aneh saat bertarung?
Pepatah mengatakan “mens sana in corpore sano”, bukan?
(Ramune: Semua pasti sudah
tahu, bukan?)
Walaupun ada beberapa waktu di mana
Yumina, Rin atau Lindzey, yang merupakan penyihir kami, melakukan berbagai hal
dengan cukup berani.
Sambil memikirkannya, aku menoleh pada
Hilda untuk memberitahu kebenarannya.
「Aku
cuma memikirkan kejadian Restia itu, itu saja.」(Touya)
「Ooo…
kakak juga depresi memikirkannya. Ia berpikir kalau saja ia tahu kasus korupsi
Merica, maka…」(Hilda)
「Tak
peduli seberapa hebatnya, ia tak akan bisa mengetahui situasi semua daerah
negaranya. Tak ada yang bisa ia lakukan.」(Touya)
Walaupun aku mengatakannya, aku
berharap negara-negara besar seperti Restia memperhatikan setiap sudut
negaranya, seperti yang dilakukan daerah kebangsawanan kecil di Brunhild.
(Ramune: Gini ini dah
kalau belum pernah melakukan, langsung berpikir/berharap yang sulit.)
Negara ada untuk melindungi
rakyatnya.
Bukan rakyat yang ada untuk
melindungi negaranya.
Itu lah kenapa di Brunhild, semua
kejadian yang ditemui ksatria patrol, mata-mata, atau bahkan anak buah Nyantaro
akan dilaporkan padaku.
「Jadi…
apa yang akan kakakmu lakukan pada Merica?」(Touya)
「Aku
telah menanyakannya pada kakak, untuk sekarang mereka… membangun ulang… atau daripada
dikatakan membangun ulang, mereka meminta para imigran karena bangunan kota
utuh. Akan tetapi, Merica adalah kota kelahiran zombie, jadi… hal itu akan sedikit sulit.」(Hilda)
Pastinya.
Karena kalau dipikir-pikir, orang-orang
enggan hidup di tempat yang telah diserang zombie.
Tak ada yang bisa dilakukan dengan kondisi itu karena para imigran akan
berpikir “tanah itu terkutuk atau gimana?”.
Tanah terkutuk, area pemakaman, dan
rawa beracun, semua itu tidak terpisahkan dari
yang namanya zombie.
Sepertinya jiwa yang mati seperti
itu akan sulit untuk pergi ke surga.
Fraze
itu pun akan mengambil alih mayat tersebut dan menjadi zombie kalau tidak dicegah.
Selain itu, mayat tersebut tetap
menjadi zombie walau jiwanya dimakan oleh [Pemakan
Jiwa].
Ooo iya, bukannya zombie dan tengkorak itu sama-sama undead, yah?
Perbedaannya hanyalah daging yang
melekat pada tubuh.
Menurut hasil pengamatanku,
tengkorak lebih cepat dari zombie.
Apa karena tidak punya daging, yah?
Yah, mereka tetap kurang cepat.
「Kurang
lebih aku paham kenapa para imigran takut hidup di sana.」(Touya)
「Akan
bagus kalau “rasa takut” itu tidak menyebar lebih dari ini karena hal itu bisa menyebabkan kondisi yang memungkinkan [Pemakan
Jiwa] muncul lagi.」(Shesca)
Hmmm...*berpikir keras.
Kurasa iya… aku pun berpikir keras
setelah mendengar ucapan Shesca.
[Takut] adalah [Emosi Negatif] tersimpel manusia.
Orang-orang akan cemas, gelisah
ataupun lainnya kalau hal ini terulang lagi dan lagi.
Hal ini bisa menjadi [Takut].
Kemudian, [Emosi Negatif] yang terkumpul akan memancing
[Pemakan Jiwa], atau bahkan [Dewa-Iblis]…
[Pemakan Jiwa], atau bahkan [Dewa-Iblis]…
Jadi ya, pada dasarnya ini roda sebab akibat emosi
negatif.
Untuk menghentikan roda ini, aku
harus menghancurkan akar masalahnya.
Dan oleh karena itulah, aku harus mengalahkan [Dewa-Iblis] itu…
「Touya-dono,
alismu…」(Hilda)
「Duh
lagi!」(Touya)
Aku penasaran kenapa akhir-akhir ini
aku bisa kesal dengan mudah.
Apa karena setiap kali bencana
seperti ini terjadi, kami selalu terlambat menanganinya?
Rasanya menjengkelkan saat aku
berpikir bahwa kejadian seperti ini terjadi di tempat yang tidak bisa kulihat.
Rasanya seperti korban bully.
「Haaa…
aku penasaran apa aku akan merasa lebih baik kalau mengganti suasana…」(Touya)
「Ini
ajakan untuk melakukan aktivitas ero secara tidak langsung, bukan?」(Shesca)
「Be-begitu
rupanya ya?!」(Hilda)
「90%
ucapannya tidak lain adalah kebohongan, jadi jangan sekali-kali percaya ucapannya!」(Touya)
Ya ampun… stress-ku malah bertambah.
***
『Tuan!』(Kougyoku)
「Kougyoku?
Ada apa?」(Touya)
Saat aku berjalan di koridor,
Kougyoku yang mengepakkan sayapnya mendatangiku.
Aku pun berhenti dan mengangkat
tangan kiri.
Ukurannya yang sekarang hanya
sebesar burung beo, jadi ia tidak terlalu berat.
『Ada
pesan dari anak buah saya yang dikirim ke pulau yang Anda didiskusikan kemarin.
Anak buah saya berkata bahwa ia akhirnya bisa sampai dengan selamat, akan
tetapi…』(Kougyoku)
「Ada
apa?」(Touya)
『Pulau
itu dipenuhi behemoth.』(Kougyoku)
「Haaaa?!」(Touya)
Dipenuhi behemoth?
「Bagaimana
dengan manusia? Apa ada yang hidup di sana?」(Touya)
『Sepertinya
ada beberapa tempat ber-barir yang bahkan tidak bisa dihancurkan behemoth. Tempat-tempat itu berisi kota
yang didiami manusia. Ada 4 kota di arah yang berbeda: Utara, Selatan, Timur,
dan Barat. Sedangkan di tengahnya, ada bangunan yang mirip dengan kuil.』(Kougyoku)
Jadi memang ada, yah?
Terlebih lagi, sepertinya hal ini
membuktikan bahwa [Sang Penyihir Waktu],
yang Profesor bahas sebelumnya, punya hubungan dengan pulau itu mengingat
adanya barir di setiap kota.
「Tentang
barir itu, apa itu semacam barir [Penghilang
Sihir]? 」(Touya)
「Bukan,
[Penghilang Sihir] terpasang di
langit, sementara [Penyalah Rute
Perjalanan] terpasang di laut.」(Kougyoku)
Begitu ya.
Jadi itu semacam barir yang
menghilangkan aliran kekuatan sihir, menghilangkan kekuatan
artifak, dan membuat kapal-kapal
tersesat, yah?
Mungkin barir ini lah yang membuat
kapal terbang dan kapal laut tersesat.
Itu artinya aku bisa menggunakan [Gate].
Bukan lah masalah jika kekuatan
sihirku terambil karena aku punya banyak.
Kurang lebih aku sudah paham situasi
pulau misterius ini.
Di sana terdapat manusia.
Baiklah, bagaimana caraku
menanggapinya?
Kougyoku berkata pulau itu penuh
dengan behemoth, jadi itu membuatnya
menjadi pulau misterius dunia lain, yang berkembangnya lain dari yang lain.
Pulau itu memang misterius, dan aku
juga tertarik.
Akan tetapi, aku penasaran apakah
ikut campur urusan pulau itu ide yang bagus.
Mungkin, masyarakat pulau itu tidak
tahu kondisi dunia luar.
Mungkin akan baik jika aku mengunjunginya.
「Jadi,
apa yang harus kulakukan…?」(Touya)
Aku mungkin akan menginvasinya
dengan propaganda “Misi Penaklukan” dan “Memperluas Area Kekuasaan” kalau aku
Raja yang penuh ambisi.
Atau aku mungkin akan berdagang dan
membuat hubungan diplomasi seperti apa yang dilakukan Admiral Perry yang datang
dengan kapal hitamnya.
Ooo iya, cara termudah untuk
mengingat tahun itu adalah [Perry-san yang tidak menyenangkan], bukan?
Yep, kedengarannya memang tidak
menyenangkan.
Mereka mungkin akan menganggapku
sebagai orang asing kalau pergi sendirian lalu berkata “Aku adalah Raja negara
yang ada di luar pulau ini. Mari buat hubungan diplomasi”.
Mereka mungkin akan membunuhku tanpa
pikir panjang lagi karena ia orang
mencurigakan kalau aku tidak menanganinya dengan baik.
Kalau aku tidak memberi kesan “Orang
hebat telah datang” atau “Kita harus mendengar ucapannya”, aku tidak akan bisa
berdiskusi dengan mereka.
Haruskah aku pergi sambil membawa
100 FrameGear?
Entah kenapa, sepertinya aksi itu
akan membuatku seolah-olah melakukan apa yang Perry-san lakukan…
Aku tidak berniat menakut-nakuti mereka, mungkin ada cara lain untuk membuat
mereka mendengarkanku.
Di samping itu, aku penasaran apa
tidak masalah untuk memutuskan hal ini sendirian.
Kalau dilihat dari sudut pandang
perdagangan, Kerajaan Hanock, Elfrau, Paluf, dan Zenoasu mungkin tidak akan
tertarik dengan hubungan luar negeri.
Walau tiga
negara awal tadi juga tidak punya hubungan diplomasi
dengan kami, sih.
Hubungan kami dengan Hanock terbentuk
melalui Kaisar Reguluss.
Untuk Elfrau, melalui Rerisha-san.
Yang terakhir, interaksi dengan
Paluf melalui negara tetangganya, Kerajaan Rynie.
Aku tidak yakin tentang rencana
pembuatan hubungan diplomatis dengan Paluf karena sepertinya tidak menguntungkan
Brunhild.
Ya ampun~.
「Dasar…
Untuk saat ini, suruh anak buahmu untuk mencari informasi dan mencari tahu
budaya mereka. Tapi ingat, yang terpenting adalah selamat. 」(Touya)
『Baik.』(Kougyoku)
Akan sangat membantu kalau [Sang Penyihir Waktu] ini meninggalkan
sihir tertentu.
Rupanya, ia adalah orang yang pro
dalam pembuatan barir, jadi apa mungkin ini… cuma tebakan tapi… apa mungkin ia
orang yang memperbaiki barir dunia?
Ia mungkin meninggalkan formula
rahasia.
Aku mungkin akan kembali dengan tangan
kosong, tapi aku tidak akan menyerah kalau ada petunjuk yang mengindikasikan ia lah yang memperbaiki barir dunia.
Tidak ada yang namanya “perbuatan sia-sia”
saat menyelamatkan dunia.
Aku menyatakannya dalam hati dan
mulai berjalan lagi di koridor istanaku ini.