Saturday 10 November 2018

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 276 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Erixsu
Proof Reader
Mizuki Hashima


Arc 27: Dunia Kebalikan

Chapter 276: Pertolongan Kami-sama, dan Sebuah Penyesalan



Apa maksud semua ini?
[Pintu] itu bukan sembarang gerbang transisi!
Benda itu adalah gerbang transisi antar dimensi yang terhubung dengan dunia lain.
 (Ramune: Terima kasih sudah mau menjelaskan saat kau tersesat di dunia lain.)

Kurasa artifak sihir sehebat ini bisa diciptakan karena orang yang membuatnya adalah Alerias Palerius yang ahli dalam sihir waktu.
Bukan, hanya aku yang unik ini yang bisa membuatnya bekerja.

Touya-san? Apa kau baik-baik saja?(Pedro)

Setelah selesai menjelaskan, Pedro memanggilku.

Ah, aku baik-baik saja, kok. Aku cuma terkejut karena aku sampai di tempat yang jauh dari rencana awal…(Touya)

Sampai? Jadi, apakah Touya-san ke sini menggunakan sihir transisi atau yang lainnya,?(Pedro)

Iya. Dengan sihir transisi…(Touya)

Aku memberi jawaban kaku pada Sancho yang mengkhawatirkanku.

Daripada membahas itu, sepertinya di dunia ini juga ada sihir.

Kami pun setuju berpisah setelah aku menolak usulannya untuk membawaku ke ibukota.

Itu karena aku punya banyak cara untuk bepergian dan aku ingin memproses apa yang barusan terjadi.

Setelah mengingatkanku untuk mengunjungi tokonya di ibukota nanti, aku melihat bis-kepiting itu pergi.

Bis itu pun semakin menjauh seiring berjalannya waktu.

Baiklah, apa yang harus kulakukan?

Gate!(Touya)

Aku mencoba mengaktifkan sihir transisi, tapi sihir ini tidak terhubung dengan tempat manapun di dunia ini.

Eeh~….
Te-terus gimana caranya aku pulang…?
Ini buruk…!
Situasi di sana mungkin akan heboh karena keberadaanku tidak diketahui…

Setelah aku panik, smartphone di saku pun membunyikan ringtone-nya.
Saat aku melihatnya, kata [Panggilan: Kami-sama] terpampang jelas di layarnya.

Ooooh!
Pertolongan dari yang Maha Kuasa, secara harfiah!

Ha-halo, halo?!(Touya)

Ooh, terhubung. Touya-kun, bagaimana keadaanmu?(Kami)

Baik-baik saja, tapi saya panik, Kami-sama…(Touya)

Ha-ha-ha. Aku tidak pernah menyangka kau akan pergi ke dunia lain. Aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu, tunggu sebentar, yah.(Kami)

Menjemputku?

Sebelum aku sempat membuat tanda (?) di atas kepala, tiba-tiba terlihat cahaya menyilaukan di depan mata, dan seseorang pun keluar darinya.

Ya ampun Touya-kun… Kau membuat kami khawatir ~noyo.(Karen)

Karen-nee-san…!(Touya)

Orang yang datang adalah Karen-nee-san, Sang Dewi-Cinta.

Ia menunjukkan wajah marah sambil menaruh tangan ke pahanya.

Di sana sangat heboh tahu!? Kohaku-chan tiba-tiba menghilang. Kau tidak menjawab panggilan, yang membuat kami berpikir ada sesuatu yang terjadi padamu. Sementara Yae-chan, ia memanggilku sambil menangis.(Karen)

Duh… kurasa kekuatan sihirku tidak bisa menjangkau Kohaku.
Pastinya, semuanya pasti akan berpikir ada sesuatu yang terjadi.

Aku dan bahkan para Dewa lain di Brunhild tidak bisa merasakan keberadaanmu sama sekali, kami pun tahu kalau kau menghilang dari dunia itu ~noyo. Oleh karena itu, kami pun memanggil Kami-sama dan memintanya untuk mencarimu ~noyo!(Karen)

Maafkan aku karena telah membuat masalah…(Touya)

Kurasa belum satu jam sejak kedatanganku ke mari, tapi ternyata, sudah hampir 10 jam berlalu sejak aku melewati gerbang transisi itu.

Aku paham kenapa Yae khawatir karena ia melihat Kohaku menghilang tepat di depan matanya.

Ia mungkin menduga kalau aku berada dalam masalah.

Jadi, gimana caranya aku bisa kembali ke dunia itu, Karen-nee-san? (Touya)

Kau bisa menggunakan “Transisi Antar-Dimensi”, tapi kau akan merasa sakit yang tak tertahankan ~noyo. Oleh karena itu, kita akan pergi ke Alam-para-Dewa dulu, lalu kembali ke dunia sana ~noyo(Karen)

Kenyataan bahwa pergi ke Alam-para-Dewa itu lebih mudah daripada ke dunia lain.

Itu tidak lucu.

Yah, dunia di sini dan di sana sama-sama kehilangan Barir Dunia-nya, jadi pergi ke dunia yang hanya bisa dimasuki para Dewa akan lebih mudah.

Walau seharusnya hal itu tidak bisa dilakukan orang lain, sih.

Aku pun membuka [Gate] dan menginjakkan kaki ke Alam-para-Dewa di mana Kami-sama menungguku.

Ia duduk di ruangan berukuran 4.5 tatami seperti biasanya.

Maafkan saya, Kami-sama… (Touya)

Enggak apa-apa kok, toh ini bukan masalah besar. Menjelajah dunia itu adalah hal biasa.(Kami)

Sepertinya memang begitu.

Dunia lain penuh dengan orang yang bisa bepergian ke dunia lain.

Tapi di dunia kami, pergi ke dunia lain dianggap sebagai mati.

Daripada terus di sini, sebaiknya kau cepat kembali dan menenangkan semuanya. Kita akan berbicara lagi nanti.(Kami)

Baik. Sekali lagi, maafkan saya, Kami-sama.(Touya)

Sekali lagi, aku meminta maaf pada Kami-sama, setelah itu, aku membuka [Gate] dan kembali ke lantai teratas kuil pulau Palerius bersama Karen-nee-san.

Setelah sampai, aku melihat Yae duduk dengan gaya seiza di depan [Pintu] itu, sedangkan profesor sedang memeriksanya.

Para ksatria setiap Perwakilan mengelilingi mereka dan memperhatikan artifak itu dari kejauhan.

Aku kembali, Yae.(Touya)

T-Touya-dono…? Touya-dono!(Yae)

Sambil menaikkan suaranya, Yae langsung berdiri dan memelukku.

Guho~.
Rasanya tidak bisa dibandingkan dengan Sue…

Khawatir… aku sangat khawatir… Kohaku menghilang, dan panggilanku tidak terhubung… Ku-kupikir kau sudah kembali ke dunia asalmu… Uuuu~(Yae)

Begitu ya, ia benar-benar khawatir, yah?

Aku pun memeluk balik Yae yang menangis sambil mengelus-elus rambutnya yang halus.

Mustahil bagiku untuk meninggalkan Yae dan yang lainnya, kan?(Touya)

*Uuuu*… iya…(Yae)

Maaf kalau mengganggu waktu indah kalian, tapi ada satu orang lagi yang khawatir di sini lho.(Regina)

Dari sampingku, profesor melototiku dengan tatapan penuh kemarahan.

Maaf telah membuatmu khawatir. Ini salahku.(Touya)

Entah kenapa permintaan maafmu ke aku sangat berbeda dengan Yae, dilihat dari betapa monotonnya suaramu… Oke lah kalau begitu, aku akan membiarkan yang satu ini. Jadi, kau sudah tahu tujuan dari [Pintu] ini, bukan?(Regina)

Aah, itu…(Touya)

Saat aku melihat Centoral yang baru sampai dari lantai bawah, aku pun bingung bagaimana cara menjelaskannya.

Uumu.
Aku penasaran bagaimana caraku menjelaskannya agar mereka bisa mempercayaiku.

***

Dunia lain…? Maksud Anda, [Pintu] itu terhubung dengan dunia lain…?(Centoral)

Seakan-akan mengikuti Centoral dan para perwakilan, profesor melebarkan mata saat mendengar kebenarannya.

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk jujur.

Karena kalau dipikir-pikir, tidak ada yang bisa mengaktifkannya kecuali aku sendiri.

Persoalan mereka percaya atau tidak itu masalah lain.

Saya akan menyebutnya dengan “Dunia Kebalikan”. Dunia itu persis dengan dunia kita, tapi bisa dibilang jauh berbeda.(Touya)

Aku pun mengeluarkan foto peta yang Sancho-san tunjukkan, lalu aku meng-kertaskannya dengan [Drawing].

Jadi ini tempat yang Alerias Palerius-sama sebut dengan “Dunia Baru” ya.(Dient)

Ucap Dient dengan suara kecil.

Pernyataan itu mungkin benar.

Walaupun sebenarnya, empat murid yang mendapat warisan Alerias Palerius lah yang menyebutkan “Pindah ke dunia lain” dan mencobanya untuk pergi ke dunia tanpa Fraze setelah kematiannya.

Akan tetapi, para murid tidak sepintar Alerias Palerius.

Karena kalau dipikir-pikir, mereka tidak bisa menyelesaikannya, dan akhirnya keturunan mereka terperangkap di pulau ini.

Baiklah, dengan ini jumlah pilihan kalian bertambah. Akankah Anda sekalian tetap tinggal sambil melawan behemoth seperti sebelumnya? Akankah Anda menghilangkan barir, dan pergi ke dunia luar? Akankah Anda hanya akan melepas mereka yang ingin pergi ke dunia luar? Atau akankah Anda semua melewati [Pintu] itu dan pergi ke dunia lain? (Touya)

Seisi ruangan pun terdiam.

Tak peduli akan hal itu, aku pun meneruskannya.

Seperti yang saya bilang barusan, ketahuilah bahwa saat Anda sampai ke dunia itu, kembali ke dunia ini adalah sebuah kemustahilan. Saya sendiri hanya beruntung bisa kembali, tapi untuk kalian, mustahil. Penduduk sana juga tidak paham bahasa kita, selain itu, budaya mereka juga tidak diketahui. Saya ingin mendengar jawaban Anda setelah mendiskusikannya.(Touya)

Sejujurnya, dunia itu berisi naga berkepala 2 yang dengan bebasnya berlarian ke sana ke mari.

Dunia itu sama seperti Jepang modern.

Walau kurasa tidak seaman dunia ini, sih.

Sepertinya dunia itu lebih aman karena ada kemungkinan para Fraze tidak bisa pergi ke sana.  

Kami tidak bisa menjawabnya secara langsung… Bisakah Anda memberikan kami beberapa hari untuk memikirkannya?(Central)

Tentu saja. Kami tidak terburu-buru. Diskusikan hal ini dengan penuh hati-hati.(Touya)

Aku menyetujui usulan Centoral.

Ia benar karena hal ini akan berefek pada semua manusia yang hidup di pulau ini.

Akan lebih baik bagi mereka untuk mendiskusikannya dengan hati-hati.

Pulang ah~.

 Aku lelah.

***

Setelah kembali ke Brunhild, semuanya mengerubuniku.

Aku senang kalian khawatir, tapi bukankah ini terlalu berlebihan, semuanya?

Aku kembali memanggil Kohaku dkk juga meminta maaf karena telah memulangkan mereka secara tiba-tiba.

Mereka pasti terkejut.

Aku juga memanggil Snow, si tikus-salju yang dirawat Ropp dkk.

Maaf ya. Sekarang, kembalilah ke mereka.(Touya)

Setelah memberinya sesuatu sebagai permintaan maaf, aku membiarkannya pergi.

Ia pun menghilang di kegelapan.
(Ramune: Kuharap ia tidak dimakan Nyantaro.)

Hhhmmm.

Kurasa aku harus memiliki penyimpan kekuatan sihir agar apa yang terjadi saat ini tidak terulang lagi di masa depan.

Aku penasaran apakah dengan melakukannya aku bisa menyimpan kekuatan sihirku, seperti batre, yang akan menjadi kekuatan simpanan saat kita membutuhkannya.

Jadi intinya, [Pintu] itu terhubung dengan dunia lain, yah… Dari cerita Touya-san, aku sudah percaya kalau dunia lain itu ada, tapi ya…(Yumina)

Yumina yang memakai piyama putihnya, menggulingkan badan di kasur saat mengatakannya.

Bukan hanya Yumina, tapi semua tunanganku telah menginvasi kamarku.

Mereka menyebutnya dengan “hukuman” karena telah membuat khawatir, selain itu aku tidak punya niatan untuk melakukan sesuatu.
…masih terlalu dini.
(Ramune: Teguhkan imanmu, nak.)

Di kamarku ada kasur yang didesain sedemikian rupa, dibuat untuk jaga-jaga situasi seperti ini tiba (yang tidak mau kubicarakan lebih lanjut), dan cukup besar jadi 10 orang pun muat.
(Mizuki: Antisipasi terjadinya situasi … .)

Saat ini, salah satu dari mereka membawa sebuah boneka beruang, tapi kasurnya masih cukup besar.

Sejujurnya, ukuran kasur ini 14 tatami.

Akan tetapi, biasanya aku tidur di kasur pribadi yang ada di sampingnya setiap hari.
(Ramune: Segede apa kamarmu, Touya?)

Hei, Touya, gimana rasanya jalan-jalan ke dunia lain?(Sue)

Sue yang memakai piyama kuning imut, memelukku dari belakang.

Mungkin alasan ia tidur di sini adalah keingintahuannya yang tinggi.

Hmmm, jalan-jalanku tidak terlalu lama dan aku juga tidak bisa jalan-jalan ke mana-mana. Kupikir semua orang khawatir, jadi aku pun kembali secepat mungkin.(Touya)

Semuanya memang khawatir, lho.(Lindzey)

Kami semua… khawatir…(Sakura)

Lindzey dan Sakura menatapku seakan-akan aku salah.

Aku sudah meminta maaf berkali-kali, jadi aku ingin mereka memaafkanku…

Saat Kohaku menghilang di depan mata, kupikir jantungku akan berhenti berdetak…(Yae)

Aku juga, lho. Aku sampai bingung mau harus melakukan apa saat Yae menelponku.(Elzie)

Tapi intinya hanya satu, yaitu kami senang kau kembali dengan selamat.(Hilda)

Ternyata, bukan hanya Yae yang khawatir, tapi juga Elzie dan Hilda.

Hal itu di luar perkiraanku.

Tapi ada yang aneh… Kau bisa kembali dari dunia itu, kan Touya-sama? Apa saat itu kau tidak bisa menggunakan [Gate] sama sekali?(Rue)

Aah… Iya ya, itu… bagaimana yah…? (Touya)

… kau masih menyembunyikan sesuatu dari kami, kan?(Rin)

Mata Rin pun bersinar saat melihatku gagap menjawab pertanyaan Rue.

Mm-mm-mm.
Apa aku harus memberitahu mereka?
Bukannya aku dilarang memberitahu orang sih, dan lagipula, menyembunyikan sesuatu dari mereka itu menyakitkan.

Singkatnya, aku pun memberitahu rahasia terbesarku pada semuanya.

Seperti “aku akan menjadi apa”, bagaimana caranya aku sampai ke dunia ini, dan juga tentang Kami-sama.

Pada awalnya, mereka pikir aku sedang bercanda, tapi mereka tidak mengatakan apapun setelahnya.

Pada akhirnya, wajah mereka menunjukkan ekspresi ketakjuban dan juga helaan nafas yang sangat panjang.

Aku bahkan tidak tahu dari mana aku harus menyangkalnya.(Elzie)

Kata Elzie yang bingung.

Jadi… suami kita ini adalah orang yang datang dari dunia lain, dan juga keluarga Kami-sama… Ini pertama kalinya aku terkejut seperti ini dalam hidup panjangku.(Rin)

Tapi tetap saja, ada banyak hal yang sekarang bisa kita ketahui.(Rue)

Rue mengangguk pada ucapan Rin yang mengatakannya.

Entah kenapa aku merasa tidak enak pada mereka yang harus memahami ceritaku ini.

Jadi, kakak-kakakmu juga…(Yumina)

Mereka adalah Dewi. Akan tetapi, mereka dilarang menggunakan Kekuatan Surgawinya karena posisinya sebagai Dewa-Rendah.(Touya)

Kalau dipikir-pikir, negara ini juga cukup tidak masuk akal, bukan…?
tapi tetap saja, bukan tidak bisa hancur.
(Rin)

Rin menghela nafas lagi sampai-sampai aku lupa yang keberapa kalinya helaan yang satu ini.

Yah, tapi intinya Touya-san adalah suami kita tak peduli orang seperti apapun dia. Yang satu itu tidak akan berubah.(Yumina)

Semuanya mengangguk saat Yumina mengatakannya seperti itu.

Ya ampun, para tunangan negara kami terlalu berani.

Walau aku senang mereka menerimaku apa adanya, aku juga merasa malu, jadi aku pun pergi ke sudut kasur untuk menenangkan diri.

Walaupun aku bisa mendengar tertawaan mereka, aku pura-pura tidak tahu dan memutuskan untuk tidur.

Besok, aku akan pergi ke tempat Kami-sama untuk berterima kasih.

Kurasa aku harus membawakan bingkisan.

Menurut Karen-nee-san, sepertinya aku bisa pergi ke dunia itu dengan bebas kalau mempelajari “Transisi Antar-Dimensi”, tapi sepertinya masih mustahil bagiku.

Dan kalau pun bisa, aku harus menyiapkan batre kekuatan sihir agar tidak ada masalah lagi.

Saat aku memikirkannya, rasa kantuk menyerang, dan aku pun memulai perjalanan ke dunia mimpi yang penuh ketenangan.

(Mizuki: Penuh Ketenangan…)


Sebelumnya || Daftar Chapter  || Selanjutnya

6 comments: