Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 276 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Erixsu |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 276: Pertolongan Kami-sama, dan Sebuah Penyesalan
Apa
maksud semua ini?
[Pintu] itu bukan sembarang gerbang
transisi!
Benda
itu adalah gerbang transisi antar dimensi yang terhubung dengan dunia lain.
(Ramune:
Terima kasih sudah mau menjelaskan saat kau tersesat di dunia lain.)
Kurasa
artifak sihir sehebat ini bisa diciptakan karena orang yang membuatnya adalah Alerias
Palerius yang ahli dalam sihir waktu.
Bukan,
hanya aku yang unik ini yang bisa membuatnya bekerja.
「Touya-san? Apa kau baik-baik saja?」(Pedro)
Setelah
selesai menjelaskan, Pedro memanggilku.
「Ah, aku baik-baik saja, kok. Aku cuma terkejut
karena aku sampai di tempat yang jauh dari rencana awal…」(Touya)
「Sampai? Jadi, apakah Touya-san ke sini
menggunakan sihir transisi atau yang lainnya,?」(Pedro)
「Iya. Dengan sihir transisi…」(Touya)
Aku
memberi jawaban kaku pada Sancho yang mengkhawatirkanku.
Daripada
membahas itu, sepertinya di dunia ini juga ada sihir.
Kami
pun setuju berpisah setelah aku menolak usulannya untuk membawaku ke ibukota.
Itu
karena aku punya banyak cara untuk bepergian dan aku ingin memproses apa yang barusan
terjadi.
Setelah
mengingatkanku untuk mengunjungi tokonya di ibukota nanti, aku melihat
bis-kepiting itu pergi.
Bis
itu pun semakin menjauh seiring berjalannya waktu.
Baiklah,
apa yang harus kulakukan?
「Gate!」(Touya)
Aku
mencoba mengaktifkan sihir transisi, tapi sihir ini tidak terhubung dengan
tempat manapun di dunia ini.
Eeh~….
Te-terus
gimana caranya aku pulang…?
Ini
buruk…!
Situasi
di sana mungkin akan heboh karena keberadaanku tidak diketahui…
Setelah
aku panik, smartphone di saku pun
membunyikan ringtone-nya.
Saat
aku melihatnya, kata [Panggilan: Kami-sama] terpampang jelas di layarnya.
Ooooh!
Pertolongan
dari yang Maha Kuasa, secara harfiah!
「Ha-halo, halo?!」(Touya)
『Ooh, terhubung. Touya-kun, bagaimana keadaanmu?』(Kami)
「Baik-baik saja, tapi saya panik, Kami-sama…」(Touya)
『Ha-ha-ha. Aku tidak pernah menyangka kau akan
pergi ke dunia lain. Aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu, tunggu
sebentar, yah.』(Kami)
Menjemputku?
Sebelum
aku sempat membuat tanda (?) di atas kepala, tiba-tiba terlihat cahaya
menyilaukan di depan mata, dan seseorang pun keluar darinya.
「Ya ampun Touya-kun… Kau
membuat kami khawatir ~noyo.」(Karen)
「Karen-nee-san…!」(Touya)
Orang
yang datang adalah Karen-nee-san, Sang Dewi-Cinta.
Ia
menunjukkan wajah marah sambil menaruh tangan ke pahanya.
「Di sana sangat heboh tahu!? Kohaku-chan tiba-tiba
menghilang. Kau tidak menjawab panggilan, yang membuat kami berpikir ada
sesuatu yang terjadi padamu. Sementara Yae-chan, ia memanggilku sambil menangis.」(Karen)
Duh…
kurasa kekuatan sihirku tidak bisa menjangkau Kohaku.
Pastinya,
semuanya pasti akan berpikir ada sesuatu yang terjadi.
「Aku dan bahkan para Dewa lain di Brunhild tidak
bisa merasakan keberadaanmu sama sekali, kami pun tahu kalau kau menghilang
dari dunia itu ~noyo. Oleh karena itu, kami pun memanggil Kami-sama dan
memintanya untuk mencarimu ~noyo!」(Karen)
「Maafkan aku karena telah membuat masalah…」(Touya)
Kurasa
belum satu jam sejak kedatanganku ke mari, tapi
ternyata, sudah hampir 10 jam berlalu sejak aku melewati gerbang transisi itu.
Aku
paham kenapa Yae khawatir karena ia melihat Kohaku menghilang tepat di depan
matanya.
Ia
mungkin menduga kalau aku berada dalam masalah.
「Jadi, gimana caranya aku bisa kembali ke dunia
itu, Karen-nee-san? 」(Touya)
「Kau bisa menggunakan “Transisi Antar-Dimensi”,
tapi kau akan merasa sakit yang tak tertahankan ~noyo. Oleh karena itu, kita
akan pergi ke Alam-para-Dewa dulu, lalu kembali ke dunia sana ~noyo」(Karen)
Kenyataan
bahwa pergi ke Alam-para-Dewa itu lebih mudah daripada ke dunia lain.
Itu
tidak lucu.
Yah,
dunia di sini dan di sana sama-sama kehilangan Barir Dunia-nya, jadi pergi ke
dunia yang hanya bisa dimasuki para Dewa akan lebih mudah.
Walau
seharusnya hal itu tidak bisa dilakukan orang lain, sih.
Aku
pun membuka [Gate] dan menginjakkan
kaki ke Alam-para-Dewa di mana Kami-sama menungguku.
Ia
duduk di ruangan berukuran 4.5 tatami seperti biasanya.
「Maafkan saya, Kami-sama…」 (Touya)
「Enggak apa-apa kok, toh ini bukan masalah
besar. Menjelajah dunia itu adalah hal biasa.」(Kami)
Sepertinya
memang begitu.
Dunia
lain penuh dengan orang yang bisa bepergian ke dunia lain.
Tapi
di dunia kami, pergi ke dunia lain dianggap sebagai mati.
「Daripada terus di sini, sebaiknya kau cepat
kembali dan menenangkan semuanya. Kita akan berbicara lagi nanti.」(Kami)
「Baik. Sekali lagi, maafkan saya, Kami-sama.」(Touya)
Sekali
lagi, aku meminta maaf pada Kami-sama, setelah itu, aku membuka [Gate] dan kembali ke lantai teratas
kuil pulau Palerius bersama Karen-nee-san.
Setelah
sampai, aku melihat Yae duduk dengan gaya seiza
di depan [Pintu] itu, sedangkan profesor sedang memeriksanya.
Para
ksatria setiap Perwakilan mengelilingi mereka dan memperhatikan artifak itu
dari kejauhan.
「Aku kembali, Yae.」(Touya)
「T-Touya-dono…? Touya-dono!」(Yae)
Sambil
menaikkan suaranya, Yae langsung berdiri dan memelukku.
Guho~.
Rasanya
tidak bisa dibandingkan dengan Sue…
「Khawatir… aku sangat khawatir… Kohaku menghilang,
dan panggilanku tidak terhubung… Ku-kupikir
kau sudah kembali ke dunia asalmu… Uuuu~」(Yae)
Begitu
ya, ia benar-benar khawatir, yah?
Aku
pun memeluk balik Yae yang menangis sambil mengelus-elus rambutnya yang halus.
「Mustahil bagiku untuk meninggalkan Yae dan yang
lainnya, kan?」(Touya)
「*Uuuu*… iya…」(Yae)
「Maaf kalau mengganggu waktu indah kalian, tapi
ada satu orang lagi yang khawatir di sini lho.」(Regina)
Dari
sampingku, profesor melototiku dengan tatapan penuh kemarahan.
「Maaf telah membuatmu khawatir. Ini salahku.」(Touya)
「Entah kenapa permintaan maafmu ke aku sangat
berbeda dengan Yae, dilihat dari betapa monotonnya suaramu… Oke lah kalau begitu, aku akan membiarkan yang
satu ini. Jadi, kau sudah tahu tujuan dari [Pintu] ini, bukan?」(Regina)
「Aah, itu…」(Touya)
Saat
aku melihat Centoral yang baru sampai dari lantai bawah, aku pun bingung
bagaimana cara menjelaskannya.
Uumu.
Aku
penasaran bagaimana caraku menjelaskannya agar mereka bisa mempercayaiku.
***
「Dunia lain…? Maksud Anda, [Pintu] itu terhubung dengan dunia lain…?」(Centoral)
Seakan-akan
mengikuti Centoral dan para perwakilan, profesor melebarkan mata saat mendengar
kebenarannya.
Pada
akhirnya, aku memutuskan untuk jujur.
Karena
kalau dipikir-pikir, tidak ada yang bisa mengaktifkannya kecuali aku sendiri.
Persoalan
mereka percaya atau tidak itu masalah lain.
「Saya akan menyebutnya dengan “Dunia Kebalikan”.
Dunia itu persis dengan dunia kita, tapi bisa dibilang jauh berbeda.」(Touya)
Aku
pun mengeluarkan foto peta yang Sancho-san tunjukkan, lalu aku
meng-kertaskannya dengan [Drawing].
「Jadi ini tempat yang Alerias Palerius-sama sebut
dengan “Dunia Baru” ya.」(Dient)
Ucap
Dient dengan suara kecil.
Pernyataan
itu mungkin benar.
Walaupun
sebenarnya, empat murid yang mendapat warisan
Alerias Palerius lah yang menyebutkan “Pindah ke dunia lain” dan mencobanya
untuk pergi ke dunia tanpa Fraze
setelah kematiannya.
Akan
tetapi, para murid tidak sepintar Alerias Palerius.
Karena
kalau dipikir-pikir, mereka tidak bisa menyelesaikannya, dan akhirnya keturunan
mereka terperangkap di pulau ini.
「Baiklah, dengan ini jumlah pilihan kalian
bertambah. Akankah Anda sekalian tetap tinggal sambil melawan behemoth seperti sebelumnya? Akankah Anda
menghilangkan barir, dan pergi ke dunia luar? Akankah Anda hanya akan melepas
mereka yang ingin pergi ke dunia luar? Atau akankah Anda semua melewati [Pintu] itu dan pergi ke dunia lain? 」(Touya)
Seisi
ruangan pun terdiam.
Tak
peduli akan hal itu, aku pun meneruskannya.
「Seperti yang saya bilang barusan, ketahuilah
bahwa saat Anda sampai ke dunia itu, kembali ke dunia ini adalah sebuah
kemustahilan. Saya sendiri hanya beruntung bisa kembali, tapi untuk kalian,
mustahil. Penduduk sana juga tidak paham bahasa kita, selain itu, budaya mereka
juga tidak diketahui. Saya ingin mendengar jawaban Anda setelah
mendiskusikannya.」(Touya)
Sejujurnya,
dunia itu berisi naga berkepala 2 yang dengan bebasnya berlarian ke sana ke
mari.
Dunia
itu sama seperti Jepang modern.
Walau
kurasa tidak seaman dunia ini, sih.
Sepertinya
dunia itu lebih aman karena ada kemungkinan para Fraze tidak bisa pergi ke sana.
「Kami tidak bisa menjawabnya secara langsung… Bisakah
Anda memberikan kami beberapa hari untuk memikirkannya?」(Central)
「Tentu saja. Kami tidak terburu-buru. Diskusikan
hal ini dengan penuh hati-hati.」(Touya)
Aku
menyetujui usulan Centoral.
Ia
benar karena hal ini akan berefek pada semua manusia yang hidup di pulau ini.
Akan
lebih baik bagi mereka untuk mendiskusikannya dengan hati-hati.
Pulang
ah~.
Aku lelah.
***
Setelah
kembali ke Brunhild, semuanya mengerubuniku.
Aku
senang kalian khawatir, tapi bukankah ini terlalu berlebihan, semuanya?
Aku
kembali memanggil Kohaku dkk juga meminta maaf karena telah memulangkan mereka
secara tiba-tiba.
Mereka
pasti terkejut.
Aku
juga memanggil Snow, si tikus-salju yang dirawat Ropp dkk.
「Maaf ya. Sekarang, kembalilah ke mereka.」(Touya)
Setelah
memberinya sesuatu sebagai permintaan maaf, aku membiarkannya pergi.
Ia
pun menghilang di kegelapan.
(Ramune: Kuharap ia tidak dimakan Nyantaro.)
Hhhmmm.
Kurasa
aku harus memiliki penyimpan kekuatan sihir agar apa yang terjadi saat ini
tidak terulang lagi di masa depan.
Aku
penasaran apakah dengan melakukannya aku bisa menyimpan kekuatan sihirku,
seperti batre, yang akan menjadi kekuatan simpanan saat kita membutuhkannya.
「Jadi intinya, [Pintu] itu terhubung dengan dunia lain, yah…
Dari cerita Touya-san, aku sudah percaya kalau dunia lain itu ada, tapi ya…」(Yumina)
Yumina
yang memakai piyama putihnya, menggulingkan badan di kasur saat mengatakannya.
Bukan
hanya Yumina, tapi semua tunanganku telah menginvasi kamarku.
Mereka
menyebutnya dengan “hukuman” karena telah membuat khawatir, selain itu aku
tidak punya niatan untuk melakukan sesuatu.
…masih
terlalu dini.
(Ramune: Teguhkan imanmu, nak.)
Di
kamarku ada kasur yang didesain sedemikian
rupa, dibuat untuk jaga-jaga situasi seperti ini tiba (yang tidak mau
kubicarakan lebih lanjut), dan cukup besar jadi 10 orang pun muat.
(Mizuki: Antisipasi terjadinya situasi … .)
Saat
ini, salah satu dari mereka membawa sebuah boneka beruang, tapi kasurnya masih
cukup besar.
Sejujurnya,
ukuran kasur ini 14 tatami.
Akan
tetapi, biasanya aku tidur di kasur pribadi yang ada di sampingnya setiap hari.
(Ramune: Segede apa kamarmu, Touya?)
「Hei, Touya, gimana rasanya jalan-jalan ke
dunia lain?」(Sue)
Sue
yang memakai piyama kuning imut, memelukku dari belakang.
Mungkin
alasan ia tidur di sini adalah keingintahuannya yang tinggi.
「Hmmm, jalan-jalanku tidak terlalu lama dan aku
juga tidak bisa jalan-jalan ke mana-mana. Kupikir semua orang khawatir, jadi
aku pun kembali secepat mungkin.」(Touya)
「Semuanya memang khawatir, lho.」(Lindzey)
「Kami semua… khawatir…」(Sakura)
Lindzey
dan Sakura menatapku seakan-akan aku salah.
Aku
sudah meminta maaf berkali-kali, jadi aku ingin mereka memaafkanku…
「Saat Kohaku menghilang di depan mata, kupikir
jantungku akan berhenti berdetak…」(Yae)
「Aku juga, lho. Aku sampai bingung mau harus
melakukan apa saat Yae menelponku.」(Elzie)
「Tapi intinya hanya
satu, yaitu kami senang kau kembali dengan selamat.」(Hilda)
Ternyata,
bukan hanya Yae yang khawatir, tapi juga Elzie dan Hilda.
Hal
itu di luar perkiraanku.
「Tapi ada yang aneh… Kau
bisa kembali dari dunia itu, kan Touya-sama? Apa saat itu kau tidak bisa
menggunakan [Gate] sama sekali?」(Rue)
「Aah… Iya ya, itu… bagaimana
yah…?」 (Touya)
「… kau masih menyembunyikan sesuatu dari kami,
kan?」(Rin)
Mata
Rin pun bersinar saat melihatku gagap menjawab pertanyaan Rue.
Mm-mm-mm.
Apa
aku harus memberitahu mereka?
Bukannya
aku dilarang memberitahu orang sih, dan lagipula, menyembunyikan sesuatu dari
mereka itu menyakitkan.
Singkatnya,
aku pun memberitahu rahasia terbesarku pada semuanya.
Seperti
“aku akan menjadi apa”, bagaimana caranya aku sampai ke dunia ini, dan juga
tentang Kami-sama.
Pada
awalnya, mereka pikir aku sedang bercanda, tapi mereka tidak mengatakan apapun
setelahnya.
Pada
akhirnya, wajah mereka menunjukkan ekspresi ketakjuban dan juga helaan nafas
yang sangat panjang.
「Aku bahkan tidak tahu dari mana aku harus
menyangkalnya.」(Elzie)
Kata
Elzie yang bingung.
「Jadi… suami
kita ini adalah orang yang datang dari dunia lain, dan juga keluarga Kami-sama… Ini pertama kalinya aku terkejut seperti ini dalam
hidup panjangku.」(Rin)
「Tapi tetap saja, ada banyak hal yang sekarang
bisa kita ketahui.」(Rue)
Rue
mengangguk pada ucapan Rin yang mengatakannya.
Entah
kenapa aku merasa tidak enak pada mereka yang harus memahami ceritaku ini.
「Jadi, kakak-kakakmu juga…」(Yumina)
「Mereka adalah Dewi. Akan tetapi, mereka
dilarang menggunakan Kekuatan Surgawinya karena posisinya sebagai Dewa-Rendah.」(Touya)
「Kalau dipikir-pikir, negara ini juga cukup
tidak masuk akal, bukan…?
tapi tetap saja, bukan tidak bisa hancur.」(Rin)
tapi tetap saja, bukan tidak bisa hancur.」(Rin)
Rin
menghela nafas lagi sampai-sampai aku lupa yang keberapa kalinya helaan yang
satu ini.
「Yah, tapi intinya Touya-san adalah suami kita
tak peduli orang seperti apapun dia. Yang satu itu tidak akan berubah.」(Yumina)
Semuanya
mengangguk saat Yumina mengatakannya seperti itu.
Ya
ampun, para tunangan negara kami terlalu berani.
Walau
aku senang mereka menerimaku apa adanya, aku juga merasa malu, jadi aku pun
pergi ke sudut kasur untuk menenangkan diri.
Walaupun
aku bisa mendengar tertawaan mereka, aku pura-pura tidak tahu dan memutuskan
untuk tidur.
Besok,
aku akan pergi ke tempat Kami-sama untuk berterima kasih.
Kurasa
aku harus membawakan bingkisan.
Menurut
Karen-nee-san, sepertinya aku bisa pergi ke dunia itu dengan bebas kalau
mempelajari “Transisi Antar-Dimensi”, tapi sepertinya masih mustahil bagiku.
Dan
kalau pun bisa, aku harus menyiapkan batre kekuatan sihir agar tidak ada masalah
lagi.
Saat
aku memikirkannya, rasa kantuk menyerang, dan aku pun memulai perjalanan ke
dunia mimpi yang penuh ketenangan.
(Mizuki: Penuh Ketenangan…)
D'agartan Ramune. bukan Nyataro :3
ReplyDeleteSemua orang di Brunhild manggil dia Nyantaro..
ReplyDeleteUwU
~Ramune
cemungut translatenya mimin sama.
ReplyDeleteGas terus
ReplyDeleteLanjut terus
ReplyDeleteAku pun akan tidur dengan tenang jika dikelilingi oleh 8 tunanganku~
ReplyDelete