A Rank Chapter 12
Translator | Shiro7D |
Editor
| Shiro7D |
Proof Reader
| Shiro7D |
Chapter 12 :
Hari yang Santai
"Di Sini?”
"Ah. Kurasa di sini bagus. Mari turunkan perlahan.”
Kami secara perlahan menurunkan lemari sambil mencocokkan
gerakan satu sama lain.
Akupun menghela nafas setelah kami menaruh lemari di
dinding dekat dapur.
"Tunggu sebentar! Mengapa juga aku harus
membantumu membawa perabotan ke rumahmu?”
Toack pun marah sambil duduk di sofa di ruang tamu, tampak
benar-benar kelelahan.
“Karena kamu akan memeriksa ukuran kamarku, jadi kenapa
tidak sekalian saja kamu membantuku
membawa perabotanku secara bersamaan. Rumah kita saling berdekatan.”
"Yah, kurasa itu masih lebih baik
daripada meminta nenek-nenek di desa ini untuk membantumu walaupun mereka
terbiasa membawa barang-barang berat"
Toack berkata sambil menatap
langit-langit dengan kepala bersandar di sofa.
Walaupun dia mengeluh begitu, tapi pada
akhirnya dia tetap membantuku membawa perabotan,
jadi akupun mengambil air dengan cangkir yang aku beli darinya.
“Ini, aku ambilkan air untukmu, tamu pertama rumahku”
"Bukankah tamu pertamamu itu Flora, yang melihat kau telanjang,?”
Toack membalas dengan senyum setelah
aku menyerahkan air padanya.
“…….”
Melihat reaksi diamku dengan wajah cemberut, Toack
tertawa terbahak-bahak dan kemudian
minum airnya.
Menanggapiku seperti itu bahkan setelah aku telah berbaik hati memberikannya air... dia seperti anak nakal
yang sudah besar saja.
Mungkin ‘Membantuku karena
tidak ingin menyusahkan para nenek
di desa’ itu hanya alasannya saja.
Sambil melihatnya seperti itu, aku
mengisi cangkirku sendiri dan membasahi tenggorokanku.
“Seperti yang kuduga. Dengan di tambah
beberapa perabot, akhirnya tempat ini lebih terasa
seperti rumah sekarang.”
Aku bergumam ketika aku melihat ruang
tamu dari dapur.
Aku tidak punya apa-apa di rumah ini
kemarin, tetapi sekarang ruang ini sudah penuh dengan
kursi dan meja bergaya, dan bahkan telah terpasang
beberap lemari di sini.
Dengan ini, aku akhirnya akan bisa hidup secara lebih baik.
Dan aku sangat senang
membayangkan aku tidak harus tidur dan duduk di lantai lagi.
“Perabotannya sudah cocok dengan suasana rumah ini. Tapi, karena
tidak ada benda kecil di sekitarnya, ada perasaan kesepian ketika melihat
ruangan ini secara keseluruhan.”
Toack berkomentar sambil duduk dengan
santai di sofa. Tapi, sepertinya perabotan
yang dia pilih memang cocok dengan suasana di ruangan ini. Dia memang serius dalam
pekerjaannya.
“Yah, barang-barang kecil di sekitar
rumah hampir semuanya dibuat di desa ini. Penduduk desa juga akan membantumu membuat beberapa jika kau bertanya kepada mereka. Dan kau juga dapat membeli sesuatu seperti karpet yang
bisa kau letakkan di bawah meja agar terlihat
lebih bagus, dan juga agar meja tidak menggores lantai.”
Meskipun sepertinya dia sedikit terlalu ikut campur, tapi
aku akan tetap mengingat kata-katanya.
“Ya, untuk sekarang yang
aku inginkan terlebih dahulu
adalah pakaian, karpet, dan futon.”
Awalnya, aku tidak terlalu peduli dengan pakaian, tetapi tampa di sadar aku tidak punya cukup pakaian sekarang. Pakaian yang aku beli selama perjalananku ke sini sudah usang, jadi sudah saatnya aku harus membeli yang baru.
Seperti yang dikatakan Toack, aku ingin mendapatkan karpet dan futon sebelum
dia selesai membuat tempat tidur.
“Bidang keahlian itulah yang paling
dibanggakan olah para nenek di sini. Mereka dapat membuatkan kau apa saja selama mereka memiliki bahan yang dibutuhkan.”
“Oh, ngomong-ngomong, pakaian yang dipakai oleh penduduk desa ini cukup modis yah. Padahal pakaian
penduduk desa dari desa lain jauh lebih polos. Apakah pakaian orang-orang di
sini semuanya buatan tangan?”
Betul, pakaian yang dipakai penduduk desa ini sangat modis.
Selain warna yang serasi, pakaian itu
sendiri juga dijahit dengan baik.
Dan jika di perhatikan lebih baik di
bagian pergelangan tangan dan kerah mereka terdapat
sulaman-sulaman bunga yang dijahit dengan rapi.
Aku bahkan sampai berpikir itu bukanlah pakaian yang berasal dari desa. Dan tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa untuk mendapatkan
pakaian itu, kamu perlu antri di toko
pakaian kelas atas.
Ketika aku bertanya. Toack
membalikkan tubuhnya di sofa dan mengangkat bahunya.
“Begini, Kau tahu ada ladang bunga yang indah di
desa ini, kan? Nah, para nenek sering mengeluh dan
berkata, ‘kau akan menghancurkan suasana
tempat ini jika kau tinggal di sini sambil mengenakan pakaian
lusuh itu…’.”
“Ah ... aku pikir itu bukanlah
ide yang buruk. Dan sebenarnya, pakaian yang mereka kenakan memang cocok dengan suasana bunga.”
Bunga-bunga indah yang selalu mekar sepanjang tahun adalah estetika unik yang hanya terdapat desa ini.
Jadi orang-orang yang tinggal di desa ini juga harus
tampil cantik, agar tidak merusak
kesan tersebut.
Dan dengan begitulah aku bisa mengetahui bahwa semua penduduk desa di sini sangat mencintai desa mereka dan melihat desa mereka sebagai kebanggaan.
“Yah, sebagai laki-laki aku bahagia ketika melihat mereka
berjalan-jalan dengan pakaian yang begitu indah. Namun, itu juga akan sangat buruk
jika kau terlibat dengan para gadis
yang terlalu terobsesi dengan
pakaian bagus.”
Toack bergumam sambil melihat ke kejauhan.
Tampaknya apakah itu di ibu kota
kerajaan atau bukan, semua pria pasti akan bereaksi dengan cara yang sama jika mereka terlibat dengan seorang wanita
yang memiliki minat kuat pada pakaian bagus.
***
“Baik, dengan ini pengukuran selesai.”
kata Toack sambil meregangkan tubuhnya setelah selesai mengkonfirmasikan ukuran
kamarku.
Tinggi badanku juga sudah diukur untuk tempat tidurnya nanti. Maka dengan ini, pekerjaannya di rumahku harus saat ini berakhir.
“Ahh, terima kasih.”
Pada saat Toack sedang asik mengukur kamarku, aku juga sedang asik menyusun alat makan yang aku beli darinya ke lemari.
Ketika aku selesai meletakkan piring terakhir di lemari,
aku berbicara padanya untuk berterima kasih atas kerja kerasnya.
Toack yang sedang berbaring
di atas sofa-ku terlihat nyaman sambil menguap. Kemudian, dia pun berbicara sambil mengalihkan pandangannya.
“... Hei, ketika aku melihat-lihat di
rumahmu, aku melihat bak mandi yang luar biasa….”
Ah, entah kenapa aku
mengerti kemana aliran pembicaraan ini akan berakhir.
“Ah, benda itu memang cukup
bagus bukan? Tempatnya besar dan nyaman… ohh, Mengapa kamu tidak mencoba
mandi saja di sini nanti?”
“Oh, benarkah ?! Kalau begitu, tolong
biarkan aku masuk malam ini. Ini adalah masalah
besar untuk mempersiapkan mandi sendiri jadi aku hampir tidak pernah bisa mandi.”
Toack tampak sangat senang dari saran
yang kubuat.
Yah, karena aku memiliki kekuatan alat
sihir, jadi menyiapkan
mandi tidak akan butuh banyak usaha.
Mempertimbangkan bagaimana dia
membiarkanku membeli makanan darinya, memberiku saran tentang perabotan, dan memberi tahuku cara mendapatkan pakaian dan futon,
membiarkannya menggunakan bak mandi tentu saja akan
menjadi harga yang murah untuk dibayar.
"Sudah hampir waktu makan siang,
akankah kita makan sesuatu? Sebaliknya, aku tidak tahu apa-apa tentang makanan di sini,
jadi alangkah baiknya jika kamu bisa
mengajarikua beberapa cara memasak dengan
bahan-bahan ini.”
“.... Yah, kurasa aku tidak punya
pilihan lagi. Aku akan makan di sini sementara kita
melakukannya.”
Sambil berkata begitu, Toack berjalan ke dapur dengan suasana hati yang baik. Apa mungkin jawaban itu adalah efek aku menyetujui untuk membiarkannya mandi di sini
malam ini.
Aku pun mengeluarkan bahan makanan yang aku beli darinya dari tas rami, dan meletakkannya
di meja dapur.
Ada roti, telur, bacon, brokoli,
wortel, bawang, kentang, cranberry, blueberry, keju dan anggur, rempah-rempah,
dan beberapa sayuran. Ada juga buah yang tidak aku ketahui.
“Buah hijau kecil apa ini?”
Aku menaruh buah kecil bundar di
telapak tanganku dan menunjukkannya pada Toack.
“Oh- itu disebut Goji berry. Mereka
tumbuh di sekitar rumahku. Rasanya
sedikit asam tetapi memiliki rasa yang menyegarkan.”
Aku mengupas kulitnya yang licin dan
menciumnya. Tidak ada bau yang aneh untuk ini.
“Apakah kamu makan ini dengan kulitnya?”
“Yah, itu tidak masalah.”
Karena dia mengatakan tidak apa-apa
untuk melakukannya, aku melemparkan satu ke mulutku.
Aku menggigit kulit semi-keras dan
mulai mengunyah, ketika jus asam meluap dari dalam. tergantung pada orang yang memakannya, mungkin mereka
akan membuat wajah masam
pada saat mereka memakan ini, tetapi memang benar bahwa itu memang
memiliki rasa yang enak dan menyegarkan.
“Ini benar-benar asam, tetapi
meninggalkan rasa menyegarkan di mulutku. Ini mungkin bagus untuk dicoba ketika kamu sedang lelah atau untuk menghilangkan rasa tidak enak di mulut atau
sejenisnya.”
Terkadang aku merasa ingin makan
makanan asam ketika aku lelah. Kiel juga sering membuat acar lemon.
"Begitu kah? Bukankah ini juga
cocok di makan dengan ikan asin?”
"Boleh juga. Ayo memancing beberapa ikan nanti”
“Ah, sekarang aku ingin makan juga
setelah membicarakannya”
Sementara kami mengobrol santai
seperti itu, dia memberi tahuku tentang
berbagai cara memasak dan makan sayuran yang sebelumnya tidak saya ketahui.
“Sekarang, kurasa aku harus mulai
memasak segera. Ini sudah lewat waktu makan siang, jadi lebih baik iut hanya makanan sederhana.”
"Betul. Selain pesanan furnitur kau, aku juga
masih harus mengerjakan yang untuk pelanggan yang lain, jadi alangkah baiknya
jika itu hanya makanan sederhana.”
Karena itu, aku akan mencoba membuat hidangan sederhana
dengan bahan-bahan seperti telur, bacon, dan sayuran yang cepat untuk di sajikan setiap hari.
“Lalu, mari kita buat beberapa bacon
dan telur”
“Oh, itu hidangan sederhana, tapi masih
enak”
Sebenarnya, aku ingin di ajari bagaimana membuat sup sayuran yang sebelumnya dia buat, tetapi itu akan menjadi malam pada
saat itu sudah siap, jadi mari kita buat makan siang ringan untuk saat ini.
Aku telah memasak untuk diriku sendiri selama masa aku jadi petualang, jadi kurasa ini juga
termasuk sesuatu yang bisa aku tangani.
Semua orang di Party-ku dulu juga sering membuat makanan secara bergantian.
Aku mulai dengan membuat api dengan batu
api dan kayu bakar, dan mulai menghangatkan penggorengan.
Sementara aku memanaskan wajan, Toack sedang memotong kubis
dengan pisau dapur.
Suara memotong dari pisau bergema di
ruang tamu.
“Ternyata kau cukup
ahli memotong kubis ...”
"Yah, jika kau sudah lama
hidup sendiri, kau juga akan terbiasa.”
Ketika aku melihat kubis-kubis menumpuk itu dengan takjub, Toack menjawabku sementara matanya masih terkunci pada kubis.
Sayang sekali yang memasak di sebelahku saat ini adalah seorang pria. Aku ingin memasak dengan istri yang imut suatu
hari nanti.
Setelah wajan dipanaskan, aku memasukkan sedikit minyak dan kemudian
melemparkan irisan Bacon.
Aroma bacon mulai melayang, dan memenuhi rumah.
Selain suara mendesis yang berasal
dari memasak daging, aku juga
mendengar gumaman yang datang dari sebelahku.
"Baunya cukup enak… "
Kemudian, aku memecahkan beberapa telur di atas daging, dan
membumbui mereka dengan garam.
Selanjutnya, aku menambahkan sedikit air ke dalam panci, dan
menutupinya.
Ini hanya hidangan sederhana yang bisa kamu buat hanya dengan
memotong bahan dan menggorengnya, tetapi makanan ini tetaplah
makanan yang lezat.
Sementara aku menunggu telur dan daging meleleh bersama, aku mengeluarkan piring-piring kayu yang aku beli dari dalam lemari.
Kali ini hidangan yang akan dilapisi
adalah telur goreng dengan sayuran dan beberapa jenis buah, sehingga piring
yang dangkal cocok untuk ini.
Memilih jenis piring yang tepat yang untuk
makanan yang aku buat sendiri, entah kanapa
membuatku jadi bersemangat.
Aku sekarang mengerti apa yang dimaksud
Kiel ketika dia mengatakan hidangan dimulai dari presentasinya.
Kurasa dia memang dengan hati-hati
memilih piring untuk memasukkan berbagai jenis makanan, tapi aku yang lama
tidak akan pernah memperhatikan hal semacam itu.
Sementara aku menatap piring dengan hikmat, aku mulai
mendengar suara letupan dari daging dan telur di wajan.
“Oi, berapa lama lagi kau akan menatap piring-piring itu?”
Kata-kata mencela Toack datang ke
arahku ketika dia masih memotong beberapa sayuran.
“Oh sial, telur-telur itu akan gosong.”
Aku bergegas ke penggorengan dan
membuka tutupnya, lalu uap keluar.
“... Apakah baik-baik saja?”
“Yah, setidaknya mereka tidak gosong.”
Ketika aku merasa legah melihat bacon dan telurnya tidak gosong, aku mulai
menuangkan makanan ke piring kayu bulat.
Disajikan bersama dengan irisan kubis, tomat, cranberry dan keju,
dengan roti sebagai hidangan utama.
"Baik! Semua selesai!”
Kami segera meletakkan piring di atas
meja dan mengambil tempat duduk kami.
Oh, betapa menyenangkan memiliki perabotan di rumah.
Akhirnya mulai terasa kesan aku tinggal di
rumahku sendiri.
Kemarin aku mendapat rumah
ini mungkin adalah hal yang baik, tetapi kemarin aku sama sekali tidak dapat melakukan apa pun selain mandi.
“Baiklah, mari kita makan.”
"Baik"
Setelah menikmati makan bersama Toack
dan mengantarnya pergi, aku menghabiskan sisa hari itu dengan bersantai di sofa
dan tidur siang.