Wednesday 10 April 2019

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 290 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Mizuki Hashima
Proof Reader
Mizuki Hashima


Arc 27: Dunia Kebalikan

Chapter 290: Hari Ke-3, Pagi sampai Siangnya 



Hari ke-3 festival. Babak final turnamen shogi sudah dimulai sejak pagi.

Empat monitor besar yang dipasang memperlihatkan 16 permainan sekaligus.

Kami makan sup miso babi ditambah dengan kentang kukus, sambil melihat jalannya permainan dari kejauhan. Kami memilih untuk makan di salah satu stan makanan yang berjajar rapi di sisi kota daripada sarapan di istana seperti biasa. Seperti biasa, makanannya terasa enak, kentalnya taro dan kekenyalan dari lobak memang mantap.

Touya-san, babak final turnamen shogi dan babak penyisihan seni bela diri diadakan hari ini, iya kan?(Yumina)

Yumina berhenti makan sejenak dan bertanya dari kursi sebelah.

Iya… Belfast, Regulus, Rifurizu, Paluf, dan Rodomea akan berkompetisi di turnamen shogi yang diikuti langsung oleh Raja-nya sendiri, sementara Misumido, Restia, Ishen, dan Ferzen akan berpartisipasi dalam turnamen seni bela diri.(Touya)

Aku penasaran bagaimana caranya aku menanggapi keikutsertaan Baba-jii-san dan Yamagata-ossan sebagai perwakilan negara kami di turnamen seni bela diri.
Kalau dilihat dari segi kekuatan, karena kami membolehkan penggunaan sihir, kurasa pemenangnya adalah Raja Ksatria Restia, atau Raja Makhluk-Buas Misumido dengan Accel-nya.

Secara alami, orang kuat lain juga akan ikut berkompetisi karena kota ini berisi banyak adventurer. Bahkan ada beberapa yang ikut hanya untuk mengetes kemampuan masing-masing.

Touya-sama, apa rencana anda di hari ini?(Rue)

Setelah yakin kalau ia bisa memasak kentang kukus dengan rasa yang sama, Rue menanyaiku.

Mungkin nanti malam aku akan mengumumkan pemenang turnamen shogi dan seni beladiri. Untuk hari ini aku ingin pergi ke beberapa tempat. Selain itu, aku telah berjanji akan pergi ke gereja sehabis ini.(Touya)

Seharusnya kami tidak perlu khawatir tentang turnamen seni bela diri karena karena aku sudah meminta Moroha-nee-san dan Karina-nee-san untuk menjadi jurinya. Sedangkan untuk turnamen shogi, Wakil-Komandan Nicola-san lah yang kami suruh untuk menjaganya.

Bagaimana dengan kalian, Yumina, Rue? Belfast dan Regulus kan sama-sama ikut turnamen shogi..(Touya)

Untuk Regulus, mereka mengikutsertakan Komandan Gaspar-san di turnamen bela diri. Tentu saja, penampilannya diubah.

Bagi mereka, keikutsertaan seorang Komandan Ksatria dalam turnamen bela diri adalah suatu hal yang wajib. Akan tetapi, Jendral Leon dari Belfast juga ikut serta. Yah biarlah…toh tidak akan terjadi apa-apa.

Ayah dan teman-temannya memang akan ikut serta, tapi aku tidak perlu mengkhawatirkannya. Oleh karena itu, aku tidak punya rencana apa-apa.(Yumina)

Makanya kami berencana menemani anda seharian ini.(Rue)

Jadi ini alasan mereka mengajakku keluar pagi-pagi, yah? Biarlah... aku tidak punya alasan menolaknya.

Kami membayar makanan tadi, mengembalikan mangkoknya, dan mulai pergi.

Rue dan Yumina memegang tanganku. Rue di tangan kanan sedangkan Yumina di tangan kiri. Sejujurnya hal ini membuatku kerepotan berjalan, tapi mereka tersenyum manis sampai-sampai aku tidak tega melepas genggaman mereka.
Tidak… mustahil aku melakukannya.
(Mizuki: Aku juga...)

Sejak pertemuan pertama kami, mereka sudah tumbuh dan menjadi lebih tinggi. Akan tetapi, badan yang kecil membuat penampilan mereka terlihat lebih muda dari umur aslinya.

Dari apa yang bisa dirasakan kedua tanganku ini… sepertinya pertumbuhan dada mereka tidak terlalu bagus…

Sampai saat ini, mungkin kami masih terlihat sebagai “kakak yang ditemani adik perempuannya”.

Touya-san?(Yumina)

Mn? Tidak, tidak ada apa-apa kok.(Touya)

Aku tidak bisa membiarkan gadis-gadis peka ini tahu isi pikiranku. Makanya, aku memberi jawaban kalem.

Oh?(Touya)

Ah! Ini pasti permainan piano Sousuke-nii-san di dekat menara jam. Melodi ini… pasti gaya barat.

Ketertarikanku pada musit barat dipengaruhi oleh kakek, jadi aku suka lagu-lagu lama dari 1950-an sampai 1960-an. Dengan kata lain, apa yang ingin kukatakan adalah “Aku lah yang mengajari musik ini pada Sousuke-nii-san!”.

Lagu yang Sousuke-nii-san sekarang mainkan adalah salah satu lagu klasik rock’n’roll yang mencerminkan tahun 1995. Lagu aslinya sangat bagus sampai-sampai dimasukkan dalam golden record Voyager 1 dan Voyager 2, yang diluncurkan untuk mencari kehidupan di luar Bumi.

Ooiya, kalau tidak salah ada seorang pemain utama yang menaiki mobil mesin waktu. Pemain itu memainkan lagu ini dengan sebuah gitar di pesta dansa di masa lalu. Film ini sangat bagus.
(Ramune: Kalau gak tahu film itu, coba tonton, nih link referensinya https://www.youtube.com/watch?v=S1i5coU-0_Q)

Karena lagu ini mudah untuk diikuti, semua orang akan menggoyang-goyangkan tubuh dan mengikuti ritme lagu.

Ehh? Kalau dilihat dengan lebih jelas, ada beberapa orang menemani Sousuke-nii-san. Mereka memainkan instrument yang mirip gitar dan juga drum.

Ini…(Touya)

Mereka adalah band keliling. Sepertinya mereka sedang mengunjungi Negara ini. Kemarin mereka juga bermain bersama dengan Sousuke-kun.

Jawab seorang penjaga gerobak yang berjejer di dekat menara jam menjawab ucapanku. Saat aku penasaran siapa sih dia itu, ternyata tidak lain dan tidak bukan Kousuke-oji-san kami, Sang Dewa Pertanian.

Hei! Apa yang kau lakukan di sini?!(Touya)

Kami menjual kare hasil dari hasil pertanian. Hei! Aku juga ingin berpartisipasi dalam festival ini!(Kousuke)

Ucap Kousuke-oji-san dengan sebuah senyuman. Gerobak makanan yang ia bawa berisi nasi dan kare, kotak kayu di sebelahnya berisi berbagai macam sayuran. Di sebelahnya, terlihat seorang pemuda sedang menguliti kentang dan wortel dengan sepenuh hati.

Hmm?! Kau… Callen, ya kan?(Touya)

Ap? Namaku memang Callen, tapi… siapa kau?(Callen)

Pemuda itu melihatiku dengan bingung. Hmm? Aah, pasti gara-gara lencana itu. Aku gagal paham karena lencana itu tidak berefek pada Kousuke-oji-san, tapi sepertinya benda itu berstatus“On”. Aku menonaktifkan status “biru”, dan bagian tengah lencana berubah menjadi “kuning”.

Ah. Eeh!? Baginda!?(Callen)

Akhirnya Callen mengenaliku, yang membuat matanya menjadi bundar.

Pemuda ini adalah ksatria baru yang seangkata dengan Lance-kun, yang sedang bekerja di “Silver Moon”.

Ia berasal dari keluarga farmasi, yang membuatnya ahli dalam ilmu alam. Ia pun ditaruh sebagai bawahan Naito-ossan, dan dipasrahi urusan perkembangan sektor pertanian.

Ia sangat menjanjikan, lho? Makanya aku memintanya membantuku.(Kousuke)

Begitu ya. Bukannya aku tidak tahu alasannya. Di saat tes pendaftaran ksatria berlangsung, ia menemukan banyak hal yang bisa dimakan di hutan belantara itu.

Kesampingkan itu, bukankah ia cukup hebat sampai dipuji
Dewa Pertanian…? Mungkin ia juga mendapat Berkah Surgawi.

Apa gerobak ini dikelola kalian berdua saja?(Touya)

Ya tidak lah, aku juga meminta Laqshe-san untuk membantu. Saat ini, ia pulang untuk mengambil bumbu. Gadis itu lemah terhadap api, jadi kami tidak bisa menyuruhnya untuk memasak.(Kousuke)

Laqshe si gadis Alraune, yah? Gadis itu adalah ras-iblis tumbuhan, jadi sudah pasti kalau ia lemah terhadap api. Kalau tidak salah, ia juga termasuk dalam tim pengembangan agrikultur, jadi ia pasti juga disenangi Dewa Pertanian.

Jadi ini kare buatan Dewa Pertanian, yah? Aku ingin mencobanya, tapi sayangnya tadi aku sudah makan kentang kukus.
Ooiya. Aku berbisik pada Kousuke-oji-san.

Omong-omong, tentang kedatangan Dewa Dunia nanti…(Touya)

Aku sudah mendengarnya dari Karen-san. Akan tetapi, tidak usah khawatir.(Kousuke)

Apa tidak masalah? Sudah lama sejak kalian bertemu, bukan.(Touya)

Bagi seorang Dewa, 1000 tahun tidak ada bedanya dengan 1 hari. Kalau aku memang benar-benar ingin menemuinya, aku akan langsung melakukannya.(Kousuke)

Indra Surgawinya mungkin tetap aktif. Biar dah. Sia-sia mengkhawatirkan hal ini, orangnya juga sudah bilang begitu. Kalau begitu, tidak masalah.

Saat kami meninggalkan tempat itu, kami menelusuri kota dengan melihat-lihat stan yang berjejer.

Benda apa ini…(Touya)

Benda itu adalah produk khas daerah utara Regulus.(Rue)

Seekor Beruang-Halilintar membawa ikan misterius dengan mulutnya. Rue memberi penjelasan mengenai benda yang dijual di salah satu stan.

Kurasa benda seperti ini dijual di dunia manapun. Walau pun kudengar di Bumi orang yang membuat benda seperti ini sudah berkurang, sih.

Kalau ini…(Touya)

Itu adalah boneka pesona yang membuat semua orang menyebarkan kebahagian sampai ke keturunannya(Luu)

Benda itu adalah boneka yang bentuknya silinder. Saat bagian atas dan bawahnya dipisah, sama halnya dengan wadah pipa sertifikat kelulusan, terlihat sebuah boneka serupa yang lebih kecil di dalamnya. Pisahkan lagi dan boneka yang lebih kecil akan muncul, begitu terus sampai boneka yang terkecil...

Hampir sama dengan boneka khas Rusia. Perbedaannya, yang satu ini lebih simpel.

Melihat-lihat stan seperti ini memang menarik, yah. Ada banyak hal yang sama dengan benda Bumi dan juga beberapa hal yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Saat melakukannya, kami membeli barang yang menarik perhatian.

Pada saat kami penasaran apakah ini waktu yang pas untuk makan siang, kami berjalan menuju gereja.
Gereja Brunhild dibangun di atas bukit kecil, biasanya diurus oleh 2 orang saja: pendeta Shinto dan seorang pastur utusan Ramisshu. Akan tetapi, saat ini kami mendapat tambahan 2 orang pendeta. 

Penampilan mereka diubah dengan bantuan lencana yang kubagikan, salah satu dari mereka adalah Pemimpin Kerajaan Suci Ramisshu, Yang Mulia Paus Elias Oltra, sedangkan satunya lagi adalah kardinal yang dirumorkan akan menggantikan beliau, Phyllis Rugitto.

Mereka dikelilingi orang yang berpenampilan adventurer, tapi sebenarnya mereka adalah ksatria Templar Ramisshu yang bertugas melindungi mereka berdua.

Rakyat kami yang beriman pada Dewa Cahaya yang disebarkan Ramisshu bisa dibilang sedikit. Kalau saja Dewa Cahaya itu adalah Dewa Dunia, kau bisa mengatakan kalau aku juga pemeluk ajaran itu.

Akan tetapi, hal ini tidak disebarluaskan, dan beriman kepada salah satu keluargaku, mengingat aku adalah dependan Dewa Dunia. membuat perasaanku tidak enak. Selain itu, aku hampir tidak pernah mengunjungi gereja.

Saat kami memasuki gereja, kami bisa mendengar Paus sedang bercerita tentang apa yang telah terjadi di Ramisshu.    

Ia menceritakan “Mu’jizat Isura”.

Satu tahun yang lalu, Dewa Cahaya telah turun di Isura, ibukota Ramisshu, bersama pengikutnya, mereka menyelamatkan kota dari serangan Dewa Kegelapan yang mencoba menghancurkan Ramisshu. Ia menceritakan kejadian itu.

Ada banyak orang yang melihatnya, tidak hanya orang beriman, tapi juga para pedagang dari luar Negeri. Oleh karena itu, cerita itu menyebar dengan cepat.

Kebanyakan Negara tidak mempercayainya, tapi mereka berkata orang-orang sangat yakin akan hal itu. Sebuah mu’jizat terlah terjadi di sana. Hal ini menjadi bahan pembicaraan semua kalangan.

Tapi sebenarnya, itu semua adalah keisengan yang kulakukan.

Setelah kejadian itu, situasi Ramisshu membaik. Kabar mengatakan kalau orang fanatik berslogan “Demi Tuhan!!!” sudah tidak ada lagi.

Yang Mulia Paus selesai bercerita, dan pengunjung pun mulai berjalan keluar.

Saat kami menuju ke tempat Phyllis-san dan Yang Mulia, mereka malah berlari ke arah kami, bertolak belakang dari yang kuduga.

Ba-baginda! Apa “Orang itu” sudah datang?!(Elias)

Aah, masih belum(Touya)

Mendengar ucapanku, 2 orang itu menunjukkan eksrepsi kecewa, yang kemudian kuteruskan dengan...

Sudahlah. Tanpa ditunggu pun, Beliau akan segera datang kok…(Touya)

Aku sudah di sini lho.

Haa!?(Touya)

Secara insting, aku berteriak saat mendengar suara dari samping.

Orang yang ada di sebelahku tidak lain dan tidak bukan adalah Dewa Dunia, yang tersenyum seperti biasa dan mengenakan baju biasa. Aah, kagetna! Cara munculnya selalu tiba-tiba!

Kami-sama! Tolong jangan kagetkan kami! Sejak kapan anda tiba ke mari?!(Touya)

Ho-ho-ho. Aku menggunakan sihir transisi dan langsung sampai di sini. Ooh! Lama tak berjumpa ya, kalian berdua.(Kami-sama)

Dewa Dunia menyapa Yang Mulia dan Phyllis-san. Mereka berdua langsung mencoba berlutut, tapi beliau menghentikan aksi mereka.

Ingatlah status sosial kalian. Kalian tidak perlu melakukannya. Orang-orang tidak akan mempermasalahkannya.(Kami-sama)

Ah, ba-baik….!

Ini buruk. Bukankah mereka membatu? Kupikir karena keberadaan Karen-nee-sa dan Moroha-nee-san mereka sudah terbiasa, ternyata tidak.

Akan tetapi….datang dengan sihir transisi berarti beliau tidak menggunakan avatar. Itu artinya ia menggunakan metode Manusiasi, sama dengan kakak-kakakku.

Ummm… Touya-san, beliau siapa?(Yumina)

Tanya Yumina sambil mengintip dari belakangku. Di sampingnya ada Rue yang juga mengintip sambil menunjukkan wajah penuh rasa keingintahuan.

Aah. Aku jadi bingung bagaimana cara menjelaskannya…

Selamat siang, gadis-gadis muda. Aku Mochizuki Shinnosuke, kakek Mochizuki Touya-kun ini.(Shinnosuke)

Shinnosuke, yah? Lumayan, kah. Dan juga, kenapa anda menggunakan “kun” pada cucumu sendiri?

Bertolak belakang dariku yang menunjukkan senyuman masam, Yumina dan Rue terkejut.

Kakek Touya-san? Eh!? Tapi bukankah Touya-san berasal dari duni…(Yumina)

Shhhh! Kami-sama menaruh telunjukkan di depan mulut saat Yumina mengatakannya. Sepertinya mereka berdua paham maksudnya. Mereka mungkin sadar kalau beliau sama dengan Karen-nee-san dan Moroha-nee-san.

A-anu, maafkan saya. Nama saya Yumina Ernea Belfast, saya adalah tunangan cucu anda.(Yumina)

Be-begitu pula dengan saya. Nama saya Lucia Rea Regulus. Saya juga merupakan tunangan Touya-sama. Maafkan kami karena terlambat memperkenalkan diri.(Rue)

Tidak masalah. Ou-ou! Tidakkah kalian gadis yang manis? Touya-kun pasti senang memiliki istri manis seperti kalian berdua.(Shinnosuke)


Ucap Kami-sama dengan senyuman yang diarahkan ke 2 gadis yang menundukkan kepala. Apa mereka senang dipanggil “manis”? Wajah memerah dan mereka bergerak dengan malu-malu. Sial! Mereka sangat manis.

Uhm, jadi kakek bisa menggunakan sihir transisi juga, yah.(Yumina)
Aku bisa menggunakan semua sihir kok.(Shinnosuke)
Seperti yang diharapkan dari kakek Touya-sama…(Luu)

Beliau pasti menguasai semua atribut dan memiliki kekuatan sihir yang banyak. Salah, sepertinya kekuatannya tak terbatas.

Aah! Kam…Kakek. Apa kau sudah bertemu dengan Karen-nee-san?(Touya)

Kakek? Ooh! Betul, kakek. Kedengarannya menarik. Karen itu, Dew… Aah, anak itu, kan? Iya, betul! Mereka juga cucuku. Masih belum, tapi mereka pasti akan segera ke mari.(Shinnosuke)

Yumina dan Rue melihat satu sama lain saat menyaksikan dialog aneh kami. Mau bagaimana lagi, soalnya hal “kakek dan cucu” ini terjadi secara instan.

Mereka berdua tahu kalau aku berasal dari dunia lain, tapi mereka tidak tahu kalau beliau adalah Dewa Dunia.

Hari ini, aku ingin menelusuri kota setelah kita berbincang-bincang. Apa kau tidak keberaratan?(Shinnosuke)

Bagaimana kalau dilanjutkan dengan pergi ke gereja setelah itu?(Touya)

Ah...apa? Iya! Tidak masalah! Kami pasti akan menyambut anda!(Phyllis)

Jawab Phyllis dengan nada tegang. Yang Mulia Paus di sebelahnya mengangguk-ngangguk. Apa mereka benar-benar akan baik-baik saja, yah?

Aku jadi penasaran apa yang mereka ingin bicarakan?

***

Roh dan kekuatan sihir sudah ada sebelum dunia ini diciptakan.

Tangan kaki para Dewa, telah dikatakan kalau mereka membuat dunia dan juga berbagai hal.

Roh air menutupi dunia dengan laut, Roh bumi membuat tanah, Roh api membuat gunung meletus, dan Roh angin membuat angin bertiup.

Roh pohon menumbuhkan hutan, Roh cahaya menyinari dunia sementara Roh kegelapan menutupinya dengan kegelapan malam.

Begitulah…Roh-roh tersebut membuat banyak hal. Salah satunya adalah kelahiran dependan Roh ke dunia ini.

Ada banyak dependan terlahir. Binatang surgawi, peri, burung roh, pohon surgawi, dll. Telah dikatakan kalau dependan terakhir yang lahir adalah demi-human seperti makhluk buas, elf, dwarf, dan yang terakhir…manusia.

Dewa Dunia memberkahi makhluk baru itu dengan dunia ini, dan kembali ke Surga.

Karena dunia itu sangat indah, ia pun merasa sebaiknya ia tidak berada di tengah-tengah mereka.

***

Kenapa Kami-sama memutuskan untuk kembali ke Surga?

Ucap seorang bocah yang duduk di kursi terdepan di antara orang-orang yang mendengarkan cerita pembuatan dunia setelah mendengar kisah dari Kami-sama.

Karena beliau percaya kalau bahwa hal yang bisa kita selesaikan, harus kita selesaikan sendiri. Kalian tidak akan mengalami kemajuan kalau selalu bergantung pada pertolongan Dewa setiap kali sesuatu terjadi. Para makhluk tidak akan dewasa kalau masih bergantung pada orangtuanya.(Shinnosuke)

Intinya, para Dewa tidak ikut campur masalah duniawi. Karena hal ini lah aku tidak bisa bangkit di Bumi. Mustahil bagi orang bumi untuk hidup kembali. Kalau hal itu terjadi, pasti akan dianggap sebagai mu’jizat.

Kalau aku mati di sini, masih ada kemungkinan untuk hidup lagi. Karena angka kematian di dunia ini cukup tinggi, maka sihir pembangkitan itu ada.

Kalian semua telah dititipi dunia ini. Kalau kalian semua bekerjasama membuatnya menjadi lebih baik, Dewa pasti akan bahagia.(Shinnosuke)

Berpakaian jubah pendeta yang dipinjam dari Yang Mulia, Dewa Dunia sedang melihati semua orang yang ada di dalam gereja.

Tak peduli seberapa kecilnya suatu hal, lakukan apa yang bisa kalian lakukan demi orang lain. Itu saja sudah cukup. Aksi itu akan menjadi pilar penompang dunia ini. Tidak ada perbedaan. Semua orang pada dasarnya itu sama, laki-laki, perempuan, anak kecil, orang tua, Raja, maupun peminta-minta, kaya maupun miskin. Semua orang bisa menjadi penompang dunia ini dengan “hidup dengan jujur dan melakukan apa yang bisa dilakukan”.(Shinnosuke)

Dewa Dunia membungkuk pada semuanya dan turun dari panggung depan.

Begitu ya. Jadi para roh membantu para Dewa dalam pembuatan dunia ini. Sampai saat ini, roh yang kutemui hanya roh pohon dan kegelapan, aku tidak menyangka mereka punya kekuatan sebesar itu.

Apa kekuatan mereka menghilang seiring berjalannya waktu? Atau apakah mereka kuat karena dipekerjakan Kami-sama? Intinya, kalau dibandingkan dengan yang dulu, kekuatan mereka yang sekarang bisa dibilang lemah.

Apalagi sihir kegelapan, soalnya langsung kalah begitu saja. Yah…sepertinya para roh itu abadi, jadi mereka pasti bisa bangkit lagi.

Terima kasih banyak. Pidato anda sangat menarik.(Elias)

Yah…sekali-kali tidak masalah. Biasanya aku cuma mendengarkan keluhan Dewa lain, jadi aku jarang mengatakan sesuatu.(Shinnosuke)

Saat aku memiringkan kepala karena mendengarnya, Yang Mulia Paus dan Phyllis-san langsung menyambutnya.

Mengagumkan! Terima kasih banyak atas kisah ini! Kami pasti akan mewariskannya pada anak-anak Negara kami!(Elias)

Ceritaku tidak terlalu hebat, kok…yah…lakukan saja semaumu.(Shinnosuke)

Dewa Dunia menunjukkan senyuman pahit saat mendengar pujian Yang Mulia. Kalau itu perkataan beliau, maka hal ini sama saja dengan sebuah wahyu. Yah….cerita pembuatan tadi itu terkesan mengagumkan.

Apa yang akan kau lakukan setelah ini, kek? Kalau tidak keberatan, aku ingin mengenalkanmu pada semuanya.(Touya)

Tidak masalah. Aku memang berencana untuk menginap selama sehari, jadi kau bisa mengenalkanku pada semuanya. Selain itu, aku benar-benar ingin jalan-jalan menelusuri kota lho. Jadi…bisakah kau memanduku, Touya-kun?(Shinnosuke)

Aku bisa melakukannya ~noyo(Karen)

Orang yang tiba-tiba datang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Karen-nee-san. Demi Kami-sama, kenapa para Dewa selalu muncul tiba-tiba..?
Aku tahu kalau mereka itu sangat hebat, jadi aku ingin mereka muncul dengan normal.

Tanpa kaget atas kemunculannya yang seperti itu, Dewa Dunia tersenyum dan menjawabnya dengan nada senang.

Ooh! Lama tak jumpa. Sehat?(Shinnosuke)

Karenamu, aku bisa menjalani hari demi hari dengan bahagia ~noyo. Omong-omong, karena aku lah yang akan memandumu, kakek tidak boleh mengganggu kencan Touya-kun, lho?(Karen)

Ooh! Begitu ya. Aku menyadarinya. Maafkan aku, gadis-gadisku.(Shinnosuke)

Ti-tidak, kami tidak kebe…(Yumina)

Wajah Yumina dan Rue memerah dan mereka menggoyangkan-goyangkan tangan dengan panik.

Sepertinya Karen-nee-san memang akan memandunya, jadi aku memasrahkan hal ini padanya. Kalau pun sesuatu terjadi, mereka berdua pasti akan baik-baik saja.

Kenapa? Ya karena mereka akan ditemani Yang Mulia Paus, Phyllis-san, dan para ksatria templar… semuanya akan baik-baik saja.

Setelah keluar dari sana, kami berjalan menuju tempat turnamen shogi. Kurasa babak pertama sudah selesai, sedangkan babak kedua akan segera dimulai.

Saat kami tiba, sepertinya jumlah orang di sini lebih banyak dari pada yang tadi pagi, selain itu, ada banyak orantg yang telah selesai bermain. Layar di atas menunjukkan nama pemain yang kalah dan yang menang.

Uhm. Aah! Sepertinya berjalan mulus.(Touya)

Omong-omong tentang kenalan kami, Balar-san dan Simon-san, Raja Rifurizu, dan Gubernur Utama Rodomea telah kalah. Selain mereka yang dari Leaflet, kenalan lainnya menggunakan nama samaran.

Jadi ayah juga telah kalah, yah.(Rue)

Setelah melihat nama samaran Kaisar Regulus, Rue menggumamkannya.

Hei..bukankah itu Raja Paluf..? Sepertinya bocah itu cukup hebat.

Saat aku melihat sekeliling, terlihat suatu kelompok yang duduk di dekat layar sedang melihati permainan dengan serius. Mereka itu…kelompok Rifurizu dan Regulus.

Kami pun mendekati mereka.

Selamat siang. Sayang sekali, yah?(Touya)

Ooh! Touya-dono rupanya? Tidak terlalu kok. Tadi itu cukup menyenangkan. Saya ingin ikut serta turnamen mahjong di turnamen tahun depan. (Zephirus)

Memang patut disayangkan, tapi saya sadar betapa lemahnya diri ini. Pada kesempatan berikutnya, saya tidak akan kalah.(Rig)

Aku lega mereka tidak sedih.

Saat melihat layar, terlihat bidak “jendral perak” bergerak. Saat melihatnya, Para Raja berkata...

Itu…(Touya)
Itu adalah permainan antara Raja Belfast dan Raja Paluf…pertandingan yang sangat menarik.(Rig)

Mereka berdua, yah? Raja bocah memiliki kemampuan yang bisa mengalahkan Kaisar Regulus. Bukankah Raja Belfast terlihat kesusahan.,?

Bidak itu….tangan si bocah bergerak dengan gaya yang aneh…itu pasti…

…apa beliau benar-benar bisa mengalahkan “jendral perak” dengan “benteng”?(Touya)

Tidak…itu hanya “jebakan”. Gerakan itu mungkin menjadi hal yang menghancurkan keseimbangan mereka. Bagi orang awam, gerakan itu mungkin terlihat sebagai gerakan ceroboh.(Zephirus)

Aku pun melihat layar lagi. Ah masak? Be-gi-tu-lah~ Aku sudah tidak bisa mengimbangi pikiran mereka semua…

Basepall pun juga sama. Ini semua gara-gara kecepatan perkembangan orang yang kalah di dunia ini, walau cuma sekali, sangatlah cepat. Yah..permainan dunia ini kan sedikit, jadi mereka pun benar-benar memperbaiki kesalahan masing-masing saat termotivasi.

Ada sesuatu yang bisa dipelajari dari hal ini. Sebagai pemain shogi amatiran, aku benar-benar sudah tertinggal.


Sepertinya turnamen ini memakan waktu yang lebih lama dari yang kukira. Haruskah aku pergi melihat-lihat babak penyisihan turnamen bela diri dulu? Aku mungkin bisa melihat performa kenalan kami di sana.



Sebelumnya || Daftar Chapter  || Selanjutnya