Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 290 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Mizuki Hashima |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 290: Hari Ke-3, Pagi sampai Siangnya
Hari ke-3
festival. Babak final turnamen shogi sudah dimulai sejak pagi.
Empat monitor besar yang dipasang
memperlihatkan 16 permainan sekaligus.
Kami
makan sup miso babi ditambah dengan kentang kukus, sambil melihat jalannya
permainan dari kejauhan. Kami memilih untuk makan di salah satu stan makanan
yang berjajar rapi di sisi kota daripada sarapan di istana seperti biasa. Seperti
biasa, makanannya terasa enak, kentalnya taro dan kekenyalan dari lobak memang
mantap.
「Touya-san, babak final turnamen shogi dan
babak penyisihan seni bela diri diadakan hari ini, iya
kan?」(Yumina)
Yumina berhenti
makan sejenak dan bertanya dari kursi sebelah.
「Iya… Belfast, Regulus, Rifurizu, Paluf, dan
Rodomea akan berkompetisi di turnamen shogi yang diikuti langsung oleh Raja-nya
sendiri, sementara Misumido, Restia, Ishen, dan Ferzen akan berpartisipasi
dalam turnamen seni bela diri.」(Touya)
Aku
penasaran bagaimana caranya aku menanggapi keikutsertaan Baba-jii-san dan
Yamagata-ossan sebagai perwakilan negara kami di turnamen seni bela diri.
Kalau
dilihat dari segi kekuatan, karena kami membolehkan penggunaan sihir, kurasa
pemenangnya adalah Raja Ksatria Restia, atau Raja Makhluk-Buas Misumido dengan
Accel-nya.
Secara alami, orang
kuat lain juga akan ikut berkompetisi karena kota ini berisi banyak adventurer. Bahkan ada beberapa yang
ikut hanya untuk mengetes kemampuan masing-masing.
「Touya-sama, apa rencana anda di hari ini?」(Rue)
Setelah yakin kalau
ia bisa memasak kentang kukus dengan rasa yang sama, Rue menanyaiku.
「Mungkin nanti malam aku akan mengumumkan
pemenang turnamen shogi dan seni beladiri. Untuk
hari ini aku ingin pergi ke beberapa tempat. Selain itu, aku telah berjanji
akan pergi ke gereja sehabis ini.」(Touya)
Seharusnya kami
tidak perlu khawatir tentang turnamen seni bela diri karena karena aku sudah
meminta Moroha-nee-san dan Karina-nee-san untuk menjadi jurinya. Sedangkan
untuk turnamen shogi, Wakil-Komandan Nicola-san lah yang kami suruh untuk
menjaganya.
「Bagaimana dengan kalian, Yumina, Rue? Belfast
dan Regulus kan sama-sama ikut turnamen shogi..」(Touya)
Untuk Regulus, mereka
mengikutsertakan Komandan Gaspar-san di turnamen bela diri. Tentu saja,
penampilannya diubah.
Bagi mereka,
keikutsertaan seorang Komandan Ksatria dalam turnamen bela diri adalah suatu hal
yang wajib. Akan tetapi, Jendral Leon dari Belfast juga ikut serta. Yah
biarlah…toh tidak akan terjadi apa-apa.
「Ayah dan teman-temannya memang akan ikut
serta, tapi aku tidak perlu mengkhawatirkannya. Oleh karena itu, aku tidak
punya rencana apa-apa.」(Yumina)
「Makanya kami berencana menemani anda seharian
ini.」(Rue)
Jadi
ini alasan mereka mengajakku keluar pagi-pagi, yah? Biarlah... aku tidak punya alasan menolaknya.
Kami membayar
makanan tadi, mengembalikan mangkoknya, dan mulai pergi.
Rue dan Yumina memegang
tanganku. Rue di tangan kanan sedangkan Yumina di tangan kiri. Sejujurnya hal
ini membuatku kerepotan berjalan, tapi mereka
tersenyum manis sampai-sampai aku tidak tega melepas genggaman mereka.
Tidak… mustahil aku melakukannya.
Tidak… mustahil aku melakukannya.
(Mizuki:
Aku juga...)
Sejak pertemuan
pertama kami, mereka sudah tumbuh dan menjadi lebih tinggi. Akan tetapi, badan
yang kecil membuat penampilan mereka terlihat lebih muda dari umur aslinya.
Dari
apa yang bisa dirasakan kedua tanganku ini… sepertinya pertumbuhan dada mereka
tidak terlalu bagus…
Sampai saat ini,
mungkin kami masih terlihat sebagai “kakak yang ditemani adik perempuannya”.
「Touya-san?」(Yumina)
「Mn? Tidak, tidak ada apa-apa kok.」(Touya)
Aku tidak bisa
membiarkan gadis-gadis peka ini tahu isi pikiranku. Makanya, aku memberi
jawaban kalem.
「Oh?」(Touya)
Ah! Ini pasti permainan piano Sousuke-nii-san
di dekat menara jam. Melodi ini… pasti gaya barat.
Ketertarikanku
pada musit barat dipengaruhi oleh kakek, jadi aku suka lagu-lagu lama dari
1950-an sampai 1960-an. Dengan kata lain, apa yang ingin kukatakan adalah “Aku
lah yang mengajari musik ini pada Sousuke-nii-san!”.
Lagu yang Sousuke-nii-san
sekarang mainkan adalah salah satu lagu klasik rock’n’roll yang mencerminkan tahun
1995. Lagu aslinya sangat bagus sampai-sampai dimasukkan dalam golden record Voyager 1 dan Voyager 2, yang
diluncurkan untuk mencari kehidupan di luar Bumi.
Ooiya, kalau
tidak salah ada seorang pemain utama yang menaiki mobil mesin waktu. Pemain itu
memainkan lagu ini dengan sebuah gitar di pesta dansa di masa lalu. Film ini
sangat bagus.
(Ramune:
Kalau gak tahu film itu, coba tonton, nih link referensinya https://www.youtube.com/watch?v=S1i5coU-0_Q)
Karena lagu ini
mudah untuk diikuti, semua orang akan menggoyang-goyangkan tubuh dan mengikuti
ritme lagu.
Ehh? Kalau dilihat dengan lebih jelas, ada
beberapa orang menemani Sousuke-nii-san. Mereka memainkan instrument yang mirip
gitar dan juga drum.
「Ini…」(Touya)
「Mereka adalah band keliling. Sepertinya mereka sedang mengunjungi Negara ini.
Kemarin mereka juga bermain bersama dengan Sousuke-kun.」
Jawab seorang
penjaga gerobak yang berjejer di dekat menara jam menjawab ucapanku. Saat aku
penasaran siapa sih dia itu, ternyata tidak lain dan tidak bukan Kousuke-oji-san
kami, Sang Dewa Pertanian.
「Hei! Apa yang kau lakukan di sini?!」(Touya)
「Kami menjual kare hasil dari hasil pertanian. Hei!
Aku juga ingin berpartisipasi dalam festival ini!」(Kousuke)
Ucap Kousuke-oji-san
dengan sebuah senyuman. Gerobak makanan yang ia bawa berisi nasi dan kare,
kotak kayu di sebelahnya berisi berbagai macam sayuran. Di sebelahnya, terlihat
seorang pemuda sedang menguliti kentang dan wortel dengan sepenuh hati.
「Hmm?! Kau… Callen, ya kan?」(Touya)
「Ap? Namaku memang Callen, tapi… siapa kau?」(Callen)
Pemuda itu
melihatiku dengan bingung. Hmm? Aah, pasti gara-gara lencana itu. Aku gagal
paham karena lencana itu tidak berefek pada Kousuke-oji-san, tapi sepertinya
benda itu berstatus“On”. Aku menonaktifkan status “biru”, dan bagian tengah
lencana berubah menjadi “kuning”.
「Ah. Eeh!? Baginda!?」(Callen)
Akhirnya Callen mengenaliku,
yang membuat matanya menjadi bundar.
Pemuda ini adalah
ksatria baru yang seangkata dengan Lance-kun, yang sedang bekerja di “Silver
Moon”.
Ia berasal dari
keluarga farmasi, yang membuatnya ahli dalam ilmu alam. Ia pun ditaruh sebagai
bawahan Naito-ossan, dan dipasrahi urusan perkembangan sektor pertanian.
「Ia sangat menjanjikan, lho? Makanya aku
memintanya membantuku.」(Kousuke)
Begitu ya. Bukannya
aku tidak tahu alasannya. Di saat tes pendaftaran ksatria berlangsung, ia
menemukan banyak hal yang bisa dimakan di hutan belantara itu.
Kesampingkan itu,
bukankah ia cukup hebat sampai dipuji
Dewa Pertanian…? Mungkin ia juga mendapat Berkah Surgawi.
Dewa Pertanian…? Mungkin ia juga mendapat Berkah Surgawi.
「Apa gerobak ini dikelola kalian berdua saja?」(Touya)
「Ya tidak lah, aku juga meminta Laqshe-san
untuk membantu. Saat ini, ia pulang untuk mengambil bumbu. Gadis itu lemah
terhadap api, jadi kami tidak bisa menyuruhnya untuk memasak.」(Kousuke)
Laqshe si gadis Alraune,
yah? Gadis itu adalah ras-iblis tumbuhan, jadi sudah pasti kalau ia lemah
terhadap api. Kalau tidak salah, ia juga termasuk dalam tim pengembangan
agrikultur, jadi ia pasti juga disenangi Dewa Pertanian.
Jadi
ini kare buatan Dewa Pertanian, yah? Aku ingin mencobanya, tapi sayangnya tadi aku
sudah makan kentang kukus.
Ooiya. Aku berbisik pada Kousuke-oji-san.
「Omong-omong, tentang kedatangan Dewa Dunia
nanti…」(Touya)
「Aku sudah mendengarnya dari Karen-san. Akan
tetapi, tidak usah khawatir.」(Kousuke)
「Apa tidak masalah? Sudah lama sejak kalian
bertemu, bukan.」(Touya)
「Bagi seorang Dewa, 1000 tahun tidak ada bedanya
dengan 1 hari. Kalau aku memang benar-benar ingin menemuinya, aku akan langsung
melakukannya.」(Kousuke)
Indra Surgawinya
mungkin tetap aktif. Biar dah. Sia-sia mengkhawatirkan hal ini, orangnya
juga sudah bilang begitu. Kalau begitu, tidak masalah.
Saat kami
meninggalkan tempat itu, kami menelusuri kota dengan melihat-lihat stan yang
berjejer.
「Benda apa ini…」(Touya)
「Benda itu adalah produk khas daerah utara
Regulus.」(Rue)
Seekor
Beruang-Halilintar membawa ikan misterius dengan mulutnya. Rue memberi
penjelasan mengenai benda yang dijual di salah satu stan.
Kurasa benda
seperti ini dijual di dunia manapun. Walau pun kudengar di Bumi orang yang
membuat benda seperti ini sudah berkurang, sih.
「Kalau ini…」(Touya)
「Itu adalah boneka pesona yang membuat semua
orang menyebarkan kebahagian sampai ke keturunannya」(Luu)
Benda itu adalah
boneka yang bentuknya silinder. Saat bagian atas dan bawahnya dipisah, sama
halnya dengan wadah pipa sertifikat kelulusan, terlihat sebuah boneka serupa
yang lebih kecil di dalamnya. Pisahkan lagi dan boneka yang lebih kecil akan
muncul, begitu terus sampai boneka yang terkecil...
Hampir
sama dengan boneka khas Rusia. Perbedaannya, yang satu ini lebih simpel.
Melihat-lihat stan
seperti ini memang menarik, yah. Ada banyak hal yang sama dengan benda Bumi dan
juga beberapa hal yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Saat melakukannya, kami
membeli barang yang menarik perhatian.
Pada saat kami
penasaran apakah ini waktu yang pas untuk makan siang, kami berjalan menuju
gereja.
Gereja Brunhild
dibangun di atas bukit kecil, biasanya diurus oleh 2 orang saja: pendeta Shinto
dan seorang pastur utusan Ramisshu. Akan tetapi, saat ini kami mendapat
tambahan 2 orang pendeta.
Penampilan mereka
diubah dengan bantuan lencana yang kubagikan, salah satu dari mereka adalah
Pemimpin Kerajaan Suci Ramisshu, Yang Mulia Paus Elias Oltra, sedangkan satunya
lagi adalah kardinal yang dirumorkan akan menggantikan beliau, Phyllis Rugitto.
Mereka
dikelilingi orang yang berpenampilan adventurer,
tapi sebenarnya mereka adalah ksatria Templar Ramisshu yang bertugas melindungi
mereka berdua.
Rakyat kami yang
beriman pada Dewa Cahaya yang disebarkan Ramisshu bisa dibilang sedikit. Kalau
saja Dewa Cahaya itu adalah Dewa Dunia, kau bisa mengatakan kalau aku juga
pemeluk ajaran itu.
Akan tetapi, hal
ini tidak disebarluaskan, dan beriman kepada salah satu keluargaku, mengingat
aku adalah dependan Dewa Dunia. membuat perasaanku tidak enak. Selain itu, aku
hampir tidak pernah mengunjungi gereja.
Saat kami
memasuki gereja, kami bisa mendengar Paus sedang bercerita tentang apa yang
telah terjadi di Ramisshu.
Ia menceritakan “Mu’jizat
Isura”.
Satu tahun yang lalu, Dewa Cahaya telah
turun di Isura, ibukota Ramisshu, bersama pengikutnya, mereka menyelamatkan
kota dari serangan Dewa Kegelapan yang mencoba menghancurkan Ramisshu. Ia
menceritakan kejadian itu.
Ada banyak orang
yang melihatnya, tidak hanya orang beriman, tapi juga para pedagang dari luar
Negeri. Oleh karena itu, cerita itu menyebar dengan cepat.
Kebanyakan Negara
tidak mempercayainya, tapi mereka berkata orang-orang sangat yakin akan hal itu. Sebuah mu’jizat terlah terjadi di
sana. Hal ini menjadi bahan pembicaraan semua kalangan.
Tapi sebenarnya, itu
semua adalah keisengan yang kulakukan.
Setelah kejadian
itu, situasi Ramisshu membaik. Kabar mengatakan kalau orang fanatik berslogan “Demi
Tuhan!!!” sudah tidak ada lagi.
Yang Mulia Paus selesai
bercerita, dan pengunjung pun mulai berjalan keluar.
Saat kami menuju
ke tempat Phyllis-san dan Yang Mulia, mereka malah berlari ke arah kami,
bertolak belakang dari yang kuduga.
「Ba-baginda! Apa “Orang itu” sudah datang?!」(Elias)
「Aah, masih belum」(Touya)
Mendengar
ucapanku, 2 orang itu menunjukkan eksrepsi kecewa, yang kemudian kuteruskan
dengan...
「Sudahlah. Tanpa ditunggu pun, Beliau akan
segera datang kok…」(Touya)
「Aku sudah di sini lho.」
「Haa!?」(Touya)
Secara insting,
aku berteriak saat mendengar suara dari samping.
Orang yang ada di
sebelahku tidak lain dan tidak bukan adalah Dewa Dunia, yang tersenyum seperti
biasa dan mengenakan baju biasa. Aah, kagetna! Cara munculnya selalu
tiba-tiba!
「Kami-sama! Tolong jangan kagetkan kami! Sejak
kapan anda tiba ke mari?!」(Touya)
「Ho-ho-ho. Aku menggunakan sihir transisi dan
langsung sampai di sini. Ooh! Lama tak berjumpa ya, kalian berdua.」(Kami-sama)
Dewa Dunia
menyapa Yang Mulia dan Phyllis-san. Mereka berdua langsung mencoba berlutut,
tapi beliau menghentikan aksi mereka.
「Ingatlah status sosial kalian. Kalian tidak
perlu melakukannya. Orang-orang tidak akan mempermasalahkannya.」(Kami-sama)
「Ah, ba-baik….!」
Ini
buruk. Bukankah mereka membatu? Kupikir karena keberadaan Karen-nee-sa dan
Moroha-nee-san mereka sudah terbiasa, ternyata tidak.
Akan
tetapi….datang dengan sihir transisi berarti beliau tidak menggunakan avatar. Itu artinya ia menggunakan
metode Manusiasi, sama dengan kakak-kakakku.
「Ummm… Touya-san, beliau siapa?」(Yumina)
Tanya Yumina sambil
mengintip dari belakangku. Di sampingnya ada Rue yang juga mengintip sambil
menunjukkan wajah penuh rasa keingintahuan.
Aah.
Aku jadi bingung bagaimana cara menjelaskannya…
「Selamat siang, gadis-gadis muda. Aku Mochizuki
Shinnosuke, kakek Mochizuki Touya-kun ini.」(Shinnosuke)
Shinnosuke,
yah? Lumayan, kah. Dan juga, kenapa anda menggunakan “kun” pada cucumu sendiri?
Bertolak belakang
dariku yang menunjukkan senyuman masam, Yumina dan Rue terkejut.
「Kakek Touya-san? Eh!? Tapi bukankah Touya-san berasal
dari duni…」(Yumina)
Shhhh! Kami-sama
menaruh telunjukkan di depan mulut saat Yumina mengatakannya. Sepertinya mereka
berdua paham maksudnya. Mereka mungkin sadar kalau beliau sama dengan
Karen-nee-san dan Moroha-nee-san.
「A-anu, maafkan saya. Nama saya Yumina Ernea
Belfast, saya adalah tunangan cucu anda.」(Yumina)
「Be-begitu pula dengan saya. Nama saya Lucia Rea Regulus. Saya juga merupakan tunangan Touya-sama.
Maafkan kami karena terlambat memperkenalkan diri.」(Rue)
「Tidak masalah. Ou-ou! Tidakkah kalian gadis
yang manis? Touya-kun pasti senang memiliki istri manis seperti kalian berdua.」(Shinnosuke)
Ucap Kami-sama dengan senyuman yang diarahkan
ke 2 gadis yang menundukkan kepala. Apa mereka senang dipanggil “manis”? Wajah
memerah dan mereka bergerak dengan malu-malu. Sial! Mereka sangat manis.
「Uhm, jadi kakek bisa menggunakan sihir
transisi juga, yah.」(Yumina)
「Aku bisa menggunakan semua sihir kok.」(Shinnosuke)
「Seperti yang diharapkan dari kakek Touya-sama…」(Luu)
Beliau pasti
menguasai semua atribut dan memiliki kekuatan sihir yang banyak. Salah,
sepertinya kekuatannya tak terbatas.
「Aah! Kam…Kakek.
Apa kau sudah bertemu dengan Karen-nee-san?」(Touya)
「Kakek? Ooh! Betul, kakek. Kedengarannya
menarik. Karen itu, Dew… Aah, anak itu, kan? Iya, betul! Mereka juga cucuku. Masih
belum, tapi mereka pasti akan segera ke mari.」(Shinnosuke)
Yumina dan Rue melihat
satu sama lain saat menyaksikan dialog aneh kami. Mau bagaimana lagi, soalnya
hal “kakek dan cucu” ini terjadi secara instan.
Mereka berdua
tahu kalau aku berasal dari dunia lain, tapi mereka tidak tahu kalau beliau
adalah Dewa Dunia.
「Hari ini, aku ingin menelusuri kota setelah
kita berbincang-bincang. Apa kau tidak keberaratan?」(Shinnosuke)
「Bagaimana kalau dilanjutkan dengan pergi ke
gereja setelah itu?」(Touya)
「Ah...apa? Iya! Tidak masalah! Kami pasti akan
menyambut anda!」(Phyllis)
Jawab Phyllis
dengan nada tegang. Yang Mulia Paus di sebelahnya mengangguk-ngangguk. Apa
mereka benar-benar akan baik-baik saja, yah?
Aku
jadi penasaran apa yang mereka ingin bicarakan?
***
Roh dan kekuatan
sihir sudah ada sebelum dunia ini diciptakan.
Tangan kaki para
Dewa, telah dikatakan kalau mereka membuat dunia dan juga berbagai hal.
Roh air menutupi
dunia dengan laut, Roh bumi membuat tanah, Roh api membuat gunung meletus, dan
Roh angin membuat angin bertiup.
Roh pohon
menumbuhkan hutan, Roh cahaya menyinari dunia sementara Roh kegelapan
menutupinya dengan kegelapan malam.
Begitulah…Roh-roh
tersebut membuat banyak hal. Salah satunya adalah kelahiran dependan Roh ke dunia ini.
Ada banyak
dependan terlahir. Binatang surgawi, peri, burung roh, pohon surgawi, dll. Telah
dikatakan kalau dependan terakhir yang lahir adalah demi-human seperti makhluk buas, elf, dwarf, dan yang terakhir…manusia.
Dewa Dunia memberkahi
makhluk baru itu dengan dunia ini, dan kembali
ke Surga.
Karena dunia itu
sangat indah, ia pun merasa sebaiknya ia tidak berada di tengah-tengah mereka.
***
「Kenapa Kami-sama
memutuskan untuk kembali ke Surga?」
Ucap seorang
bocah yang duduk di kursi terdepan di antara orang-orang yang mendengarkan
cerita pembuatan dunia setelah mendengar kisah dari Kami-sama.
「Karena beliau percaya kalau bahwa hal yang
bisa kita selesaikan, harus kita selesaikan sendiri. Kalian tidak akan
mengalami kemajuan kalau selalu bergantung pada pertolongan Dewa setiap kali
sesuatu terjadi. Para makhluk tidak akan dewasa kalau masih bergantung pada orangtuanya.」(Shinnosuke)
Intinya, para
Dewa tidak ikut campur masalah duniawi. Karena hal ini lah aku tidak bisa
bangkit di Bumi. Mustahil bagi orang bumi untuk hidup kembali. Kalau hal itu
terjadi, pasti akan dianggap sebagai mu’jizat.
Kalau aku mati di
sini, masih ada kemungkinan untuk hidup lagi. Karena angka kematian di dunia
ini cukup tinggi, maka sihir pembangkitan itu ada.
「Kalian semua telah dititipi dunia ini. Kalau
kalian semua bekerjasama membuatnya menjadi lebih baik, Dewa pasti akan bahagia.」(Shinnosuke)
Berpakaian jubah
pendeta yang dipinjam dari Yang Mulia, Dewa Dunia sedang melihati semua orang
yang ada di dalam gereja.
「Tak peduli seberapa kecilnya suatu hal,
lakukan apa yang bisa kalian lakukan demi orang lain. Itu saja sudah cukup. Aksi
itu akan menjadi pilar penompang dunia ini. Tidak ada perbedaan. Semua orang
pada dasarnya itu sama, laki-laki, perempuan, anak kecil, orang tua, Raja,
maupun peminta-minta, kaya maupun miskin. Semua
orang bisa menjadi penompang dunia ini dengan “hidup dengan jujur dan melakukan
apa yang bisa dilakukan”.」(Shinnosuke)
Dewa Dunia membungkuk
pada semuanya dan turun dari panggung depan.
Begitu
ya. Jadi para roh membantu para Dewa dalam pembuatan dunia ini. Sampai saat
ini, roh yang kutemui hanya roh pohon dan kegelapan, aku tidak menyangka mereka
punya kekuatan sebesar itu.
Apa
kekuatan mereka menghilang seiring berjalannya waktu? Atau apakah mereka kuat karena dipekerjakan Kami-sama? Intinya,
kalau dibandingkan dengan yang dulu, kekuatan mereka yang sekarang bisa
dibilang lemah.
Apalagi
sihir kegelapan, soalnya langsung kalah begitu
saja. Yah…sepertinya para roh itu abadi, jadi mereka pasti bisa bangkit lagi.
「Terima kasih banyak. Pidato anda sangat
menarik.」(Elias)
「Yah…sekali-kali tidak masalah. Biasanya aku
cuma mendengarkan keluhan Dewa lain, jadi aku jarang mengatakan sesuatu.」(Shinnosuke)
Saat aku
memiringkan kepala karena mendengarnya, Yang Mulia Paus dan Phyllis-san langsung
menyambutnya.
「Mengagumkan! Terima kasih banyak atas kisah
ini! Kami pasti akan mewariskannya pada anak-anak Negara kami!」(Elias)
「Ceritaku tidak terlalu hebat, kok…yah…lakukan
saja semaumu.」(Shinnosuke)
Dewa Dunia
menunjukkan senyuman pahit saat mendengar pujian Yang Mulia. Kalau itu
perkataan beliau, maka hal ini sama saja dengan sebuah wahyu. Yah….cerita
pembuatan tadi itu terkesan mengagumkan.
「Apa yang akan kau lakukan setelah ini, kek? Kalau
tidak keberatan, aku ingin mengenalkanmu pada semuanya.」(Touya)
「Tidak masalah. Aku memang berencana untuk
menginap selama sehari, jadi kau bisa mengenalkanku pada semuanya. Selain itu,
aku benar-benar ingin jalan-jalan menelusuri kota lho. Jadi…bisakah kau memanduku, Touya-kun?」(Shinnosuke)
「Aku bisa melakukannya ~noyo」(Karen)
Orang yang
tiba-tiba datang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Karen-nee-san. Demi
Kami-sama, kenapa para Dewa selalu muncul tiba-tiba..?
Aku tahu kalau mereka itu sangat hebat, jadi aku ingin mereka muncul dengan normal.
Aku tahu kalau mereka itu sangat hebat, jadi aku ingin mereka muncul dengan normal.
Tanpa kaget atas
kemunculannya yang seperti itu, Dewa Dunia tersenyum dan menjawabnya dengan nada
senang.
「Ooh! Lama tak jumpa. Sehat?」(Shinnosuke)
「Karenamu, aku bisa menjalani hari demi hari
dengan bahagia ~noyo. Omong-omong, karena aku lah yang akan memandumu, kakek
tidak boleh mengganggu kencan Touya-kun, lho?」(Karen)
「Ooh! Begitu ya. Aku menyadarinya. Maafkan aku,
gadis-gadisku.」(Shinnosuke)
「Ti-tidak, kami tidak kebe…」(Yumina)
Wajah Yumina dan
Rue memerah dan mereka menggoyangkan-goyangkan tangan dengan panik.
Sepertinya
Karen-nee-san memang akan memandunya, jadi aku memasrahkan hal ini padanya. Kalau
pun sesuatu terjadi, mereka berdua pasti akan baik-baik saja.
Kenapa?
Ya karena mereka akan ditemani Yang Mulia Paus, Phyllis-san, dan para ksatria
templar… semuanya akan baik-baik saja.
Setelah keluar
dari sana, kami berjalan menuju tempat turnamen shogi. Kurasa babak pertama
sudah selesai, sedangkan babak kedua akan segera dimulai.
Saat kami tiba, sepertinya
jumlah orang di sini lebih banyak dari pada yang tadi pagi, selain itu, ada
banyak orantg yang telah selesai bermain. Layar di atas menunjukkan nama pemain
yang kalah dan yang menang.
「Uhm. Aah! Sepertinya berjalan mulus.」(Touya)
Omong-omong
tentang kenalan kami, Balar-san dan Simon-san, Raja Rifurizu, dan Gubernur
Utama Rodomea telah kalah. Selain mereka yang dari Leaflet, kenalan lainnya
menggunakan nama samaran.
「Jadi ayah juga telah kalah, yah.」(Rue)
Setelah melihat
nama samaran Kaisar Regulus, Rue menggumamkannya.
Hei..bukankah itu
Raja Paluf..? Sepertinya bocah itu cukup hebat.
Saat aku melihat
sekeliling, terlihat suatu kelompok yang duduk di dekat layar sedang melihati
permainan dengan serius. Mereka itu…kelompok Rifurizu dan Regulus.
Kami pun
mendekati mereka.
「Selamat siang. Sayang sekali, yah?」(Touya)
「Ooh! Touya-dono rupanya? Tidak terlalu kok. Tadi
itu cukup menyenangkan. Saya ingin ikut serta turnamen mahjong di turnamen
tahun depan. 」(Zephirus)
「Memang patut disayangkan, tapi saya sadar
betapa lemahnya diri ini. Pada kesempatan berikutnya, saya tidak akan kalah.」(Rig)
Aku
lega mereka tidak sedih.
Saat melihat
layar, terlihat bidak “jendral perak” bergerak. Saat melihatnya, Para Raja
berkata...
「Itu…」(Touya)
「Itu adalah permainan antara Raja Belfast dan
Raja Paluf…pertandingan yang sangat menarik.」(Rig)
Mereka
berdua, yah?
Raja bocah memiliki kemampuan yang bisa mengalahkan Kaisar Regulus. Bukankah
Raja Belfast terlihat kesusahan.,?
Bidak
itu….tangan si bocah bergerak dengan gaya yang aneh…itu pasti…
「…apa beliau benar-benar bisa mengalahkan
“jendral perak” dengan “benteng”?」(Touya)
「Tidak…itu hanya “jebakan”. Gerakan itu mungkin
menjadi hal yang menghancurkan keseimbangan mereka. Bagi orang awam, gerakan
itu mungkin terlihat sebagai gerakan ceroboh.」(Zephirus)
Aku pun melihat
layar lagi. Ah masak? Be-gi-tu-lah~ Aku sudah tidak bisa mengimbangi pikiran
mereka semua…
Basepall pun juga
sama. Ini semua gara-gara kecepatan perkembangan orang yang kalah di dunia ini,
walau cuma sekali, sangatlah cepat. Yah..permainan dunia ini kan sedikit, jadi
mereka pun benar-benar memperbaiki kesalahan masing-masing saat termotivasi.
Ada sesuatu yang
bisa dipelajari dari hal ini. Sebagai pemain shogi amatiran, aku benar-benar
sudah tertinggal.
Sepertinya
turnamen ini memakan waktu yang lebih lama dari yang kukira. Haruskah aku pergi
melihat-lihat babak penyisihan turnamen bela diri dulu? Aku mungkin bisa
melihat performa kenalan kami di sana.