Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 289 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Erixsu |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 289: Hari Ke-2, dan Siangnya
Mereka berlari. Orang
itu berlari ke base ke-2, lalu ke-3,
dan terus berlari ke home plate
dengan gerakan yang bisa dibilang sembrono.
Sebuah bola
dilempar dari tengah lapangan secepat cahaya ke arah catcher.
Ini adalah pertandingan
kecepatan antara runner Misumido yang
berlari ke base terakhir, dan catcher Belfast, yang menjaga home plate.
Hempasan pasir
menutupi sosok 2 orang itu… dan
penglihatan penonton pun tertutupi olehnya. Beberapa orang menelan ludah dengan
suara keras…penonton pun terdiam sejenak. Keheningan itu tiba-tiba hilang
dengan adanya suara dari sang wasit.
「Aaaamaaaan,
mhank!1!1!1!」
Penonton pun
bertepuk tangan dan bersorak mendengarnya. Pemain Misumido berlari dan
mengangkat orang yang mencapai home plate.
Skor di babak
final ini tidak berubah sama sekali bahkan walau 9 inning berlalu, yakni 1 - 1, dan yang barusan itu bisa dianggap
sebagai poin penentu. Misumido pun menang dengan skor 1 - 2.
Kerajaaan
Misumido telah memenangkan turnamen baseball
internasional pertama. Juara ke-2 nya Kerajaan Belfast, dan juara ke-3 nya
Kekaisaran Regulus.
Sebuah pita putih
dilempar ke atas kepala para pemain, yang akhirnya berkibar di atas udara.
Yah…permainan
itu sangat menegangkan. Kedua tim bermain sekuat tenaga sampai akhir.
Tepuk tangan itu
ditujukan pada pemain dari kedua tim. Setelah semua itu selesai, kami pun
mengadakan upacara penghargaan.
Sebagai Raja
Brunhild, aku memberikan sebuah piala dan perisai pada kaptennya dan medali pada
semua pemain.
Sama halnya
dengan kejuaran olimpiade, aku
mengimplementasikan pemberian medal. Juara 3, juara 2, dan juara pertama,
masing-masing menerima medal hihiirokane,
medal mithril, dan medal orichalcum.
Biasanya, tim
yang mengikuti kejuaraan olimpik juga diberi uang hadiah oleh tuan rumah, tapi
aku akan menyerahkan tugas
itu pada negara
mereka.
Kami memahat tulisan
“Turnamen Internasional
Pertama” pada
piala dan medal itu. Aku memang tahu kalau ada beberapa negara yang tidak
mengikuti turnamen ini, tapi semua semua orang bisa menyebutnya dengan turnamen
internasional “pertama”, jadi aku tidak punya keinginan mengganti bagian “turnamen
internasional”nya.
Kuharap
negara-negara itu tetap akan berpartisipasi di turnamen ke-2, ke-3 dan
seterusnya.
Sorakan semua
orang masih terdengar sampai sekarang, memberkati semua pemain yang telah berjuang
sampai titik darah penghabisan.
Sebagai hadiah
tambahan, walaupun bukan “hadiah” sih, aku membolehkan tim yang menang
untuk menggunakan salah satu ruangan istana untuk merayakan pesta kemenangannya.
Aku juga akan memberikan hidangan dan anggur yang kubeli dengan uangku sendiri.
Aku berharap mereka tidak akan meledakkan anggur itu karena ruangannya pasti
akan kotor. Yah, akan tetapi kurasa orang dunia ini tidak punya kebiasaan itu.
Dengan itu,
turnamen baseball pun berakhir dengan
mulus.
Sebentar lagi
sudah jam 4 sore. Kurasa, babak penyisihan shogi berjalan dengan lancar.
Aku, Yae, Yumina,
dan Sue berjalan menuju tempat shogi
berlangsung.
Daripada yang
tadi pagi, terlihat lebih sedikit orang di sini. Orang yang lolos dan yang
tidak mungkin sudah diputuskan.
「Ah, ayah!」(Suu)
Sue bertemu dengan
ayahnya, lalu
berlari.
「Waw, kelihatannya Misumido memenangkan
turnamen baseball. Kabarnya sudah
sampai di sini sejak tadi. 」(Alfred)
「Sayang sekali untuk Belfast, yah?」(Trystwin)
「Yah, kurasa menang kalah bukan
masalah. Tapi tetap
saja, aku percaya kalau juara 2 yang Belfast dapat sudah cukup untuk membuat
kita merasa bangga.」(Alfred)
Begitulah, tidak
aneh rasanya melihat skor permainan itu berubah. Kurasa orang yang menonton
permainan itu paham akan hal ini.
「Bagaimana dengan babak penyisihan shogi ini?」(Trystwin)
「Cukup baik. Ada beberapa orang yang tidak bisa
kita remehkan. Sejujurnya, aku tidak ingin bertemu mereka nanti.」(Alfred)
Ada 32 pemain
yang akan maju di turnamen shogi
besok, mereka adalah pemain undangan dan pemain yang menang di pertandingan
hari ini.
Kalau semuanya
berjalan lancar, pemenangnya akan ditentukan di malam hari. Tapi ya begitu…aku
penasaran apakah mereka tidak tertekan bermain shogi secara terus menerus.
Akan sangat
membantu kalau kami menambah jumlah waktu bermain, tapi aku tidak menyangka
pemainnya akan sangat banyak.
Jangan
seperti ini lah.
Kami berencana
menyiarkan permainan sehingga semua orang bisa melihatnya besok. Aku akan
meminta Monica dan Rosetta memasang layar besar.
Pemasangannya
pasti merepotkan, jadi aku akan membantu mereka.
Tiba-tiba, smartphone-ku bergetar, jadi aku
mengeluarkannya untuk melihat siapa yang menelpon.
「Ups, urusan penting.」(Touya)
Aku pun
menyerahkan sisanya ke Yumina dan ber-teleport
ke gereja dekat bukit yang ada di pinggiran kota.
***
「Sungguhan be-besok?! Jam be-berapa?!」(Elias)
「Sekitar 12. Bisa kurang bisa lebih.」(Touya)
Aku memberitahu
Paus yang sedang berceramah tentang ke-Dewaaan tentang panggilan tadi. Nafasnya
menjadi berat, mungkin gara-gara terlalu senang.
Apa
ia baik-baik saja? Aku sedikit khawatir karena ia sudah berumur senja. Bukankah
ia setidaknya berumur 60-an? Tapi tetap saja, aku tidak punya niatan menanyakan
umur pada seorang perempuan.
(Ramune: Sebagai orang yang katanya anak perempuan termasuk orang
yang tidak peka, aku sering menanyakan umur pada anak perempuan, yang kemudian
mereka jawab dengan nada dongkol dll)
「Ap-apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia Paus?」(Phyllis)
「Tenanglah, Phyllis. Tidak ada gunanya gegabah
di saat-saat seperti ini.」(Elias)
Ksatria Templar Ramisshu
tidak paham topik pembicaraan mereka, jadi mereka hanya melihati mereka dengan
tatapan kosong. Hanya Phyllis lah yang paham dan akhirnya ikut gegabah seperti
Paus.
Yah,
kurasa sangat sulit untuk terbiasa dengan hal-hal seperti ini.
Setelah mereka
menanyakan detailnya, Karen-nee-san mulai mengatakan sesuatu.
「Akan tetapi…ini sangat jarang ~noyo. Hal
seperti turunnya Dewa-Dunia ke bawah
tidak pernah lagi terjadi sejak beberapa juta tahun yang lalu ~noyo?」(Karen)
Tidak,
sampai sekarang sudah 2x kok.
Yah, berdasarkan
perbincangan kami setelah kejadian pertama dulu, beliau menggunakan sebagian
dirinya, atau avatar-nya. Akan
tetapi, keberadaannya tetap saja menakjubkan.
Di turunan kali
ini, aku tidak tahu apakah beliau akan menggunakan avatar atau bahkan turun sendiri seperti kedua nee-san ku.
「Ka-kalau kita membuat beliau tersinggung,
dunia ini mungkin akan segera kiamat…」(Phyllis)
「Tidak akan! Sudah saya bilang, beliau tidak
akan melakukan hal yang mempengaruhi dunia secara langsung. Anda tidak perlu
sampai seperti ini.」(Touya)
Aku menenangkan
Phyllis-san karena ia mulai mengatakan yang tidak-tidak.
Apa
mereka berdua benar-benar akan baik-baik saja? Kelakukannya yang sekarang tidak
mencerminkan seperti seorang kandidat Paus selanjutnya.
「Selain itu, kakak dan saya juga akan menemani
kalian nanti, jadi semuanya akan baik-baik saja.」(Touya)
「Begitulah, karena ada sedikit masalah dengan
Dewa-bawahan, aku sedikit segan untuk bertemu dengannya ~noyo… 」(Karen)
Nee-san melipat
tangannya sambil menunjukkan wajah yang muram.
Ya
iya lah. Sebenarnya, penangkapan Dewa-bawahan itu adalah urusannya. Akan
tetapi, Dewa itu telah diserap oleh Dewa-Iblis sehingga menghilang dari semesta
ini.
Kalau tidak salah,
kedua nee-san ku hanya telat beberapa
saat karena Karen-nee-san tidur.
(Ramune:
Reader Nightfall yang (sebagian) no-life sekalian..
Tak peduli seberapa bosannya kalian, jangan tidur terus. Karena mungkin ada kejadian penting yang bisa mempengaruhi berjalannya hidup kalian saat kalian melakukannya. 4-5 jam saja sudah cukup.)
Tak peduli seberapa bosannya kalian, jangan tidur terus. Karena mungkin ada kejadian penting yang bisa mempengaruhi berjalannya hidup kalian saat kalian melakukannya. 4-5 jam saja sudah cukup.)
Dewa-Iblis masih
belum melakukan pergerakan sama sekali. Hal itu memang bagus, tapi di sisi
lain, membuatku cemas. Fraze
kelas-bawah terus bermunculan seperti biasa. Akan tetapi, sekarang mereka sudah
diatasi oleh adventurer rank-atas.
Sudah
kuduga, aku harus segera menemukan cara memperbaiki barir dunia.
Secara teknis bias, sih. Saat ini,
aku berpikir kalau pengunnjung Dunia Kebalikan yang Profesor Palerius temui
5000 tahun memiliki solusi dari permasalahan ini.
Mungkin… ini cuma
asumsiku sih, tapi ada kemungkinan kalau dulu, Palerius memanggil sebuah golem berkemampuan
atau penggunanya dari dunia kebalikan.
Dan dengan
kekuatan itu, akhirnya barir dunia ini berhasil diperbaiki.
Apa
seperti itu, yah?
Sudah
kuduga…kuncinya tetap Dunia Kebalikan.
Saat aku
memikirkannya, entah kenapa tiba-tiba terdengar suara hewan dari kejauhan.
Mhmm... suara kucing?
Aku pun menoleh,
dan melihat puluhan kucing berlari ke mari.
Uee?!
Mereka melompat
ke arahku dan mengeong-ngeong. Daripada menyerang, sepertinya mereka ingin
memintaku pergi ke suatu tempat.
Memangnya ada
apa sih!?
Aku pun memanggil
Kohaku dari istana dengan “Gate”. Ia pasti paham Bahasa kucing.
Semua kucing itu
langsung diam saat Kohaku datang, yang membuatnya bisa menanyakan apa yang
mereka inginkan.
「Jadi…apa yang mereka katakan?」(Touya)
『Sepertinya…Nyantaro sedang berduel. Mereka
ingin Tuan menghentikan duel tersebut.』(Kohaku)
「Duel? Dengan siapa!?」(Touya)
『Mereka bilang, dengan Raja Iblis.』(Kohaku)
Menyusahkan
saja…
***
Kilatan cahaya
dari tebasan saber dan rapier. Nyantaro meluncurkan beberapa
tusukan secepat kilat ke arah Raja Iblis. Lawannya menangkis ujung rapier itu dengan saber-nya dan menebas secara horizontal, tapi Nyantaro menghindarinya
dengan kemampuan alamiah kucingnya dan mengembalikan kuda-kudanya.
「Hentikan kebodohan ini, Ksatria Kucing!」(Zelgadi)
「Aku tidak pantas menjadi ksatria Ibu kalau
tidak bisa mengalahkanmu ~nya! 」(Nyantaro)
Ucap Nyantaro dengan
senyuman di bibir dan kedipan di mata.
Mereka pun berjalan
ke depan secara perlahan. Pertempuran ini terjadi di sekolah Brunhild, ditemani
dengan indahnya suasana matahari terbenam di belakang kedua sosok itu.
Mereka berdua
melaju ‘tuk menghilangkan jarak. Saat mereka hampir mengadu jurus pamungkas
masing-masing…
「Slip.」(Touya)
「Gafuu!?」(Zelgadi)
「Funyaa?!」(Nyantaro)
Sihir itu kutaruh
di tempat di mana mereka akan mengadu jurus, membuat mereka jatuh ke tanah.
Apa
mereka sudah gila?
Aku mulai
menghela nafas saat melihat 2 orang (atau 1 orang dan 1
kucing, yah?) itu merangkak.
「Apa yang Anda lakukan, Baginda Raja Iblis?」(Touya)
「Ra-Raja Penguasa? Begini! Aku ingin mengetes
kemampuan kucing rendahan ini yang mengaku sebagai ksatria Fiana. Aku tidak
punya niatan buruk!」(Zelgadi)
Ibu Sakura, yakni
Fiana-san, adalah seorang kepala sekolah di sini. Sedangkan kucing ini adalah
Nyantaro…hewan panggilan Sakura.
Ia berkata
mengetes, tapi ini mencurigakan. Aku punya firasat kalau ia cuma iri karena
tidak disapa putri dan mantan pasangannya (walau tidak
menikah sih).
Yah…tapi
sepertinya ia tidak bohong. Ia tidak menggunakan sihir sama sekali.
Semua orang sama
saja. Sihir Sakura menjadi lebih kuat dari sebelumnya, mungkin ini efek dari
menjadi seorang dependan.
Ini
cuma firasatku, tapi kekuatan sihirnya lebih kuat dari milik Raja Iblis. Yang
artinya…adalah suatu kemungkinan kalau Nyantaro, yang merupakan hewan panggilannya,
juga ikut kuat.
Tapi
aku membenci cara berpikirnya. Apa ia sudah gila, duel dengan seorang Raja? Dan
juga Raja Iblis
sendiri, meninggalkan pengawalnya dan datang ke sini sendirian, apa yang ia
pikirkan!?
「Terus, apa yang kau lakukan, Nyantaro?」(Touya)
「Nyaa?! Aku disuruh Nona untuk tidak menahan
diri saat Raja Iblis datang ~nya! Kalau bisa, sampai ia tidak bisa berdiri
dengan kakinya di festival ini ~nya!」(Nyantaro)
「Gfuuu?!」(Zelgadi)
Raja Iblis pun
memegangi dadanya dan jatuh tersungkur.
Oi…
bukankah ia paling bisa menahan serangan barusan…
Raja Iblis kalah
oleh perlakuan putrinya yang tidak kenal ampun.
Gimana
ini…? Saat aku melihat
orang ini…aku mulai takut pada sifat yang dimiliki putrinya.
Gimana
kalau…kalau aku dan Sakura punya anak, ia akan menjadi cucu-nya. Bukankah ia
akan langsung mati terkena serangan mental kalau cucu-nya berkata “menyebalkan”
padanya…?
「…Nyantaro, udah selesai?」(Sakura)
Jendela kelas
terbuka, dan Sakura melihat dari sana. Walaupun ia memberi perintah untuk menghabisi
ayahnya sendiri dengan ekspresi yang biasa-biasa saja, kurasa aku harus
meyakinkan diri ini kalau ia tetap lah anaknya.
Saat putrinya
muncul, si Raja Iblis itu langsung melesat ke bawah jendela yang ia buka.
「Farnese! Akhirnya aku sampai ke mari!
Setidaknya biarkan aku bertemu Fiana untuk 1 hari ini saja!」(Zelgadi)
「Ibu sibuk. Raja Iblis itu mengganggu.」(Sakura)
Jedak!
Ia pun menutup
kembali jendela.
Tak
bisakah kau memikirkan cara lain’tuk mengatakannya!? Coba lihat! Badan Raja
Iblis memutih!
「Raja Penguasa Brunhild… aku…dibenci putri
sendiri, ya?」(Zelgadi)
「Salah… Hal itu tidak sepenuhnya benar, Raja
Iblis. Perlakuannya akan lebih kejam kalau ia benar-benar membenci Anda.」(Touya)
「Apa yang barusan itu tidak kejam!? Dadaku sangat
sakit sampai rasanya mau meledak!」(Zelgadi)
Untuk kasus
Sakura, aku belum bisa memahami perbedaan antara ‘tidak suka’ dan ‘benci’-nya.
Sejujurnya,
sepertinya ia menganggap Raja Iblis sebagai orang yang tidak layak
dibicarakan. Intinya, Sakura tidak tertarik sama sekali. Di Kerajaan Iblis,
sebagai orangtua dan anak, mereka tidak bisa berkomunikasi sama sekali, jadi
bukannya aku tidak paham perasaannya. Tanpa adanya rasa kasih sayang dari
Sakura, ia melihat Raja Iblis sebagai ossan yang selalu murung.
Gimana
ini? Aku tidak tahan melihat jarak di antara mereka… Setidaknya aku harus
mencoba memendekkannya.
「Walau terlihat tidak peduli, aku pernah
berencana mengorbankan diri agar Fiana dan Farnese bisa hidup bahagia walau
mereka tidak mengetahuinya… Farnesee lahir tanpa tanduk kerajaan. Ia berasal
dari keturunan Raja Iblis, tapi tidak bertanduk… Kebanyakan bangsawan tidak
akan menerima putri seperti itu. Aku berharap ia bisa hidup sebagai orang
biasa, di suatu tempat yang dekat. Kalau saja cemoohan dan perlakukan “Tuan
Putri Tabu” itu bisa kuhilangkan…itu semua sesuatu yang tidak bisa kukontrol.」(Zelgadi)
Yah kalau melihat
dari yang sudah-sudah..aku yakin kalau bahkan Sakura sekali pun tahu akan hal
itu.
Akan
tetapi, kurasa alasan Sakura menghindari Raja Iblis tidak ada hubungannya
dengan insiden di masa lalu itu. Ia hanya menghindarinya karena insiden itu
membuatnya sedih.
Kalau
memang begitu, aku tidak punya hak untuk ikut campur. Tapi ya…aku merasa tidak
enak pada orang tuanya ini.
Saat aku sudah
putus asa seperti itu, Fiana-san berjalan ke luar bangunan sekolah bersama Sakura.
「Oh… Ooh! Fiana! Lama tak berjumpa!」(Zelgadi)
「Iya, Baginda Raja Iblis, lama tak berjumpa. Selamat
datang di Brunhild.」(Fiana)
Sakura syok
melihat Fiana-san membalas ucapan Raja Iblis dengan senyuman..
Oi-oi,
mulutmu terbuka lho.
「Maafkan perbuatan anak ini. Tolong, maafkan
lah dia.」(Fiana)
「Ah, tidak, tidak apa-apa. Aku lah yang salah
karena muncul tiba-tiba. Aku datang kemarin, tapi kunjunganku ditolak Farnese.」(Zelgadi)
「Ara-ara~.」(Fiana)
Fiana-san pun
melirik Sakura, yang ia balas dengan membuat pandangannya kearah lain, karena
malu.
Sepertinya
Fiana-san tidak tahu apa-apa tentang ini.
「…aku yakin kalau ia cuma akan ganggu ibu. Selain
itu, ibu juga sibuk mengurusi pertemuan anak-anak.」(Sakura)
「Pertemuan anak-anak?」(Zelgadi)
Raja Iblis
bereaksi pada kata-kata itu.
Oh
iya…aku lupa kalau ada acara itu.
「Saya yakin mereka berbicara tentang mengundang
seluruh murid dan anak kota mulai besok sampai lusa, lalu mengadakan acara
membaca dongeng. Dengan begitu, anak-anak yang tidak bisa membaca pun akan bisa
bersenang-senang.」(Touya)
「Hoo~」(Zelgadi)
Di dunia ini,
buku tidak murah, dan literasi masyarakat juga tidak terlalu tinggi sampai
mereka tidak bisa membaca buku cerita. Itu lah alasan kenapa orang-orang
membayar pada “Pendongeng” atau “Penyanyi Jalanan”. Ada juga pertunjukan teater
dan lainnya, tapi bagi anak kecil, biayanya terlalu tinggi.
Yang lebih
parahnya lagi, teater itu sudah terlalu standar sampai-sampai semuanya orang
sudah menghafalnya.
Oleh karena itu,
aku memilih beberapa buku cerita yang disukai anak-anak di buku digital yang kumiliki.
Setelah
itu, aku meminta Sakura dan Lindzey untuk menerjemahkannya dan membuat buku
cerita baru.
Walau
kami harus mengganti kata-kata yang tidak ada di dunia ini sih…seperti “senapan”
atau “mobil”. Akan tetapi, ceritanya tidak terlalu berubah kok.
Saat aku
memikirkannya…
「Oke! Kalau begitu, aku juga akan membantu
acara pertemuan anak-anak ini!」(Zelgadi)
Raja Iblis mengucapkannya
dengan cepat sambil menepuk dadanya.
Dia
ini. Mengatakan sesuatu yang merepotkan lagi. Tapi, aku tidak akan mengatakan
ia “mengganggu” atau.…
「Tidak, kami tidak bisa.…」(Sakura)
Seperti
yang diharapkan.
Ia enggan membuat
seorang Raja membantu pekerjaannya. Jadi, mumpung Sakura menolaknya dengan
halus, Raja Iblis memotong ucapannya dan melanjutkan dengan…
「Tidak apa-apa. Kalian sibuk, kan? Aku lebih
membantu daripada kucing ini, iya kan..?」(Zelgadi)
「Hei, Aku tidak bysa tydac mengryraukanmya~nya…
Aku lebih berguna daripada kau ~nya 」(Nyantaro)
Orang dan kucing
itu memiliki kilatan cahaya tak terlihat di depannya.
Sampai
kapan mereka mau terus-terusan bertengkar seperti ini? Apa aku harus memberi slip lagi?
Yah…ini
ya ini, itu ya itu. Bukankah ini kesempatan bagus untuk memperbaiki hubungan
mereka berdua?
Kami tidak akan
memintanya “sebagai seorang Raja”, dan orang yang ia tolong adalah putrinya
sendiri. Selain itu, ia memakai lencanaku yang membuatnya sama dengan
masyarakat lainnya. Intinya, tidak akan ada masalah. Hal ini juga akan membuat
sikap Sakura menjadi lebih lembut.
Tidak
ada pilihan lain. Haruskah aku menolong?
Aku mulai dengan
memanggil Fiana-san.
「Kalau ia ingin membantu, kenapa tidak diterima
saja? Kita kan kekurangan orang, Fiana-san.」(Touya)
「Memang sih, tapi Bagind-」(Fiana)
「Selain itu, saya percaya akan ada beberapa hal
yang bisa diterapkan di Zenoasu nantinya, seperti cara operarasional sekolah
ini atau kebijakan pembelajarannya. Kalau kita menganggapnya sebagai pertukaran
budaya, ini bukanlah hal yang buruk.」(Touya)
「Iya! Betul sekali, Raja Penguasa! 」(Zelgadi)
“Itu yang
kukatakan” angguk si Raja Iblis.
Aku
tidak tahu ia serius atau tidak, tapi biar lah.
Akan tetapi,
Sakura tetap ngotot dan mengabaikan usulanku dengan mengatakan..
「Kalau cuma bantuan, Nyantaro bisa
melakukannya. Coba dipikir lagi, ia bahkan bisa membaca buku, lho.」(Sakura)
「Tapi, ia tidak bisa mengucapkan kata-kata
dengan tepat, kan? 」(Touya)
「Sualah buesar ~nya! Aque leancar dai semoa
bafhasa ~nya!」(Nyantaro)
Nyantaro menyangkal
ucapanku.
Hasilnya
sudah jelas, kan?
「Oke, coba ucapkan “nata-mame-nana-tsubu,
nama-gome-nana-tsubu, nana-tsubu-nata-mame, nana-tsubu-nama-gome”?」(Touya)
「nyata-mame-nyanya-tsubu, nyama-gome,
nyanya-tsubu, nya-nya-tsubu-nyata-mame, nyanya-nyagome… nya-a-a-a-a-a-a!!」(Nyantaro)
...kan…?
Nyantaro bertekuk
lutut, sementara Sakura mengerang.
「Kan. Kesampingkan itu, kurasa kita tidak perlu
menolak keinginannya. Apa kau tidak mau mensukseskan acara itu, Sakura?」(Touya)
「…kalau begitu baiklah. Ia boleh membantu.」(Sakura)
Mendengar ucapan
Sakura, Raja Iblis menunjukkan senyuman bahagia.
「Tapi ingat, jangan ganggu ibu. Dan jangan
mengajar hal yang aneh pada anak-anak.」(Sakura)
「Oke! Aku berjanji.」(Zelgadi)
Fiana-san mendengarkan
percakapan itu dengan senyuman. Hal ini memang terlihat aneh, tapi kurasa ini
adalah bagian dari hubungan orang tua dan anak.
Ah!
Ooh iya....
「Fiana-san, bisakah kau berdiri di sini?」(Touya)
「Eh? Di sini?」(Fiana)
「Baginda, Anda ke sana. Sakura di tengah. Sip,
seperti itu.」(Touya)
「Untuk apa?」(Sakura)
Setelah menyuruh
mereka berdiri di posisi tertentu, aku sedikit menurunkan badan dan membuka
kamera di smartphone.
「Oke, senyum~」(Touya)
*Kacha!*
Suara tanda foto
terambil pun terdengar.
Sisanya adalah
mengambil kertas dari storage dan
menge-print-nya dengan “Drawing”.
Walaupun
sebenarnya aku bisa melakukannya tanpa mengambil foto, melakukannya dengan
melihat foto membuat hasilnya menjadi lebih jelas. Kemarin aku diberitahu kalau
profesor akan membuat artifak yang bisa
menge-print, tapi sekarang ia sedang sibuk membuat Gerbang Antar Dimensi.
menge-print, tapi sekarang ia sedang sibuk membuat Gerbang Antar Dimensi.
Saat selesai, aku
menyerahkan hasilnya ke 3 orang itu.
「Ara-ara~」(Fiana)
「Oooh, menarik!」(Zelgadi)
「Muuu.…」(Sakura)
3 orang itu
melihati foto (walaupun bukan benar-benar foto
sih…), dan memperlihatkan ekspresi yang berbeda.
「Ra-raja Penguasa, bolehkah aku mengambil foto
ini!?」(Zelgadi)
「Boleh... Anggap saja sebagai kenang-kenangan.」(Toyua)
「Terima kasih!」(Zelgadi)
Berbeda jauh
dengan Raja Iblis yang berteriak kegirangan, Sakura terlihat tertekan.
Jangan-jangan
ia mau memotong atau melipat bagian Raja Iblis!? Setidaknya jangan lakukan itu
lah!
Seperti yang
diharapkan dari orang seperti Sakura. Ia tidak melakukannya, ia cuma
memperlihatkan ekspresi tidak enak saat melihat aksi ayahnya yang seperti anak
kecil. Aku paham perasaannya. Karena kalau dipikir, umur ossan itu lebih dari 100 tahun.
Sedangkan
Fiana-san sendiri, ia melihati foto itu dengan ekspresi takjub.
Ooo
iya....
Aku mengeluarkan smartphone putih dari “Storage” dan memberikannya pada
Fiana-san. Aku berkewajiban memberikannya karena ia bisa dibilang sebagai
kepala divisi pendidikan, yakni sekolah. Ia bisa mempelajari cara
menggunakannya dari Sakura.
Melihatnya, Raja
Iblis berkata ia juga menginginkannya, yang kurespon dengan aku hanya
memberikannya pada para pemimpin negara yang tergabung dalam Aliansi Negara
Timur-Barat. Ia pun berkata “Kalau begitu, Zenoasu juga akan bergabung”.
Oi-oi,
apa tidak masalah untuk bergabung hanya untuk alasan sepele seperti ini…?
Zenoasu
mengisolasi dirinya sejak dulu, hal seperti membuka dirinya pasti akan disambut
hangat.
Tapi
ya…apa benar-benar tidak masalah kalau alasannya seperti ini?
Menurut Raja
Iblis, sejak kehancuran Yuuron, Zenoasu sudah berencana untuk melakukannya, ia
melakukannya untuk mengambil kesempatan dari situasi saat ini.…
Mencurigakan…aku
tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak.
Yah…bergabung ke
aliansi bukanlah hal yang bisa kuputuskan sendirian, jadi kami akan
memutuskannya setelah festival ini berakhir.
Melihat
situasi saat ini, kami mungkin akan mengundang Negara seperti Hanock, Ferzen,
Lail, Elfrau, dan Ishen. Aah! Dan juga Pulau Palerius.
Daripada
menyebutnya dengan Aliansi Timur-Barat, sebaiknya kami menyebutnya dengan
Aliansi Internasional — walau kami tidak tahu mereka akan menerimanya atau
tidak, sih.
Mau
atau tidak, hal itu akan sangat menyibukkan, jadi aku pun menghela nafas saat
memikirkannya.
Lanjutkan Min saya tunggu kelanjutan nya
ReplyDeletemenanti update mimin :D thanks min for updates n percepat min kalo bisa :D
ReplyDeleteLanjut 😍
ReplyDeleteThanks min!!
ReplyDeleteSemangat
Next min
ReplyDeleteDitunggu pdfnya min
ReplyDeleteWalaupun gaada aksinya tapi chapter festival ini seru banget ga sabar nunggu kelanjutannya. Semangat min up ters
ReplyDeleteNightfall i back to read hope the best for this site
ReplyDeleteLanjut min!
ReplyDeleteSemangat min
ReplyDeleteSemangat terus
ReplyDeleteLama amat sih min!
ReplyDeleteCuma update doang lama amat!
Nunggu lama update cuma 3 chap? Yg bener aja!
Semangat min
ReplyDeleteSemangat min
ReplyDeleteLanjutkanlah min
ReplyDeleteSemangat min lanjut saya suka novep ini
ReplyDelete