Wednesday 3 April 2019

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 289 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Erixsu
Proof Reader
Mizuki Hashima


Arc 27: Dunia Kebalikan

Chapter 289: Hari Ke-2, dan Siangnya 



Mereka berlari. Orang itu berlari ke base ke-2, lalu ke-3, dan terus berlari ke home plate dengan gerakan yang bisa dibilang sembrono.

Sebuah bola dilempar dari tengah lapangan secepat cahaya ke arah catcher.

Ini adalah pertandingan kecepatan antara runner Misumido yang berlari ke base terakhir, dan catcher Belfast, yang menjaga home plate.

Hempasan pasir menutupi sosok 2 orang itu… dan penglihatan penonton pun tertutupi olehnya. Beberapa orang menelan ludah dengan suara keras…penonton pun terdiam sejenak. Keheningan itu tiba-tiba hilang dengan adanya suara dari sang wasit.

Aaaamaaaan, mhank!1!1!1!

Penonton pun bertepuk tangan dan bersorak mendengarnya. Pemain Misumido berlari dan mengangkat orang yang mencapai home plate.

Skor di babak final ini tidak berubah sama sekali bahkan walau 9 inning berlalu, yakni 1 - 1, dan yang barusan itu bisa dianggap sebagai poin penentu. Misumido pun menang dengan skor 1 - 2.

Kerajaaan Misumido telah memenangkan turnamen baseball internasional pertama. Juara ke-2 nya Kerajaan Belfast, dan juara ke-3 nya Kekaisaran Regulus.

Sebuah pita putih dilempar ke atas kepala para pemain, yang akhirnya berkibar di atas udara.

Yah…permainan itu sangat menegangkan. Kedua tim bermain sekuat tenaga sampai akhir.

Tepuk tangan itu ditujukan pada pemain dari kedua tim. Setelah semua itu selesai, kami pun mengadakan upacara penghargaan.

Sebagai Raja Brunhild, aku memberikan sebuah piala dan perisai pada kaptennya dan medali pada semua pemain.

Sama halnya dengan kejuaran olimpiade, aku mengimplementasikan pemberian medal. Juara 3, juara 2, dan juara pertama, masing-masing menerima medal hihiirokane, medal mithril, dan medal orichalcum.

Biasanya, tim yang mengikuti kejuaraan olimpik juga diberi uang hadiah oleh tuan rumah, tapi aku akan menyerahkan tugas itu pada negara mereka.

Kami memahat tulisan “Turnamen Internasional Pertama” pada piala dan medal itu. Aku memang tahu kalau ada beberapa negara yang tidak mengikuti turnamen ini, tapi semua semua orang bisa menyebutnya dengan turnamen internasional “pertama”, jadi aku tidak punya keinginan mengganti bagian “turnamen internasional”nya.

Kuharap negara-negara itu tetap akan berpartisipasi di turnamen ke-2, ke-3 dan seterusnya.

Sorakan semua orang masih terdengar sampai sekarang, memberkati semua pemain yang telah berjuang sampai titik darah penghabisan.

Sebagai hadiah tambahan, walaupun bukan “hadiah” sih, aku membolehkan tim yang menang untuk menggunakan salah satu ruangan istana untuk merayakan pesta kemenangannya. Aku juga akan memberikan hidangan dan anggur yang kubeli dengan uangku sendiri. Aku berharap mereka tidak akan meledakkan anggur itu karena ruangannya pasti akan kotor. Yah, akan tetapi kurasa orang dunia ini tidak punya kebiasaan itu.

Dengan itu, turnamen baseball pun berakhir dengan mulus.

Sebentar lagi sudah jam 4 sore. Kurasa, babak penyisihan shogi berjalan dengan lancar.

Aku, Yae, Yumina, dan Sue berjalan menuju tempat shogi berlangsung.

Daripada yang tadi pagi, terlihat lebih sedikit orang di sini. Orang yang lolos dan yang tidak mungkin sudah diputuskan.

Ah, ayah!(Suu)

Sue bertemu dengan ayahnya, lalu berlari.

Waw, kelihatannya Misumido memenangkan turnamen baseball. Kabarnya sudah sampai di sini sejak tadi. (Alfred)

Sayang sekali untuk Belfast, yah?(Trystwin)

Yah, kurasa menang kalah bukan masalah. Tapi tetap saja, aku percaya kalau juara 2 yang Belfast dapat sudah cukup untuk membuat kita merasa bangga.(Alfred)

Begitulah, tidak aneh rasanya melihat skor permainan itu berubah. Kurasa orang yang menonton permainan itu paham akan hal ini.

Bagaimana dengan babak penyisihan shogi ini?(Trystwin)

Cukup baik. Ada beberapa orang yang tidak bisa kita remehkan. Sejujurnya, aku tidak ingin bertemu mereka nanti.(Alfred)

Ada 32 pemain yang akan maju di turnamen shogi besok, mereka adalah pemain undangan dan pemain yang menang di pertandingan hari ini.

Kalau semuanya berjalan lancar, pemenangnya akan ditentukan di malam hari. Tapi ya begitu…aku penasaran apakah mereka tidak tertekan bermain shogi secara terus menerus.

Akan sangat membantu kalau kami menambah jumlah waktu bermain, tapi aku tidak menyangka pemainnya akan sangat banyak.

Jangan seperti ini lah.

Kami berencana menyiarkan permainan sehingga semua orang bisa melihatnya besok. Aku akan meminta Monica dan Rosetta memasang layar besar.

Pemasangannya pasti merepotkan, jadi aku akan membantu mereka.

Tiba-tiba, smartphone-ku bergetar, jadi aku mengeluarkannya untuk melihat siapa yang menelpon.

Ups, urusan penting.(Touya)

Aku pun menyerahkan sisanya ke Yumina dan ber-teleport ke gereja dekat bukit yang ada di pinggiran kota.

***

Sungguhan be-besok?! Jam be-berapa?!(Elias)

Sekitar 12. Bisa kurang bisa lebih.(Touya)

Aku memberitahu Paus yang sedang berceramah tentang ke-Dewaaan tentang panggilan tadi. Nafasnya menjadi berat, mungkin gara-gara terlalu senang.

Apa ia baik-baik saja? Aku sedikit khawatir karena ia sudah berumur senja. Bukankah ia setidaknya berumur 60-an? Tapi tetap saja, aku tidak punya niatan menanyakan umur pada seorang perempuan.
(Ramune: Sebagai orang yang katanya anak perempuan termasuk orang yang tidak peka, aku sering menanyakan umur pada anak perempuan, yang kemudian mereka jawab dengan nada dongkol dll)

Ap-apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia Paus?(Phyllis)

Tenanglah, Phyllis. Tidak ada gunanya gegabah di saat-saat seperti ini.(Elias)

Ksatria Templar Ramisshu tidak paham topik pembicaraan mereka, jadi mereka hanya melihati mereka dengan tatapan kosong. Hanya Phyllis lah yang paham dan akhirnya ikut gegabah seperti Paus.

Yah, kurasa sangat sulit untuk terbiasa dengan hal-hal seperti ini.

Setelah mereka menanyakan detailnya, Karen-nee-san mulai mengatakan sesuatu.

Akan tetapi…ini sangat jarang ~noyo. Hal seperti turunnya Dewa-Dunia ke bawah tidak pernah lagi terjadi sejak beberapa juta tahun yang lalu ~noyo?(Karen)

Tidak, sampai sekarang sudah 2x kok.

Yah, berdasarkan perbincangan kami setelah kejadian pertama dulu, beliau menggunakan sebagian dirinya, atau avatar-nya. Akan tetapi, keberadaannya tetap saja menakjubkan.

Di turunan kali ini, aku tidak tahu apakah beliau akan menggunakan avatar atau bahkan turun sendiri seperti kedua nee-san ku.

Ka-kalau kita membuat beliau tersinggung, dunia ini mungkin akan segera kiamat…(Phyllis)

Tidak akan! Sudah saya bilang, beliau tidak akan melakukan hal yang mempengaruhi dunia secara langsung. Anda tidak perlu sampai seperti ini.(Touya)

Aku menenangkan Phyllis-san karena ia mulai mengatakan yang tidak-tidak.

Apa mereka berdua benar-benar akan baik-baik saja? Kelakukannya yang sekarang tidak mencerminkan seperti seorang kandidat Paus selanjutnya.

Selain itu, kakak dan saya juga akan menemani kalian nanti, jadi semuanya akan baik-baik saja.(Touya)

Begitulah, karena ada sedikit masalah dengan Dewa-bawahan, aku sedikit segan untuk bertemu dengannya ~noyo… (Karen)

Nee-san melipat tangannya sambil menunjukkan wajah yang muram.

Ya iya lah. Sebenarnya, penangkapan Dewa-bawahan itu adalah urusannya. Akan tetapi, Dewa itu telah diserap oleh Dewa-Iblis sehingga menghilang dari semesta ini.

Kalau tidak salah, kedua nee-san ku hanya telat beberapa saat karena Karen-nee-san tidur.
(Ramune: Reader Nightfall yang (sebagian) no-life sekalian..
Tak peduli seberapa bosannya kalian, jangan tidur terus. Karena mungkin ada kejadian penting yang bisa mempengaruhi berjalannya hidup kalian saat kalian melakukannya. 4-5 jam saja sudah cukup.)

Dewa-Iblis masih belum melakukan pergerakan sama sekali. Hal itu memang bagus, tapi di sisi lain, membuatku cemas. Fraze kelas-bawah terus bermunculan seperti biasa. Akan tetapi, sekarang mereka sudah diatasi oleh adventurer rank-atas.

Sudah kuduga, aku harus segera menemukan cara memperbaiki barir dunia.

Secara teknis bias, sih. Saat ini, aku berpikir kalau pengunnjung Dunia Kebalikan yang Profesor Palerius temui 5000 tahun memiliki solusi dari permasalahan ini.

Mungkin… ini cuma asumsiku sih, tapi ada kemungkinan kalau dulu, Palerius memanggil sebuah golem berkemampuan atau penggunanya dari dunia kebalikan.

Dan dengan kekuatan itu, akhirnya barir dunia ini berhasil diperbaiki.

Apa seperti itu, yah?

Sudah kuduga…kuncinya tetap Dunia Kebalikan.

Saat aku memikirkannya, entah kenapa tiba-tiba terdengar suara hewan dari kejauhan.

Mhmm... suara kucing?

Aku pun menoleh, dan melihat puluhan kucing berlari ke mari.

Uee?!

Mereka melompat ke arahku dan mengeong-ngeong. Daripada menyerang, sepertinya mereka ingin memintaku pergi ke suatu tempat.

Memangnya ada apa sih!?

Aku pun memanggil Kohaku dari istana dengan “Gate”. Ia pasti paham Bahasa kucing.

Semua kucing itu langsung diam saat Kohaku datang, yang membuatnya bisa menanyakan apa yang mereka inginkan.

Jadi…apa yang mereka katakan?(Touya)

Sepertinya…Nyantaro sedang berduel. Mereka ingin Tuan menghentikan duel tersebut.(Kohaku)

Duel? Dengan siapa!?(Touya)

Mereka bilang, dengan Raja Iblis.(Kohaku)

Menyusahkan saja…

***

Kilatan cahaya dari tebasan saber dan rapier. Nyantaro meluncurkan beberapa tusukan secepat kilat ke arah Raja Iblis. Lawannya menangkis ujung rapier itu dengan saber-nya dan menebas secara horizontal, tapi Nyantaro menghindarinya dengan kemampuan alamiah kucingnya dan mengembalikan kuda-kudanya.

Hentikan kebodohan ini, Ksatria Kucing!(Zelgadi)

Aku tidak pantas menjadi ksatria Ibu kalau tidak bisa mengalahkanmu ~nya! (Nyantaro)

Ucap Nyantaro dengan senyuman di bibir dan kedipan di mata.

Mereka pun berjalan ke depan secara perlahan. Pertempuran ini terjadi di sekolah Brunhild, ditemani dengan indahnya suasana matahari terbenam di belakang kedua sosok itu.

Mereka berdua melaju ‘tuk menghilangkan jarak. Saat mereka hampir mengadu jurus pamungkas masing-masing…

Slip.(Touya)

Gafuu!?(Zelgadi)

Funyaa?!(Nyantaro)

Sihir itu kutaruh di tempat di mana mereka akan mengadu jurus, membuat mereka jatuh ke tanah.

Apa mereka sudah gila?

Aku mulai menghela nafas saat melihat 2 orang (atau 1 orang dan 1 kucing, yah?) itu merangkak.

Apa yang Anda lakukan, Baginda Raja Iblis?(Touya)

Ra-Raja Penguasa? Begini! Aku ingin mengetes kemampuan kucing rendahan ini yang mengaku sebagai ksatria Fiana. Aku tidak punya niatan buruk!(Zelgadi)

Ibu Sakura, yakni Fiana-san, adalah seorang kepala sekolah di sini. Sedangkan kucing ini adalah Nyantaro…hewan panggilan Sakura.

Ia berkata mengetes, tapi ini mencurigakan. Aku punya firasat kalau ia cuma iri karena tidak disapa putri dan mantan pasangannya (walau tidak menikah sih).

Yah…tapi sepertinya ia tidak bohong. Ia tidak menggunakan sihir sama sekali.

Semua orang sama saja. Sihir Sakura menjadi lebih kuat dari sebelumnya, mungkin ini efek dari menjadi seorang dependan.

Ini cuma firasatku, tapi kekuatan sihirnya lebih kuat dari milik Raja Iblis. Yang artinya…adalah suatu kemungkinan kalau Nyantaro, yang merupakan hewan panggilannya, juga ikut kuat.

Tapi aku membenci cara berpikirnya. Apa ia sudah gila, duel dengan seorang Raja? Dan juga Raja Iblis sendiri, meninggalkan pengawalnya dan datang ke sini sendirian, apa yang ia pikirkan!?

Terus, apa yang kau lakukan, Nyantaro?(Touya)

Nyaa?! Aku disuruh Nona untuk tidak menahan diri saat Raja Iblis datang ~nya! Kalau bisa, sampai ia tidak bisa berdiri dengan kakinya di festival ini ~nya!(Nyantaro)

Gfuuu?!(Zelgadi)

Raja Iblis pun memegangi dadanya dan jatuh tersungkur.

Oi… bukankah ia paling bisa menahan serangan barusan…

Raja Iblis kalah oleh perlakuan putrinya yang tidak kenal ampun.

Gimana ini…? Saat aku melihat orang ini…aku mulai takut pada sifat yang dimiliki putrinya.

Gimana kalau…kalau aku dan Sakura punya anak, ia akan menjadi cucu-nya. Bukankah ia akan langsung mati terkena serangan mental kalau cucu-nya berkata “menyebalkan” padanya…?

…Nyantaro, udah selesai?(Sakura)

Jendela kelas terbuka, dan Sakura melihat dari sana. Walaupun ia memberi perintah untuk menghabisi ayahnya sendiri dengan ekspresi yang biasa-biasa saja, kurasa aku harus meyakinkan diri ini kalau ia tetap lah anaknya.

Saat putrinya muncul, si Raja Iblis itu langsung melesat ke bawah jendela yang ia buka.

Farnese! Akhirnya aku sampai ke mari! Setidaknya biarkan aku bertemu Fiana untuk 1 hari ini saja!(Zelgadi)

Ibu sibuk. Raja Iblis itu mengganggu.(Sakura)

Jedak!

Ia pun menutup kembali jendela.

Tak bisakah kau memikirkan cara lain’tuk mengatakannya!? Coba lihat! Badan Raja Iblis memutih!

Raja Penguasa Brunhild… aku…dibenci putri sendiri, ya?(Zelgadi)

Salah… Hal itu tidak sepenuhnya benar, Raja Iblis. Perlakuannya akan lebih kejam kalau ia benar-benar membenci Anda.(Touya)

Apa yang barusan itu tidak kejam!? Dadaku sangat sakit sampai rasanya mau meledak!(Zelgadi)

Untuk kasus Sakura, aku belum bisa memahami perbedaan antara ‘tidak suka’ dan ‘benci’-nya.

Sejujurnya, sepertinya ia menganggap Raja Iblis sebagai orang yang tidak layak dibicarakan. Intinya, Sakura tidak tertarik sama sekali. Di Kerajaan Iblis, sebagai orangtua dan anak, mereka tidak bisa berkomunikasi sama sekali, jadi bukannya aku tidak paham perasaannya. Tanpa adanya rasa kasih sayang dari Sakura, ia melihat Raja Iblis sebagai ossan yang selalu murung.

Gimana ini? Aku tidak tahan melihat jarak di antara mereka… Setidaknya aku harus mencoba memendekkannya.

Walau terlihat tidak peduli, aku pernah berencana mengorbankan diri agar Fiana dan Farnese bisa hidup bahagia walau mereka tidak mengetahuinya… Farnesee lahir tanpa tanduk kerajaan. Ia berasal dari keturunan Raja Iblis, tapi tidak bertanduk… Kebanyakan bangsawan tidak akan menerima putri seperti itu. Aku berharap ia bisa hidup sebagai orang biasa, di suatu tempat yang dekat. Kalau saja cemoohan dan perlakukan “Tuan Putri Tabu” itu bisa kuhilangkan…itu semua sesuatu yang tidak bisa kukontrol.(Zelgadi)

Yah kalau melihat dari yang sudah-sudah..aku yakin kalau bahkan Sakura sekali pun tahu akan hal itu.

Akan tetapi, kurasa alasan Sakura menghindari Raja Iblis tidak ada hubungannya dengan insiden di masa lalu itu. Ia hanya menghindarinya karena insiden itu membuatnya sedih.

Kalau memang begitu, aku tidak punya hak untuk ikut campur. Tapi ya…aku merasa tidak enak pada orang tuanya ini.

Saat aku sudah putus asa seperti itu, Fiana-san berjalan ke luar bangunan sekolah bersama Sakura.

Oh… Ooh! Fiana! Lama tak berjumpa!(Zelgadi)

Iya, Baginda Raja Iblis, lama tak berjumpa. Selamat datang di Brunhild.(Fiana)

Sakura syok melihat Fiana-san membalas ucapan Raja Iblis dengan senyuman..
Oi-oi, mulutmu terbuka lho.

Maafkan perbuatan anak ini. Tolong, maafkan lah dia.(Fiana)

Ah, tidak, tidak apa-apa. Aku lah yang salah karena muncul tiba-tiba. Aku datang kemarin, tapi kunjunganku ditolak Farnese.(Zelgadi)

Ara-ara~.(Fiana)

Fiana-san pun melirik Sakura, yang ia balas dengan membuat pandangannya kearah lain, karena malu.

Sepertinya Fiana-san tidak tahu apa-apa tentang ini.

…aku yakin kalau ia cuma akan ganggu ibu. Selain itu, ibu juga sibuk mengurusi pertemuan anak-anak.(Sakura)

Pertemuan anak-anak?(Zelgadi)

Raja Iblis bereaksi pada kata-kata itu.
Oh iya…aku lupa kalau ada acara itu.

Saya yakin mereka berbicara tentang mengundang seluruh murid dan anak kota mulai besok sampai lusa, lalu mengadakan acara membaca dongeng. Dengan begitu, anak-anak yang tidak bisa membaca pun akan bisa bersenang-senang.(Touya)

Hoo~(Zelgadi)

Di dunia ini, buku tidak murah, dan literasi masyarakat juga tidak terlalu tinggi sampai mereka tidak bisa membaca buku cerita. Itu lah alasan kenapa orang-orang membayar pada “Pendongeng” atau “Penyanyi Jalanan”. Ada juga pertunjukan teater dan lainnya, tapi bagi anak kecil, biayanya terlalu tinggi.

Yang lebih parahnya lagi, teater itu sudah terlalu standar sampai-sampai semuanya orang sudah menghafalnya.

Oleh karena itu, aku memilih beberapa buku cerita yang disukai anak-anak di buku digital yang kumiliki. Setelah itu, aku meminta Sakura dan Lindzey untuk menerjemahkannya dan membuat buku cerita baru.

Walau kami harus mengganti kata-kata yang tidak ada di dunia ini sih…seperti “senapan” atau “mobil”. Akan tetapi, ceritanya tidak terlalu berubah kok.

Saat aku memikirkannya…

Oke! Kalau begitu, aku juga akan membantu acara pertemuan anak-anak ini!(Zelgadi)

Raja Iblis mengucapkannya dengan cepat sambil menepuk dadanya.

Dia ini. Mengatakan sesuatu yang merepotkan lagi. Tapi, aku tidak akan mengatakan ia “mengganggu” atau.

Tidak, kami tidak bisa.(Sakura)

Seperti yang diharapkan.

Ia enggan membuat seorang Raja membantu pekerjaannya. Jadi, mumpung Sakura menolaknya dengan halus, Raja Iblis memotong ucapannya dan melanjutkan dengan…

Tidak apa-apa. Kalian sibuk, kan? Aku lebih membantu daripada kucing ini, iya kan..?(Zelgadi)

Hei, Aku tidak bysa tydac mengryraukanmya~nya… Aku lebih berguna daripada kau ~nya (Nyantaro)

Orang dan kucing itu memiliki kilatan cahaya tak terlihat di depannya.

Sampai kapan mereka mau terus-terusan bertengkar seperti ini? Apa aku harus memberi slip lagi?

Yah…ini ya ini, itu ya itu. Bukankah ini kesempatan bagus untuk memperbaiki hubungan mereka berdua?

Kami tidak akan memintanya “sebagai seorang Raja”, dan orang yang ia tolong adalah putrinya sendiri. Selain itu, ia memakai lencanaku yang membuatnya sama dengan masyarakat lainnya. Intinya, tidak akan ada masalah. Hal ini juga akan membuat sikap Sakura menjadi lebih lembut.

Tidak ada pilihan lain. Haruskah aku menolong?

Aku mulai dengan memanggil Fiana-san.

Kalau ia ingin membantu, kenapa tidak diterima saja? Kita kan kekurangan orang, Fiana-san.(Touya)

Memang sih, tapi Bagind-(Fiana)

Selain itu, saya percaya akan ada beberapa hal yang bisa diterapkan di Zenoasu nantinya, seperti cara operarasional sekolah ini atau kebijakan pembelajarannya. Kalau kita menganggapnya sebagai pertukaran budaya, ini bukanlah hal yang buruk.(Touya)

Iya! Betul sekali, Raja Penguasa! (Zelgadi)

“Itu yang kukatakan” angguk si Raja Iblis.
Aku tidak tahu ia serius atau tidak, tapi biar lah.
Akan tetapi, Sakura tetap ngotot dan mengabaikan usulanku dengan mengatakan..

Kalau cuma bantuan, Nyantaro bisa melakukannya. Coba dipikir lagi, ia bahkan bisa membaca buku, lho.(Sakura)

Tapi, ia tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat, kan? (Touya)

Sualah buesar ~nya! Aque leancar dai semoa bafhasa ~nya!(Nyantaro)

Nyantaro menyangkal ucapanku.
Hasilnya sudah jelas, kan?

Oke, coba ucapkan “nata-mame-nana-tsubu, nama-gome-nana-tsubu, nana-tsubu-nata-mame, nana-tsubu-nama-gome”?(Touya)

nyata-mame-nyanya-tsubu, nyama-gome, nyanya-tsubu, nya-nya-tsubu-nyata-mame, nyanya-nyagome… nya-a-a-a-a-a-a!!(Nyantaro)

...kan…?
Nyantaro bertekuk lutut, sementara Sakura mengerang.

Kan. Kesampingkan itu, kurasa kita tidak perlu menolak keinginannya. Apa kau tidak mau mensukseskan acara itu, Sakura?(Touya)

…kalau begitu baiklah. Ia boleh membantu.(Sakura)

Mendengar ucapan Sakura, Raja Iblis menunjukkan senyuman bahagia.

Tapi ingat, jangan ganggu ibu. Dan jangan mengajar hal yang aneh pada anak-anak.(Sakura)

Oke! Aku berjanji.(Zelgadi)

Fiana-san mendengarkan percakapan itu dengan senyuman. Hal ini memang terlihat aneh, tapi kurasa ini adalah bagian dari hubungan orang tua dan anak.

Ah! Ooh iya....

Fiana-san, bisakah kau berdiri di sini?(Touya)

Eh? Di sini?(Fiana)

Baginda, Anda ke sana. Sakura di tengah. Sip, seperti itu.(Touya)

Untuk apa?(Sakura)

Setelah menyuruh mereka berdiri di posisi tertentu, aku sedikit menurunkan badan dan membuka kamera di smartphone.

Oke, senyum~(Touya)

*Kacha!*

Suara tanda foto terambil pun terdengar.
Sisanya adalah mengambil kertas dari storage dan menge-print-nya dengan “Drawing”.

Walaupun sebenarnya aku bisa melakukannya tanpa mengambil foto, melakukannya dengan melihat foto membuat hasilnya menjadi lebih jelas. Kemarin aku diberitahu kalau profesor akan membuat artifak yang bisa
menge-print, tapi sekarang ia sedang sibuk membuat Gerbang Antar Dimensi.

Saat selesai, aku menyerahkan hasilnya ke 3 orang itu.

Ara-ara~(Fiana)
Oooh, menarik!(Zelgadi)
Muuu.(Sakura)

3 orang itu melihati foto (walaupun bukan benar-benar foto sih…), dan memperlihatkan ekspresi yang berbeda.

Ra-raja Penguasa, bolehkah aku mengambil foto ini!?(Zelgadi)
Boleh... Anggap saja sebagai kenang-kenangan.(Toyua)
Terima kasih!(Zelgadi)

Berbeda jauh dengan Raja Iblis yang berteriak kegirangan, Sakura terlihat tertekan.

Jangan-jangan ia mau memotong atau melipat bagian Raja Iblis!? Setidaknya jangan lakukan itu lah!

Seperti yang diharapkan dari orang seperti Sakura. Ia tidak melakukannya, ia cuma memperlihatkan ekspresi tidak enak saat melihat aksi ayahnya yang seperti anak kecil. Aku paham perasaannya. Karena kalau dipikir, umur ossan itu lebih dari 100 tahun.

Sedangkan Fiana-san sendiri, ia melihati foto itu dengan ekspresi takjub.

Ooo iya....
Aku mengeluarkan smartphone putih dari “Storage” dan memberikannya pada Fiana-san. Aku berkewajiban memberikannya karena ia bisa dibilang sebagai kepala divisi pendidikan, yakni sekolah. Ia bisa mempelajari cara menggunakannya dari Sakura.

Melihatnya, Raja Iblis berkata ia juga menginginkannya, yang kurespon dengan aku hanya memberikannya pada para pemimpin negara yang tergabung dalam Aliansi Negara Timur-Barat. Ia pun berkata “Kalau begitu, Zenoasu juga akan bergabung”.

Oi-oi, apa tidak masalah untuk bergabung hanya untuk alasan sepele seperti ini…?
Zenoasu mengisolasi dirinya sejak dulu, hal seperti membuka dirinya pasti akan disambut hangat.

Tapi ya…apa benar-benar tidak masalah kalau alasannya seperti ini?
Menurut Raja Iblis, sejak kehancuran Yuuron, Zenoasu sudah berencana untuk melakukannya, ia melakukannya untuk mengambil kesempatan dari situasi saat ini.

Mencurigakan…aku tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak.
Yah…bergabung ke aliansi bukanlah hal yang bisa kuputuskan sendirian, jadi kami akan memutuskannya setelah festival ini berakhir.

Melihat situasi saat ini, kami mungkin akan mengundang Negara seperti Hanock, Ferzen, Lail, Elfrau, dan Ishen. Aah! Dan juga Pulau Palerius.

Daripada menyebutnya dengan Aliansi Timur-Barat, sebaiknya kami menyebutnya dengan Aliansi Internasional — walau kami tidak tahu mereka akan menerimanya atau tidak, sih.


Mau atau tidak, hal itu akan sangat menyibukkan, jadi aku pun menghela nafas saat memikirkannya.



Sebelumnya || Daftar Chapter  || Selanjutnya

16 comments:

  1. Lanjutkan Min saya tunggu kelanjutan nya

    ReplyDelete
  2. menanti update mimin :D thanks min for updates n percepat min kalo bisa :D

    ReplyDelete
  3. Walaupun gaada aksinya tapi chapter festival ini seru banget ga sabar nunggu kelanjutannya. Semangat min up ters

    ReplyDelete
  4. Nightfall i back to read hope the best for this site

    ReplyDelete
  5. Lama amat sih min!
    Cuma update doang lama amat!
    Nunggu lama update cuma 3 chap? Yg bener aja!

    ReplyDelete
  6. Semangat min lanjut saya suka novep ini

    ReplyDelete