Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 169 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Shiro7D |
Proof Reader
| - |
Arc 21: Pertempuran Wanita
Chapter 169: Pedang Suci, dan Raja Ksatria Baru
Chapter 169: Pedang Suci, dan Raja Ksatria Baru
Beberapa hari kemudian, aku membawa semua orang dari Restia kembali
ke Kerajaan Ksatria, menggunakan [Gate].
Setelah dipandu ke istana, aku bertemu dengan Baginda Raja
Ksatria, Reid Yunas Restia di ruangan resepsi sesuai rencana Hilda dan Raja
sebelumnya. Meskipun Raja sebelumnya sudah memberi aku restu, tetapi setidaknya
aku harus menyampaikan beberapa hal sendiri.
Kurasa terlalu cepat untuk menduga hal ini. Tapi mungkin saja
Raja ini juga tipe orang yang mirip seperti aku dan Raja sebelumnya.
(TL: Entah kenapa dia juga bilang
aku, jadi dia ngaku kalau dia aneh juga, yah)
Hmmm……. Apakah aku nantinya akan menjadi ero-jiji sepertinya juga, yah……..?
[Fu~…… Meski sudah terlambat, tapi sekali lagi saya di
kejutkan oleh aksi gila ayah, dan mengenai pernikahan Hilda. Saya rasa, tidak
ada yang perlu dihalangi. Karena saya pikir Raja Penguasa adalah orang yang
luar biasa karena dapat mengurus gadis tomboy dan keras kepala seperti Hilda. Malahan
ini bisa di katakan sebagai berkah dari tuhan] (Raja Restia)
[Saya juga berpikir demikian. Syukurlah, Hilda. Kau bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri] (Ratu)
[Selamat, Hilda. Raja Penguasa, tolong rawatlah adikku] (Pangeran)
Oou…….. Raja, Ratu dan juga Pangeran sangat normal. Kemarin
aku sudah siap untuk menerima kenyataan kalau mereka adalah orang-orang aneh
karena memiliki pak tua semacam ini sebagai keluarga, tapi ternyata mereka
adalah keluarga yang normal.
Tidak, pasti karena memiliki pak tua seperti ini lah, mereka
menjadi normal….. Ia adalah contoh bagus untuk sesuatu yang tidak pantas ditiru.
Mereka bertiga terlihat lemah lembut, dan tampak seperti
orang yang sangat baik. Apakah Sang Raja berusia sekitar 50 tahunan? Ia memiliki
rambut coklat gelap pendek dan kumis yang sedikit beruban, tapi hal itu
menambah romansa kelabu milikinya. Ia mungkin populer semasa mudanya.
Apakah Ratu Esther berumur 40 tahunan? ia entah kenapa
memiliki aura yang menghangatkan hati seperti Cecil-san kami. Apakah ia seorang
putri dari keluarga yang takkan menua seiring berjalannya waktu? Ia terasa
seperti seorang ibu yang lemah lembut.
Kakak Hilda, Pangeran Reinhardt, adalah seorang yang
benar-benar cocok disebut dengan sebagai Seorang Pangeran. Umurnya sekitar 25
tahunan dan memiliki rambut blonde sama seperti Hilda. Kurasa mereka
mendapatnya dari ibu mereka. Sial… Ternyata ia juga seorang yang tampan…… sepertinya,
ia sudah memiliki tunangan. Ia baik terhadap semua orang, pandai berpedang, dan
pintar. Bukankah ia terlalu sempurna untuk menjadi Raja selanjutnya?
[Ayah, ibu, kakak……. Aku, pasti akan bahagia!] (Hilda)
Hilda menangis sejadi-jadinya dan melompat ke dada ibunya. Ini
adalah pemandangan yang indah, tapi sebagai pihak lain, aku tidak terlalu
tenang. Karena aku seperti sedang menghancurkan keluarga yang sangat dekat ini.
[Dan, ~jano. Sebenarnya, ada persoalan penting juga yang
ingin saya sampaikan. Saya berpikir untuk turun takhta dan menyerahkannya pada
Reinhardt ~ja. Akan tetapi, ada suatu masalah kecil yang terjadi pada pedang
berharga yang biasa digunakan dalam upacara tersebut] (Yunas)
[Pedang berharga?] (Touya)
[Itu adalah pedang suci yang diwariskan secara turun-temurun oleh keluarga kerajaan. Pedang Suci Restia. Pedang itu dinamakan sama seperti nama negara kami, dan bisa disebut sebagai simbol negara kami] (Hilda)
Aku mendengar penjelasan Hilda dan seorang ksatria masuk
sambil memberikan kotak panjang tersegel pada Raja dan pergi.
Pada saat Raja Ksatria mengucapkan mantra, terdengar suara
sesuatu terbuka dan segel di penutupnya dilepas. Aku mendengar sedikit suara
udara yang keluar darinya. Apakah itu kotak itu kedap udara? Ada pedang panjang
di dalamnya.
Itu adalah pedang indah yang dihiasi dengan hiasan emas dan
perak. Bilah pedang itu agak lebar, dan sebuah sarung pedang yang sama indahnya
diletakan disampingnya. Pedang itu memang pantas disebut sebagai [Pedang Sang
Raja].
[Hmm!?, ini…….]
(Touya)
Alasan kenapa aku bergumang seperti itu adalah karena pedang
bagus itu retak dan patah di bagian tengahnya, Kerusakan itu menghancurkan
segala keindahan padang itu.
[Inilah Pedang Suci Restia. Selama tidak ada masalah serius
seperti Negara sedang berperang atau upacara pengangkatan terjadi, saya tidak
membuka segelnya. Terakhir kali pedang ini digunakan adalah saat pengangkatan
Hilda menjadi ksatria] (Yunas)
[Dan saat saya memutuskan untuk menyerahkan takhta kepada Reinhardt, saya membuka segelnya dan melihat pedangnya sudah hancur seperti ini. Saya tidak tahu kenapa pedang ini hancur, dan meskipun saya tahu kenapa ini bisa terjadi, upacara tetap tidak bisa dilakukan dengannya. Tapi saat saya berpikir untuk menggunakan jalan terakhir yaitu membuat imitasinya, Hilda memberikan kabar tentang Raja Penguasa kepada saya] (Yunas)
Raja Ksatria pun menarik pedang di pinggangnya dan
menunjukkannya. Ah, itu adalah pedang yang kuberikan pada Hilda waktu itu.
[Jika ia orang yang bisa membuat pedang sebagus ini, bukankah
ia juga bisa memperbaiki Restia? Itulah alasan kenapa saya pergi ke Brunhild
~jayo. Terlebih lagi, saya juga penasaran ~no. Seberapa bagus orang yang diharapkan
oleh Hilda? Jadi saya pun berpikir “Mari temui dia”] (Galen)
[O~, Ojii-sama !?] (Hilda)
[Beberapa bulan ini, kapanpun ia berbicara, isinya hanya tentang Raja Penguasa Brunhild saja. Ia selalu menghela nafas panjang dan terus menatap pedang yang telah ia terima. Ia juga sering bertanya tentang Brunhild kepada pedagang sekitar karena tidak bisa tenang. Orang seperti saya pun pasti akan menyadarinya jika melihat tinggahnya yang seperti itu] (Reinhardt)
[Ka-kakak juga!?] (Hilda)
Sambil melirik Hilda yang panik, aku mengobservasi Pedang
Suci didepanku. Umm……. Pedang ini cukup tua tapi…….. ada beberapa huruf kuno
yang terukir di bagian tengahnya. Dan sebuah kristal dimasukkan di gagangnya.
[Bolehkah saya memegangnya?] (Touya)
[Silahkan] (Yunas)
Aku memegang bagian yang hancur dan melihatnya, aku bisa
merasakan sisa kekuatan sihir yang tipis padanya.
[Apakah pedang ini telah diberikan suatu penguatan tertentu?]
(Touya)
[Seperti yang diharapkan dari Raja Penguasa ~jana. Apakah Anda bisa mengetahuinya hanya dengan melihatnya? Pedang itu memang memiliki efek penyembuhan pada orang yang memegangnya. Saat seseorang memegangnya, luka kecil akan langsung sembuh, dan luka serius akan sembuh secara perlahan ~ja] (Yunas)
Begitu ya. Jadi pedang ini diberi efek ‘penyembuhan’? Akan
tetapi, penguatan itu mungkin juga rusak. Atau lebih tepatnya, penguatan itu
tidak bisa digunakan lagi.
[Para pandai besi terbaik Negara kami pun telah angkat
tangan soal ini. Pertama, saya diberitahu kalau material pedang ini adalah
material yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Efek penyembuhannya juga
telah menghilang, dan saya telah berpikir kalau pedang ini sudah tidak dapat
diperbaiki, tapi…..] (Yunas)
[Apa arti dari huruf kuno ini?] (Touya)
[Entahlah. Tidak ada informasi mengenainya. Tapi sepertinya huruf itu di tuliskan dalam bahasa Paruteno Kuno] (Yunas)
Sungguhan? Kalau begitu, haruskah aku memeriksanya?
[Reading: Bahasa
Paruteno Kuno] (Touya)
Ini adalah sihir non-atribut [Reading]. Jika aku mengetahui
bahasa apa itu, huruf itu akan diterjemahkan secara otomatis… sungguh sihir
yang praktis…..
[Sialan…..] (Touya)
Aku pun menurunkan bahuku karena merasa kecewa. Aku
kehilangan semua kekuatan dalam tubuhku. Huruf-huruf ini adalah semacam tanda
tangan. Seperti halnya sebuah perusahaan memberi tanda pada hasil buatan mereka.
Aku membaca huruf-huruf tersebut dengan [Reading] dan ini lah yang tertulis.
『Dibuat oleh Regina Babylon』(Touya)
Itu saja, tidak ada lagi…… Professor itu, apakah ia membuat
benda seperti ini juga? Apakah ini juga semacam takdir? Walau aku tidak bisa
mengatakan apa-apa setelah kejadian ini.
[Ada apa, Touya-sama?] (Hilda)
[Tidak ada apa-apa…… Hanya saja pedang ini…… Sepertinya dibuat oleh orang sama dengan orang yang membuat FrameGear……]
[Apa…..!?] (Galen)
Raja sebelumnya membuka matanya lebar-lebar. Meski aku tidak
menyangka akan bertemu dengan pedang ini di tempat seperti ini. Apakah ini
betul-betul [Pedang Suci]? Ini bukankah [Pedang Sex] atau semacamnya, kan?
(TL: Kanji dari kata Sei bisa berarti: 1. Suci [聖 – sei], atau 2. Sex [性 – sei])
(TL: Kanji dari kata Sei bisa berarti: 1. Suci [聖 – sei], atau 2. Sex [性 – sei])
[Mungkin kekuatan sihirnya telah habis karena pedang ini
sudah berusia 5000 tahun atau lebih. Anda selalu menyegelnya, kan? Ini hanya dugaan
saya, tapi perbuatan itu mungkin telah membuat pedang itu tidak bisa menyerap
sihir di udara dan hancur secara perlahan-lahan……] (Touya)
Mungkin karena pedang itu sedikit retak, dan sihir yang
menjaga kondisinya tidak dapat di gunakan karena tidak dapat menyerap kekuatan
sihir, dan hasilnya retakan itu manjadi membesar. Pedang itu juga tidak bisa
sempat menyerap kekuatan sihir yang cukup banyak pada saat upacara Negara
berlangsung. Jadi sudah sewajarnya pedang ini manjadi rusak.
Hal ini sama dengan hewan yang tidak mendapat makanan, lalu
kehilangan berat badannya dan mati secara perlahan-lahan.
[5000 tahun? A-akan tetapi, itu adalah pedang yang digunakan
Pendiri Negara ini. Saya rasa waktunya tidak selama itu…….] (Yunas)
[Sudah berapa tahun sejak Restia dibentuk?] (Touya)
[Sekitar 300 yang lalu. Atau lebih tepatnya 291 tahun. Saya telah diberitahukan kalau Sang Pendiri menggunakan kekuatan Pedang Suci untuk mengakhiri perselisihan di tempat ini, dan mendirikan Kerajaan Ksatria] (Reinhardt)
……….Aku paham. Sebuah teori pun melayang di pikiranku
setelah mendengar penjelasan Pangeran. Tidak, ini lebih ke perkiraan daripada
teori. Kenapa? Karena aku sudah menemui banyak situasi yang sama !
Pedang ini pasti jatuh dari [Gudang], dan seorang ksatria, yang
merupakan Pendiri Negara ini, mengambilnya. Lalu, ia membuat Negara dengan
kekuatan itu……. Kalau dipikir-pikir, teori ini cukup seru rupanya…..
Aku telah menemui banyak masalah karena ke-kikukan penjaga [Gudang],
tapi kurasa kali ini adalah hal yang baik. Pada akhirnya, tak peduli sebagus
apapun item yang digunakan, semuanya
masih tergantung pada penggunaannya, kan?
[Yah, saya bisa memperbaikinya tanpa ada masalah. Saya juga dapat
memberikan penguatan yang sama seperti sebelumnya] (Touya)
Aku mengaplikasikan [Modeling] pada pedang suci itu dan
menyambungkannya. Sihir yang dulu telah hilang, tapi tidak masalah karena aku
akan memberi sihir penyembuhan yang baru, dan aku juga membuat kapasitas
kekuatan sihirnya sedikit lebih banyak. Kurasa pedang ini akan baik-baik saja selama
mereka tidak menyimpannya didalam kotak itu lagi.
[Oh……!] (Yunas)
[Dan, selesai. Sudah kembali seperti semula] (Touya)
[Terima kasih. Sekarang upacara penobatan bisa dilakukan dengan lancar dengan ini. Sekali lagi terima kasih banyak!] (Yunas)
Baginda Raja memegang pedangnya dengan tangan kanan, dan
sedikit mengiris tangan kirinya. Aliran merah pun mengalir dari luka, tapi luka
itu langsung menutup. Dengan kata lain, sembuh.
[Efeknya memang sama seperti sebelumnya. Terlebih lagi, saya
merasa kalau penyembuhannya lebih cepat dari sebelumnya] (Yunas)
Huh? Apakah aku memberi sihir yang 1 tingkat lebih kuat? Jika
memang betul, kekuatan sihirnya akan lebih cepat habis tapi……. Yah, kurasa tidak
masalah karena aku sudah membuat kapasitas sihirnya bertambah.
Pedang itu menyerap kekuatan sihir dari udara dan
mengumpulkannya sampai pada batasan tertentu. Lalu pedang itu dapat
menyembuhkan penggunanya dan menjaga bentuk pedang itu sendiri. Tapi normalnya,
kekuatan sihir itu akan berkurang.
Lalu, pedang itu akan mengembalikan kekuatan sihir yang
hilang dengan menyerap sihir di udara. Pengembaliannya tidak akan cepat, tapi
akan terkumpul secara perlahan. Jika kekuatan sihirnya habis, efek
penyembuhannya pun juga akan habis.
Meski begitu, mustahil untuk menyembuhkan lebih diri 10 kali
[Cure Heal], dan kurasa pedang itu hanya bisa menggunakan [Mega Heal] tidak
lebih dari 5 kali. Meski aku percaya kalau setelah menambah akumulasi kekuatan
sihir, pedang itu bisa menyimpan lebih banyak dari yang sebelumnya.
Yah, pedang sebelumnya juga tidak terlalu hebat jadi
seharusnya tidak ada masalah. Karena sesuatu seperti penyembuhan tak terbatas
itu mustahil.
Aku merasa kalau aku bisa membuat sesuatu seperti itu, tapi
sepertinya mustahil. Skenario terburuknya, aku mungkin akan menjadi seperti
mayat hidup sama seperti pengguna [Permata Keabadian] sebelumnya. Kehidupanmu
sebagai manusia berakhir saat kau memakai sesuatu yang dapat mengambil nyawamu.
[Mungkin agak sedikit berbeda dari yang sebelumnya tapi……..]
(Touya)
[Tidak, ini udah cukup. Terima kasih banyak!] (Yunas)
Raja menyarungkan pedangnya, dan kali ini ia tidak
memasukkannya ke kotak segel. Ia tidak perlu melakukan sampai sejauh itu sih…. Aku
telah menjelaskan kalau pedang itu tidak akan rusak selama ia
mengangin-anginkannya seharian dalam setahun. Lalu ia mengatakan kalau ia akan
membuka segel kotak pada hari pendirian Negara.
Setelah itu, aku memberi salamat pada kenaikan takhta Raja
baru dan memberinya pedang kristal padanya. Aku telah memberinya pada Raja
sebelumnya, Baginda Raja, dan Hilda, tapi saat itu aku tidak tahu kalau ada
Pangeran.
Aku telah mendesainnya sama seperti pedang suci. Pedang itu
ringan, tajam, kuat, dan tidak akan pernah rusak. Pedang itu sempurna untuk
sebuah pertarungan. Pedang itu terlalu tajam sampai-sampai tidak bagus digunakan
pada saat pertandingan kecuali lawannya juga memakai pedang kristal. Pedang
musuh pasti akan hancur jika melawannya.
[Yah, ini mengagumkan. Sebenarnya, saya iri karena semuanya
memiliki pedang kristal masing-masing. Tapi, pedang yang satu ini lebih bagus
daripada milik mereka. Ini adalah hadiah terbaik] (Reinhardt)
Aku lega ia senang. Hal ini baik karena orang ini akan
menjadi kakak iparku.
Beberapa hari kemudian, Raja baru telah lahir di Kerajaan
Ksatria Restia, dan pada saat upacara tersebut, pertunangan Tuan Putri pertama,
Tuan Putri Hildegarde, dengan Raja Penguasa Brunhild telah disebar luaskan.
Hilda pun menjadi tunanganku secara sah.
Lanjut min ;)
ReplyDeleteThanks min
ReplyDelete