Saturday 3 February 2018

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 166 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Shiro7D
Proof Reader
-


Arc 21: Pertempuran Wanita

Chapter 166: 2 Orang Rank-Emas, dan Tuan Putri yang Sedang Jatuh Cinta


Satu bulan berlalu semanjak invasi besar Fraze, tapi sampai saat ini masih belum ada kejadian aneh yang muncul. Kurasa kejadian terbesar sampai saat ini adalah, saat guild master Rerisha-san datang dan meminta penjelasan tentang apa yang terjadi di Yuuron. ternyata, di Yuuron juga terdapat cabang guild, dan itu memberi pukulan cukup keras pada guild.

Di Yuuron Perang Saudara (Meski tidak sampai pertempuran untuk disebut seperti itu) tetap berlanjut. Di setiap daerah, para bangsawan kuat menyatakan kalau “Akulah Raja Langit yang sesunguhnya”, dan nantinya terbunuh. Lalu bangsawan lain menyatakan hal sama dan terbunuh.
Begitu terus sampai sekarang.

Yuuron saat ini, tidak bisa lagi disebut sebagai suatu Negara besar, karena sudah terbagi manjadi beberapa kota kecil. Bahkan ada juga yang menyebut Yuuron dengan sebutan Daerah Yuuron. Kota-kota itu mungkin bisa menjadi sebuah Federasi seperti Federasi Rodomea jika terbentuk kerja sama diantara mereka, tapi sepertinya hal itu masih sulit untuk dilakukan.
(ED: Bukan lagi Negara Yuuron, tapi hanya manjadi Daerah Yuuron)

  [Kesombongan itu tidak akan bertahan lama seakan-akan mereka sedang bermimpi di malam musim semi, kah…..] (Touya)

  [Apa maksudnya itu?] (Monica)

  [Tak peduli betapa kuatnya dirimu, hal itu tidak akan bertahan selamanya.
Itu hanya momen sebentar seperti mimpi di malam musim semi yang pendek. Seperti itulah] (Touya)

Aku menjelaskan maksud kata-kata tersebut pada Minoca yang terlihat bingung pada monolog modernku. Yah, walaupun Yuuron telah menjadi Negara dengan waktu yang lama sih.

Informasi mengenai kehancuran Yuuron tersebar dengan cepat ke Negara-negara lain, dan penyebabnya adalah amukan besar-besaran makhluk mistesius.

Hanya sedikit bangsawan Yuuron yang berkata kalau hal itu adalah perbuatanku.

Menurut pengumuman besar-besaran guild, mereka telah memberitahukan hal-hal tentang [Kemunculan makhluk tak dikenal] [Namanya adalah ‘Fraze’] [Mereka lah penyebab hancurnya peradaban kuno] dan seterusnya secara akurat pada para adventurer.

Hal-hal seperti karakteristik dan titik lemah fraze juga telah diberitahukan oleh guild. Party adventurer handal seharusnya bisa mengalahkan mereka jika lawannya Fraze kelas-rendah.

Karena kita tidak tau di Negara mana lagi mereka akan muncul. Jadi tindakan seperti ini memang dibutuhkan.

Jika aku percaya ucapan End, kupikir segerombolan fraze tidak akan muncul untuk sementara waktu.

  [Jadi, sesuai perkiraan, batas maksimal [Fragarach] adalah 4, ya?] (Touya)

  [Begitulah, ~dearimasu. Aku khawatir kalau tubuh framegear tidak akan bergerak jika jumlah lebih dari itu dipasangkan ~dearimasu] (Rosseta)

Hal itu akan buruk di medan perang. Itu hanya akan membuatmu menjadi target yang empuk. Hal ini tidak ada hubungannya dengan kekuatan sihir pilot, tapi berdasarkan batas dari framegear model lama itu sendiri.

Rosetta turun dari Black KnightNight Baronyang dipasangkan 4 Fragarach berbentuk X di punggungnya.

Fragarach juga merupakan pedang kristal dan juga bisa digunakan sebagai senjata simpel.

Serangan Fragarach yang membutuhkan kekuatan sihir dalam jumlah besar bukanlah sesuatu yang bisa digunakan secara terus-menerus. Aku mengusulkan untuk melakukan sesuatu seperti mengisinya dengan [Transfer], tapi hal itu hanya bisa dilakukan jika terjadi sinkronisasi dengan kekuatan sihir sang pilot. Sepertinya jika aku melakukan hal itu, Fragarach hanya dapat digunakan oleh diriku saja.

Meski telah menyelesaikan senjata ini, ternyata masih ada banyak hal yang harus dilakukan……

Lord, bolehkan saya mengatakan sesuatu?(Kohaku)

Huh? Kohaku? Ada apa?(Touya)

Sebuah komunikasi telepati datang dari Kohaku yang ada di Istana.

Rupanya, ada utusan dari Negara lain datang ingin menemui Lord(Kohaku)

Negara lain?… Usir mereka jika berasal dari Yuuron(Touya)

Bukan, sepertinya mereka berasal dari Negara yang bernama Kerajaan Ksatria Restia(Touya)

Kerajaan Ksatria Restia, katamu……. Apakah itu… Negaranya Tuan Putri Hildegarde yang telah kuselamatkan saat Fraze menyerang kotanya?

Oh iya. Saat aku menyelamatkannya, aku memberinya pedang kristal dan ia menyukainya. Ia mengatakan sesuatu tentang mengirim tanda terima kasihnya.
Apakah ini perbuatannya?

Aku pun langsung pergi ke aula Istana dengan [Gate] karena aku tidak ingin membuat mereka menunggu, tapi tidak ada satupun orang disini. Huh?

  [Ah, Baginda. Disini] (Lapis)

Saat aku berdiri disana, ketua maid Lapis-san memberi isyarat untuk mendatanginya.

  [Bukankah utusan Restia telah datang?] (Touya)

  [Memang benar sih tapi…… Saat saya meminta mereka untuk menunggu karena Baginda sedang tidak ada, mereka mengatakan kalau mereka ingin melihat latihan para ksatria……] (Lapis)

Oh, ya ampun. Seperti yang diharapkan dengan utusan Kerajaan Ksatria, ya?

Sepertinya mereka juga tertarik dengan ksatria Negara lain. Yah, aku tidak keberatan kalau cuma melihat-lihat.

Saat aku sampai di tempat latihan, Logan-san dan seorang ksatria perempuan sedang bertukar serangan dengan pedang palsu. Ksatria perempuan, Hmm? Bukankah ia Tuan Putri Hildegarde?! Apa yang ia lakukan!?

  [Haaaaaaa~!] (Hilda)

Tuan Putri mengirim serangan dengan teriakan keras, dan pedang Logan-san terlempar ke udara. Oou, lumayan juga.

  [Sudah cukup!] (Nicola)

Suara Nicola-san menggema di tempat latihan. Dan sorakan pun terdengar dari penonton sekitar. Beberapa ksatria Restia juga bercampur dengan ksatria kami.

  [Te-terima kasih banyak, Tuan Putri] (Logan)

  [Sama-sama] (Hilda)

Mereka berdua berterima kasih dan menyelesaikan pertandingan tersebut.

Apakah ia melihatku? Tuan Putri berlari kemari. Rambut blonde panjangnya berkibas dengan angin. Meskipun ia menggunakan armor biasanya, senyumannya indah. Kalau tidak salah, bukankah ia seumuran dengan Yae?

  [Ba-baginda! Lama tak berjumpa!] (Hilda)


  [Ah, iya. Lama tak berjumpa. Dan, kenapa Tuan Putri Hildegarde bisa berada disini!?] (Touya)


Tanpa sadar, aku pun menjawab salamnya. Tapi, kenapa Tuan Putri datang kemari?

  [Kunjungan ini adalah bentuk terima kasih untuk saat itu, dan ada juga hal lain yang ingin saya sampaikan…… Namun saya datang kemari hanya sebagai pembantu] (Hilda)


  [Pembantu…… untuk siapa?] (Touya)



  [Untukku ~jayo] (???)

Seorang pak tua berjalan dari belakang para ksatria Restia. Ia mungkin sekitar 

70-an. Ia adalah pak tua dengan janggut putih panjang dan bertongkat. Meskipun ia menggunakan tongkat, punggungnya tegap.



Ia orang yang penuh semangat. Jangan-jangan….



  [Senang berjumpa dengan anda, Raja Penguasa Brunhild. Nama saya adalah

Galen Yunas Restia. Saya adalah Raja sebelumnya Kerajaan Ksatria Restia, dan juga seorang adventurer rank-emas sama seperti anda ~jayo] (Galen)



Ia pun mengeluarkan kartu guild dari sakunya dan menunjukkannya padaku.


Ternyata benar. Lalu orang ini pasti adventurer rank-emas lain selain diriku.


  [Ah, terimas kasih. Saya Mochizuki Touya. Saya telah mendengar anda dari 

guild master Rerisha-san] (Touya)



  [Hou-hou-ho. Saya telah menerima sesuatu yang bagus beberapa hari yang lalu, terima kasih untuk itu. Saya penasaran apakah saya bisa melihat-lihat Brunhild dan juga menyampaikan rasa terima kasih] (Galen)



  [Wah. Meskipun tidak ada terlalu banyak tempat untuk dilihat, namun santailah seperti di rumah sendiri] (Touya)


Saat aku mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, tanganku meleset. Huh?

  [Kyaaa~!?] (Lapis)

Aku pun melihat pada asal teriakan mendadak barusan, Lapis-san memegang pantatnya dan memutar tubuhnya. Dan Raja Sebelumnya berdiri dibelakangnya sambil membuat gerakan ‘waki waki’ dengan tangannya. Eh?
(TL: Kalau kalian bingung, lihat gerakan tangan legendaris Kazuma dari Konosuba)

  [Ya, maaf-maaf. Ini kebiasaan saya. Fumu, sungguh bokong yang kencang ~jano. Ojou-san, kau bukan maid biasa, ya?] (Galen)


  [Ojii-sama!! Disini bukan Restia, jadi tolong tahanlah!!] (Hilda)



  [Tanganku bergerak secara insting saat aku melihat wanita cantik. Aku telah bersabar, tapi sepertinya aku telah mencapai batasku ~ja. Ka-ka-ka] (Galen)


Tuan Putri Hildegarde melototinya. Sepertinya kelakuannya ini adalah kejadian sehari-hari di Restia. Dulu, ia tersenyum pahit saat aku menanyakan tentang Raja sebelumnya. Apakah ini alasan senyuman itu? Sungguh pak tua yang luar biasa……

Tapi, sejak kapan ia melewatiku? Lapis-san sendiri adalah mantan anggota pasukan inteligen khusus. Ia tidak akan membiarkan seseorang melewatinya dengan mudah. Pak tua ini, ia bukan orang biasa. Haruskah aku mengatakan, 

seperti yang diharapkan dengan adventurer rank-emas? Walaupun ia hanyalah Ero-jijii. (TL: Kakek mesum)


  [Maafkan kami! Ini……. Sesuatu seperti kejangnya Oji-sama! Ah, jika ia sudah memegangmu sekali kau sudah aman kok, jadi tolong jangan khawatir!] (Hilda)
(TL: seperti yang diharapkan dari adventurer rank-emas, unik)


  [Haa….. Sakit sekali batin ini…….] (Lapis)


Kejang macam apa itu!? Jadi ini Raja sebelumnya Kerajaan Ksatria……


Kesannya sangat berbeda.


Untuk sekarang, kami memutuskan untuk kembali ke istana. Para ksatria Restia yang datang bersama dengan rombongan Tuan Putri dipandu ke penginapan orde ksatria kami. Meskipun sebagian dari mereka mengikuti kami sebagai pengawal Tuan Putri dan Raja sebelumnya.

Pada saat memasuki istana dan aku akan memandu mereka…

  [Kyaaa!?]


  [Hou-hou-ho]



  [Ojii-sama!!!]

Kejadian ini sudah terulang beberapa kali. Pelecehan pada maid kami sungguh mengerikan. Apakah hal ini tidak akan menjadi masalah internasional?

Bukankah lebih baik untuk mengekangnya dengan [Gravity]?

  [Oh ~yo? Touya-kun ~nanoyo. Selamat pagi ~nanoyo] (Karen)

Karen-nee-san datang dari pojok aula. Kemudian, Raja Sebelumnya Restia pun bergerak dengan kecepatan halilintar ke tempat Nee-san sambil menggerak-gerakkan tangannya ke pantatnya.

Akan tetapi, setelah itu, badannya terbalik dan bergelinding di lantai.

  [……Apa] (Galen)

Nee-san dengan santainya menghidar dari serang tersebut. sedangkan Raja sebelumnya terjatuh ke lantai.

  [Touya-kun, siapa orang ini ~nanoyo?] (Karen)


  [Eh? Ah, beliau adalah Raja sebelumnya Kerajaan Restia] (Touya)



  [Hmmmm, Ojii-chan yang sungguh sehat ya~nanoyo] (Karen)


Aku pun mengenalkan Karen-nee-san pada orang-orang Restia yang masih terkejut sampai saat ini. Untuk sementara ini, Nee-san adalah satu-satunya keluarga kerajaan selain aku sendiri.

  [Saya sebagai adiknya, memohon maaf atas kekasaran Nee-san. Maaf] (Touya)


  [Tidak-tidak! Bisa dikatakan kalau ini kesalahan kami dari awal! Ini adalah obat yang bagus bagi ojii-sama. Sebuah Adzab Ilahi] (Hilda)


Itu memang Adzab Ilahi, tapi aku memutuskan untuk diam. Mungkin ia beruntung karena adzab ini berakhir hanya seperti itu karena telah mencoba untuk memegang pantat Dewi.

  [Akan tetapi, seperti yang diharapkan dengan kakak Baginda. Ini pertama kalinya saya melihat wanita yang bisa menghidar dari ojii-sama………. Anu, ada apa yah?] (Hilda)

Karen Nee-san sedang menatap Tuan Putri Hildegarde dengan ‘Ji————–i’. 

Itu adalah tatapan yang seolah-olah ia sedang melihat isi hati Tuan Putri. Tak lama kemudian, Nee-san mulai berbicara sesuatu.


  [Kamu…. Sedang jatuh cinta, yah~?] (Karen)


  [Fueaaa!?] (Hilda)


Tuan Putri Hildegarde pun berteriak dengan wajah merah. Ekspresi kalemnya menghilang, dan dahinya mengeluarkan keringat dengan deras.


  [Ap-a-apa maksud anda~!? Ci-i-cinta atau, cinta atau semacamnya! Ti-tidak kok!] (Hilda)


  [Fufufufuffu. Tidak ada yang bisa menyembunyikan cinta didepanku ~noyo. Sepertinya aku harus memberimu nasihat ~noyo? Kau harus datang ke tempatku nanti ~noyo] (Karen)


Nee-san pun pergi ke ruang makan setelah berkata seperti itu. Tuan Putri Hildegarde menutupi wajah merahnya dan mengatakan sesuatu dengan suara yang kecil.

  [Apa anda baik-baik saja?] (Touya)


  [F,fuu!?A-ah ti-ti-ii-tidak apa-apa! Tidak apa-apa kok! Fuuu…….] (Hilda)


Kau terlihat buruk tapi…… Sepertinya asap akan mengepul dari kepalamu nanti.

Tapi, dia sedang jatuh cinta, yah? Itu pasti benar karena Nee-san, Sang Dewi Cinta, mengatakannya. Meskipun ia disebut [Knight Princess], ia tetap seorang wanita. Bagi dirinya untuk memerah hanya dengan mengingat orang yang dicintainya sangatlah...

Ia terus menatapku dari waktu ke waktu sejak tadi. Apakah ia malu kalau aku yang merupakan orang luar melihatnya dalam keadaan seperti tadi? Bukankah sebaiknya untuk mengabaikannya dan membiarkannya saja?

  [Kalau begitu, Raja dan Tuan Putri Hildegarde. Akankah kita pergi?] (Touya)


  [Pe-permisi. Daripada Hildegarde, tolong panggil saya Hilda! Itu, panggilan yang diucapkan oleh teman dekat saya ……] (Hilda)


Tuan Putri memerah saat mengatakannya. Memang, namanya agak sulit diucapkan. Mari ambil kesempatan ini karena ia sendiri yang memintanya.

  [Saya mengerti. Kalau begitu Tuan Putri Hilda, mari] (Touya)


  [Ha, Iya!] (Hilda)



  [Hou-hou-ho] (Galen)


Tuan Putri Hilda pun menjawab dengan sebuah senyuman menawan di wajahnya. Dan Raja Sebelumnya menertawainya.

…? Apakah itu lucu?


|| Daftar Chapter  ||  Selanjutnya

5 comments:

  1. Setelah baca ulang, baru nyadar kalau Lapis pernah jadi korban grep2 sama 2 orang Rank Emas 😅

    Di Misimido Oppai nya pernah di grep Touya,
    Lalau disini Vantat nya di grep Galen...

    ReplyDelete