Saturday 3 February 2018

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 168 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Shiro7D
Proof Reader
-


Arc 21: Pertempuran Wanita

Chapter 168: Konferensi Para Tunangan, dan Bikini Tali


[Kalau begitu, siapapun yang tidak menyetujui Touya-san bertunangan dengan Tuan Putri Hildegarde, Tuan Putri pertama dari Kerajaan Ksatria Restia, silahkan angkat tangan] (Yumina)

Tidak ada satupun yang mengakat tangan terhadap suara berwibawa Yumina.

  [Kalau begitu, kita semua sepakat untuk menerima Tuan Putri Hildegarde sebagai keluarga sejiwa. Baik dalam membantu suami kita, dan menjadi istri dan ibu yang baik] (Yumina)
(TL: Touya cult :p)

  [Terima kasih banyak! Saya akan berjuang keras!] (Hilda)

Tuan Putri Hilda menangis sambil menundukkan kepalanya, sedangkan keenam tunangan lainnya bertepuk tangan. Apa-apaan ini?
(TL: Nani kore!?)

Ada delapan orang di ruangan ini: aku, para tunanganku dan juga Tuan Putri Hildegarde. Inilah yang disebut dengan [Konferensi para Tunangan], topik pembahas kali ini adalah tentang penerimaan pernikahan Tuan Putri Hilda dengan diriku. Tapi, kenapa aku, pasangan mereka, duduk di bangku terjauh?

  [Begini. Apakah kalian tidak akan memperhitungkan apapun yang kukatakan, berapa banyakpun aku mengatakannya?] (Touya)

Dan Yumina pun mengirim tatapan penuh celaan.

  [Apakah Touya-san tidak menyukai Tuan Putri Hilda?] (Yumina)
  [Tidak ada alasan untuk itu] (Touya)
  [Terus, apakah kau tidak puas dengan penampilannya?] (Yumina)
  [Mustahil. Kupikir ia cantik] (Touya)
  [Bagaimana dengan sifatnya?] (Yumina)
  [Ia rajin dan berjuang untuk Negara. Jadi kurasa ia orang yang hebat] (Touya)
  [Lalu, apakah ada masalah dengan kelahiran atau tanah airnya?] (Yumina)
  [Tidak kok. Dia Tuan Putri sama seperti Yumina dan Rue] (Touya)
  [Kalau begitu, kau tidak ada masalah, kan?] (Yumina)
  [Uguu] (Touya)
(ED: Sasuga Yumina-san)

Yumina memutar-mutar pertanyaan sambil menyeringai. Saat aku menoleh, Tuan Putri Hilda menunduk dengan wajah memerah. Memang tidak ada alasan untuk menolak sih……. Tapi, bagaimana cara mengatakannya? Ada apa dengan perasaan [jika saat ini aku mundur, aku tidak akan bisa mengangkat kepalaku lagi!]!?
(ED: Maksud Touya. Jika dia menyerah sekarang, kemungkinan kedudukannya sebagai suami akan hilang. Btw bukanya sudah lama hilang yah -_-)

Melawan salah satu dari mereka saja aku tidak bisa menang, bagaimana mungkin aku bisa melawan mereka jika mereka bertujuh.

Berbicara tentang poligami, apakah sang suami punya kesempatan untuk menang jika para istrinya bersekongkol dengan baik!?

  […… Apakah semuanya benar-benar setuju dengan ini?] (Touya)

  [Aku pasti sudah mengangkat tanganku tadi kalau aku tidak setuju] (Elze)

  [… Kami percaya kalau ia sama seperti para tunangan lainnya, mencintai Touya-san apa adanya dan menurutku, ia juga dapat menjadi rekan sekaligus keluarga yang pantas….] (Linze)

Kata Elzie dan Linzey. Apakah kalian benar-benar berpikir seperti itu walaupun kalian baru saja betemu denganya?….. Apakah ini gara-gara mata sihir Yumina? Sepertinya begitu.

Kapanpun Yumina menggunakan mata sihirnya, ia bisa melihat esensi sifat seseorang seperti auranya. Orang berhati baik akan menunjukkan aura cerah, dan orang yang berhati buruk akan menunjukkan aura yang keruh.

Sepertinya ia tidak bisa melihat sifat seseorang melebihi alam bawah sadarnya, tapi sejujurnya aku juga tidak paham secara detail. Aku hanya diberitahu Yumina kalau dia memberikan keputusan berdasarkan warna dan intuisinya.

Dengan kata lain, penerawangannya adalah [Seperti ini atau seperti itu]. Akan tetapi, ia bisa membedakan [orang baik meskipun ia berakting buruk] atau [orang buruk meskipun berakting baik] karena bisa melhat esensi sifatnya. Karena itulah Yumina memberikan persetujuannya, Mungkin seperti itu, tapi…

  [Saya pikir ini kesempatan bagus lho. Meskipun saya dan yumina-san sama-sama Tuan Putri, kami berasal dari Negara bagian Barat. Sedangkan Hilda-san yang merupakan Tuan Putri dari Negara besar di Timur, dan setelah apa yang terjadi di Yuuron. Tidak ada yang lebih menakutkan dari menyatukan bagian Barat dan Timur] (Rue)
(TL:Mungkin Rue mengatakan kalau ini kesempatan agar Negara yang memfitnah Brunhild (atau Touya tepatnya) diam karena ia diback-up oleh Negara besar bagian Barat dan Timur)

Rue pun mengatakan hal-hal seperti itu. Entah kenapa rasanya berbahaya…….

Jika aku punya hubungan baik dengan Restia, hal itu benar-benar akan efektif di bagian Timur suatu hari nanti, tapi…….

  [Tapi begini lho……] (Touya)

  [Touya-dono, kau harus tegas dan lebih percaya diri pada dirimu lagi. Seperti yang kakak-ipar katakan, kau itu [Populer]!] (Yae)

  [Populer katamu…….] (Touya)

  [Bukankah kau memang populer? Semua orang ada disinikan karena mereka menyukai Touya ~ja?] (Sue)

Wajahku pun memerah karena apa yang Sue katakan. Bahaya oi! Aku ini bangga atau malu sih!?

Muuuuuuuu……. Aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti ini untuk memutuskannya setelah aku diseret untuk waktu yang lama tapi…….

Saat aku menoleh ke Tuan Putri, tatapan gelisah kami bertemu.
Kuharap kau tidak membuat wajah seakan-akan kau ingin menangis.

  […… Baiklah. Kalau semuanya tidak keberatan…] (Touya)

Waa! Semuanya berkumpul mengerubungi Tuan Putri Hilda dan memberkatinya. Setelah mendengar suara tertawa tinggi para gadis-gadis tersebut, aku sekali lagi telah mengkorfimasi kalau aku tidak akan bisa menang melawan mereka. Aku merasa khawatir di masa depan.

  [Kalau begitu, Tuan Putri Hilda. Bagaimana dengan pertandingan dengan Raja sebelumnya…….] (Touya)

  [Tolong panggil saya Hilda. Mulai saat ini, saya adalah tunanganmu sekaligus ksatria pertamamu] (Hilda)

Tuan Putri Hilda…. err, Hilda menoleh ke arahku sambil tersenyum. Mari rahasiakan kalau aku sedikit terkejut terhadap ekspresi bangganya.

  [Baiklah Kalau begitu, Hilda. mengenai pertandingan dengan Raja sebelumnya, apakah ada kesempatan untuk menang?] (Touya)

  [Sejujurnya, saya rasa itu sulit. Saya percaya kalau kemungkinan saya menang melawan ojii-sama sekitar 10%, ……] (Hilda)

Rendah sekali. Seperti yang kuduga. Apakah pak tua itu kuat? Akan tetapi, meski hanya 10%%, itu bukan berarti ia tidak bisa menang.

  [Yah… selain itu, itu bukan kemenangan karena kemampuan saya. Saya mungkin bisa menyebutnya dengan ia sedang sial sementara saya sedang beruntung…….] (Hilda)

  [Dengan kata lain, itu hanya kebetulan yah ~jana] (Sue)

  [Iya…….] (Hilda)

Jangan terlalu jujur, Sue! Lihat wajahnya. Bukankah ia langsung depresi?

Sebaliknya, kupikir dengan berbedaan kekuatan sebesar itu, ada kemungkinan pak tua itu akan meremehkannya dan tidak focus. Jika ia dapat memanfaatkan kehilangan fokus tersebut, Ia mungkin bisa menang.

Kalau tidak salah, senjata yang dipilih untuk pertandingan ini adalah pedang. Yang berarti pertandingan yang hanya menggunakan kekuatan fisik tanpa sihir.

  [Touya-dono, apakah ada yang bisa dilakukan ~degozaru?] (Yae)

  [Hmmm. Bagaimana kalau memberi bubuk pemburam pada ujung pedang atau menanamkan peledak pada gagang pedangnya? Atau memberi sihir support yang banyak pada senjata dan armor Hilda dengan [Enchant]?] (Touya)

  [Cara menang seperti itu sedikit…… melenceng dari semangat ksatria] (Hilda)

Itu memang benar. Yah, sejujurnya ada banyak metode yang bisa di lakukan. Namun hal terpenting adalah “Tidak masalah selama kau tidak menggunakan sihir secara langsung”. Kukuku.

  [Kau membuat wajah seram lagi ~degozaru……]
  [Dia pasti menemukan cara untuk curang. Entah kenapa aku manjadi resah]
  [Dia itu bisa di andalkan namun juga sebaliknya………]

Jangan katakan seperti itu. Aku tidak berpikir curang
Kali ini…

***

Pada saat pertandingan dimulai, serangan Raja Sebelumnya mulai memojokkan Hilda. Meskipun ia terpaksa ke mode bertahan, ia masih bisa menghindari, menangkis dan menahan pedang kayu itu.

  [Ada apa!? Apa perasaanmu pada Raja Penguasa hanya seperti ini!?] (Galen)

  […… Aku percaya pada ucapan Touya-sama. Jika aku bergerak seperti yang Touya-sama katakan, aku pasti akan meraih kemenangan!] (Hilda)

  [Seperti yang ia katakan, katamu? Kalau begitu tunjukkan padaku!] (Galen)

Serangannya bertambah cepat dan cepat. Ia menebas cucunya dengan berbagai serangan. Pertahanan Hilda pun mulai hancur. Meski ia bisa menghentikan serangan itu dengan pedang kayunya, getaran serangan itu pasti berdampak pada tangannya. Kalau ia menerima dampak tersebur secara terus menurus kemungkinan gerakannya akan melambat.

Di tempat latihan bawah tanah, penonton pertandingan ini hanya aku dan para tunanganku saja. Aku menyuruh para pengawal untuk menunggu diluar.

Hilda bertahan sebisa mungkin dari serangan Raja Sebelumnya. Aku telah mengatakan padanya untuk jangan pernah melewatkan saat dimana lawan legah dan serangan dengan satu serangan penghabisan.

Hilda mendorong pedang kayunya kesamping dengan pelindungnya dan membuat jarak. Ia mungkin telah menghabiskan banyak stamina.
Nafasnya tersenggal-senggal.

Sedangkan si Pak tua, terlihat masih memiliki stamina dan tersenyum.

  [Muu…… Kuat ~degozaru. Sebagai ksatria, aku juga merasakan ganasnya serangan itu. Hilda-dono sampai dibuat tidak berdaya seperti ini, kakek itu kuat. Dan dari pada Teknik, ini hanyalah kemampuan berpedangnya saja ~degozaru] (Yae)

  [Tapi bukankah ia bisa menahannya? Kupikir itu sudah bagus] (Rue)

  [Itu karena ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bertahan. Akan tetapi, Ia tidak bisa menang dalam keadaannya yang sekarang. Pertahanannya akan runtuh dan ia akan kalah] (ELze)

Yae, Elzie, dan Rue, tiga petarung keluarga kami, menganalisa pertandingan ini. Akan tetapi, semangat Rue juga membara……. Sulit untuk dipercaya kalau ia bergetar ketakutan saat kudeta di Regulus. Kurasa ia hanya terkejut saat itu.

Kemampuan bertarungnya jauh dibawah Yae atau Elzie, tapi sekarang ini ia sudah cukup di bilang kuat. Karena ia mencampur gaya bertarungku dan Yae, yang akhirnya ia pelajari secara otodidak.

  [Sudah hampir waktunya, ya? Kuharap ia tidak melewatkan cela tersebut] (Touya)

  [Tapi apakah Raja Sebelumnya akan membuatnya? Tak peduli statusnya, lawannya adalah cucunya sendiri……] (Yumina)

  [Ini tidak seperti ia akan membuatnya. Namun kelengahannya itu akan dibuat… olehku] (Touya)

  [Eh?] (Yumina)

Setelah meninggalkan Yumina yang kebingungan, aku pun mengkonsentransikan kekuatan sihirku. Untungnya, ada banyak film ‘waw’ di internet, jadi ini tidak susah mencarinya.

Raja sebelumnya mulai berlari sambil menghadap Hilda untuk memberikan serangan penghabisan.

Sekarang!!

Aku memproyeksikan ilusi film sekitar dua meter dibelakang Hilda dengan [Mirage].

  [tsu!?] (Galen)

Raja Sebelumnya membuka matanya lebar-lebar, dan gerakannya pun langsung terhenti. Meski ia tidak tahu apa yang terjadi, Hilda yang telah menunggu momen ini mengayunkan pedang kayunya sekuat tenaga pada badan Raja.

  [Gufuuu!?] (Galen)

Jika itu pedang asli, badannya pasti akan menjadi dua.

Raja Sebelumnya pun jatuh ke tanah. Bagus!

  [……Touya-san] (Yumina)

  [Apa?] (Touya)

  [Siapa wanita yang memakai bikini tipis mirip tali yang muncul sebentar dibelakang Hilda-san tadi?] (Yumina)

Onee-san gravure yang memakai bikini tali sambil berpose erotis terpampang di layar smartphone-ku. Meskipun kau bertanya siapa dia aku juga tidak mengenalnya, namun tidak salah lagi kalau itu adalah bikini yang berbahaya. Ia memiliki kulit coklat, mata menawan, dan memiliki bagian tubuh yang membuat menarik.

  [Saya menang! Saya menang lho! Touya-sama! Saya berhasil melakukannya!] (Hilda)

Aku melambaikan tangan pada Hilda yang sangat gembira. Yang lain juga ikut bertepuk tangan sambil tersenyum, tapi mereka juga berbisik-bisikkan sesuatu dengan suara kecil.

  [Ah, untuk bisa membuatnya lengah semudah itu……]
  [Laki-laki memang…….]
  […gampangan. Onee-chan]
  [Bukankah ia punya dada yang sangat besar…..]
  [Apa kau suka bikini seperti itu Touya-san?]
  [Huh? Mau kemana kau, Touya?]

Dengan pengecualian Sue, mata semua orang tidak tersenyum. Apa kau pikir aku bisa tetap berada disini!? Ini adalah Stratagems tiga puluh-enam!
(TL:
https://en.wikipedia.org/wiki/Thirty-Six_Stratagems )

Aku melompat dari kursi penonton ke bawah dan mendekati Hilda untuk berkata “Bagus!”. Tatapan dingin menusuk punggungku, tapi aku tidak boleh menoleh.

  [Touya-sama! Saya menang! Dengan ini, saya juga bisa menikahi Touya-sama!] (Hilda)

Kenapa kakek lengah? Sepertinya Hilda tidak peduli tentang hal itu dan bergembira, sementara Raja membungkuk di tanah sambil merintih dengan suara kecil disampingnya.

  [Bagus juga kalian bisa mengalahkan aku ……. Akan tetapi, untuk selanjutnya dan selanjutnya lagi. Aku akan muncul dihadapan kalian, dan jadi penghambat kalian…….] (Galen)

  [Maou macam apa kau ini?] (Touya)
(ED: Raja bertingkah layaknya Maou yang dikalahkan Pahlawan)

Aku memberikan sihir penyembuhan pada Raja sebelumnya. Serius lho, apakah orang ini benar-benar mantan Raja Kerajaan Ksatria? Ah, bukankah dia dibilang kalau ia menjadi Raja karena ia menikahi sang Ratu? Ia memang tidak terlihat seperti seorang Ksatria sama sekali.

Raja sebelumnya berdiri dan menatap Hilda. Apakah ia sudah sembuh?

  [Aku sudah sadari apa kekurangan pada diriku, dan kalah tetaplah kalah. Aku juga telah melihat ketetapan hatimu, jadi aku mengizinkanmu untuk menikahnya. Karena akupun tidak punya keluhan tentang bocah itu. Jadi mulai sekarang, kau bukanlah orang Restia, namun seorang ksatria dari Brunhild] (Galen)

  [Ojii-sama……..] (Hilda)

  [Touya-dono. Cucuku hanya bisa mengayunkan pedang, tapi Kumohon rawatlah ia selamanya] (Galen)

  [……Saya mengerti. Serahkan pada saya] (Touya)

Raja berkata seperti itu dan membungkuk.

  [……Lalu. Dimana dan siapa gadis muda berbikini barusan itu!? Sekali lagi! Kumohon biarkan aku melihatnya sekali lagi sada. Aku ingin menyimpannya di dalam ingatanku meskipun hanya sekali lagi ~ja!] (Galen)

  [Bikini?] (Hilda)

  [Ah~……Raja Sebelumnya. Karena saya tidak bisa melakukannya disini, apakah tidak masalah untuk melakukannya di ruangan lain?] (Touya)

  [Oh, iya ~ja! Hilda, pergilah bersama yang lain. Kau lebih baik mendengar berbagai hal dari mereka. Baiklah, Touya-dono, haruskah kita pergi!?] (Galen)

Sambil merebutku, Raja sebelumnya menarikku dengan paksa. Apakah ia tidak punya keluhkan dengan ilusi yang kubuat tadi? Atau mungkin ia memang berniat untuk kalah dari awal?

Aku memikirkannya untuk beberapa waktu.

Setelah itu, aku dipaksa untuk menggambar berbagai idol gravure dengan [Drawing] karena bujukan Raja Sebelumnya. Darimana sih sumber kekuatan ERO-nya ini …….?

Saat aku kembali ke kamarku karena kelelahan, semua orang kecuali Sue dan Hilda menungguku disana. Aku diinterogasi dengan berbagai pertanyaan. Ringkasnya, aku ditanyai tentang tipe wanita kesukaanku. Pertanyaan-pertanyaannya seperti “Apakah kau lebih menyukai Susu yang lebih besar?”, “Apakah aku lebih menyukai Body yang ramping?”, atau “Apakah aku menyukai penampilan erotis seperti yang ditunjukkan tadi?”

Pada akhirnya, aku bersujud dan meminta maaf karena mereka semua berkata “Semuanya harus memakai bikini tali, mulai saat ini!”. Seperti yang diduga. Aku tidak bisa membiarkan mereka melakukannya, nanti stimulasinya akan terlalu kuat.


………..Apakah kejadian ini patut disesalkan?


Sebelumnya || Daftar Chapter  || Selanjutnya

7 comments:

  1. Hhahaha nambah satu lagi 😂, lanjut min. Dan terimakasih atas usaha-nya

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Di uebu di drop, cuma sampai chapter 165, dan terimakasih buat mimin yang sudah terjemahin chapter 166 dan seterusnya.... Ditunggu kelanjutannya sampai bertemu terjemahan yang sudah duluan....

    Gak enak kalo baca langsung loncat atau baca bahasa inggris karena saya gak terlalu mengerti bahasa inggris, walaupun dengan bantuan google translate tata bahasanya agak amburadul...

    Di sini bagus terjemahannya sama kayak uebu, kalo di web lain agak kaku bahasanya dan kurang pas.

    ReplyDelete
  4. Walau apapun kalo udah liat perempuan berbikini dah lah

    ReplyDelete