Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 288 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Erixsu |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 288: Hari Ke-2, dan Pagi Hari
Hari ke-2
festival.
Babak final baseball dan penyisihan shogi akan dimulai hari ini.
Di pagi hari, akan
ada permainan antara Restia vs Misumido, dan Belfast vs Regulus di stadion
pertama dan kedua.
Di siang harinya,
tim yang menang akan bermain lagi untuk menentukan siapa pemenang turnamen baseball ini.
Akan tetapi, sebelum itu akan
ada permainan lain untuk menentukan siapa juara ke-3. Tim yang kalah akan
bermain lagi. Walaupun mereka akan kelelahan, memulihkannya terasa mudah dengan
adanya ramuan khusus buatan Flora dari “Bangunan Alkemi”.
Di sisi lain, permainan
shogi akan terus berlanjut dari pagi
sampai malam. Penyebabnya adalah jumlah peserta yang di luar dugaan, sangat
banyak sehingga pembagian waktunya agak menyusahkan.
Biasanya, shogi punya sesuatu yang mirip dengan
pembagian waktu, tapi hal itu terlalu menyusahkan. Oleh karena itu, telah
ditetapkan bahwa “setiap pemain diberi waktu maksimal 2 menit untuk memindahkan
bidak”.
Pembatasan waktu
ini bisa dilihat dengan adanya bidak shogi
spesial yang warnanya berubah ke abu-abu dalam 1 menit. Kalau 2 menit, warnanya
berubah menjadi hitam, yang menyatakan pemain itu kalah.
Nah.. kalau bidaknya dipindahkan sebelum berubah menjadi
hitam, warnanya akan kembali seperti semula.
Kami juga
menyiapkan jam pasir dengan waktu 2 menit bagi pemain shogi untuk memikirkan gerakan mereka.
Sejujurnya,
aku ingin turnamen shogi berjalan selaras dengan jadwal yang sudah dibuat, tapi
pesertanya terlalu banyak, selain itu, turnamen ini berbeda dengan baseball dan
seni bela diri. Hal ini dikarenakan shogi adalah permainan yang tidak dibatasi
umur dan gender.
Orang yang menang
di permainan hari ini akan bermain dengan pemain undangan keesokan harinya.
Aula tunggu
dipenuhi banyak orang saat aku datang. Para pemain undangan seperti Doran-san dari
“Silver Moon” dan si Raja bocah Paluf yang menyamar terlihat sedang mengamati
permainan antar pemain lain dengan penuh semangat.
Karena aku bukan
maniak shogi, aku menghabiskan waktu
dengan berpatroli.
Barusan, ada seorang pemain yang
membanting papan shogi karena ia
hampir kalah. Akan tetapi, papan shogi
khusus kami bisa merekam posisi setiap bidak. Oleh karena itu, usahanya sia-sia.
Akhirnya, ia didiskualifiasi.
Omong-omong,
Naito-ossan yang kemarin diberi cuti, sedang mengurus berjalannya babak
penyisihan ini. Akan tetapi, kelihatannya ia sakit karena kebanyakan minum sake
kemarin.
「Yap, kurasa efek sakenya masih ada.」(Touya)
「Iya, tapi sepertinya semua orang bisa
bersenang-senang. Coba lihat itu, kakek dan anak itu bermain dengan gembira.」(Yae)
Di tempat yang Yae
tunjuk, terlihat seorang kakek tua dan cucunya sedang bermain shogi. Kalau dilihat dari ekspresi
wajahnya, sepertinya cucunya lebih unggul daripada si kakek.
「Sebentar, apa tidak masalah bagi Yae
tidak menemani Juutarou-san?」(Touya)
「Kakanda akan mengikuti turnamen seni bela diri
mulai besok. Oleh karena itu ia melakukan latihan khusus di tempat latihan Orde Ksatria sejak tadi
pagi. Aku tidak ingin mengganggunya, jadi... aku ingin menemani Touya-dono…」(Yae)
Saat wajahnya
memerah, Yae menyatukan jari-jarinya dengan gelagat menarik. Tentu saja, aku
tidak punya alasan untuk menolak keinginannya
「Kalau begitu, mau lihat-lihat di stadion
baseball? Kurasa sudah waktunya untuk penentuan tim yang akan maju ke final.」(Touya)
「Ha...?…ah! Kalau begitu, aku ingin ganti baju
dulu, jadi… tunggu aku di “Silver Moon”…」(Yae)
「Hmm…oke…」(Touya)
Setelah itu, Yae berlari
menuju istana.
Kurasa
ia tidak perlu ganti baju…
Ia mungkin
berkeringat karena melakukan latihan tadi pagi.
Saat aku berjalan
menuju “Silver Moon”, jubahku ditarik seseorang sehingga aku hampir terjatuh.
Aku pun menoleh
ke belakang sambil berkata “Apa-apaan ini?” dalam benak.
Di sana, terlihat si Dewi alkohol bocah sedang memegangi jubahku.
Di sana, terlihat si Dewi alkohol bocah sedang memegangi jubahku.
Hey!
Tunggu sebentar!
「Oi, kau pikir apa yang sedang kau lakukan…?」(Touya)
「Touya-onii-san, ini permintaan sekali seumur hidupku. Pinjami aku
uang buat beli alkohol. Tadi Karina-chan menyita alkoholku-u~. Ini kan
festival, sedih rasanya tidak minum alkohol saat festival...」(Suika)
Ucap Suika sambil
terus merengek dan menarik-narik jubahku.
Hentikan!
Ingusmu keluar! Ayolah! Apa-apaan sih Dewi bocah ini?
Sebelumnya, aku mengira
ia bisa membuat alkolohnya sendiri karena ia adalah Dewi alkohol, tapi ternyata salah
besar. Kelihatannya ia tidak boleh membuat alkohol karena hal ini termasuk
‘kekuatan para Dewa’.
Omong-omong
tentang apa yang ia bisa ia konstribusikan, rupanya ia memiliki ilmu tentang
alkohol. Oleh karena itu, ia bisa menganalisa sebuah alkohol dengan meminumnya,
ia tidak akan bisa mabuk tak peduli seberapa banyak yang ia minum. Kalau
dipikir-pikir, terdengar curang…
Oh~!
Apa ia bisa melakukan seni bela diri mabuk, yah?
…curang sekali…
…curang sekali…
Walaupun ia
terlihat mabuk, mungkin terasa sedikit pening saja baginya.
「Bukannya kau punya gelas yang bisa membuat
anggur?」(Touya)
「Ta-tapi! Tapi gelas ini hanya bisa membuat
anggur suci para Dewa, “Nektar”, dan aku sudah bosan! Sudah BOSAAAAN!!!!! Selagi
ada festival, aku ingin minum alkohol dari berbagai tempat!」(Suika)
Ia mulai merengek
“do-do-da-da”. Bukannya aku tidak paham perasaannya, tapi aku ingin
setidaknya ia menjaga nama baiknya. Ia kan Dewi.
… apa ia tidak
punya yang namanya harga diri?
… orang sering
berkata “kau tidak bisa menang melawan anak kecil dan orang mabuk”, tapi bocah
ini termasuk dua-duanya.
Ini
buruk! Tatapan semuanya membuatku malu.
Aku menghela nafas
dan berjongkok sehingga ketinggian kepala kami sama.
「Oke, gini… setelah festival berakhir tidak masalah. Kalau kau
tidak membuat masalah dan membantu pelayan istana, aku akan membuat acara
minum-minum untukmu. Janji...?」(Touya)
「Itu mudah! Kalau setelah itu aku bisa minum alkohol sepuas
hati, aku bisa libur tidak minum alkohol dulu! 」(Suika)
Dilihat
dari mana pun, cukup aneh rasanya mendengar bocah mengatakan libur tidak
minum alkohol, tapi kurasa tidak masalah. Aku tidak ingin menemui masalah
seperti ini lagi.
「Sip. Beneran tidak masalah lho ya? Terus… ini lagi, ambil ini. Walaupun bentuknya aneh, kau
tidak akan terluka, lho? 」(Touya)
Aku mengambil 1
koin emas dan sekantong daging sap….aa…naga dari dalam “Storage” dan memberikannya pada Suika.
Satu koin emas ini memang terlalu banyak
kalau yang dibeli cuma alkohol, tapi bocah ini pasti akan beli alkohol. Selama
itu alkohol, ia tidak mempedulikan harganya.
Omong-omong,
ternyata ia tidak keberatan dengan rasanya. Walau seumpama tidak enak, ia
berkata kalau setiap alkohol punya rasa unik tersendiri. Kalau memang begitu,
apa ia tidak bohong dengan ucapannya tadi? Bukannya ia cuma bercanda?
Yah, seharusnya
dengan ini ia bisa bertahan selama 3 hari. Ini lebih baik daripada memegangiku
seperti tadi.
「Yaafuu~! Terima kasih~! Aku mencintaimu,
Touya-onii-chan~!」(Suika)
(Ramune:
Kalau loli biasa, semua orang pasti akan senang mendengarnya.
Tapi entah kenapa kalau lolinya kayak Dewi sialan ini, malah aneh..)
Tapi entah kenapa kalau lolinya kayak Dewi sialan ini, malah aneh..)
Setelah
menerimanya, Suika mencium pipiku dan berlari menuju toko alkohol.
Dasar
Dewi pecinta alkohol.
Setelah berpisah
dengannya, aku berjalan menuju “Silver Moon”, yang lebih ramai
daripada kemarin-kemarinnya.
Walau sekarang
masih belum siang, tempat makan dipenuhi orang yang menyantap makanannya.
Kelihatannya
ada banyak orang yang belum dapat makanan.
…aah! Apa ini gara-gara Doran-san pergi melihat pertandingan shogi, yah?
…aah! Apa ini gara-gara Doran-san pergi melihat pertandingan shogi, yah?
Biasanya “Silver
Moon” tidak seramai ini, dan dengan adanya beberapa pelayan saja seharusnya mereka bisa mengurusi
semuanya.
Saat aku masuk ke
dapur, terlihat Mika-san memasak dengan terburu-buru.
Ia memasak seolah-olah sedang berada di medan pertempuran.
Ia memasak seolah-olah sedang berada di medan pertempuran.
「Yo Mika-san~ perlu bantuan?」(Touya)
「Ayo bantu! Aku terlalu sibuk! Pertama-tama,
ambil dan antarkan ini ke meja 3!」(Mika)
Walaupun aku
mengatakannya dengan nada bercanda, aku langsung disodori talam berisi
semangkok sup, daging, dan gorengan sayur.
Eeh?
Serius?
Kalau seperti
ini, mustahil aku menolaknya, jadi aku tidak komplain dan berjalan ke meja 3. Saat
aku menaruhnya ke meja, ada 1 pelanggan memanggilku dari meja lain.
「Bung. Ambilkan kami ikan polo bakar, kentang
rebus, dan salad sayur.」(Pelanggan)
「Eeh? Aah, baik. 1 ikan polo bakar, 1 kentang
rebus, dan 1 salad sayur.」(Touya)
Aku disuruh-suruh.
Oi,
tunggu dulu bung, aku tidak bekerja di sini tahu!
Tapi mau bagaimana
lagi… aku pun kembali
ke dapur dan memberitahu Mika-san mengenai pesanan orang tadi. Setelah itu, aku disodori talam berisi
makanan lain.
Oi!
Tunggu sebentar!
Aku mencoba
mengatakan “kurasa sudah cukup”, tapi merasa tidak enak melihat tatapan dingin
Mika-san yang seolah-olah mengatakan “Lakukan!”. Aku tidak punya pilihan lain
selain menelan ucapanku.
Ini
benar-benar medan perang.
Ia terlalu mengerikan.
Ia terlalu mengerikan.
Aku
memang tahu kalau ada pepatah “Gunakan siapapun yang ada di sana” sih, tapi aku
tidak menyangka ia akan menyuruh seorang Raja untuk melakukan pekerjaannya…
Aku pun kembali
berjalan ke meja yang ia beritahu dan lagi-lagi mendapat pesanan.
Ini
buruk! Aku tidak kunjung selesai!
「Baginda?! Apa yang Anda lakukan?」
Orang yang memanggilku
dari depan “Silver Moon” tidak lain dan tidak bukan anggota Orde Ksatria baru kami,
Lance-kun.
Apa
ia ingin makan siang? Ia pasti ingin menemui Mika-san, tapi saat ini ia
mengeluarkan aura yang mengerikan. Kesampingkan itu, sekarang aku bisa kabur
dari semua ini!
「Lance-kun! Aku memberimu Titah Raja!」(Touya)
「Eh?! Ah, baik!」(Lance)
「Untuk hari ini, kau harus membantu “Silver
Moon”. Aku akan memberitahu keabsenanmu pada komandanmu. Tugasmu adalah
mengantar, mengambil, makanan dan mencatat pesanan. Lakukan sekarang juga!」(Touya)
「Haa? duh, BAIK!!!!」(Lance)
Sambil terus
berdiri, ia mendengarkan titahku yang kemudian ia teruskan dengan berlari ke
dapur.
Seperti
yang diharapkan dari orang yang lahir di Kerajaan Ksatria Restia. Bahagia
rasanya punya ksatria yang loyal seperti dirinya.
Tak lama
kemudian, Lance-kun memakai apron. Ia
mengantar pesanan ke meja, dan mencatat pesanan dari pelanggan persis dengan
apa yang barusan kulakukan.
Jangan
membenciku lho,
ya? Anggap ini sebagai salah satu cara mengambil hati Mika-san.
Aku takut
disuruh-suruh lagi, jadi aku meninggalkan tumbal dan kabur dari “Silver Moon”.
Sambil menunggu
Yae di samping pintu masuk, aku menelpon Rain-san untuk mengabari situasi Lance-kun.
Aku lega karena sepertinya mereka menyuruh orang lain untuk menggantikan tugasnya.
Kupikir
semuanya akan jadi lebih baik kalau Mika-san menaruh brosur perekrutan pekerja
di guild adventurer. Karena kalau dipikir-pikir, besok, Doran-san masih ikut
turnamen.
「Maaf membuatmu menunggu.」(Yae)
「Oh…」(Touya)
Saat menoleh ke
belakang karena mendengar suara itu, aku bisa melihat Yae berbusana yukata dengan gaya rambut topang.
Ia, yang bisa
disebut dengan “Gadis anggun ber-yukata
dari Jepang”, memakai yukata
ungu muda dengan corak matahari di dalamnya, selain itu, ia memakai obi biru muda, dan juga sepasang geta. Ia terlihat… menawan.
「Sebelumnya kau berkata kalau ini adalah
festival, jadi aku meminta ibunda dan kakanda untuk membawanya. Ba-bagaimana
dengan penampilanku?」(Yae)
「Yah… cocok, kok. Aku sampai
tidak bisa memikirkan kata yang pas untuk mengatakan seberapa cocoknya yukata ini denganmu.」(Touya)
「Sa-sampai segitunya, yah?」(Yae)
Sejujurnya, kau
bisa melihat banyak orang memakai yukata
di sini. Hal ini dikarenakan Brunhild punya banyak imigran dari Ishen, jadi
sudah lazim bagi mereka untuk memakai yukata
di saat-saat festival seperti ini.
Akan tetapi, sampai
saat ini, aku belum pernah melihat orang dengan yukata yang cocok secocok Yae dengan yukata-nya.
Apa
ini gara-gara aku mencintainya sampai-sampai kesanku seperti ini?
「Aku bahkan sampai meninggalkan katana-ku…」(Yae)
「Yah…kurasa itu sudah lazim, Yae…」(Touya)
Yukata
+ katana…?
Gak cocok lah. Kalau
ia benar-benar berpenampilan seperti itu, ia akan terlihat seperti samurai
miskin tidak bertuan. Aku lega ia lebih memilih menjadi gadis dengan rasa gaya
yang normal.
「Walau aku tetap menyembunyikan sebuah belati
di bagian perutku, sih.」(Yae)
Walau tidak
sepenuhnya normal sih…
「Untuk saat ini, ayo pergi ke stadion. Walau
pun tim yang maju ke babak final sudah ditentukan, tapi sepertinya babak
penentu juara ke-3 masih akan dimulai. 」(Touya)
「Begitulah. …ah…umm…e~to, Touya-dono. Bi-bisakah
kita berpegangan tangan…?」(Yae)
Aku pun memegang
tangannya yang gemetaran tanpa ba-bi-bu lagi, dan mulai berjalan.
Walau sama-sama
menunjukkan ekspresi malu, aku tetap berjalan menelusuri kota bersama dengan
Yae yang terlihat bahagia.
Oo iya, kalau
tidak salah kemarin aku menerima laporan tertentu. Intel kami mengatakan kalau
ada beberapa rombongan yang mendirikan tenda di luar kota karena penginapan
kota sudah penuh. Ini terjadi karena pada awalnya, aku tidak menduga kotaku
akan kedatangan orang sebanyak ini.
Kami
sudah membangun beberapa penginapan. Beberapa penginapan itu bisa mengatasi
tamu dari mancanegara kalau tidak ada event seperti festival ini. Aku jadi
penasaran, apakah jumlah penginapan kami sudah cukup?
Saat kami sampai
di stadion baseball ke-2 di mana
babak penentu juara ketiga diadakan, hasil dari permainan sebelumnya dipajang
di sebuah papan yang ada di tempat masuk.
「Stadion pertama — Misumido, stadion ke-2—
Belfast, yah?」(Touya)
「Itu artinya babak penentu juara ketiga ini antara Restia
dan Regulus.」(Yae)
Betul sekali. Saat
kami memasuki tempat penonton, permainan sudah dimulai. Ini sudah inning ke-3 dengan skor masih 0-vs-0, dengan
Regulus yang memukul.
Saat kami mau
duduk, suara keras terdengar dari tempat pemukul. Kami menoleh, dan terlihat
sebuah bola putih terbang.
Oi!
Bukannya arahnya ke mari? Oi, jangan ke sini lah. …syukurlah, tidak sampai ke
mari.
Sorakan penuh
kegembiraaan pun terdengar. Barusan itu adalah homerun yang mengagumkan.
Si pemukul
mengangkat tangannya sambil berlari melewati base. Regulus punya banyak pemukul hebat, yah? Negara lain juga
punya pemukul hebat sih, tapi milik Regulus adalah yang terbaik.
Di base ke-2 ada seorang runner. Oleh karena itu, skornya menjadi
0-vs-2. Permainan ini baru dimulai, jadi hal ini bisa terulang lagi. Yae dan
aku pun memutuskan untuk melihat bagaimana berjalannya permainan ini.
***
Kalau aku disuruh
mengomentari, hasilnya adalah “Regulus terus memimpin dengan perbedaan 2 poin
di atas Restia”.
Itulah hasil dari babak penentu juara ketiga.
Sisanya adalah
babak final antara Misumido dan Belfast di stadion 1.
「Aku jadi penasaran siapa yang akan menang
nanti.」(Yae)
「Misumido memang lebih kuat dari segi kekuatan
fisik, tapi mereka tidak akan menang dengan mudah. Sedangkan Belfast, mereka
punya tim dengan daya serangan, pertahanan, dan kecepatan yang seimbang.」(Touya)
Para penonton
mulai meninggalkan stadion ini dan pergi ke stadion 1. Mereka ingin menonton
babak final.
Kami sendiri… juga sama, tapi kami bertemu dengan rombongan
Belfast. Mereka memakai lencana bintang, jadi semua orang pasti melihat mereka
sebagai orang biasa.
Yumina pun
memberitahu Raja Belfast yang ia temani.
「Sudah kuduga. Kau pasti mau melihat finalnya,
kan?」(Yumina)
「Saya sangat tertarik dengan turnamen shogi, Touya-dono. Jadi tolong… kalau nanti anda akan mengadakan festival seperti
ini lagi, tolong aturlah jadwalnya dengan lebih baik. Sungguh disayangkan
jadwal festival ini kacau balau.」(Trystwin)
Aku tersenyum
pahit mendengar ucapannya. Ya jelaslah, persiapan festival ini kan sangat sebentar.
Sepertinya Raja
Belfast ingin menonton babak penyisihan shogi
karena besok ia akan ikut serta.
Ternyata, karena
berkata akan mengalahkan kakaknya, Duke Ortlinde tetap tinggal untuk terus
melihat bagaimana jalannya babak penyisihan shogi.
Besok Duke juga akan berpartisipasi, jadi ia pasti sedang mengobervasi
pergerakan lawan.
Aku
penasaran apakah Sue akan bosan lalu pergi ke mari.
Saat Yae dan
Yumina berbicara…
「PAMAN! TOUYA! Oh! Yang lain juga ada! 」
Sambil ditemani
pelayan keluarga Ortlinde, Reim-san, Sue berlari, melompat dan menabrak
punggungku.
Dalam hal-hal
seperti ini, ia masih sama seperti bocah, tapi tetap saja imut.
「Sudah kuduga kau pasti datang. Apa kau bosan
melihat shogi?」(Yumina)
「Di sana cuma ada suara kayu. Ayah cuma
melihati bidak dan berbicara sendiri, jadinya aku bosan.」(Sue)
Fuu!
Sue
menggembungkan pipinya. Ia cepat bosan, jadi ia pasti lebih menyukai permainan
yang lebih mudah dipahami.
Biarlah..ayo
menonton permainan baseball bersama-sama.
Saat Sue turun
dari punggungku, ia melirik baju Yae.
「Baju Yae bagus. Itu ki-mo-no, kan?」(Suu)
「Ini Yukata, Sue. Kami memakainya kalau ada
festival.」(Yae)
「Busana itu memang bagus. Bagaimana kalau kita
menyiapkan yukata untuk semuanya
supaya bisa memakainya di festival selanjutnya?」(Yumina)
「Bagus tuh. Aku juga ingin memakainya nanti! 」(Sue)
「Kalau begitu, kurasa kita perlu belajar
menenun dari ibunda. Yukata-ku ini
buatannya lho.」(Yae)
Semenjak itu, aku
mendengarkan percakapan para gadis yang entah kapan mulainya, sambil berjalan
ke stadion 1 tempat di mana babak final diadakan.
Akhir dari
turnamen ini akan dimulai.
Lanjut
ReplyDelete