Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 219 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Zero |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 24: Sang Raja Sibuk Dalam
Berbagai Hal
Berbagai Hal
Chapter 219: Dewa Bawahan, dan
Dunia Roh
O~ssu, Ini Touya lho~!
Aku merasa
ingin mengucapkan sesuatu seperti itu karena rambutku menjadi pirang (blonde)
platinum dan memanjang sampai pinggangku sementara tubuhku memancarkan aura
Dewa. Kurasa sebaiknya aku tidak memikirkan hal itu, lebih
baik bagiku untuk tidak memikirkan hal itu.
(TLN: Referensi Dragon Ball)
Omong-omong tentang orang tua didepanku, hal yang sama juga terjadi padanya, tapi auranya terlihat keruh meski keemasan juga. Warnanya sama dengan “Emas gelap”. Tiba-tiba, ledakan besar misterius pun terjadi.
Omong-omong tentang orang tua didepanku, hal yang sama juga terjadi padanya, tapi auranya terlihat keruh meski keemasan juga. Warnanya sama dengan “Emas gelap”. Tiba-tiba, ledakan besar misterius pun terjadi.
「Sheyaa!!」(Orang Tua)
Orang tua
itu, yang terlihat seperti belalang sembah kurus, mulai menembakkan kekuatan
Dewa dari tangannya, tapi dengan cara yang sama aku
menahan serangan itu dengan tanganku. Setelah itu, Semua yang ada di sekitar
aula resepsi dimana kami berada meledak. Baik dinding dan lantai menara istana
emas hancur berantakan, dan
kami berada
di tengah-tengahnya.
Kohaku dan
Yae terlihat seakan-akan mereka akan jatuh dari istana yang hancur, jadi aku
menangkap mereka.
「Ukyaa────────a!!?」
Si monyet
yang memakai baju emas tadi jatuh ke lantai bawah dengan posisi kepala dibawah
bersama puing-puing bangunan. Monyet pun juga jatuh dari pohon ya… Tidak, ia
jatuh dari istana.
Tinggal aku
dan orang tua itu… kami terus menatap satu sama lain sementara identitas orang
tua itu sudah terbongkar.
Huh? Saat
ini, aku mengapung tanpa menggunakan [Fly] atau [Levitation]. Apakah ini efek
kekuatan Surgawi?
Sementara aku
berpikir betapa misteriusnya ini, orang tua berjenggot yang mirip dengan
belalang sembah itu pun membuka mulutnya.
(TLn:
Orang tua itu memanipulasi si monyet berbaju emas bernama Hideyoshi)
「Siapa
kau bajingan…? Apakah kau Dewa-rendah atau Dewa-bawahan
yang datang dari dunia para Dewa untuk menangkapku…?」(Orang
tua)
「Bukan keduanya, dan itu bukan tugasku. Daripada membahas itu, kenapa kau tidak menurut saja dan menyerah? Tidakkah kau berpikir kalau ini buruk bagimu untuk turun seenak jidat ke bawah? Dan untuk memperparahnya, bukankah kau juga telah ikut campur dari belakang layar, membuat kekacauan di Ishen?」(Touya)
「Diamlah! Bisakah kau memahami kesakitan yang kami terima dari
Kebosanan dari hari demi hari? Tidak ada satupun baik aku maupun Dewa lain yang bisa tahan dari rasa kekosongan itu!」(Orang tua)
「Bukan keduanya, dan itu bukan tugasku. Daripada membahas itu, kenapa kau tidak menurut saja dan menyerah? Tidakkah kau berpikir kalau ini buruk bagimu untuk turun seenak jidat ke bawah? Dan untuk memperparahnya, bukankah kau juga telah ikut campur dari belakang layar, membuat kekacauan di Ishen?」(Touya)
「Diamlah! Bisakah kau memahami kesakitan yang kami terima dari
Kebosanan dari hari demi hari? Tidak ada satupun baik aku maupun Dewa lain yang bisa tahan dari rasa kekosongan itu!」(Orang tua)
Ah~, apakah
itu berarti kalau Dewa yang posisinya bahkan ada di bawah Dewa-rendah tidak
memiliki pekerjaan
apa-apa? Karen-nee-san adalah Dewi cinta yang menguasai rasa kasih sayang dan cinta, dan Moroha-nee-san
adalah Dewi pedang yang menguasai pedang. Dengan kata lain, apakah Dewa ini
pengangguran? Seorang NEET?
(TLn: NEET: Not in Employment, Education nor Training atau bisa disebut sebagai pengangguran)
「Aku
hanya belum berusaha! Aku akan menjadi Dewa dengan posisi yang pantas dan
kekuatan yang akan dipuja oleh semua orang…!」(Orang tua)
Meski
kata-katanya pun seperti seorang NEET.
Bukankah baik kalau ia menjadi Dewa NEET
atau semacamnya?
(TL: Dewa NEET..? Kegoblokan macam apa lagi ini..?)
Pada akhirnya, apakah ini berarti kalau Dewa ini, yang tidak puas terhadap dunia para Dewa dimana kemampuannya tidak diakui, turun ke dunia ini, dan secara diam-diam mencoba untuk merubah dunia?
Pada akhirnya, apakah ini berarti kalau Dewa ini, yang tidak puas terhadap dunia para Dewa dimana kemampuannya tidak diakui, turun ke dunia ini, dan secara diam-diam mencoba untuk merubah dunia?
Terlebih
lagi, hal itu digunakan
untuk mendapatkan pekerjaan… Daripada mendapatkannya, inilah yang terjadi saat
ia berpikir untuk menjadi Dewa-rendah. Benar-benar merepotkan.
「Pokoknya,
hal-hal yang telah kau lakukan selama ini melanggar peraturan dunia para Dewa,
tidakkah kau berpikir demikian? Kupikir akan lebih baik bagimu untuk menyerah
saja.」(Touya)
「Hmmm, aku bisa merasakannya. KeDewaanmu masih tidak stabil. Mungkin, kau adalah Dewa baru, ya. Masih belum lama sejak kau menjadi Dewa, kan? Apakah mereka berpikir orang sepertimu bisa menangkapku?」(Orang Tua)
「Tidak akan, karena itu bukanlah tugasku …」(Touya)
「Hmmm, aku bisa merasakannya. KeDewaanmu masih tidak stabil. Mungkin, kau adalah Dewa baru, ya. Masih belum lama sejak kau menjadi Dewa, kan? Apakah mereka berpikir orang sepertimu bisa menangkapku?」(Orang Tua)
「Tidak akan, karena itu bukanlah tugasku …」(Touya)
Saat aku mau
membetulkan ucapan Dewa bawahan itu, pemandangan sekitar kami tiba-tiba
berubah.
Tapi aku baru
mengetahuinya setelah hal itu terjadi,
daerah sekitarku telah berubah menjadi dunia berisi bola cahaya menyilaukan
yang mengelilingi kami di galaksi bima sakti. Galaksi yang indah dan misterius
menyebar tak terbatas di semua arah. Tidak ada daratan dan semacamnya, dan kami
melayang seakan-akan kami berada di ruang yang kosong.
「Ini…」(Touya)
「Ini dunia roh ~nanoyo. Disini, kita tidak akan mengganggu dunia bawah walaupun menggunakan kekuatan Surgawi ~nanoyo.」(Karen)
「Ini dunia roh ~nanoyo. Disini, kita tidak akan mengganggu dunia bawah walaupun menggunakan kekuatan Surgawi ~nanoyo.」(Karen)
Karen-nee-san
muncul disampingku seperti angin. Apakah Nee-san memindahkan kami disini? Ah!
Bagaimana dengan Yae dan Kohaku!?
「Tidak
perlu khawatir tentang mereka berdua. Aku telah memindahkan mereka ke markas
sekutu setelah membatalkan hipnosisnya. Aku tidak melupakan mereka.」(Moroha)
Dan kali ini,
Moroha-nee-san muncul dengan cara yang sama. Melihat itu membuat Dewa bawahan
itu mulai mundur sambil memperlihatkan
ekspresi terkejut.
「Dewi
cinta dan Dewi pedang!? Ke-kenapa bisa ada di-disini…!?」(Orang Tua)
「Kau telah mengganggu dunia bawah dengan melakukan apapun semaumu, jadi telah diputuskan kalau kami akan datang untuk menangkapmu. Sepertinya kau cukup bagus sampai bisa menghindari pencarian kami selama ini, tapi inilah saatnya untuk menebus kesalahanmu.」(Moroha)
「Kau telah mengganggu dunia bawah dengan melakukan apapun semaumu, jadi telah diputuskan kalau kami akan datang untuk menangkapmu. Sepertinya kau cukup bagus sampai bisa menghindari pencarian kami selama ini, tapi inilah saatnya untuk menebus kesalahanmu.」(Moroha)
Moroha-nee-san
menarik sebuah pedang dari pinggangnya. Pedang itu tidaklah sepesial, hanya
pedang besi biasa. Akan tetapi, lain ceritanya jika yang memegangnya adalah
Dewi pedang. Pedang biasa pun menjadi pedang surgawi.
「Ada
berbagai peraturan tentang penggunaan kekuatan Surgawi di dunia bawah. Tapi
kau telah melanggarnya, kan? Atau daripada dikatakan seperti itu, kau tidak
boleh menggunakannya meski saat kau pengangguran ~nanoyo」(Karen)
「Gunnnu…!」(Orang Tua)
「Gunnnu…!」(Orang Tua)
Dewa bawahan itu pun mengertakan giginya pada
apa yang Karen-nee-san katakan. Pada dasarnya, masing-masing kakakku meyakinkan
diri mereka untuk tidak menggunakan kekuatan sama sekali kecuali pada hal yang
menyangkut pedang dan cinta. Sepertinya ada peraturan tersendiri, tapi aku
telah mendengar kalau posisiku mulai menjadi sesuatu yang sulit.
Aku masih
bukan Dewa tapi memiliki kekuatannya. Jika aku bukan Dewa, lalu batasan itu
tidak berlaku padaku. Mungkin seperti itu.
Sepertinya
aku akan bisa bergabung ke kelompok Dewa jika Kami-sama mengakuiku dengan
mengatakan kalau aku adalah Dewa dari sesuatu. Pertama-tama, aku tidak ingin
menjadi Dewa.
「Nah,
semuanya akan lebih mudah jika kau membiarkan dirimu untuk ditangkap. Meski menurut apa yang telah
kami dengar, tidak ada keringanan sama sekali sih.」(Moroha)
「Hukumannya adalah direinkarnasikan menjadi makhluk bawah selama sekitar 100 juta tahun ~nanoyo.」(Karen)
「Ciih, jangan bercanda!!」(Orang Tua)
「Hukumannya adalah direinkarnasikan menjadi makhluk bawah selama sekitar 100 juta tahun ~nanoyo.」(Karen)
「Ciih, jangan bercanda!!」(Orang Tua)
Dewa bawahan
itu pun menembakkan kekuatan Surgawinya lagi, tapi Moroha-nee-san bergerak
lebih cepat darinya. Ia memotong tangan kanannya yang ia ulurkan di sikunya
dengan sekali tebasan.
「Guuuuuuu!!」(Orang
Tua)
Darah, yang
seharusnya keluar, tidak keluar dari tangan yang telah terpotong dan melayang
di angkasa.
Dewa tetaplah
Dewa tak peduli levelnya. Pada akhirnya, apakah ia memang makhluk abadi? Kalau
begitu, dia menjadi orang tua karena perasaannya, meski ia mungkin memang ingin
menjadi orang tua. Telah dikatakan bahwa ada beberapa orang yang ingin
memfokuskan diri pada parasnya saja.
「Aku
akan memotong lehermu jika kau membuatnya menjadi lebih sulit. Kau mungkin
akan direinkarnasikan menjadi Dewa lagi jika kau mengganti kerugian yang telah
disebabkan oleh kejahatanmu, tapi apakah kau ingin menghilang seutuhnya?」(Moroha)
Sepertinya keberadaan
seperti Dewa pun tidak abadi meski jika mereka muda selamanya. Ada sebuah
pepatah yang mengatakan kalau keingintahuan membunuh kucing, tapi kebosanan
membunuh bahkan keberadaan seperti Dewa. Meski Dewa mungkin bisa mati ya.
Mungkin.
「Jika
aku akan direinkarnasikan sebagai makluk rendahan, maka biarkanlah aku untuk
berusaha sampai detik terakhir! Haa!!」(Orang
Tua)
「Muu?! Itu tidak akan terjadi tahu!」(Moroha)
「Muu?! Itu tidak akan terjadi tahu!」(Moroha)
Pada saat aku
sadar sebuah cahaya menyilaukan tiba-tiba ditembakkan oleh Dewa bawahan itu, pedang
Moroha-nee-san menebasnya dari kepala hingga menjadi dua. Ouah. Tidak ada darah
yang keluar tapi gambarannya terlalu hebat.
「Kufuu,
hal yang sama tidak akan terjadi lagi nanti…」(Orang tua)
「Nanti, katamu?」(Moroha)
「Moroha-chan, tangannya!」(Karen)
「Nanti, katamu?」(Moroha)
「Moroha-chan, tangannya!」(Karen)
Karen-nee-san
berteriak disampingnya saat Dewa bawahan itu tertawa sambil jatuh kebawah.
Tangan
malayang yang sudah dipotong tadi menghilang dari tempat ini dengan
remang-remang dan tak lama kemudian, tubuh Dewa bawahan yang telah ditebas tadi
hancur layaknya pasir.
「Kuu.
Dewa ini ternyata cerdik juga ya.」(Moroha)
「…Ini buruk ~noyo. KeDewaannya telah rusak ~nanoyo.」(Karen)
「Eh? Memangnya apa yang terjadi?」(Touya)
「…Ini buruk ~noyo. KeDewaannya telah rusak ~nanoyo.」(Karen)
「Eh? Memangnya apa yang terjadi?」(Touya)
Aku menanyai
mereka berdua karena aku tidak paham sama sekali mengenai apa yang barusan
terjadi.
「Begini,
Dewa ini telah memindahkan sebagian besar KeDewaannya dan kekuatan
Surgawinya ke tangan kanannya dan telah berpindah ke dunia bawah sebagai
titisan darinya. Terlebih lagi, sekali lagi, ia juga telah menghapus kekuatan
Surgawinya, dan menyamar menjadi sesuatu yang lain.」(Moroha)
「Dengan kata lain, kita kembali pada situasi dimana kita memulainya, dan itu berarti kita akan melakukan semuanya dari awal ~nanoyo.」(Karen)
「Dengan kata lain, kita kembali pada situasi dimana kita memulainya, dan itu berarti kita akan melakukan semuanya dari awal ~nanoyo.」(Karen)
Menyebalkan
sekali. Aku tidak percaya ia bisa kabur meski sudah terpojok.
Ia telah menghapus kekuatan Surgawinya, jadi kami tidak akan bisa merasakannya atau menggunakan [Search] untuk mencarinya karena kami juga tidak mengetahui ia menyamar sebagai makhluk apa.
Ia telah menghapus kekuatan Surgawinya, jadi kami tidak akan bisa merasakannya atau menggunakan [Search] untuk mencarinya karena kami juga tidak mengetahui ia menyamar sebagai makhluk apa.
Apakah ia seperti kadal yang ekornya terpotong?
Kalau begitu, tubuh aslinya adalah bagian yang telah dipotong.
「Dan…
Touya-kun? Ada apa dengan penampilanmu ini ~noyo?」(Karen)
Karen-nee-san
sedikit mundur setelah melihat penampilanku. Aksinya barusan mengingatkanku,
aku masih menyamar dengan topeng, jadi aku mungkin terlihat aneh.
「Aku
menyamar karena akan buruk jika relasiku dengan Brunhild diketahui. Hmm,
kesampingkan samaran, kenapa ini? Kenapa warna rambutku tiba-tiba berubah dan memanajang seperti
ini?!」(Touya)
「Fumu. Mungkin perubahan ini dikarenakan kekuatan Surgawi yang kau aktifkan. Omong-omong tentang ini, kau mungkin tidak menyadarinya, tapi warna matamu juga menjadi emas, lho?」(Moroha)
「Fumu. Mungkin perubahan ini dikarenakan kekuatan Surgawi yang kau aktifkan. Omong-omong tentang ini, kau mungkin tidak menyadarinya, tapi warna matamu juga menjadi emas, lho?」(Moroha)
Eh?! Aku
mengambil sebuah cermin dari [Storage] dan melihatnya. Setelah melakukan itu, aku telah
yakin kalau bahkan warna mataku berubah menjadi emas.
「Akankah
warnya akan kembali seperti semula?」(Touya)
「Aku percaya kalau itu akan kembali jika kau menekan kekuatan Surgawimu ~noyo. Sekarang kau bisa mengendalikannya, kan?」(Karen)
「O~to, untuk kebaikanmu sendiri jangan lakukan itu disini, di dunia roh. Saat ini, tidak ada yang mendekati kita karena kita semua mengeluarkan kekuatan Surgawi, tapi jika makhluk disini merasa kalau ada manusia disini, roh atau makhluk mistis akan menyerang. Kedatangan mereka disini akan menyebalkan.」(Moroha)
「Aku percaya kalau itu akan kembali jika kau menekan kekuatan Surgawimu ~noyo. Sekarang kau bisa mengendalikannya, kan?」(Karen)
「O~to, untuk kebaikanmu sendiri jangan lakukan itu disini, di dunia roh. Saat ini, tidak ada yang mendekati kita karena kita semua mengeluarkan kekuatan Surgawi, tapi jika makhluk disini merasa kalau ada manusia disini, roh atau makhluk mistis akan menyerang. Kedatangan mereka disini akan menyebalkan.」(Moroha)
Begitu ya?
Kalau begitu aku
akan menerima nasehat Moroha-nee-san.
Tiba-tiba smartphone ku mulai bergetar. Aku
megeluarkannya yang telah ku-set menjadi silent
mode. Layarnya menunjukkan kalau ada panggilan masuk dari Kami-sama.
「Halo?」(Touya)
『Yaa. Ini Touya-kun ya? Sepertinya kekuatan surgawimu telah bagkit seutuhnya, ya?』(Kami-sama)
「Tidak akan ada efek samping atau semacamnya, kan?」(Touya)
『Unnya? Punya kekuatan itu tidak berarti kau telah menjadi Dewa, jadi seharusnya tidak ada masalah, Aku percaya itu. Akan tetapi, yang telah membawamu dan memperbaiki tubuhmu ke dunia para Dewa adalah aku sendiri, jadi secara kualitas, kekuatan Surgawimu sepertinya sama dengan milikku.』(Kami-sama)
『Yaa. Ini Touya-kun ya? Sepertinya kekuatan surgawimu telah bagkit seutuhnya, ya?』(Kami-sama)
「Tidak akan ada efek samping atau semacamnya, kan?」(Touya)
『Unnya? Punya kekuatan itu tidak berarti kau telah menjadi Dewa, jadi seharusnya tidak ada masalah, Aku percaya itu. Akan tetapi, yang telah membawamu dan memperbaiki tubuhmu ke dunia para Dewa adalah aku sendiri, jadi secara kualitas, kekuatan Surgawimu sepertinya sama dengan milikku.』(Kami-sama)
Apakah
kekuatan Surgawi juga
memiliki kualitas atau semacamnya? Ah, tapi kekuatan Surgawi Dewa bawahan itu
memiliki tanda-tanda kegelapan.
Aku mencoba
melihat miliki kakak-kakakku. Kekuatan Surgawi Karen-nee-san sepertinya bercampur dengan warna merah muda,
dan milik Moroha-nee-san bercampur dengan sedikit warna biru langit. Apakah itu
perbedaan di kualitas?
『Fumu.
Lantas apa yang harus kulakukan dengan itu ya? Seseorang akan menjadi dependant seutuhnya jika ia memiliki
kekuatan Surgawi dengan kualitas yang sama… Yah, tidak apa-apa, kan? Aku tidak
keberatan jika yang memilikinya adalah Touya-kun.』(Kami-sama)
「Apa yang dimaksud Kami-sama?」(Touya)
『Touya-kun memiliki kekuatan Dewa meski masih menjadi seorang manusia. Aku harus memutuskan dengan jelas posisimu di dunia para Dewa, oke. Sepertinya aku tidak bisa menunjukmu dengan menjadi Dewa dari sesuatu ataupun membuatmu menjadi Dewa bawahan. Oleh karena itu, aku telah memutuskan kau untuk menjadi dependant-ku.』(Kami-sama)
「Dengan kata lain, kita akan menjadi keluarga ~nanoyo.」(Karen)
「Apa yang dimaksud Kami-sama?」(Touya)
『Touya-kun memiliki kekuatan Dewa meski masih menjadi seorang manusia. Aku harus memutuskan dengan jelas posisimu di dunia para Dewa, oke. Sepertinya aku tidak bisa menunjukmu dengan menjadi Dewa dari sesuatu ataupun membuatmu menjadi Dewa bawahan. Oleh karena itu, aku telah memutuskan kau untuk menjadi dependant-ku.』(Kami-sama)
「Dengan kata lain, kita akan menjadi keluarga ~nanoyo.」(Karen)
Karen-nee-san
menjelaskannya padaku selagi aku berpikir dengan keras, tidak terlalu paham
maksud perkataannya. Begitu ya. Hei! Tolong jangan menguping isi telpon orang
lain dong!
Keluarga.
Beliau mengatakan kalau aku adalah keluarga Dewa dunia… Kedengarannya bagus,
ya?
『Tidak
apa-apa untuk tidak memikirkannya terlalu dalam kok. Kau telah memiliki 2
kakak, jadi tidak apa-apa untuk berpikir kalau kau mendapatkan kakek baru.』(Kami-sama)
Yah, itu
lompatan yang tinggi. Oh, iya…
「Anoo,
tidakkah anda tahu keberadaan Dewa bawahan yang barusan kabur?」(Touya)
『Tidak tahu ya… Hawa keberadaannya menjadi pasir seutuhnya. Terlebih lagi, ini bukan tugasku. Jika dilihat dari sisi yang lain, rasanya aku akan diomeli oleh Dewa lain jika ia ditemukan… 』(Kami-sama)
『Tidak tahu ya… Hawa keberadaannya menjadi pasir seutuhnya. Terlebih lagi, ini bukan tugasku. Jika dilihat dari sisi yang lain, rasanya aku akan diomeli oleh Dewa lain jika ia ditemukan… 』(Kami-sama)
Sekali lagi,
aku memiringkan kepala pada apa yang Kami-sama ucapkan, melihat itu
Moroha-nee-san berbisik pelan padaku.
「Ini
tentang izin untuk turun ke dunia bawah akan dihentikan. Itu karena dari
permukaan, aku disini sebagai
pembantu Karen-nee-san.」(Moroha)
Eeeh, apakah
hal ini memiliki alasan serumit
itu? Tunggu dulu,
jangan-jangan…
Lalu aku pun menatap Moroha-nee-san dengan tatapan kesal, melihat itu ia mengayunkan kedua tangannya dengan cepat seakan-akan ia panik.
Lalu aku pun menatap Moroha-nee-san dengan tatapan kesal, melihat itu ia mengayunkan kedua tangannya dengan cepat seakan-akan ia panik.
「Bukan,
bukan seperti itu kok. Ini tidak seperti ia melakukannya karena alasan tertentu. Mustahil bagi kami untuk mencampur
pekerjaan resmi dengan urusan pribadi sampai segitunya.」(Moroha)
Sungguh? Yah,
sepertinya memang benar mengingat dari kejadian kali ini. Hm? Jadi apakah itu berarti kalau beberapa Dewa
ada yang masih mau turun ke dunia bawah?
『Pokoknya,
begitulah, jadi mulai sekarang aku akan mengandalkanmu ya. Sampai jumpa~.』(Kami-sama)
Aah,
telponnya telah diputus bahkan sebelum aku bisa menjawabnya.
Yup, untuk saat ini haruskah aku mencoba apakah aku bisa melakukan sesuatu di mode Dewa ini? Aku telah tahu kalau aku bisa menggunakan sihir tanpa perlu merapalnya, tapi menakutkan jika aku tidak bisa mengendalikan seutuhnya.
Yup, untuk saat ini haruskah aku mencoba apakah aku bisa melakukan sesuatu di mode Dewa ini? Aku telah tahu kalau aku bisa menggunakan sihir tanpa perlu merapalnya, tapi menakutkan jika aku tidak bisa mengendalikan seutuhnya.
Aku
memikirkannya pada saat kami meninggalkan dunia roh.
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNiceš
ReplyDeleteMantap
ReplyDelete