A Rank Chapter 10
Translator | Kagami |
Editor
| Eden |
Proof Reader
| Shiro7D |
Chapter 10 :
Toack si Pengrajin Perabotan
Secara
perlahan, aku membuka
mata ketika aku merasakan sinar matahari yang hangat menyinariku.
Dalam penglihatanku, terdapat sebuah atap dan dinding berwarna krem yang mengelilingiku.
Lantai
tempatku berbaring saat ini bukanlah lantai yang terbuat dari tanah, melainkan lantai kayu dengan sebuah kain yang kugunakan sebagai selimut.
Aku bisa mendengar suara kicau burung datang dari luar.
Setelah
beberapa saat, aku pun sepenuhnya sadar dan mengingat situasiku saat ini.
“... Benar juga, sekarang aku punya rumah sendiri yah…”
Aku bergumam pada diriku sendiri sambil menggosok mataku
yang mengantuk dengan punggung tangan dan mengangkat tubuh bagian atasku.
Untuk meregangkan otot punggungku yang tegang, aku mengulurkan kedua
lenganku ke atas. Kemudian, menurunkannya sambil menghembuskan
nafas.
Setelah itu,
aku berdiri dan memutar
pinggangku sedikit sampai suara “Krek!!” yang memuaskan
keluar.
Tidur di lantai kayu dengan selimut memang jauh lebih baik daripada berkemah
di luar. Tetapi karena alas tepat tidurku yang masih
sama kerasnya, jadi ada perasaan tidak nyaman di punggungku saat ini.
Seperti yang kuduga,
ini adalah saat yang tepat untuk pergi ke pengrajin mebel.
Demi
mendapatkan tidur yang
nyaman, aku ingin mendapatkan tempat tidur yang lebih berkualitas. Dan tentu saja, kasurnya
juga.
Meskipun aku sudah mendapatkan rumah baru, tapi masih ada
banyak hal yang perlu aku dapatkan.
“Walaupun masih banyak perabitan yang kurang,
paling tidak aku sudah mendapatkan rumah untuk tepat berteduh. Baiklah!
Mari berikan yang terbaik hari ini juga— ” kuharap aku
bisa berpikir positif seperti itu...
“Hah…
Apa yang harus aku
lakukan ...?”
Tadi malam, aku
tidak sengaja menunjukkan diriku yang sedang telanjang ke depan seorang gadis sangat pemalu.
Sebenarnya hari
ini aku berencana untuk
bertemu dengan Ergys-san dan memberikan
ikan yang aku dengannya.
Tapi jika
aku ke sana sudah pasti aka nada Flora, putrinya. Dan itu pasti akan menajadi sangat canggung.
Ahhh…. Padahal
kemarin aku pikir dia sudah mulai akrab denganku, tapi sekarang kurasa dia akan melarikan diri ladi dariku.
Jika itu hanya sembarang orang maka aku tidak akan keberatan
sama sekali, tetapi untuk dihindari oleh gadis yang baik seperti dia, rasanya sedikit
menyakitkan.
aku ingin meminta maaf kepadanya sekarang karena kemarin aku
tidak sempat mengatakannya, tetapi jika seorang pria yang menunjukan barangnya
padanya tiba-tiba muncul di depan pintunya, sudah pasti dia akan merasa sedikit
terganggu. Jadi, mari kita berikan dia waktu untuk saat ini.
Setelah mengatakan pada diri sendiri, aku memutuskan untuk menaruh pikiranku ke tempat lain untuk saat
ini.
Saat aku
mencuci muka dengan air dingin dari sumur, seketika tubuh dan pikiranku terasa menyegarkan.
Apa yang
telah terjadi biarlah terjadi. Mari lupakan apa yang terjadi kemarin, dan focuslah melakukan apa yang harus di lakukan hari ini.
***
Setelah mengganti
pakaian, aku
menuju ke rumah Toack-san untuk memesan perabotan.
Aku mengusap perutku saat aku berjalan di pagi yang sedikit
dingin ini.
Perutku telah
mengeluh karena aku belum
sarapan dan tidak makan
apapun dari semalam.
Seharusnya
saat ini aku lebih mengkhawatirkan masalah makanan
dari pada perabotan.
Dan
membeli beberapa makanan dari Ergys-san.
Tetapi jika aku
pergi ke tempat Ergy-san, ada kemungkinan aku
akan bertemu Flora. Jadi
lebih baik aku pergi ke tempat Toack-san saja dulu, lalu mencoba membelinya
setelah aku bertemu dengannya.
Karena aku belum memahami keadaan ekologi hewan yang hidup
di sini, jadi aku pikir lebih baik aku tidak meletakkan tanganku pada mereka.
Meskipun aku akan diperkenalkan kepada para pemburu lokal
besok, tapi itu masih merupakan masalah besar untuk memiliki perut kosong
selama sehari.
Selagi aku tersesat dalam pikiran seperti itu, tampa di sadari aku sudah
berada di depan rumah Toack-san.
Aku berdiri diam di depan rumahnya di dalam hutan.
Rumahnya
dibangun agak berbeda dari rumahku.
Ini adalah bangunan satu lantai yang dibangun dari tumpukan kayu utuh. Di dalam tampaknya cukup luas, dan tangga, pagar, kursi dan meja
di sekitar rumahnya,
semua terlihat buatan tangan dari kayu.
Bahan
pembuatan perabotan tampaknya berbeda dari rumah, mungkin semuanya
dibuat oleh Toack-san sendiri
sebagai pengrajin mebel. Jika begitu sudah dia itu
sangat terampil.
Akupun
mencoba duduk di meja. Dan
anehnya, itu terasa
cocok untuk tubuhku
dan terasa sangat
nyaman.
"Kursi ini juga bagus, aku ingin punya yang seperti ini juga ...”
“…
Apakah kau Aldo? Yang dikatakan akan ke sini oleh
kepala desa?”
Ketika aku
sedang memastikan nuansa kursi ini, sebuah suara tiba-tiba muncul.
Ada seorang lelaki dengan rambut berwarna pirang menatapku
dari jendela ketika aku berbalik ke arah dari mana suara itu berasal.
Rambutnya pendek, dan mata birunya menyipit, menampilkan
ekspresi kejam. Bentuk wajahnya agak panjang dan beberapa bintik-bintik bisa
dilihat di wajahnya.
Tingginya sama denganku, atau mungkin sedikit lebih tinggi. Otot ramping dari lengannya terlihat dari atasan berwarna putih yang ia kenakan.
“Um
... Apakah kamu Toack-san?”
"Oh ya. Itu aku. Ketika aku bangun pagi hari ini, aku
terkejut menemukan seorang asing yang dengan asik duduk di kursi di dalam
halamanku.”
Toack-san menjawab dengan wajah masam ketika aku bertanya
dengan malu-malu.
Maksudku,
karena ada kursi yang bagus di sana, tentu saja aku secara tidak sengaja ingin masuk dan mencoba duduk di sana bukan.
Aku
merasa canggung sekarang karena aku
telah berbuat kasar di pertemuan pertama. Aku ingin tahu apakah dia
marah padaku.
"Aku
minta maaf atas hal tersebut"
“Tidak,
sebenarnya aku marah. Hanya
saja aku terlahir dengan wajah seperti ini. Melihat ada orang asing
tiba-tiba duduk di kursi itu memang mengejutkanku, tetapi aku senang karena aku
dipuji karena kursi yang kubuat.”
Untuk permintaan maafku, Toack-san mengangkat bahunya dan
menjawab sambil tersenyum canggung. Sepertinya dia mencoba yang terbaik untuk
membentuk senyum yang tulus, walaupun
hasilnya lebih terlihat seperti menyindir.
“... Aku
tidak pandai tersenyum.”
“Haha,
sepertinya begitu.”
Aku membalas kata-kata Toack-san dengan senyuman pahit
sambil menggaruk pipiku.
Yah, dia tidak terlihat seperti orang jahat, dan usianya
terlihat jauh denganku. Jadi rasanya mungkin kita bisa bergaul dengan baik
satu sama lain.
“Nah, mengapa kita harus berbicara di sini?
Ayo cepat masuklah.”
***
Rumah Toack-san sangat besar, dan interior dindingnya yang terbuat dari kayu utuh, di tambah dengan meja, kursi, sofa, dan lemari buatan tangan. Memberi romansa yang cukup
kuat pada rumah ini.
Saat aku
menarik napas panjang, aku
mendapat merasa tenang dari bau kayu.
“Aku
ingin makan sesuatu dulu, tapi bagaimana denganmu? Sebaliknya, apakah kau sudah makan?”
“Terimakasih!!
Aku juga belum makan!”
Saran Toack-san adalah hal yang paling
ingin aku dengar, jadi aku menjawab dengan segera.
“Mengapa
kau menunjukan wajah senang,
atas perkataan tidak tahu malu-mu itu? Yah... aku akan memanaskan loyang jadi tolong tunggu
sebentar di meja.”
Toack-san menggerutu
merepotkan sambil pergi ke dapur.
Akupun
mengambil tempat duduk sambil dipenuhi rasa gembira.
Perutku sudah bergemuruh dari tadi karena aku tidak makan apa-apa semalam. Jadi aku ingin
makan sesuatu segera.
Ketika aku memikirkan hal itu dengan tangan bertumpu di atas
meja, aku merasakan sensasi halus yang merupakan karakteristik berbeda dari
kerajinan kayu.
Ohh, meja ini juga cukup bagus. Ini
bahkan lebih baik daripada semua meja di penginapan di ibukota kerajaan.
Aku
secara spontan meletakkan wajahku
di atas meja dan merasakan sensasinya
dengan pipi.
Jika aku
memesan beberapa meja,
tekstur bahan yang halus ini juga akan menjadi apa yang aku inginkan.
Ketika aku
merasakan meja yang dibuat dengan sangat terampil, bau seperti sup sayuran
mulai melayang di ruangan.
“ini dia, sup sayuran dan roti.”
Ketika Toack membawakan sup sayuran dan roti di atas nampan
kayu, aku dengan terburu-buru
menjauhkan wajahku dari meja.
“Ohhh,
terima kasih banyak. Perutku gemuruh seperti orang gila.”
Toack meletakkan nampan di atas meja dan meletakkan piring.
Di dalam sup ada kentang, wortel, brokoli, bawang, dan
potongan ham kecil. Kelihatannya sangat lezat.
“Oke,
mari kita mulai makan”
Ketika Toack-san
selesai menyiapkan semuanya, aku segera memasukkan sesendok sup sayuran ke mulutku.
Manisnya sayuran mengisi mulutku. Rasanya sangat sederhana
namun rasanya sangat enak. Saat aku minum kuah supnya, aku merasakan itu
menghangatkanku dari dalam, dan rasanya seolah-olah energi menyebar ke seluruh
tubuhku.
“...
Ahh, ini sangat enak”
“Kentang
itu di masukan kedalam
sup hingga meleleh
menjadi satu, dan bawangnya di
potong kecil lalu ikut direbus juga.”
Begitu, jadi itulah rahasia dari rasa lezat ini.
Toack makan sambil mencelupkan roti ke dalam sup, jadi aku
menirunya dan mencoba mencelupkan rotiku ke dalam supku juga.
Roti yang dilunakkan oleh sup juga sangat lezat.
Rasa manis dari adonan yang dikombinasikan dengan sup
benar-benar indah.
Bolak-balik antara roti dan sup seperti itu, akupun menghabiskannya dalam waktu
singkat.
“Pheww,
terima kasih makanannya.
Itu sangat enak.”
“...
Kau makan dengan lahap sekali. Apakah
kau tidak makan apapun
kemarin atau sejenisnya?”
“Yah,
kemarin aku sedang sibuk membersihkan rumah
baruku, terus
terjadi beberapa masalah...”
Bagian terakhir di mana Flora melihat tubuhku yang telanjang, sulit untuk dikatakan.
“Nah, aku tahu kau sibuk karena baru saja datang kesini,
tetapi setidaknya kau bisa makan sarapan, bukan?”
“Kamu
benar, tapi aku belum
membeli bahan apa pun…”
“Kau
bisa membeli beberapa dari kepala desa bukan? ... Jangan bilang itu karena uang?”
Toack-san
mulai memberikan tatapan
tajam kepadaku ketika dia berkata seperti itu.
Untuk memulai hidup baru, diperlukan jumlah uang yang tidak sedikit.
Seorang pria yang tiba-tiba mencoba untuk memulai ketika sedang tidak punya
uang adalah orang yang sangat bodoh.
Namun, aku
adalah petualang peringkat A di kerajaan. Walaupun aku
tidak akan menyombongkan diri untuk memiliki uang, tetapi uang bukanlah sesuatu
yang harus aku khawatirkan.
“Tidak,
aku tidak akan pindah
ke sini jika aku tidak
punya uang. Hanya saja aku
melewatkan kesempatan untuk membelinya dari Ergys-san, kemarin.”
Toack-san
menunjukkan kelegaan setelah mendengar bahwa aku punya uang.
“Jika
itu masalahnya, bukankah kau
bisa membelinya
pagi ini? “
“Tidak,
aku tidak bisa
melakukan itu karena alasan yang tidak bisa aku katakana.”
Itu seperti yang dikatakan Toack-san, tetapi aku tidak bisa melakukannya karena hal yang terjadi kemarin.
"Apa? Alasan apa yang tidak bisa kau katakan itu?
“
Sepertinya aku terusik keingintahuannya saat dia melihat
wajahku yang penuh dengan keraguan.
“Tidak,
hanya ... agak ...”
"Apa itu? Aku memberi kau
makan, bukan? Tergantung pada seberapa menyenangkannya cerita itu, aku mungkin akan
menjual beberapa bahan makanan
untukmu”
Mungkin Toack-san
menjadi jengkel setelah melihat keraguanku, jadi
dia menggodaku dengan memberikan bisikan setan
sambil tersenyum.
Ugh, aku
lemah untuk topik makanan sekarang. Dan, saran Toack-san itu akan memecahkan semua masalahku. Namun, aku merasa seperti aku akan lelah jika aku mengatakan hal itu.
Meski begitu, pria ini memiliki kualitas pengganggu. Begitu
dia menyadari bahwa aku menyembunyikan
sesuatu, wajahnya bersinar dengan penuh minat.
Kuu, apa yang harus aku lakukan?
Saat aku khawatir, Toack berkata sambil mengolok-olokku,
“Jangan
bilang padaku, bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan istri ketua, Fiona-san?”
“Tidak,
bukan itu! Itu hanya putrinya, Flora, yang melihatku telanjang!”
Aku
tidak sengaja menumpahkan kebenarannya karena aku dicurigai yang tidak benar dengan orang
yang aku berhutang budi dangannya.
Mulut Toack-san
terbuka lebar dari apa yang baru saja aku katakan.
"Hah? Telanjang? Lebih dari itu, bukan kau yang melihat
Flora telanjang, tapi itu dia yang melihatmu telanjang? Itu hal terbaik yang
pernah aku dengar!”
Dia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
“Oi.
Jangan menertawakan ini. Aku
baru di sini dan hubunganku
dengan penduduk desa masih
sangat tipis. Jadi aku akan dalam
masalah besar jika orang lain
tau, tahu?”
“Hahahahaha!
Flora pemalu itu melihatmu telanjang”
Dia sepertinya merasa sangat lucu karena dia sudah lama
tinggal di sini dan mengenal Flora.
Pria ini, yang selalu memiliki wajah rewel, wajahnya berubah
sepenuhnya dari tertawa barusan.
“Oi
oi, ini bukan sesuatu untuk ditertawakan. Jika aku pergi ke rumah Ergys-san, akan buruk
jika aku menemui Flora
di sana bukan? Apa yang
akan aku lakukan jika
mereka bertanya apa yang terjadi di antara kami?”
Tidak dapat dihindarkan bahwa nada bicaraku dengan Toack-san sudah menjadi tidak sopan.
Namun
setelah mendengar kata-kata keputusasaanku itu, ia tampaknya telah menemukan hal yang bahkan lebih lucu
dan tertawa lagi.
Sungguh orang yang kejam, tertawa ketika yang lain sedang
berjuang.
“....
Hah, aku akhirnya bisa
berbicara dengan normal dengannya,
namun dia mungkin akan lari dariku lagi sekarang …”
“Ohh?
Tidak biasa bagi Flora untuk berbicara dengan orang yang pertama kali ia temui.”
kata Toack-san,
dengan ekspresi kaget pada desahku dan mengoceh.
“Yah, dia memang orang yang sangat pemalu. Namun, dia
akan dapat dengan mudah melakukan percakapan dengan laki-laki dari desa ini,
kan ??”
"Tidak, tidak sama sekali. Aku sudah berada di sini
sepanjang waktu sejak dia lahir, namun dia hanya melarikan diri ketika aku
mencoba untuk lebih dekat dengannya. Satu-satunya waktu aku bisa berbicara dengannya hampir
seperti saat acara desa atau sesuatu seperti itu.”
Toack-san
menolak kata-kataku dengan tatapan serius.
Hmm? Apa yang telah kau lakukan padanya sampai terjadi
seperti itu? Yah, dia juga lari dari aku di awal.
“...
Apakah itu bukan karena wajahmu yang tampak menakutkan?”
Yah, pada
akhirnya dia adalah pria dengan muka cukup seram. Jadi
masuk akal jika mengatakan
bahwa Flora takut padanya.
“Tidak
bukan itu alasannya. Apa kau ingin membuatku tidak menjual makanan padamu?”
Jawab Toack, wajahnya berkerut setelah mendengar perkataanku tadi.
“Oioi,
bukankah kamu menertawakanku barusan? Bukankah aku sudah memberitahumu tentang kisah memalukanku itu?!”
Next
ReplyDelete