Evil God Chapter 54
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 54 :
Prolog
Adrigori terlihat puas saat membaca surat kabar tersebut.
Adrigori terlihat senang.
Aku mendengar percakapan dua orang wanita di kejauhan.
Hal seperti itu telah tertulis di artikel surat kabar.
Sepertinya hanya satu orang yang terlihat antusias.
Terkadang, jika kau melihat idola dari dekat, mereka tidak setampan yang kau kira.
[Aku jadi ingat, dulu kita mencoba merayu wanita di tempat ini, kan?]
Aku mendengar suara seseorang.
Dengan wajah memerah, seorang gadis kecil memberiku sebuah kertas untuk ditanda tangani.
Gadis kecil itu kemudian segera berlari.
Lagipula cuaca sedang cerah.
Dia adalah pegawai baru bank, Martha.
Aku takjub saat membalas perkataan Martha yang terlihat sedang bersemangat dari gerak tubuhnya.
Martha terlihat bangga.
Martha terlihat kebingungan.
Aku menjawabnya lalu segera menuju Bank Briton.
***
Ben menunjukkan senyuman kecut.
[Semuanya 10 koin tembaga Briton, atau 7 koin tembaga
Scottyard]
Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh pelayan saat aku
memesan teh.
Mata uang Scottyard tetap digunakan meskipun itu di ibukota
Kerajaan Briton.
Jika dilihat sekilas, kota ini terlihat sangat damai, namun
dampak keributan tersebut masih ada.
Ini adalah masalah yang serius.
Tapi pada akhirnya, masalah ini harus diselesaikan oleh
negara ini.
Aku juga memiliki masalahku sendiri.
Aku memegang sebuah surat kabar.
Di satu halaman surat kabar tersebut, kasus Bank Briton
tertulis dengan sangat detil.
Di situ juga disertakan fotoku.
Saat itu kupikir tak masalah jika aku terlihat sedikit
mencolok.
Namun setelah informasinya beredar, aku mendadak menjadi
terkenal.
[Fufufu… para manusia sepertinya mulai menyadari kehebatan
Ashtal-sama.]
Adrigori terlihat puas saat membaca surat kabar tersebut.
Yah, pendapatnya itu bukan dari sudut pandang dewa iblis,
melainkan dari sudut pandang manusia.
[Meskipun tidak ada ketakutan dalam pikiran mereka, tapi
nanti saja kita permasalahkan soal hal itu.]
Terdapat tumpukan surat kabar di depan Adrigori.
[Jadi, untuk apa tumpukan surat kabar ini?]
[Ini untuk dibagikan pada rekan kita yang menunggu di Kuil
Kegelapan. Seluruh dewa iblis yang berada di Rhodan memutuskan untuk membelikan
mereka surat kabar hari ini.]
Adrigori terlihat senang.
Yah, aku juga merasa tidak enak untuk mengirim kembali para “pasukan
bertopeng” tanpa memberi mereka kesempatan.
Oleh sebab itu, aku memberi mereka izin untuk berekreasi.
Tapi apa yang mereka lakukan?
[Hei, hei, bukankah orang yang ada di cafe itu Ashtal yang
muncul di surat kabar?]
Aku mendengar percakapan dua orang wanita di kejauhan.
Hari ini aku sudah beberapa kali mengalami kejadian seperti
ini.
Mereka pasti sedang melakukan pembicaraan rahasia.
Tapi kami bisa mendengarnya menggunakan evil ears.
[Eh, dimana?]
[Itu di sana!]
[Iya! Dia adalah petugas bank legendaris yang telah
menyelesaikan kerusuhan di Rhodan.]
Hal seperti itu telah tertulis di artikel surat kabar.
Berbagai surat kabar menggunakan sebanyak mungkin kalimat
pujian untuk memujiku.
Seorang pahlawan yang menyelamatkan mereka dari
keputusasaan.
Penyihir keuangan.
Seorang pria yang membawakeajaiban.
Luar biasa tampan?
Yah, aku tidak terlalu mempermasalahkannya.
[Kenapa dia disebut legendaris?]
[Coba baca artikel ini. Dia muncul dengan gagah berani,
bertindak sebagai presiden bank selama satu hari, kemudian lenyap. Itulah
sebabnya dia disebut legendaris.]
[Tapi bukankah sekarang dia ada di sana?]
Sepertinya hanya satu orang yang terlihat antusias.
[Terus, dia juga keren.]
[Eh? Bukankah dia terlihat di bawah rata-rata?]
Oi! Siapa yang kau sebut di bawah rata-rata?
[Di surat kabar juga disebutkan, kan? Kalau dia “Tampan luar
biasa”]
Terkadang, jika kau melihat idola dari dekat, mereka tidak setampan yang kau kira.
Tapi karena mereka menjadi idola, maka orang akan melihat
mereka sebagai orang yang tampan.
Pasti begitulah yang terjadi saat ini.
Tapi tentu saja, ada juga wanita yang tak mudah terpengaruh
oleh hal seperti itu.
Mereka berdua lalu pergi sambil melakukan pembicaraan
seperti itu.
Adrigori yang juga mendengar percakapan itu, berbisik
padaku.
[Aku jadi ingat, dulu kita mencoba merayu wanita di tempat ini, kan?]
[Ah, aku tak terlalu ingin mengingat kejadian itu.]
[Kurasa kita akan berhasil kali ini. Keberuntungan
sepertinya sedang berada di tangan kita.]
[Tidak. Itu hanya akan membuat mentalku lelah.]
Suasana ini pasti akan segera berlalu.
Semua akan kembali tenang setelah beberapa saat.
Hingga saat itu, aku hanya perlu menahan keributan ini.
[Anu…]
Aku mendengar suara seseorang.
[Ya, ada apa?]
[Bo-Boleh minta tanda tangan?]
Dengan wajah memerah, seorang gadis kecil memberiku sebuah kertas untuk ditanda tangani.
Ta-Tanda tangan?
Aku tak pernah memikirkannya.
Untuk sementara, aku membuat namaku dengan tulisan yang sama
saat aku mengukir senjata Jiemi.
[Te-Terima kasih!]
Gadis kecil itu kemudian segera berlari.
Sepertinya dia sedang bersama teman-temannya di pojok ruangan.
Aku mendengar beberapa suara seperti “kyaa” dan “enaknya…”
[Aku juga mau tanda tangannya.]
[Aku tak akan memberimu tanda tangan. Yang lebih penting,
ayo segera pergi ke tempat lain.]
Lagipula cuaca sedang cerah.
Aku ingin bersantai di teras cafe. Tapi sepertinya aku tidak
bisa tenang kalau terus seperti ini.
Saat kami berdiri, seorang wanita berpakaian rapi berlari ke
arahku.
[Ah, ternyata ada di sini. Aku sedang mencarimu, Presiden.]
Dia adalah pegawai baru bank, Martha.
Dia terlihat terengah-engah.
[Aku sudah tidak menjabat sebagai presiden.]
[Kalau begitu, presiden honorer.]
[Memangnya ada jabatan seperti itu?]
Aku takjub saat membalas perkataan Martha yang terlihat sedang bersemangat dari gerak tubuhnya.
[Yang lebih penting, sesuatu yang serius telah terjadi.]
[Apa lagi kali ini?]
[Kita di panggil ke istana kerajaan. Katanya Yang Mulia Raja
ingin menyampaikan rasa terima kasihnya.]
Martha terlihat bangga.
Yah, kurasa itu adalah reaksi normal bagi seorang rakyat
yang dipanggil oleh rajanya.
Tapi aku tidak tertarik pada raja.
[Kalau begitu, suruh saja presiden ke sana.]
[Ada satu masalah lagi. Mereka bilang jika Anda memiliki
uang sebanyak itu, mereka ingin Anda meminjamkannya untuk pemerintah. Bagaimana
kita akan menjelaskan tentang masalah ini?]
Martha terlihat kebingungan.
Yah, bilang saja kalau kita sebenarnya tak punya uang
sebanyak itu.
Apakah raja akan kecewa dengan penjelasan itu, atau malah
menjadi marah?
Sepertinya aku tak bisa menyerahkan tanggung jawab untuk
menjelaskan tentang hal itu pada orang lain.
Terlebih lagi, informasi ini harus ditangani dengan
hati-hati.
Terutama masalah mengenai pemerintah Briton.
[Baiklah. Aku akan segera ke sana.]
Aku menjawabnya lalu segera menuju Bank Briton.
Adrigori berpisah denganku karena dia harus mengantar surat
kabar itu.
***
[Bertemu dengan Yang Mulia Raja memang bikin gugup.]
Presiden dari Bank Briton, Ben, telah menungguku dengan
memakai pakaian formal.
Dia menyeka keringat karena kegugupannya menggunakan sapu
tangan.
Aku juga mengganti pakaianku dengan pakaian formal.
[Kurasa kau akan baik-baik saja. Kau hanya perlu hadir dan
bersikap sopan. Lagipula, bukankah kau memiliki hubungan dengan keluarga
kerajaan sejak generasi kakekmu?]
[Hahaha… akhir-akhir ini, hubungan itu sudah semakin
memudar.]
Ben menunjukkan senyuman kecut.
Yah, beberapa waktu yang lalu Bank miliknya sedang merosot…
Apa boleh buat.
Aku membawa Ben bersamaku lalu berpindah ke istana Kerajaan
Briton, Wolic.
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Wehee akhirnya masuk kerajaan. Lanjut min semangat
ReplyDeleteMakasih min, mantab dah Asthal
ReplyDeleteSemangat min!!!
ReplyDeleteNext
ReplyDeleteNext
ReplyDeleteNext
ReplyDelete