Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 283 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| BUDI |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 283: Raja Bocah, dan Gadis Jenius
「Se-senang
bertemu dengan Anda, Baginda Raja Penguasa! Sa-saya, Ernest Din Paluf, Raja
Paluf! …puha, akhirnya bisa juga…」(Ernest)
Di halaman istana Paluf, aku disapa oleh seorang bocah dengan
nada yang seakan ia siap untuk mati. Setelah ia mengucapkan kata-katanya,
nampaknya diselesaikan dalam satu
kali tarikan nafas, si Raja bocah langsung menghela nafas seakan-akan jiwanya
terbang keluar.
Sepertinya ia benar-benar tegang.
「Begitu
pula dengan saya, Baginda. Saya Raja Penguasa Brunhild, Mochizuki Touya. Maaf
karena telah meminta bertemu secara mendadak. Terima kasih atas waktunya.」(Touya)
「Ti-tidak
perlu, saya lah yang seharusnya meminta maaf!」(Ernest)
Dalam sapaan ini, Raja bocah Paluf menggelengkan kepalanya
seakan-akan panik. Benar-benar dah, semua reaksinya sangat kekanak-kanakan.
Kudengar umurnya baru 10 tahun, dia lebih muda dari Sue.
Walau tinggi mereka sama sih.
Rambut blondenya yang tertata rapi, disertai dengan baju kebesaran
Raja yang tidak pas serta mantel putih bersih.
Bajunya memang bagus tapi tidak cocok dengannya. Itu memberi kesan kalau ia dipakaikan.
「Sepertinya
Raja Paluf sangat ingin menemui anda, Raja Penguasa. Saya pikir, Ia mendengarkan banyak cerita
anda dari saya.」(Cloud)
Saat Raja Rynie yang ada di sampingku mulai bicara, Raja
bocah itu memerah dan bersembunyi di balik seorang gadis di sampingnya.
Gadis itu pun menundukkkan diri sambil menunjukkan senyuman
yang susah.
「Maafkan
kami. Beliau malu
berhadapan dengan orang baru…
Saya harap Anda tidak berpikir buruk tentangnya.」(Lucienna)
Saya harap Anda tidak berpikir buruk tentangnya.」(Lucienna)
「Ti-tidak,
saya tidak keberatan kok.」(Touya)
Ia adalah Lucienna Dia Paluf, kakak perempuan Raja Paluf, sekaligus gebetannya si Cloud, Raja Rynie.
Warna rambut keriting panjangnya sama dengan milik adiknya,
sedangkan matanya berwarna hijau zamrud. Sejujurnya ia bukanlah gadis yang
terlalu cantik, tapi ia memancarkan aura yang membuat semua orang menjadi tenang.
Aura itu bukan keindahan mawar, bukan pula kekuatan bunga
matahari, apalagi keangguann bunga lily.
Kalau aku disuruh mengomentarinya, aku akan mengatakan kalau ia adalah seorang
gadis dengan kesederhanaan sebuah bunga dandelion.
Dilihat dari penampilannya yang sama persis dengan gadis
desa, identitasnya sebagai Tuan Putri tidak akan diketahui walau berjalan-jalan
menelusuri kota.
「Ayolah,
bukannya kamu
punya permintaan pada Raja Penguasa? Kau harus mengatakannya sendiri.」(Lucienna)
「Permintaan?」(Touya)
Saat didorong kakak perempuannya, si Raja Bocah mulai berjalan
dengan malu-malu ke arahku.
Apaan?
「Ahhh,
Umm!!! Bisakah Anda
menunjukkan Prajurit Raksasa Brunhild?」(Ernest)
「…Prajurit-Raksasa?
Oohh, FrameGear? Boleh kok, boleh, tapi… apa tidak masalah menunjukkannya
di tempat ini?」(Touya)
Mustahil bagiku untuk mengeluarkan robot raksasa di halaman
istana negara lain, bukan, jadi aku melirik pengikut Paluf yang berada di pojok
halaman untuk meminta izin.
Salah satu dari mereka, yakni seorang lelaki terhormat di
umur 50-an bermantel putih, mulai angkat bicara. Kalau tidak salah, ia Duke
Donovan Rembrandt…
Adik Raja sebelumnya, paman dari 2 anak yang ada di depanku ini.
Adik Raja sebelumnya, paman dari 2 anak yang ada di depanku ini.
「Tidak
apa-apa. Tolong tunjukkan FrameGear itu pada Baginda. Karena sepertinya beliau sangat ingin melihatnya.」(Donovan)
Izin sudah, jadi aku membuka [Gate] di langit dengan sebuah jentikan.
Bersamaan dengan gempa kecil, sebuah FrameGear abu-abu yang
diproduksi massal,
Heavy Knight [Chevalier]
telah mendarat.
「Uwaaaaa…!!!!!!」(Ernest)
Mata Raja bocah Paluf pun menjadi bundar saat melihatnya.
Dengan smartphone,
aku membuatnya berlutut dan membuka kokpitnya.
Dari bagian dadanya, sebuah tali yang digunakan untuk menaikinya teruntai di depan kami.
Dari bagian dadanya, sebuah tali yang digunakan untuk menaikinya teruntai di depan kami.
「Maukah
Anda menaikinya? kupikir, akan sulit tuk bergerak di tempat
ini, jadi kita tidak akan menggerakkannya.」(Touya)
「…!
IYAAA!」(Ernest)
Sambil menggendongnya, aku memegang tali itu dan naik ke
kokpit. Raja bocah Paluf duduk di bangku pengendali dan mulai memainkan joystick pengendali FrameGear ini dengan
mata yang penuh kilauan.
Seperti yang kuduga,
bocah dari dunia lain pun pasti menyukai mecha
「Jadi
dengan ini Baginda mengalahkan Iblis kristal dan behemoth. Mungkin dengan
menggunakannya, saya juga bisa melakukannya…」(Ernest)
「Mungkin
memang kasar, tapi ucapan Anda
tidak masuk akal. Untuk mengendalikannya, Anda
butuh latihan keras dan
kurangnya pengalaman
bertarung juga akan membuatnya menjadi sulit.」(Touya)
「Uu…」(Ernest)
Dilihat dari tubuhnya, Raja Paluf adalah bocah lemah. Kurasa
ia bocah yang lebih senang membaca buku daripada menggerakkan tubuhnya.
Itu terjadi karena ia seorang Raja yang artinya tidak perlu
muncul di barisan depan, dan ia tidak perlu memiliki kemampuan bertarung yang
hebat. Secara pribadi, aku percaya kalau seharusnya ia punya kekuatan yang
cukup untuk melindungi diri sendiri.
「…
Baginda…tidakkah melukai orang lain itu menakutkan? Tidakkah menyakitkan
menjadi target kemarahan orang karena perbuatanmu,
lalu dibenci mereka..? Bagiku, itu menakutkan… memukul..maupun dipukul..」(Ernest)
「..
kau benar. Sebisa
mungkin aku tak ingin
melukai orang lain. Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus kulindungi dan
kurasa akan lebih menakutkan kalau tidak bisa melindungi mereka. Bagiku, itu
lah yang terburuk, tidak bisa melindungi apa yang berharga disaat dibutuhkan. Raja…kau
pasti juga punya sesuatu yang ingin dilindungi, bukan? 」(Touya)
「…iya..」(Ernest)
Raja bocah pun melihat ke bawah sambil mengangguk. Orang
yang menjadi target tatapannya adalah kakak perempuannya yang saat ini sedang
bercanda dengan Raja Rynie.
「Bagimu…kakak
perempuanmu itu sangat berharga, kan?」(Touya)
「…
ya. Aku ingin kakakku bahagia. Aku juga tahu kalau Raja Rynie ingin menikahinya.
Tapi aku khawatir. Aku khawatir kalau kakakku tidak akan ada di sampingku lagi.
Aku penasaran apakah aku bisa terus hidup sebagai Raja tanpanya…」(Ernest)
Apa-apaan ini, bocah ini tahu persis apa yang sedang
terjadi, bukan?
Sepertinya ia lebih dewasa dari penampilannya.
Sepertinya ia lebih dewasa dari penampilannya.
Kekhawatiran itu pasti datang dari rasa “kurang percaya
diri”, tapi aku tidak bisa melakukan apapun tentangnya. Ia masih bocah. Tidak,
kalau bocah, ia cuma akan punya rasa percaya diri yang tidak berdasar. Raja
ini…tekadnya lemah.
Bagiku, masalah ini akan selesai kalau aku menghubungkan
istana Paluf dan istana Rynie dengan
gerbang kaca yang hanya bisa dilewati Tuan Putri Lucinenna, tapi sepertinya
masalah ini sulit tuk diselesaikan.
(Budi: tidak semudah itu
Touya)
Hubungan kedua negara itu mulai membaik, tapi tetap saja
tidak mengubah kenyataan kalau Paluf dan Rynie punya konflik skala kecil selama
ratusan tahun. Kalau sampai berita “Tuan Putri Lucienna bisa pergi ke istana 2
negara dengan bebas” tersebar, maka banyak kalangan
akan meresahkan hal itu.
Ada juga kemungkinan nanti ada rumor palsu yang disebar oleh mata-mata atau pengkhiat dari 2 negara
ini. Mungkin tidak hanya sampai rumor, baik di Brunhild maupun negara lain.
Tapi…itu semua masih
kemungkinan belaka.
Masalahnya adalah “bagaimana caranya membuat Raja Paluf
mandiri”, tapi rasanya mustahil tuk membahasnya sekarang.
Ia memiliki banyak pengikut setia yang bisa diandalkan. Aku
juga diberitahu rasa malunya saat berhadadapan dengan orang asing, mungkin ada hubungannya
dengan ketidaktahuannya pada posisinya, yang baru saja dimiliki. Akan tetapi,
sepertinya ia percaya pada pamannya, Duke Rembrandt yang sekarang menjadi
pengawasnya.
Mungkin ia akan menjadi Raja yang pantas kalau bisa mendapat
sedikit rasa percaya diri.
「Raja,
apa kau punya keahlian khusus, seperti sihir atau pun tekhik berpedang? 」(Touya)
「Ke-keahlian?
Aku tidak terlalu baik dalam berpedang, dan bakat sihirku pun cuma 1 atribut…」(Ernest)
Raja bocah mengatakannya sambil terus merosot layaknya slime.
Sial. Apa yang harus kulakukan kalau sampai membuatnya tambah tidak percaya diri seperti ini?!
Sial. Apa yang harus kulakukan kalau sampai membuatnya tambah tidak percaya diri seperti ini?!
Saat aku memikirkan cara untuk mengembalikan situasi, Ernest melirik orang yang ada di bawah.
「Oh?」(Ernest)
「Mm?」(Touya)
Aku pun juga ikut melihatnya lewat monitor samping. Di sana,
ada seorang gadis cilik di samping Duke Rembrandt.
Gadis itu, ia berdiri untuk waktu yang lama… Hmm? Apa ia sedang melotot?
Gadis itu, ia berdiri untuk waktu yang lama… Hmm? Apa ia sedang melotot?
「Dia
siapa?」(Touya)
「Dia
anunya paman… anak perempuan Duke Rembrandt. Namanya Rachel… Ia kandidat
tunanganku.」(Ernest)
(Ramune: Tunangan itu calon pengantin, bukan?
Nah, ini ada kandidat tunangan…jadi…calonnya calon pengantin..)
Nah, ini ada kandidat tunangan…jadi…calonnya calon pengantin..)
Ho-hou. Jadi nasib bocah ini mulus juga, yah. Yah,
tidak aneh lah mengingat ia seorang keluarga kerajaan. Hubungan mereka berdua
adalah…sepertinya sepupu.
Gadis cilik itu berambut blonde keriting panjang diikat
dengan bando Alice yang mencolok. Mereka sepupu, tapi ia sangat mirip Lucienna,
kakak Ernest, yang ada di sampingnya. Mereka terlihat seperti saudara kandung.
Tapi, aura mereka berbeda. Kalau Tuan Putri Lucienna lemah
lembut dan baik, aura gadis itu tajam. Sepertinya ia punya sifat keras kepala,
terlihat dari bagaimana ia terus melotot dengan kedua tangan di sampingnya.
(Ramune:
kedua tangan di sampingnya: kalian pasti tahu meme “kerad juga, yah?”, bukan?
Mirip kayak itu.)
kedua tangan di sampingnya: kalian pasti tahu meme “kerad juga, yah?”, bukan?
Mirip kayak itu.)
「umurnya
berapa?」(Touya)
「Umur
kami sama.」(Ernest)
Walau lebih muda dari Sue, ada beberapa hal yang hebat
darinya…
Tidak karuan, tomboy, gegabah… kata-kata seperti itu muncul di pikiranku.
Tidak karuan, tomboy, gegabah… kata-kata seperti itu muncul di pikiranku.
「Rachel
sangat hebat. Ia punya bakat 4 atribut, teknik
berpedangnya tidak kalah dengan orang dewasa. Ia mendapat berkah yang hebat
sampai-sampai disebut “orang jenius yang muncul satu kali dalam ratusan tahun”…」(Ernest)
Hebat juga ya. Jadi…karena jenius dan juga anak Duke ia
ditunjuk sebagai kandidat tunangan Raja. Tentu saja, hal itu membuat
karakternya keras kepala. Akan aneh kalau tidak begitu.
Tapi masalahnya…
「Kenapa
ia melotot begitu?」(Touya)
「Itu…
mungkin ini salahku. Sejujurnya, hari ini aku berjanji akan mengadakan pesta
teh bersamanya. Akan tetapi batal karena Raja Penguasa tiba-tiba datang
berkunjung, jadi…」(Ernest)
Oi, tunggu sebentar! Maksudmu kalau ia marah karena kau
membatalkan acara pesta teh bersamanya?! Daripada itu, bukankah itu artinya aku
juga target kemarahannya?!
Hmmm… intinya, kemarahan gadis itu akan bertambah kalau kami
berlama-lama seperti ini. Kurasa kau harus segera turun.
Dari tadi, gadis itu terus menerus menghentakkan kakinya ke tanah. Apa ia
jengkel?
Saat Raja Paluf dan aku turun dengan tali tadi, gadis
berbando Alice itu mulai berjalan dengan cepat ke arah kami. Ia berdiri di
depanku, memegang ujung roknya dengan 2 tangan, dan memberi salam yang elegan.
Jadi ia tipe sopan, yah.
Jadi ia tipe sopan, yah.
「Senang
bertemu anda, Baginda Raja Penguasa Brunhild. Saya putri tertua Duke Rembrandt.
Rachel Rembrandt. Tunangan Raja Ernest.」(Rachel)
「Ya
ampun, sopan sekali kamu, nak.」(Touya)
Tunangan ? Kalau tidak salah, Ernest menyebutnya “kandidat”.
Kurasa masalah ini sudah ditentukan.
Kurasa masalah ini sudah ditentukan.
「Maafkan
kami karena tidak memberi sambutan yang pantas karena kedatangan Anda yang tiba-tiba. Sambutan kami tidak
akan seburuk
ini kalau kita bisa mengabari satu sama lain dan diberi waktu yang cukup.」(Rachel)
「Aah…
ha-ha-ha, yah…saya akan melakukannya di kesempatan lain.」(Touya)
Ia tersenyum,
tapi seperti yang kuduga, ia marah. Kata-katanya berisi duri.
Apa ini balas dendam karena kedatanganku di hari di mana ia akan mengadakan pesta teh dengan Raja bocah yang ia cintai? Yah, walaupun jenius, kelakuannya masih bocah, yang membuatnya imut.
Apa ini balas dendam karena kedatanganku di hari di mana ia akan mengadakan pesta teh dengan Raja bocah yang ia cintai? Yah, walaupun jenius, kelakuannya masih bocah, yang membuatnya imut.
「R-Rachel,
cara bicaramu…」(Ernest)
「
Ha!? Eru memihak Raja Penguasa daripada aku!?」(Rachel)
「Uu…enggak
kok…」(Ernest)
Buruk. Kalau mereka menikah, si Raja bocah pasti akan
didominasi istrinya. Aku penasaran apa gara-gara gadis ini Raja tidak punya
rasa percaya diri.
Dilihat daari penampilan dan sifat keras kepalanya, ia
merupakan contoh bagus dari anak ambisius orang kaya. Apa yang akan ia lakukan
kalau ia bisa membuat Raja negaranya sendiri menjadi lemah seperti ini?
Rachel terus memarahi Raja bocah yang menjawab kata-katanya
dengan bisikan kecil, tapi akhirnya ia menepuk tangan sekali dan menghadap ke
arahku
「Oke,
sekarang aku paham. Kalau tidak salah, Raja Penguasa adalah seorang adventurer dengan rank-emas atau apalah
itu. Saya ingin anda mengajari saya.」(Rachel)
「Eh?」(Touya)
「Saya
ingin anda menunjukkan kekuatan yang sangat terkenal itu.
Bisakah anda melakukannya?」(Rachel)
Bisakah anda melakukannya?」(Rachel)
Gadis cilik itu pun menunjukkan senyuman ganas.
Ehhh? Apa ini artinya, dia ngajak gelud?
Ehhh? Apa ini artinya, dia ngajak gelud?
Wah wah wah akhirnya update juga bocah battle ama touya hmm ita liat di chapter selanjutnya
ReplyDeleteSetelah sekian lama
ReplyDeleteYayyy akhirnya update...gasskan minn :3
ReplyDeleteYe akhir ya up makasih min tetap semangat selalu di tunggu nih ln
ReplyDeleteYah min kok cmn update 2 ch
ReplyDeleteBagus, trims min.
ReplyDeleteGua benci banget sama tu kandidat tunangan raja paluf itu.
ReplyDeleteSabar, namanya juga BOCAH
Deletesemangat min, lanjut terus....
ReplyDeletengajak gelud euy :V
ReplyDeletegelud gelud gelud gelud
ReplyDeleteWkwkw
ReplyDelete