Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 284 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Ramune |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 284: Latihan, dan Terjun Bebas
「Situasinya
malah jadi aneh begini. Apa anda tidak masalah dengan ini, Duke Rembrandt?」(Touya)
Di tengah perjalanan menuju tempat
latihan Orde Ksatria Paluf, aku bertanya pada Duke Rembrandt yang berjalan di
depanku.
Aku ingin mendengar pendapatnya tentang
“Aku yang melakukan latihan tanding dengan anak perempuannya yang masih berusia
10-tahun”.
「Tidak
masalah kok. Sebagai Ayahnya, Saya sangat mengetahui betapa kuatnya anak itu. Akan
tetapi, kekuatan itu juga yang membuatnya menjadi sedikit sombong. Jadi demi
masa depannya yang lebih baik juga, saya sangat berharap Baginda dapat menghilangkan sifat sombongnya itu.」(Donovan)
Kupikir para ksatria tidak berani
mengajaknya berlatih atau menegurnya karena statusnya sebagai tunangan Raja,
tapi sepertinya itu tidak benar.
Sepertinya, di setiap dunia pasti akan
ada seseorang yang dianggap sebagai jenius. Akan tetapi, hal ini tidak akan
baik untuk mereka jika sudah menjadi sombong pada saat masih anak-anak.
Ada banyak kasus di mana seseorang
yang terlalu percaya diri akan kekuatannya menjadi orang yang sombong dan suka
merendahkan orang lain. Namun, untuk orang yang tidak mempunyai rasa percaya
diri sama sekali juga sebuah masalah, seperti Raja bocah itu lakukan.
Meskipun Duke berkata tidak masalah,
tapi… bukankah aku nanti akan dibenci olehnya? Yah, walaupun tidak dibenci, aku
rasa image-ku akan tetap hancur karena
menang melawan seorang bocah. Namun, aku juga tidak bisa membiarkannya menang.
Saat kami sampai di tempat latihan,
Rachel sudah melakukan pemanasan. Ia ganti baju ke seragam yang mirip kaos
sepak bola yang mudah digerakkan, dan sekarang sedang mengayun-ayunkan pedang
kayu dengan gerakan bagus. Antusiasnya meluap-luap.
Tidak ada pilihan lain. Kurasa aku
harus menyiapkan diri untuk dibenci dan beraksi layaknya lawan asli. Karena
kalau dipikir-pikir, aku sudah mendapat izin dari orang tuanya.
Walau begitu, ia tetaplah bocah,
jadi aku tidak akan terlalu melukainya.
Tempat latihan ini sepertinya
ditutupi barir sihir level-atas yang fungsinya menahan serangan
dari dalam agar tidak sampai keluar.
Setelah mengkonfirmasi hal ini, aku
pergi ke depan Rachel yang telah menunggu dari tadi dan mengambil sebuah dahan
kecil yang ada di tanah.
「Raja…
apa maksudnya perbuatan anda?」(Rachel)
「Ini
senjataku. Sudah cukup untuk melawan orang selevelmu.」(Touya)
「…!!
Tolong jangan menyesal nanti!」(Rachel)
Oya, dia malah marah. Yah, tidak
masalah. Karena kami sedang latihan, marahnya akan menjadi hal yang merugikan. Sepertinya bangsawan bocah ini mudah
diprovokasi.
Di tengah kami, ada seorang ksatria
muda yang menjadi wasit.
「Apa
kalian siap? Baiklah, mulai!」(Ksatria)
Rachel langsung mencoba menusukku
saat ksatria itu memberi sinyal. Ia cukup cepat. Aku langsung menghindarinya
dan memukul kepalanya dengan ranting tadi.
「?!」(Rachel)
「Jangan
langsung menuju lawan tanpa tahu bagaimana pergerakannya. Dan kalau kau mau
melesat seperti barusan, lakukan itu setelah mempersiapkan serangan lain.」(Touya)
BAN! Rachel pun menjaga jarak dengan
melompat ke belakang. Ia mengangkat tangan kirinya dan mulai merapalkan sebuah
sihir.
「Ya elemen Api! Buatlah sebuah tombaki
api suci! Fire Spear!」(Rachel)
Sebuah tombaku api pun melesat dari
tangan kirinya. Mengagumkan sekali, bisa menggunakan sihir seperti itu di umur
10, tapi… ini keterlaluan.
Aku melompat ke kanan dan
menghindari tombak itu. Sihir itu pun menghilang saat menabrak barir yang ada
di belakang.
「Sangat
mudah untuk memperdiksi serangan sihir tipe tombak. Kecuali kau menggunakannya
untuk mengejar orang, kurasa kau bisa menggunakannya lebih baik dengan rencana
yang matang, seperti merapalkannya setelah pergerakan lawanmu tersegel dengan
sihir tipe ikat.」(Touya)
「Kuu…!」(Rachel)
Sambil mengerutkan jidat, Rachel
melesat lagi dan menyiapkan pedangnya. Saat ia melakukannya, aku pun
mengaktifkan sihir tertentu.
「Slip.」(Touya)
「Ugyaa!?」(Rachel)
Aku mendekatinya yang jatuh dengan
cukup keras dan sekali lagi memukul kepalanya dengan ranting yang kupegang.
「Ta-tadi
itu kebetulan! Tidak dihitung!」(Rachel)
「Maaf
kalau ini mengecewakanmu, tapi kau jatuh karena sihirku.
Sihir yang “membuat lawan terjatuh”. Sihir ini bisa dianggap sebagai sihir terkuat. Tergangung dari caya menggunakannya.」(Touya)
Sihir yang “membuat lawan terjatuh”. Sihir ini bisa dianggap sebagai sihir terkuat. Tergangung dari caya menggunakannya.」(Touya)
(Ramune: Saat baca ini,
aku ingat Kagome dari Inuyasha bisa menggunakannya.
Sihir ini memang yang terkuat~)
Sihir ini memang yang terkuat~)
Sihir kuat bukan hanya yang memiliki
daya hancur. Aku ingin ia berpikir seperti itu.
「N-noooa!」(Rachel)
Ia langsung berdiri dan mencoba
menebasku. Serangannya cukup bagus. Ia juga menggabungkan pengetahuannya. Untuk
ukuran bocah 10 tahun, ia sangat jenius.
Akan tetapi, aku menghindarinya dan
beberapa kali menebasnya dengan keras.
Latihan hidup-dan-mati dengan Dewi Pedang yang kulakukan setiap hari itu bukan lelucon belaka. Aku tahu tempat yang mudah diserang.
Latihan hidup-dan-mati dengan Dewi Pedang yang kulakukan setiap hari itu bukan lelucon belaka. Aku tahu tempat yang mudah diserang.
Aku penasaran apa ini yang
Moroha-nee-san rasakan saat melatihku.
「Ya elemen Bumi! Jeratlah, sebuah
kutukan tanah! Earth Bin!」(Rachel)
「Oh?」(Touya)
Pasir keluar dari tanah dan menjerat
kaki sampai lutut. Apa barusan ia mengalirkan kekuatan sihir sambil mengayunkan
pedang?
「Ya elemen Angin! Buatlah sebuah tombak
petir lotus putih! Thunder Spear!」(Rachel)
Oooh? Jadi ia menyerang sesuai
dengan apa yang kuberitahu, yah. Berdasarkan kelakukannya, ia anak yang patuh.
Tapi taktik ini bukan satu-satunya solusi.
「Ya elemen Air! Buatlah pelindung
pertahanan spiral! Aqua Shell!」(Touya)
Tombak petir tadi pun terserap
pelindung airku dan menghilang. Yah, intinya aku menggunakan sihir itu sebagai
penahan.
「Yaaa!」(Rachel)
Seakan-akan memilih waktu yang
tepat, Rachel melesat ke arahku. Itu berbahaya.
Aku pun menebas tangan yang memegang
pedang itu sambil menghindari serangannya.
「Uguu!」(Rachel)
「Sudah
kuberitahu! Jangan menyerang dengan membabi buta! Kenapa sih kau ini?」(Touya)
「Diam!
Tebasanmu lemah, serang aku dengan benar dong! Dari tadi kau ini cuma menghindari saja!」(Rachel)
Cara bicaranya berubah. Daripada
berubah, aku yakin kalau ini lah sifat aslinya. Ia akan menunjukkannya di
pertandingan.
Yah, kalau itu maunya, aku akan
menyerangnya dengan benar.
「Ya elemen Angin dan Air! Buatlah kabut
berhalilintarkan es! Vortex Mist!」(Touya)
「Ugyaaa!?」(Rachel)
Rachel menabrak kabut itu, menjadi
kaku dan terjatuh di tanah. Aku menahan diri agar rasanya tidak terlalu sakit.
「Apa
ini? Sihir ini?」(Rachel)
「Ini
adalah sihir kombinasi. Yakni kombinasi antar Air dan Angin yang membuat kabut
berisi petir.」(Touya)
「Sihir
kombinasi?! Aku tidak pernah mendengarnya! Licik sekali kau!!」(Rachel)
Walau kau berkata licik, mau
bagaimana lagi. Okelah, aku akan menyerangmu dengan sihir biasa.
「Ya elemen Bumi! Hempaskan sebuah batu
tanah bumi! Stone Bullet!」(Touya)
「Kuu!」(Rachel)
Rachel memutar tubuhnya dan
menghindari batu itu yang merupakan sihir level-menengah dari atribut bumi. Saat
ia mau menghadap ke arahku, aku langsung menembakkan batu ke-2.
「Awas!」(Touya)
「Haa!」(Rachel)
「Sekali
lagi!」(Touya)
「Tungg~!」(Rachel)
「1
lagi!」(Touya)
「Oii!?
Kenapa kau terus menembakkannya! Kau bahkan tidak merapalkannya! Bukannya ini
aneh?!」(Rachel)
Omong-omong tentang rapalan, mereka hanyalah
hal yang berfungsi membantu mengaktifkan sihir tertentu. Sebenarnya, seseorang
bisa menghilangkan rapalan itu kalau terus mengalirkan kekuatan sihirnya ke
formula sihir yang ada di tubuhnya. Akan tetapi mustahil untuk menembakkan
sihir lain dengan cara ini karena akan membatalkannya.
Sementara itu, Rachel menghindari
batu yang kuhempaskan satu persatu dengan wajah ketakutan. Fuhaha, menarik
sekali.
「Slip!」(Touya)
「Ouch?!
Sakit~?!」(Rachel)
Ada 1 batu yang berhasil menabrak
jidatnya yang membuat bocah itu jatuh ke balakang. Walaupun aku menahan diri,
mungkin tetap sakit ya.
Sekarang matanya mulai basah.
Sekarang matanya mulai basah.
「Yah,
seperti itu caranya. Akan bagus kalau kita segera mengakhiri latihan ini,…」(Touya)
「Aku
masih belum kalah!」(Rachel)
「Hohoho,
apa itu benar, Rachello?」(Touya)
Belum kalah yah, apa ia tidak paham
sudah berapa kali aku menebasnya? Ia pasti sudah mati kalau ini pedang asli. Walaupun
aku sudah menahan diri, ia sudah seperti ini.
「No-o-o!!」(Rachel)
Rachel memegang erat pedang kayunya
dan berlar ke araku. Aku menangkis dan mengubah serangannya ke kiri dan kanan
sambil berpikir apa yang harus kulakukan dengannya. Sepertinya bocah ini tidak
mau menyerah dengan serangan setengah-setengah seperti ini. Hadeh… malah tambah
ruyam, yah.
「Kalau
itu maumu, oke, akan kuladeni. Persiapkan dirimu Rachello.
Serangan selanjutnya akan mengakhiri semuanya!」(Touya)
「Bagus!
Aku tidak tahu apa yang mau kau lakukan, tapi aku tidak akan kalah dengan…」(Rachel)
「Gate.」(Touya)
「Eh?」(Rachel)
Saat ia terus mencoba menyerangku,
aku membuka gate di bawah kakinya
dan wajahnya pun membeku layaknya sebuah batu. Di saat yang sama, aku mendengar
jeritan hebat dari atas langit.
「Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!???!?!?!」(Rachel)
Rachel terjun bebas dari ketinggian
500 meter. Aku mengimbuhkan sihir angin agar ia tidak terbawa arus angin, jadi ia pasti akan
jatuh di tempat ini.
「R-Racheeeeeellllllll!!!!」(Ernest)
Seperti yang diharapkan dari Raja
bocah, wajah Rachel bertambah pucat saat si Raja bocah melihatnya jatuh ke
bawah.
「Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!」(Rachel)
「Ya elemen Angin! Berhembuslah dan tahan
dengan sorotan Angin!
Whirlwind + Levitation!」(Touya)
Whirlwind + Levitation!」(Touya)
Aku melambatkan kecepatannya dan ia
pun berhenti tepat 1 meter di atas tanah dengan sihir penahan. Ini lah akhir
dari terjun bebas dari seorang jenius di dunia lain.
「…Ah……!
Fuu…. Haa…」(Rachel)
「Mau
menyerah?」(Touya)
Badan Rachel kejang hebat sambil
membuka-menutup mulutnya, tapi ia masih bisa mengangguk. Seperti yang kuduga,
terjun bebas barusan sangat efektif….tapi buruk. Aku kelewatan…
「Ya elemen Air! Mengalirlah dan
bersihkan dengan sumber mata air! Waterfall!」(Touya)
「Hiyaa!?」(Rachel)
Tiba-tiba air mengalir deras dari
atas kepalanya. Sekujur badannya pun basah dalam sekejap.
Melihat aksiku barusan, semua orang
yang melihat kami memiringkan kepala, tapi wajah Rachel memerah dan
menyembunyikan wajahnya saat aku menurunkannya.
Uwaaa. Apa ia takut ketinggian? Pasti
menakutkan… Ia langsung duduk di genangan air agar orang-orang tidak
mengetahuinya. Apa ia tidak pergi ke kamar mandi sebelum latihan berlansung?
「R-Rachel!
Apa kau baik-baik saja?!」(Ernest)
「Ti-tidak
apa-apa! Aku sangat tenang!」(Rachel)
Rachel pun berdiri, melotot padaku,
dan berlari keluar.
Uwa, aku keterlaluan… Aku punya
firasat telah membebani anak di usia belita dengan rasa malu yang sulit
diterima. Ini buruk, kuharap aku menghilang.
「Aah…aku
membuat kesalahan…」(Touya)
Daripada aksiku barusan, seharusnya
ada cara yang lebih pantas dan baik tuk mengatasi masalah ini. Saat aku
merenunginya, ayahnya, Duke Rembrandt datang ke mari.
「Sepertinya
saya tidak perlu khawatir lagi. Dengan ini, seharusnya ia sudah mengetahui
bahwasanya ia masih pemula dan jalannya masih panjang, karena bisa kalah dengan
mudah.」(Donovan)
Sa-salah, aku lah yang masih pemula…
aku menyesal… kalau dilihat, tidak salah kalau apa yang kulakukan hanyalah
membuli gadis berumur 10 tahun…
Saat aku melirik penonton, aku
melihat senyum pahit dari wajah mereka…
Kurasa memang benar.
Kurasa memang benar.
Raja Penguasa Brunhild tidak menahan
diri pada anak-anak sekalipun,
ia adalah seorang tiran yang mirip dengan iblis berdarah dingin.
Apa yang akan kulakukan kalau sampai rumor seperti itu tersebar?
ia adalah seorang tiran yang mirip dengan iblis berdarah dingin.
Apa yang akan kulakukan kalau sampai rumor seperti itu tersebar?
「Maafkan
aku, Raja Paluf. Bolehkah saya meminta anda untuk menyampaikan pemintaan
maaf
pada Rachel nanti? Ia mungkin tidak ingin melihat wajah saya lagi …」(Touya)
「Ah,
baik. Saya mengerti. Tapi saya percaya kalau Rachel tidak marah pada anda. Ia
marah pada dirinya sendiri karena tidak cukup kuat.」(Ernest)
Begitu ya? Tapi bagiku kelihatannya
tidak seperti itu. Tapi,
sampai dihibur oleh bocah seperti ini…aku jadi malu…
sampai dihibur oleh bocah seperti ini…aku jadi malu…
「E~to,
bagaimana ya… terima kasih banyak…」(Cloud)
Sambil tersenyum pahit, Raja Rynie memanggilku.
Yah, seharusnya aku sudah menduga reaksi seperti itu. Aku paham perasaannya.
「Tapi…untuk
apa sihir air barusan?」(Cloud)
「Aah…
yah, kepalanya panas, jadi aku cuma mendinginkannya.」(Touya)
Aku menjawabnya dengan kata-kata
ambigu. Aku tidak bisa menjawab dengan jujur karena hal ini akan membahayakan
kehormatan gadis itu.
Aku benar-benar telah melakukan kesalahan.
Aku benar-benar telah melakukan kesalahan.
「Baginda
Raja Penguasa sangat baik, yah.」(Lucienna)
「Eh?」(Touya)
Tuan Putri Lucienna tersenyum padaku.
Are? Sejak kapan ia berdiri di samping Cloud? Apa ia tahu?
「Ernest,
aku akan menggantikanmu melayani Raja Penguasa, jadi temuilah Rachel.」(Lucienna)
「Eh,
tapi…」(Ernest)
Raja bocah terlihat ragu
mendengarnya dan melihat ke arahku. Saat aku mengangguk, ia berterima kasih dan
berlari mengikuti Rachel.
Entah kenapa ia terlihat seolah-olah
ingin menghiburnya.
「Baiklah,
Raja Penguasa. Kami sudah menyiapkan hidangan dan teh, jadi kalau anda
berkenan, tolong ikuti kami.」(Lucienna)
Aku pun dipandu Tuan Putri Lucienna dari
tempat latihan menuju istana. Saat kami berjalan,
aku menyadari betapa susahnya
meladeni bocah.
Kuharap aku bisa meladeni Sue, Rene, dan semua bocah yang ada di Brunhild.
Rasa percaya diriku benar-benar menghilang…
Rasa percaya diriku benar-benar menghilang…
Dan menurut teoriku rachel akan meminta touya untuk menjadi muridnya untuk menjadi lebih kuat apa bener begitu min
ReplyDeleteJejak 😁👍
ReplyDeleteJejak 😁👍
ReplyDeletePenasaran lanjutannya...😂😂😂
ReplyDeleteGood lah nunggu lanjutannya
ReplyDeleteDi tunggu lanjutannya min :) kalo bisa pdf nya juga :D
ReplyDeleteItu loh air disela sela kakimu
DeleteNice. Emang airnya buat apa aslinya
ReplyDeleteNgompol bro
Deletelanjut min penasaran nih sama paruf dan rachel
ReplyDeleteAbis tuh rachel minta dijadiin murid
ReplyDeleteAkhirnya yang ditunggu. Semangat min
ReplyDeleteDitunggu Chapter selanjutnya min
ReplyDeleteDi tunggu chapter selanjutnya min
ReplyDeleteMin update nya pas kapan aja
ReplyDeleteMakasih Min :) Semangat terus
ReplyDeleteTouya kejam,semangat min walupun di ENG nya sudah sampai 311
ReplyDeleteSemangat min nge tl ya english ya uda jauh 😁
ReplyDeleteDi tunggu lanjutannya min
ReplyDeleteSemangat min
ReplyDeleteSemangat Min
ReplyDeleteUdah nunggunya lama, yg keluar sedikit lagi. Dikebut dong min, paling gak 3 chapter 1x upload
ReplyDeleteNext
ReplyDelete