Evil God Chapter 63
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 63 :
Penaklukan Menara Kristal (1)
Semua benda yang ada di lorong menara besar ini juga
terlihat besar.
Aku berjalan di depan.
[Ah.]
Terdengar suara Adrigori.
[Nn?]
Akupun berbalik.
[Uwaaah]
Aku menerima serangan pukulan memotong dari patung di
sebelahku.
[Yah, kalau tidak hati-hati, itu bisa jadi sebuah perangkap
yang mematikan, tapi kalau bagi Ashtal-sama, Anda pasti akan baik-baik saja.]
Pak tua mengatakannya seolah itu bukan apa-apa.
Sebenarnya karena aku memiliki pelindung serbaguna, aku tak
akan menerima damage sedikitpun.
Karena aku yang berjalan di depan, sudah pasti aku yang
pertama terkena perangkap.
Yah, tak masalah sih.
Saat aku menghiraukan perangkap dan terus melangkah maju,
beberapa puluh monster terlihat di
kejauhan.
Tidak, mereka bukan monster.
Mungkin lebih tepat kalau disebut sebagai robot.
[Mereka adalah pasukan kekaisaran kuno yang disebut spesies armor.]
Jelas pak tua.
Tangan mereka berbentuk seperti gatling gun.
Dan pada setiap gatling
gun memiliki empat laras.
Tubuh bagian bawah mereka berbentuk seperti ulat. Dan bagian
atasnya berbentuk seperti robot manusia.
Pada kedua bahu mereka terdapat dua buah senapan.
[Hou hou...]
[Tapi karena ini adalah lantai pertama, bukankah mereka
hanya musuh yang lemah?]
Bagaimana kalau kita coba.
Saat aku mulai mendekat pada mereka, sebuah suara “beep”
terdengar lalu spesies armor itu mulai menyerangku.
Lengan gatling gun
mereka berputar dan menembakkan peluru sihir kearahku.
Pelurunya memiliki empat warna yaitu merah, biru, kuning dan
hijau.
Masing-masing mewakili atribut api, air, tanah, dan angin.
Kemudian peluru sihir berwarna hitam dan putih ditembakkan
dari spesies armor bertipe tank.
Itu adalah peluru atribut cahaya dan kegelapan.
[Begitu ya, jadi serangannya memiliki seluruh atribut.]
Aku menganalisanya sambil menerima serangan tersebut.
Lebih tepatnya aku menangkisnya menggunakan pelindung.
Kemudian aku meninju salah satu dari mereka.
Ternyata mudah sekali untuk hancur.
[Fire ball}
Saat aku merapalkannya, beberapa bola api dengan ukuran
beberapa meter terbentuk.
Aku melepaskan tembakan ke seluruh spesies armor tersebut.
Meski spesies armor tersebut tidak terkena serangan secara
langsung, namun efek kejutnya tetap menghancurkan mereka.
[Luar biasa.]
Adrigori bertepuk tangan dengan wajah serius.
[Hmm... lantainya tidak hancur.]
Lantainya tidak tergores sedikitpun bahkan setelah menerima
serangan itu.
Aku cukup terkejut.
[Bangunan ini sangat kokoh. Tentu saja, jika Ashtal-sama
benar-benar serius, maka mungkin saja Anda bisa menghancurkannya. Tapi akan
jadi masalah jika Anda menghancurkan menara ini.]
[Aku tahu, aku tak akan melakukan itu.]
Aku dengan santai melambai ke arah Adrigori.
Sisa spesies armor yang telah hancur kemudian bergerak ke
pojok ruangan seakan menarik perhatian kami.
Lalu, lantai di pojok ruangan terbuka dan mengambil
sisa-sisa tadi.
Pak tua lalu menunjuk ke arah sana.
[Menara kristal ini sepertinya bekerja secara otomatis.
Bahkan sudah berlangsung selama ribuan tahun. Sepertinya menara ini mampu
membuat sumber tenaga sendiri.]
[Tuan dari menara ini, orang-orang dari kekaisaran kuno,
telah musnah. Tapi sepertinya mereka sangat rajin dalam urusan kerja.
Sepertinya spesies yang hancur telah diproses kemudian
dibentuk kembali.
Setelah beberapa saat, mereka telah tersusun kembali dalam
sebuah formasi.
Akupun kembali berjalan sambil mendengar informasi tersebut.
Di belakang sana terdapat sebuah benda mirip elevator.
Kamipun naik dan dibawa ke lantai atas.
[Kelihatannya musuh di sini lemah semua.]
Adrigori pun menjawab pernyataanku tadi.
[Soalnya kita masih berada di lantai pertama. Yah, meski di
lantai 15 yang dulu pernah kudatangi, tidak ada musuh yang bisa menjadi ancaman
bagi kami, apalagi Anda.]
[Tidak, bahkan serangan spesies armor tadi harusnya cukup
menyakitkan. Soalnya mereka bisa menggunakan atribut yang merupakan
kelemahanmu.]
Serena sepertinya terkejut oleh percakapan kami.
[Kami tak lemah terhadap atribut manapun.]
Dewa iblis hanya memiliki atribut evil.
Itu bukanlah salah satu dari empat atribut dasar, api, air,
tanah dan angin.
Bukan juga atribut cahaya ataupun kegelapan.
Itu adalah atribut ketujuh.
Atribut evil
merupakan sebuah atribut datar yang tidak memiliki kelemahan maupun kekuatan
terhadap atribut manapun.
[Lantai pertama seperti lantai percobaan. Mulai dari lantai
kedua dan seterisnya, tiap lantai memiliki mekanisme masing-masing.]
[Sepertinya menarik.]
Aku merasa tertarik seperti sedang memainkan sebuah game.
=Lantai kedua=
Sebuah ruangan besar dengan enam panel enam sisi tersebar di
atas lantai.
[Ini adalah lantai pemberi damage berupa racun, api, petir, dan sebagainya, jadi kalian harus
bertarung sambil menghindarinya.]
Serena dan pak tua tidak ikut bertarung dan hanya memberi
arahan dari jauh.
[Oke.]
[Oh...]
[Begitu...]
Tiga orang yang berada di atas panel, aku, Jeko, dan Adrigori
mengatakan pendapat kami.
Racun tidak berpengaruh pada dewa iblis.
Kami juga akan segera sembuh jika terkena damage.
Ah, lagipula aku punya pelindung.
Jadi lantai di sini tak akan memberikan damage pada kami.
Musuh di lantai ini adalah spesies armor berjenis pesawat
dan helikopter yang bisa terbang di udara.
Semua berakhir saat aku menembak jatuh mereka.
=Lantai ketiga=
[Saat HP bos sudah
tinggal setengah, dia akan memanggil lebih banyak spesies armor. Kalian bisa
mengalahkan anak buahnya terlebih dahulu, tapi jika jumlah mereka bertambah
banyak, akan sulit mengalahkan mereka. Kalian bebas mau memilih memberi tugas
pada satu orang untuk mengurus anak buah lalu yang lainnya menyerang bos, atau
mengalahkan semua anak buahnya terlebih dahulu kemudian menyerang bos. Taktik
kalian sangat diuji di lantai ini.]
[Ah, maaf. Bosnya langsung mati saat aku serang.]
[.......]
Serena terkejut dan tak bisa menutup mulutnya yang terbuka
lebar.
Mekanisme lantai ini tak berguna.
=Lantai empat=
Ada dua buah spesies armor berbentuk manusia.
Yang di kiri memegang sebuah pedang, dan yang di sebelah
kanan memegang sebuah perisai.
[Tentu saja, yang di kanan memiliki kekuatan serang yang
tinggi sedangkan yang di kiri punya kekuatan bertahan yang tinggi. Biasanya
yang di kiri akan lebih mudah dihancurkan. Tapi jika Anda menyerang dan
mengalahkan yang di sebelah kiri, maka yang di sebelah kanan akan meledak.
Kekuatannya tergantung dari sisa HP
yang di sebelah kanan, jadi kalau dikalahkan dalam keadaan utuh, maka kekuatan
ledaknya pasti akan sangat dahsyat.]
[Begitu ya...]
Aku menganggu lalu memukul yang sebelah kiri.
Sebuah bunyi “bubuu terdengar seakan kami memilih pilihan
yang salah, kemudian armor di sebelah kanan diselubungi oleh cahaya.
Duaaar
Sebuah ledakan yang sangat besar telah terjadi.
[Uhuk! Jangan tiba-tiba begitu dong!]
Aku menghiraukan protes dari Adrigori.
[Eh, kita pasti akan baik-baik saja, tapi di sini ada
Serina-dono.]
[Ah.]
Aku baru menyadarinya saat Adrigori mengatakan itu.
Saat aku berbalik dan melihat ke arahnya, pak tua terlihat
telah melindunginya, jadi dia tidak terluka.
[Maaf.]
Aku meminta maaf, tapi Serina tidak mempedulikanku.
[Aku baik-baik saja karena Julius-sama telah melindungiku.]
Serina memegang pak tua dengan erat.
[Tak masalah selama kau baik-baik saja.]
[Tidak tidak, terima kasih, tapi, umm... bisakah kita
seperti ini untuk beberapa waktu?]
Sepertinya mereka telah memasuki dunia milik mereka berdua,
jadi aku segera melanjutkan perjalanan.
=Lantai lima=
Sebuah spesies armor berbentuk kura-kura raksasa telah
menanti kami.
[Tubuh utama punya cangkang yang sangat keras, hampir
mustahil menembusnya. Saat Anda menyerangnya, kura-kura kecil akan muncul.
Buat mereka lemah lalu tangkap. Saat
tubuh utama mendekat, kepalanya keluar, terus serang.]
Serina memberi penjelasan, tapi entah kenapa terdengar tidak
niat sama sekali.
[Oke, dia datang.]
Kemudian aku melakukan serangan nekat ke tubuh utama.
Lalu aku memukulnya.
[Hmmh... keras juga.]
Tubuhnya tidak bergeming saat menerima seranganku.
[Ah, akhirnya ada mekanisme yang berhasil.]
Entah kenapa, Serina terlihat lega.
[Kalau begitu...]
Aku melepas cincin yang menahan jaki milikku.
[Haaaaaa!]
Aku mengumpulkan jaki
kemudian kembali memukulnya.
Kamipun mendengar sebuah suara yang menandakan cangkang itu
hancur.
[Hoatatatatatata!]
Aku terus memukulnya dan menghancurkan tubuh utamanya.
[Aku tak mau ikut campur dengan mereka lagi.]
Keluh Serina.
[Yang mengamuk sesuka hatinya itu hanya Ashtal-sama.]
Adrigori membalas perkataannya dengan santai.
Kemudian kamipun melanjutkan perjalanan.
Woooooooooooo Akhirnya dilanjut :v
ReplyDeleteSetelah sekian lama menunggu :v
ReplyDeleteIni lah yg au tunggu2
ReplyDeleteAkhir nya bg toyib pulang ke Web
ReplyDeleteThanks min dan ditunggu update selanjutnya
ReplyDeleteSetelah sekian lama menunggu :v
ReplyDeleteYg di tunggu" ahirnya nongol lagiπππππ
ReplyDeleteTrims, min. Akhirnya dilanjut jg..
ReplyDeleteNice, lanjut terus min
ReplyDeleteNgakak cuwk dikirain susah eh sekali di pukul ancur :'v
ReplyDeleteMantap
ReplyDeletemenaranya ntu pasti skynet trus robot yg make gatling gun tu si T600
ReplyDelete