Maseki Gurume chapter 1
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Tlnote :
SSR harusnya super super rare
(double super rare) / specially super rare, kan?
Tapi di sini dibuat secret super
rare ‘3’
Yah intinya seperti gacha biasa ada
R, SR, SSR, UR
Dan juga jika dilanjutkan, untuk
kedepannya apakah nama skill/monster dibuat dalam bahasa inggris atau
dilokalisasikan ke bahasa indonesia?
Mohon kritik dan sarannya di
komentar ^^
========================================================================
Chapter 1 :
Reinkarnasi yang Mengecewakan
Semuanya terlihat putih bersinar.
Di tempat yang tak berujung ini.
[Tak ada bedanya antara memutar gacha di tempat yang kau
kenal dan memutarnya di tempat yang asing bagimu.]
Seperti yang dikatakan oleh Dewa itu. Keduanya sama saja.
[Aku ingin bertanya satu hal. Kalau begitu, apakah di
kehidupanku sebelumnya, aku juga memutar gacha dihadapan Dewa?]
[itu bukan aku, melainkan Dewa yang lain.]
[Dan hasilnya?]
[Normal, atau lebih tepat disebut biasa saja.]
Diriku yang sebelumnya, hanya ditakdirkan menjadi orang
biasa.
Yah, aku belajar di sebuah universitas, lalu diterima di
sebuah perusahaan, dan kemudian bekerja.
Hmm? Tapi rasanya aku cukup bahagia.
[Yah, begitulah yang disebut “normal”]
Jangan baca pikiran orang dong!
[Yang disebut “rare”
di duniamu sebelumnya itu seperti menjadi seorang pimpinan perusahaan besar,
atau mungkin menjadi seorang atlit yang punya umur panjang.]
[Jadi kalau dapat “rare”,
aku bisa hidup seperti itu?]
[Kalau dapatnya “ultra
rare”, bisa saja kau lahir menjadi anak raja minyak.]
[Wow!]
[Dalam hal ini, karena penyebab kematianmu cukup
menyedihkan, jadi berterimakasihlah karena aku akan memberimu gacha dengan
kepastian untuk mendapatkan “rare”]
[Penyebab kematianku?]
Sejujurnya aku tak ingat.
Soalnya saat dibawa ke ruangan ini, semua ingatanku tentang
hal itu telah dihapus.
Aku masih ingat hal-hal yang merupakan pengetahuan dasar, tapi
ingatan tentang hal-hal yang spesifik telah dihapus.
Eh? Tapi kenapa aku masih ingat saat kuliah dulu?
[Kau masih bisa mengingat beberapa hal saat dibawa ke sini,
tapi karena itu tidak terlalu penting, jadi jangan terlalu dipikirkan.]
[Begitu, ya...]
[Lagipula, ingatan itu akan hilang secara perlahan-lahan.]
Oh begitu, yah, aku memang sudah tak ingat dengan namaku,
rumah seperti apa tempat tinggalku dulu, atau bahkan istri seperti apa yang
kumiliki.
Penyebab kematianku, ya... kira-kira apa penyebabnya.
Yah, karena aku pasti mendapat “rare”, jadi sudah pasti penyebabnya adalah sesuatu yang
menyedihkan.
[Oh iya, sayang sekali kau tidak punya istri, kau masih
perjaka seumur hidupmu.]
[Sialan!]
[Penyebab kematianmu... hmm...]
[Jadi, terlalu sulit untuk menyebutkannya, ya?]
Dewa terlihat berpikir keras.
Yah, tentu saja. Soalnya sampai memberi kepastian akan
mendapat “rare” pada manusia yang
hidupnya biasa saja. Apa mungkin aku disiksa?
[Apa kau masih ingat kalau kau sangat membenci serangga?]
[Ah, kalau dipikir-pikir, aku memang sangat membencinya.]
[Ada seekor kecoa yang muncul di rumahmu.]
[Eh? Terus? Apa yang terjadi selanjutnya?]
Kecoa? Bukankah itu hanya seekor serangga?
Jadi itu yang menyebabkan kematianku, ya...
[Kecoa yang muncul itu mendadak terbang ke arah dirimu yang
sedang menyiapkan makan malam...]
Glek... [Tlnote: suara menelan
ludah]
[...dan membuatmu kaget sehingga jatuh ke belakang.]
[....]
Apa-apaan itu? Apa itu memang diriku? Itu penyebab
kematianku?
[Jadi... penyebab kematianku karena kepalaku terbentur?]
[Tidak, saat sedang menyiapkan makan malam, pisau yang kau
pegang terlempar ke atas saat kau mendadak jatuh. Kemudian pisau itu jatuh
tepat menusuk lehermu. Lalu kau mati seketika.]
[Kenapa aku bisa sebego itu?]
[Mungkin karena sudah menjadi kebiasaan saat memasak. Pisau
yang kau gunakan juga sangat terasah dan juga berat... yah, tapi itu lebih baik
daripada mengalami penderitaan.]
[Tlnote: agak pusing juga sama yang
ini, jadi maaf kalau dirasa kurang nyambung.]
Aku heran kenapa penyebab kematian yang memalukan seperti
itu bisa terjadi...
Yah, bukannya aku tak pernah berpikiran ingin memulai lagi hidupku
dari awal sih...
Ada sebagian diriku yang merasa bosan dengan kehidupanku
yang itu-itu saja.
[Ya, kan? Tapi, penyebab kematian yang seperti itu....
HAHAHAHA!]
Dewa tertawa terbahak-bahak. Aah, silakan tertawa soal
penyebab kematian yang seperti itu!
Jadi, izinkan aku untuk berharap pada kehidupanku yang
selanjutnya! Hidupku baru akan dimulai!
[Oh iya, kau tak bisa lahir di dunia yang sama.]
[Eh?]
[Pertukarannya baru saja selesai. Jiwamu telah sirna dan
telah menjadi energi yang akan digunakan oleh dunia tersebut.]
[Apa yang kau katakan? Jadi, aku tak bisa hidup lagi?]
[Bisa kok, tapi di dunia yang lain.]
[Dunia yang lain? Tunggu, apa yang kau maksud dengan
“pertukaran” tadi?]
[Ada banyak kekuatan yang digunakan untuk menopang dunia.
Tapi tenang saja, karena kau masih bisa hidup kembali. Percayalah padaku.]
Tapi kata “pertukaran” itu malah yang membuatku tidak bisa
percaya.
Aku bisa hidup kembali, kan? Aku terlalu takut saat
memikirkan jika setelah ini aku akan sirna.
Ah, di hidupku selanjutnya, apa kau bisa membuatku jadi
lebih tampan?
[Karena ini pasti dapat “rare”,
dapat yang terburuk pun jadi tak masalah, kan?]
[Peluangnya tetap dapat yang bagus, ya...]
[Sebenarnya kualitas dasarnya lebih bagus dari orang biasa.
Yah, kalau kau beruntung, kau juga bisa terlahir sebagai keluarga bangsawan.]
[Begitu, ya.]
[Semua itu bisa didapat dari gacha ini.]
Begitu ya, mudah dimengerti.
Baguslah jika aku sudah memiliki bakat sejak lahir.
Meski tidak berusaha keras, hasilnya akan tetap memuaskan.
Bagus sekali.
[Kita sudah terlalu lama berbicara, sepertinya waktunya
sudah tiba.]
[Kalau begitu, ayo kita mulai.]
[Ya, ini adalah awal dari kehidupanmu yang selanjutnya!]
[Jadi, alat gachanya ada dimana?]
[Sebenarnya meskipun kubilang gacha, bukan berarti itu
adalah gacha yang diputar sih... tapi karena mendadak, jadi aku hanya membuat
ini.]
DON!
Yang muncul dari pakaian yang dikenakan oleh Dewa adalah
sebuah mesin gacha yang biasa ada di tempat bermain.
Dewa ternyata bisa mengeluarkan benda sebesar itu dari tubuh
kecilnya, ya...
Oh iya, Dewa ini berbentuk seperti seorang gadis kecil.
Hebat juga.
[Tlnote: salahkan author yang
menulis “kamisama”, bukan “megami” jadi ya tl nerjemahinnya sebagai “dewa”]
[Ini koinnya.]
[Eh? Dua keping?]
[Yah, ini kan gacha “rare”,
jadi tentu saja perlu 200 yen.]
[Aku tidak keberatan dengan yang seperti itu.]
Baiklah... ini gacha senilai 200 yen loh!
Tak ada yang bisa menggantikan sensasi saat memasukkan dua
buah koin untuk memutarnya!
[Ooooooh! Yang keluar adalah kapsul berwarna emas!]
Sepertinya ini bukan “rare”!
Ini pasti sesuatu yang hebat seperti “ultra rare” atau sesuatu seperti “secret super rare”
Degan begini, kehidupanku selanjutnya pasti sudah terjamin.
Terima kasih banyak!
[Yah, semua isinya adalah kapsul berwarna emas.]
[Kenapa kau malah menghancurkan harapanku?]
[Sudahlah, bagaimana kalau kau coba membukanya terlebih
dahulu?]
[Oh, iya...]
Poka... aku membuka kapsul emas itu.
Di dalamnya terdapat sebuah kertas ramalan.
Akupun melihat hasil yang tertulis di situ
[Super rare...]
[Kau sangat beruntung...]
[Tapi Dewa, masih ada yang disebut “ultra rare”, kurasa super tidak terlalu beruntung.]
[Meskipun ini adalah gacha “rare”, tapi hanya ada tiga buah “super
rare” di dalamnya untuk menjaga keseimbangannya.]
[Tapi kalau gachanya sebesar ini....]
Ya, kalau ada tiga buah di dalam mesin gacha berukuran biasa
sih, bukan berarti kesempatannya rendah.
Tapi kalau membicarakan soal ultra rare, secret super rare, dan seterusnya, kurasa kesempatannya
tidak terlalu buruk.
[Ukurannya itu hanya tipuan, lebih tepatnya seperti menaruh
tiga buah di tempat sebesar lapangan sepak bola]
[Bukankah itu terlalu berlebihan?]
[Wajar saja jika kau terkejut. Yah, sudahlah... jadi, apa
yang tertulis di situ?]
Oh iya, karena sudah dapat super rare, aku harus melihat apa isinya!
Kira-kira apa, ya?
Apa menjadi orang terkaya sedunia? Atau mendapat harem....
Hehe...
[.....]
[Apa? Cepat beritahu
aku.]
[APA-APAAN INI?]
Tak ada satupun dari harapanku tadi yang tertulis di
situ....
Toxin Decomposition EX
(Pengurai racun EX)
Tanda dialog nya kadang bingung siapa yg ngucapin
ReplyDeleteLanjut
ReplyDelete