Evil God Chapter 3
Translator | UDesu & Ramune |
Editor
| Zero |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 3 :
Pahlawan Vs Dewa Iblis
Awal musim
panas tahun 1005.
Aku
menghabiskan waktuku seperti biasanya.
Semua
bawahanku sepertinya sedang keluar.
Yah, mungkin
mereka sedang latihan atau melakukan sesuatu.
Kira-kira
tempat apa yang harus kuamati hari ini?
Meski
begitu, dunia ini dalam masa dimana tidak banyak hal yang bisa diamati.
Hm?
Saat memikirkan
itu, aku tiba-tiba
merasa tidak enak.
Ada yang
datang, tapi, keberadaan macam apa ini?
Ini bukan
milik salah satu bawahanku...
Jangan-jangan...
Pintu ruang tahta
terbuka lebar. Meski jumlah mereka sedikit, aku dengan mudah melihat keberadaan
mereka menggunakan evil eye.
---Sang
pahlawan, Yufilia Plantegenet.
Tidak salah
lagi. Akhirnya hari ini tiba juga.
Aku mulai
gemetar karena telah menunggu hari ini selama 1000 tahun.
Jantungku
terasa berdebar kencang. Mungkin aku merasa gugup.
Lalu
kelompok pahlawan tiba di hadapanku.
「Apa kau... Dewa Iblis?」
Yufilia
bertanya padaku
「Auranya terasa sangat jahat.」
Seorang
gadis yang berpenampilan seperti penyihir terlihat ketakutan.
Ahli sihir
(Sage), Tiraiza. Salah satu anggota kelompok pahlawan yang mengalahkan raja
iblis.
Dia memiliki
rambut pendek berwarna biru.
Sosoknya
terlihat rapuh dan sangat kecil.
Seorang ahli
sihir harusnya tenang, berwajah tanpa ekspresi, dan tidak memperlihatkan emosi
di wajahnya.
Tapi karena
aura iblisku, dia gagal mempertahankan wajah pokerface-nya.
--Miasma.
Itu adalah
aura yang dipancarkan oleh semua Dewa Iblis. Aura tersebut sangat kuat, berbeda
dari aura milik manusia.
Manusia
biasa pasti sudah pingsan saat merasakannya.
Kelompok
pahlawan memang luar biasa.
「Tak kusangka dia memang ada di sini」
Yufilia
menunjukkan ekspresi ragu di wajahnya.
keringat
mulai mengucur di sekujur tubuhnya.
Dia sudah
terlihat kelelahan meskipun hanya berada di depan Dewa Iblis.
「Yufi! Apa yang harus kita lakukan? Apa kita bisa
mengalahkannya?」
Prajurit
(Warrior) bernama Jiemi bertanya pada Yufiia sambil mempersiapkan
kapaknya.
「Tak mungkin kita datang ke sini cuma untuk kabur
lagi...」
Yufilia membulatkan tekadnya.
Sudah
kuduga, dia tak mungkin memilih untuk kabur.
Seperti
permintaan Dewa, aku harus membuat mereka pergi setelah merasakan teror yang
diberikan oleh Dewa Iblis.
---Aku akan
memperlihatkan teror sesungguhnya pada kalian.
Dengan
tiba-tiba, aku merentangkan sayap hitamku yang besar, lalu bersiap untuk
berbicara.
「BArhanyi siKraEli PeafhlAewhan sefPSertir KraRLiban
urntEuek dasTleang kiE kRuiel keSgerleaPyan miSliekKrUx」
(Berani
sekali pahlawan seperti kalian untuk datang ke istana kegelapan milikku!)
Haaa?
Apa-apaan ini? Aku tak bisa berbicara dengan baik.
Bahkan aku
sendiri tak tahu apa yang kukatakan karena suara anehku ini.
Aku jadi
ingat. Sudah 1000 tahun berlalu sejak kehidupanku yang sebelumnya.
Dulu aku tak
bisa berbicara dengan baik pada wanita.
Aku bahkan
tak bisa ngobrol dengan para gadis.
Jadi saat
aku berbicara, hasilnya akan seperti ini.
Hanya saja, itu adalah cerita dari kehidupanku
sebelumnya; aku tidak menyangka kebiasaan burukku tetap ada meski telah menjadi
Dewa Iblis.
「Apa-apaan orang ini…apa dia tidak
bisa bicara?」
「Tapi ras iblis bisa bicara dengan
lancar.」
Prajurit Jiemi dan pendeta (priest) Iris waspada.
「Aku tak peduli akan hal itu. Ayo
bunuh dia!」
Yufilia berteriak dan mulai menyerang.
「Wya, Tyunggyu duylhuey! (Translation:
Tu-tunggu dulu!)」
「Aku tidak sudi menunggu!」
Setelah Yufiria menjawabku, pertarungan pun dimulai.
***
「Apa-apaan dia ini? Lemah sekali!」
Sambil memiringkan kepalanya, Jiemi terlihat kebingungan.
Aku jatuh bersimbah darah.
「jiika dipikir-pikir, ia bahkan belum
menyerang sama sekali.」
Tiraiza terlihat sangat kecewa.
Ke mana perginya ketegangan yang tadi itu?
Sepertinya mereka berpikir kalau bertarung denganku sangat membosankan.
Mana mungkin aku bisa bertarung melawan wanita, berbicara dengan mereka saja
aku tak bisa.
Karena kegugupanku, badanku tidak bergerak seperti yang kuinginkan.
Hatiku berdegup kencang sedangkan badanku gemetar.
kupikir aku gemetaran karena sudah 1000 tahun sejak terakhir
kali aku bertarung melawan pahlawan, tapi ternyata bukan karena itu.
Aku gugup
karena lawanku adalah perempuan.
Yah, soalnya sudah 1000 tahun berlalu.
Tentu saja aku tidak bisa menyerang mereka.
Kalau saja lawannya adalah pria, aku pasti sudah membunuhnya dari tadi, tapi
semua anggota kelompoknya adalah perempuan.
Kenapa seperti ini?! Ketika raja iblis dikalahkan, ada pria yang ikut serta
mengalahkannya.
「Iris?」
Yufilia melihat Iris, sang pendeta.
Sejak tadi, Iris memutar-mutar rambut coklatnya dengan ujung jarinya.
Aku penasaran apakah ia berpikir bahwa mereka menyerang terlalu awal; ia
terlihat seakan-akan mau mengkritik mereka.
「Ummmm… Ada sebuah legenda di desaku… Bahwa
di dunia ini ada tempat bernama Kuil kegelapan.」
Iris menjelaskannya dengang wajah yang terlihat putus asa.
Ooo, jadi alasan kenapa mereka tahu tempat ini adalah karena Iris tinggal di
tempat yang mengetahui tempat ini.
「Di sana diceritakan kalau ada makhluk
yang lebih kuat daripada raja iblis– yakni Dewa Iblis, yang pasukannya saja
bisa mengalahkan seluruh pasukan raja iblos dalam sehari. Tapi sepertinya
cerita itu tidak benar.」
Hah? Jika dipikir-pikir, bagaimana caranya mereka bisa sampai di tempat ini?
Apa mereka tidak bertarung melawan bawahanku?
「Tapi aku… sudah menyampaikan cerita
itu persis seperti aslinya…」
Suara Iris semakin mengecil.
「Atau jangan-jangan, orang ini bukan
Dewa Iblis.」
Jiemi mengatakannya dengan ragu.
Aku juga pernah berpikir begitu Tapi, aku ini memang Dewa Iblis.
「Kupikir kita tidak salah. Barusan dia
bilang, “Kuil kegelapanku”.」
Saat Yufilia mengatakannya, ketiga temannya terkejut.
「Eh!? Kau mengerti apa yang
diucapkannya?」
「Ya… sebagian.」
Yufilia menjawabnya dengan sedikit kebingungan.
「Serius?」
Sepertinya Tiraiza tidak percaya ucapannya dan menatap wajah Yufilia.
「Ayolah, tak ada gunanya berdebat
tentang bahasa orang ini. Omong-omong, apa dia sudah mati?」
Aku masih hidup. Aku menjawab pertanyaan Jiemi di dalam pikiranku.
Aku dalam keadaan regenerasi otomatis. Ini adalah kemampuan yang bisa
memulihkan HP.
Dan aku juga memiliki kemampuan restorasi. Dengan ini, tubuhku bisa kembali
seperti semula, meski jantung atau kepalaku rusak, semua itu akan kembali
seperti semula selama aku memiliki HP.
Dan kekuatan regenerasiku lebih cepat daripada serangan mereka.
Oleh karena
itu, mustahil bagi mereka untuk membunuhku.
Sekarang, HP-ku sudah penuh… dan aku dalam kondisi prima.
Tentu saja, karena tadi aku mendapat luka, saat ini aku masih bersimbah darah.
Oleh karena itu, mereka berpikir kalau aku sudah mati.
Meskipun begitu, tidak mungkin bagiku untuk bangkit begitu saja dalam situasi
seperti ini.
Mereka pasti
akan ketakutan, dan aku pasti gugup lagi nantinya.
Jadi aku berpura-pura mati dan mendengarkan
mereka.
「Meski dia masih bernafas, dia pasti
akan mati.」
「Tapi bagaimana kalau dia bisa
bertahan hidup? Sangat membingungkan kalau Dewa Iblis ternyata selemah ini.
Disamping itu, tidak ada informasi sama sekali tentang tempat ini. Ternyata
perjalanan hari ini sia-sia.」
Tiraiza sepertinya ingin cepat pulang.
Selama 1000
tahun, aku tidak pernah
menyakiti manusia.
Oleh karena itu, aku tidak berbahaya.
Atau
begitulah sepertinya yang mereka pikirkan.
「Aku tidak tahu apakah ini memang
sia-sia. Mungkin kita akan menemukan harta karun jika kita mencarinya. Soalnya
kan dungeon ini memiliki level
kesulitan yang tinggi.」
「Legenda itu mengatakan bahwa meskipun
Dewa Iblis dikalahkan, ia tidak akan meninggalkan harta atau apapun. Oleh
karena itu, kemungkinan ada harta di sini sangatlah kecil.」
Tiraiza menyanggah pernyataan Jiemi.
「Ayo kita cari dulu. Yah, meskipun
akan memakan waktu lama karena tempat ini sangat luas」
「Baiklah.」
Tiraiza menjawabnya dengan malas.
Dan setelah itu, kelompok pahlawan pun meninggalkan ruangan ini.
Dia jd dewa iblis seharusnya sudah kehilangan emosi nya yah kan? Udh gx takut lg ngebunuh manusia. Loh kok ini malah jd lembek gitu
ReplyDeleteMungkin hasrat kali yang hilang, bukan emosi.
ReplyDeleteini apaan? dewa iblis apa dewa penakut? lel
ReplyDeleteDewa apaan ni
ReplyDelete