Monday 23 October 2017

Evil God Chapter 5


TranslatorKagami
Editor
Shiro7D
Proof Reader
UDesu


Chapter 5 :
Hari Pertama Pindah Sekolah (1)


Kelas yang gaduh.

Dikehidupanku yang sebelumnya. Jika di sebuah kelas kedatangan murid pindahan, kelas tersebut pasti akan menjadi gaduh. Yah… walaupun itu cerita 1000 tahun yang lalu.

Tapi aku adalah seorang pria yang tidak terlalu mencolok.

Mungkin jika murid pindahan tersebut adalah perempuan, atau cowok tampan, hal tersebut mungkin akan terjadi.

[Diatas rata-rata], [Aku rasa dia normal?] aku mendengar beberapa orang memberikan penilaian jujur.

Pembicaraan rahasia antara dua teman memang benar-benar jujur.

Sialnya, aku dapat mendengarnya dengan Evil Ear.

[Apa kita pernah bertemu dia?]


Jiemi bertanya pada ketiga rekannya, dan mereka sedikit memiringkan kepala.

[Rasanya aku tidak kenal dia]

Sepertinya Tiraiza juga penasaran.
Dan dua lainnya juga memiliki pikiran yang sama,

[mungkin perasaanku saja] gumam Jiemi.

Lalu ia pun kembali berpaling padaku.

Penampilanku tidak sepenuhnya berubah.

Tubuh sedang layaknya remaja laki laki biasa.

Dan tentu saja, sayap hitamku disembunyikan.

Aku bisa menyembunyikan mereka dari punggungku, tapi aku tidak tahu di mana.

Karena itu bukan tubuh fisik, tapi lebih seperti tubuh roh.

Aku juga telah memakai seragam, namun selebihnya tidak ada yang berubah.

Tapi alasan kenapa tidak ada yang sadar jika aku orang yang sama adalah kerana saat ini aku tidak mengeluarkanJaki*.
(TL : energi iblis. sebelumnya disebut Miasma, tapi untuk kedepannya akan pakai “邪気” dibaca “Jaki”)

Ibaratnya seperti perempuan berkacamata yang menyembunyikan matanya dengan rambut tiba tiba menggunakan lensa kontak dan tampak seperti orang yang berbeda.

Ini adalah perbedaan besar yang bahkan teman akrabmu pun tidak akan menyadari bahwa kamu adalah orang yang sama.

Yah, begitulah kira-kira.

Aku pasti terlihat menyeramkan jika aku mengeluarkan Jaki-ku.

Tapi saat ini aku terlihat seperti laki-laki biasa.

Jadi para gadis itu pasti tidak mengenaliku sebagai orang yang sama.

Apa yang Jiemi rasakan pastilah sesuatu yang disebut dengan firasat.

Intuisi seorang prajurit benar-benar berbahaya.

(TL : tambah lagi dia juga cewek :p)

Semua mahluk hidup melepaskan sesuatu yang disebut ki.

Apa yang manusia lepaskan disebut Ninki, jika mereka adalah iblis maka melepaskan Maki, dan jika mereka naga, maka melepaskan Ryuuki.

Diperlukan teknik yang sangat sulit untuk menjaga Jaki tetap 0.

Bahkan aku pun masih sulit untuk menahannya.

Jadi, saat ini aku mengandalkan alat bantuan berupa cincin batu rubi di jari telunjuk kiriku.
Ini mencegah Jaki milikku keluar.

[Asthal, tempat dudukmu ada di belakang].

Tempat duduk yang guru tunjukkan padaku ada di belakang Yufilia.

Ketika jam wali kelas selesai, guru dengan cepat meninggalkan ruang kelas...

Ada waktu sampai kelas berikutnya dimulai. Jiemi menghampiriku dan bertanya.

[Hei, apa kita pernah bertemu di suatu tempat?]

Dia sepertinya masih penasaran denganku.

Namun, tidak mungkin bagi manusia untuk menyadari bahwa Dewa Iblis dan aku adalah orang yang sama.

Jika aku menghilangakan kecurigaannya sekarang, ini akan berakhir dengan cepat.

[KyugrAsYaa tItdrakH], (terjemahan: Kurasa tidak).

Aku menjawab dengan bahasa yang tidak bisa dimengerti.
Sialan, padahal aku sudah berlatih belakangan ini, mungkin memang mustahil jika hanya dalam beberapa hari.

[Jadi benar itu kamu! Kamu tidak datang untuk membalas dendam, ‘kan?].

[MraAef, aXkru tWak tYahiu aRpa yEanG kraUmu bEicaHraYkWan] (terjemahan: Maaf, aku tak tahu apa yang kamu bicarakan).

[aku tidak mengerti apa yang kamu katakan!]

Jiemi mencekik leherku, guhuu…

Aku adalah Dewa, jadi meskipun aku dicekik, aku tidak akan mati.

[Jiemi, hentikan!]

Jiemi melepaskan tangannya dari leherku setelah Yufilia menghentikannya.

Setelah menenangkan diri, aku memberitahu mereka tentang keadaanku.

Aku dibesarkan di sebuah desa di pegunungan.

Seseorang mengunjungi desaku secara kebetulan, mengatakan bahwa aku memiliki bakat, dan melalui koneksi mereka, aku diizinkan pergi ke Akademi Cantabridge.

Bahasaku menjadi seperti itu karena aku tidak terbiasa berbicara dengan wanita.

Aku pergi ke sekolah dengan tujuan untuk memperbaikinya.

Setengahnya adalah kebenaran, setengahnya lagi adalah kebohongan.

Aku akan dicurigai jika semua yang kukatakan adalah kebohongan, namun jika dicampur dengan sedikit kebenaran, maka aku akan lebih mudah dipercaya.

Itulah latar belakang yang kugunakan.

Aku memang mengikuti prosedur perpindahan, tapi aku tidak tahu bagaimana hasilnya.

Dan seharusnya ini bukan sekolah yang bisa dimasuki dengan mudah ....

Yah… aku menyanggah tuduhan mereka sebagai Dewa Iblis dan mengatakan kalau aku tidak mengerti apa yang mereka katakan.

[Kalau aku ... tenang ... ....... aku agak bisa ...... bicara].

Inilah hasil latihanku.

Selain pada perempuan, aku bisa berbicara secara normal dengan laki-laki dan benda.

Aku masih bisa berbicara pada perempuan jika aku menenangkan diriku dan berbicara secara perlahan.

Saat aku berbicara perlahan-lahan, Jiemi mendengarkan sambil terlihat kesal.

[aku tidak percaya ada dua orang di dunia ini yang bisa berbicara dengan bahasa misterius seperti itu]

Jiemi sepertinya masih tidak percaya.

[JiemiApa ada masalah jika dia memang benar-benar Dewa Iblis?]

Tiba-tiba Tiraiza memaparkan inti pembicaraan dan Jiemi pun menggertakkan giginya.

[Aku tidak tahu, tapi mungkin nanti akan ada masalah!]

[Tidak, tidak ada masalah. Meskipun dia benar-benar Dewa Iblis, tapi dia sama sekali tak punya kekuatan. Malahan aku ingin mendengar beberapa cerita tentang iblis atau tentang dirinya sendiri]

Aku juga ingin berbicara, tapi sayangnya Dewa Iblis dilarang untuk membicarakan tentang dirinya.
Bukan berarti tidak boleh bicara pada siapapun sih.

Lebih tepatnya, kami tak bisa bicara jika itu tidak perlu.

[Apa yang harus kita lakukan jika ternyata dia kuat?]

Iris bertanya pada Tiraiza.

Sepertinya Iris menginginkan hal itu daripada hanya sekedar kemungkinan.
Iris mungkin ingin menghapus aib dari tradisi desa yang dianggap salah.

Aku sangat ingin bekerja sama, tapi maaf ....

Mohon tunggu sampai aku mengatasi kelemahan ini.

[Kekuatan yang luar biasa seperti yang diceritakan dalam tradisiJika dia  memang memiliki kekuatan untuk membuat raja iblis melarikan diri, maka dia tak perlu menyamar sebagai manusia. Dan lagipula, bukankah Dewa Iblis tidak bisa pergi keluar?]

[Iya juga...]

Mendengar hal itu, Iris tak punya pilihan selain menerimanya.

Dewa Iblis tidak bisa keluar hanya sampai mereka bertemu dengan pahlawan.

Aku sudah bebas sekarang.

aku sangat berterima kasih.

[Orangnya sendiri juga sudah mati... jadi tidak ada lagi masalah, kan?] (TL : Mereka menganggap kalau Ashtal sudah mati saat melawan mereka di kuil kegelapan)

Yufilia menatap Jiemi.

Jiemi pun mengangguk padanya.

***

Cantabridge adalah sekolah yang banyak menghasilkan petualang.

Tentu saja di sini diajarkan hal lain seperti sebuah akademi pada umumnya.

Dan banyak juga anak bangsawan terdaftar di sini.

Akademi ini sudah diakui menjadi yang terbaik.

Dan bukan hanya pelajar dari Kerajaan Briton saja yang bersekolah di sini, pelajar dari kerajaan lain juga ada di sini.

Kerajaan Briton berada di tengah benua, dan ibukotanya Rhodan telah menjadi kota kosmopolitan internasional.

Akademi Cantabridge berada di salah satu sudut kota.

Kelas ini adalah kelas petualang. Kelas terbaik adalah kelas A, lalu kelas B dan terakhir kelas C.
Setiap kelas kurang lebih terdiri dari 30 siswa.

Dan karena ini kelas petualangan, hanya ada satu atau dua kelas dalam sehari.
Pertama adalah kelas bahasa nasional

Seorang wanita dengan tubuh bagus yang berusia sekitar 30 tahun bertanggung jawab mengajar kelas ini.

[Sepertinya kita punya siswa pindahan. Hei Ashtal, coba kamu baca dari awal halaman 137]

[wヴぁfいhぬろdg]. (terjemahan: saya seekor kucing :p)

Sial… aku gagal menyiapkan mental.

Ini cukup sulit.

Seisi kelas tertawa terbahak-bahak.

[Ah, aku tidak pandai berbicara dengan wanita.]

Guru bahasa nasional melihat ke sini.

[Tapi saya bahagia, saya disebut sebagai seorang wanita]

Kelas kembali tertawa atas komentar tersebut.


1 comment: