Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 271 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Anthony |
Proof Reader
| Shiro7D |
Arc 26: Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Esok Hari
Chapter 271: Pembebasan, dan Kematian Ke-2
Beberapa
hari telah berlalu setelah pertempuran melawan Kerajaan Sandora, dan sekarang
aku sedang sibuk mengurus sisanya.
Pertama-tama,
aku mengumpulkan semua budak yang ada di ibukota (kecuali mereka yang terdaftar
sebagai kriminal), memberi mereka sejumlah uang dari perbaikan Kerajaan Sandora
lalu memulangkan mereka yang memiliki rumah menggunakan [Gate]. Untuk
tempat yang belum kudatangi, aku meminta orangnya agar membiarkanku melihat
ingatan rumahnya.
Agar
bisa mengembalikan budak-budak itu dengan mudah, aku telah memberitahu semua
anggota Aliansi-Timur-Barat.
Aku juga tidak lupa untuk menolong rakyat suku Hutan Besar yang Pam dan
sukunya minta.
Aku pun memulangkan mereka semua ke Hutan Besar.
「Baiklah. Jangan tergesa-gesa, dan berbarislah
secara horizontal.」
Sebelum
melewati [Gate], efek [Kalung Budak] mereka dihilangkan dengan [Senjata Rahasia]
yang dibuat Profesor dan Tica di [Laboratorium], yang berfungsi melepaskan mereka dari
perbudakan.
Tica
menyuntikkan benda yang menyerupai suntikan tanpa jarum ke kalung mereka yang sudah berbaris rapi. Benda
itu adalah artefak bernama [Initialize] yang dibuat Profesor dan Tica.
Intinya,
itu adalah artefak penghilang sihir yang dipasangkan pada suatu benda.
Kalau
dipikir-pikir, benda itu sangat mengerikan lho. Benda seperti Artefak Kerajaan
Kuno pun dapat menjadi benda biasa kalau sudah disuntikkan dengan itu.
Kalau
aku beranggapan
bahwa barir yang dipasang di pulau behemoth itu adalah barir yang tidak bisa
dinonaktifkan penduduknya,
maka ada kemungkinan, kalau benda ini lah solusinya.
Sebenarnya
benda itu adalah alat sihir biasa yang berkemampuan [Menulis
Ulang] yang menerapkan efek [kekosongan]. Tentu saja, untuk
mengaktfikan benda itu di butuhkan kekuatan sihir yang sangat banyak. Oleh
karena itu, untuk mengisi kekuatan sihirnya saja, akan membutuhkan waktu yang
sangat lama bagi orang
lain selain
diriku. Jumlah kekuatan sihir yang dibutuhkannya kurang
lebih akan memakan waktu sekitar 1 tahun untuk penyihir biasa mengisinya.
Semua
manager Babylon sedang menonaktifkan kalung para budak satu persatu, dan dilanjutkan
dengan memindahkan
mereka ke rumah mereka masing-masing melalui [Gate].
Ada
juga beberapa orang yang tidak mau membebaskan budaknya dengan alasan “Keberadaan
budak adalah suatu keharusan!”. Akan tetapi, para ksatria Orde kami mengikat,
menahan,
dan melemparkan mereka ke penjara para budak.
Walaupun
jumlahnya hanya sedikit. Ada juga yang secara pribadi, menolak untuk dibebaskan.
Karena sepertinya mereka memang sudah nyaman dengan posisi mereka itu dan bukan
karena paksaan, jadi kami pun membiarkan mereka.
Tapi
untuk berjaga-jaga, kami tetap menonaktifkan kalungnya. Jadi setelah ini semua tergantung
perasaan orangnya.
…jadi orang seperti itu memang ada juga, yah?
Yap, kurasa orang seperti itu memang ada.
Beberapa
hari telah berlalu setelah pembebasan para budak di ibukota, dan sekarang, kami sedang
membebaskan budak di kota lain.
Keadaannya
sungguh merepotkan, karena Tuan Feudal kota itu menyerang kami, jadi
kami pun mengepung dengan beberapa lusin FrameGear untuk menyerang balik, dan pada
akhirnya mereka menghilangkan motivasi untuk bertarung.
Kami
menyebarkan isu bahwa sebenarnya Raja Sandora dulu lah yang membuat pernyataan
perang pada Brunhild dan langsung kehilangan kepalanya. Mengingat bahwa sebenarnya Sandora adalah Negara yang
sudah kalah, dan ditambah dengan adanya isu itu, kami mengancam para Tuan
Feudal dengan “Kalian akan bernasib sama dengan Raja Sandora kalau kalian terus
menyerang kami”.
Sebenarnya
aku tidak mau mengancam mereka seperti ini sih, tapi aku harus melakukannya
karena hal ini dibutuhkan supaya pembebasan para budak menjadi semakin mudah.
Omong-omong
mengenai budak wanita yang menebas kepala Raja Sandora, ia berkata bahwa ia tidak punya
tempat tinggal, jadi aku pun memintanya agar tinggal di Brunhild. Katanya ia
adalah mantan adventurer, jadi kurasa
ia tidak akan kesulitan.
Kami
juga mengirim orang-orang yang tidak punya rumah ataupun orang yang menunggu mereka
ke Negara yang mereka diinginkan. Ada beberapa orang yang pergi ke Negara yang
belum perna mereka kunjungi dan ada juga beberapa yang ingin tetap di Sandora.
Secara
alami, ada beberapa yang ingin tinggal di Brunhild, jadi aku pun menerima
mereka sebagai rakyatku. Masih ada berbagai pekerjaan dan beberapa tanah yang
bisa diambil, jadi walaupun memulai dari 0, kupikir mereka tidak akan susah.
Setelah
itu, Kousaka-san memarahiku dengan sangat keras, tapi karena peristiwa ini
menguntungkan Brunhild karena kami mendapat banyak pekerja baruz, jadi ia tidak
berkomentar apapun akan hal itu. Akan tetapi, ia tetap tidak puas atas
perbuatan kami, karena menurutnya kami masih bisa memiliki pilihan yang jauh
lebih baik lagi.
Setelah
banyak hal yang
terjadi, waktu yang dibutuhkan untuk membebaskan semua budak di Sandora adalah
1 bulan lebih. Karena masih banyak orang yang masih mencoba menyembunyikan
budak mereka, jadi kami masih melakukan beberapa penyelidikan. Walaupun kebanyakan
dari mereka adalah pedagang budak.
Jadi
pada akhirnya, para pedagang budak telah kehilangan pekerjaanya dan menjadi
budak kriminal. Selama ini, mereka telah menculik rakyat Negara lain untuk
dijual, jadi hal seperti ini sudah pasti terjadi. Mereka akan dihukum untuk
bekerja di tambang selama seumur hidup. Pemegang otoritas mereka adalah aku
sendiri, jadi aku tidak memberikan mereka pada pemilik tambang.
Selain
mereka, ada juga beberapa pedagang budak yang jujur (?) yang
tidak mengotori tangan mereka dengan menculik rakyat Negara lain. Oleh karena
itu, aku memutuskan untuk mengabaikan mereka. Tapi ya… apa lebih baik mereka
kukirim ke tambang sebagai budak kriminal saja, ya?
Sejujurnya,
ada beberapa budak yang mempunyai niat kembali ke Sandora untuk membalas dendam pada
mantan pemilik dan pedagang budak.
Akan
tetapi, aku tidak mempunyai hak untuk menghentikan mereka. Balas
dendam adalah hal yang harus diputuskan sendiri. Tidak masalah bagi mereka
untuk melakukannya selama siap untuk ditangkap, dibunuh, atau bahkan dihukum
menjadi budak kriminal. Yah, karena sudah dibebaskan, jadi aku harap kalau
mereka tidak melakukan hal sebodoh itu.
Ada
juga kemungkinan para budak kriminal menyamar dan berpura-pura menjadi baik, jadi
aku pun memastikannya dengan Poygraph-keeler
yang Profesor buat. Aku menyuruh mereka untuk mengangkat tangan mereka kalau mereka
bukan budak kejahatan. Yah, kebanyakan dari mereka mengangkat tangan tanpa malu
sih.
Ada
berbagai jesin kasus kriminal, tapi aku bukanlah seorang hakim dari Sandora. Jadi
aku tidak bisa memahami situasi kompleks seperti seseorang yang dipaksa
melakukan kejahatan agar mereka bisa dihukum menjadi budak.
(Ramune: Di chp sebelumnya, telah diberitahukan kalau kalung budak
memaksa pemakainya mematuhi perintah tuannya, itulah alasan Touya mengatakan
ini)
Walaupun
begitu, aku tetap meminta Yumina untuk mengecek sifat mereka dengan mata
sihirnya.
Sebenarnya,
ada orang yang bilang bahwa sebenarnya aku tidak perlu melakukannya sampai sejauh
ini, tapi kupikir karena ini kesempatan bagus, kenapa aku tidak sekalian
menghilangkan sesuatu yang disebut “perbudakan”
saja. Karena kurasa akan semakin bagus kalau aku bisa memustahilkan kegiatan
memperbudak dan menghilangkan hukuman “menjadi budak kalau melakukan kejatahan”.
Pada
akhirnya, aku yang meluangkan semua waktu dan tenagaku untuk melakukan hal ini. Karena terlalu
banyak bekerja, sampai-sampai aku merasa aku adalah seorang budak.
Aah,
merdeka itu indah!
***
「…itu lah yang kuharapkan, tapi kok bisa jadi
seperti ini sih…?」(Touya)
Kupikir
aku sudah terbebas dari semua itu, tapi sekarang, aku berdiri di
aula istana Sandora.
Orang
yang duduk di singgasana depanku adalah Raja Sandora, Abdul Jafar Sandora ke-3.
Eh, kurasa sekarang ia adalah mantan Raja.
『Gufu-gufu-gufu. Akhirnya kau datang juga Raja
Penguasa yang menjijikkan. Ayo hilangkan dendam kami!』(Abdul)
「Uwaa…」(Touya)
Kepalanya
berbicara. Raja Babi itu duduk di singgasana sambil meletakkan kepalanya di
bawah tangan. Seluruh tubuhnya pucat, sementara bajunya yang kemarin terlihat
bagus, sekarang sangat kotor dan usang.
Keadaannya
yang saat ini persis dengan wujud zombie. Yang mengherankanku adalah Raja
Sandora menjadi zombie di tempat makam yang kami pilih. Kurasa ini perbuatan
Dewa Iblis, tapi ternyata tidak. Ia tidak ada hubungannya dengan hal ini — Raja
itu sendiri lah yang berani menjadi zombie. Sepertinya ia punya beberapa nyawa
tambahan di dunia ini.
Pertama-tama,
Raja zombie itu menyerang Perdana Menteri dan menjadikannya zombie. Rumor
mengatakan bahwa orang akan menjadi zombie kalau jantungnya dimakan zombie.
Setelah
itu, mereka mereproduksi diri seperti tikus. Kemarin kami sibuk
mengumpulkan dan membebaskan para budak di kota lain, jadi kami tidak tahu kalau
ibukota telah menjadi kota zombie.
Selain
Raja itu sendiri, ada beberapa zombie jendral dan menteri di aula istana. Mereka
semua pucat dan mulutnya juga terbuka.
…ada
yang keluar dari mulutnya.
Ada yang keluar dari mulutnya oiii!!!!
Ada yang keluar dari mulutnya oiii!!!!
『Gufu-gufu-gufu. Aku telah mendapat kekuatan
dan budak baru. Aku juga akan membuatmu menjadi budakku. Buhi-hi-hi-hi』(Abdul)
Yah,“Buhi-hi-hi”
ini cocok denganmu. Apa dia semakin mirip dengan orc setelah kematiannya, yah?
Aku
pun memalingkan wajah karena muak melihatnya, saat aku memalingkan wajah, aku
melihat 3 lelaki dan 1 perempuan — walalupun aku tidak yakin dia itu
perempuan atau bukan — yang berwajah
orc berjalan di balik singgasana.
『Buhi-i, dendam ayah juga dendam kami. Bersiaplah.』
『Gufu-gufu, kami akan mengeluarkan jantungmu
dan memakannya.』
『Otaaaakk, aku ingin maaaakaaan otak.』
『Buhi-i, Buhi-hi-hi-hi-i, ada orang hidup!』
Uwaa.
Mereka pasti para Pangeran dan tuan Putri Sandora. Apa ia benar-benar membuat
anaknya sendiri menjadi zombie? Tapi…mereka memang mirip dengannya. Aku
penasaran, apa mereka benar-benar manusia? Eh, salah dong, mereka kan
zombie.
『Bu-hi-hi-hi-i! sekarang bagaimana kau akan
melawan kami yang telah mendapat tubuh abadi ini? Dengan kekuatan ini, kami
akan mengambil kembali budak-budak yang kabur itu! 』
Ia
mengatakannya, yah? Ada pepatah yang mengatakan “Sekali bodoh, tetaplah bodoh”,
tapi ternyata itu salah. Kebodohan tidak bisa disembuhkan bahkan setelah mati. Saat ini, aku benar-benar
memahami apa arti pepatah itu.
「Kurasa aku benar-benar harus membunuhmu dengan
benar karena kau terlalu bod..salah…mengenaskan.」(Touya)
『Berisik! Kalian semua, bunuh dia!』(Abdul)
Walaupun
aku menebas tangan salah satu zombie jendral yang menyerangku dengan Brynhildr, ia
terus menyerangku. Sepertinya aku tidak perlu menahan diri lagi. Sebagai
zombie, mereka sangat busuk… atau apakah mereka memang busuk dari awal, yah?
『Buhi-hi-hi-hi-i! Sia-sia saja, tak ada faedahnya!
Tubuh abadi ini tidak mengenal rasa sakit! Seranganmu itu tidak terasa sama se…』(Abdul)
「Healing!」(Touya)
『Ugyowa-a-a-a!! Ah, panas! Panas! Sakiiiit!?』
「Mustahil」(Abdul)
Rupanya
memang efektif, yah? Zombie jendral itu menjerit kesakitan saat kuberi
sihir penyembuhan. Karena mereka mayat hidup, sihir penyembuhan adalah musuh
alami mereka.
Untuk
serangan terakhir, aku mememercikkan isi botol yang kukeluarkan dari [Storage].
『Panasss!! A-aku mencair?! Tubuhku mencair!! Ko-kok
bisa!?』
「Kok bisa? Ini air suci, lho.」(Touya)
『Air!? uhi-i-i-i-i-i-i.』
Zombie
jendral itu kesakitan dan mengeluarkan asap seakan-akan terbakar.
Semoga Kami-sama mengampunimu. Seperti yang kuharapkan dari air suci yang dijamin Kerajaan Suci Ramisshu. Efeknya luar biasa.
Semoga Kami-sama mengampunimu. Seperti yang kuharapkan dari air suci yang dijamin Kerajaan Suci Ramisshu. Efeknya luar biasa.
『Ba-bangsat! Kenapa kau bisa memilikinya?!』(Abdul)
「Eh? Lawanku kan zombie, jadi aku perlu membawa
air suci. Omong-omong, aku juga ahli dalam sihir penyucian lho」(Touya)
『A-apa katamu?! Kuu!』(Abdul)
Setelah
mengangkat badannya dari singgasana, Raja babi itu mencoba melarikan diri. Zombie-zombie
yang lain juga ikut lari seakan-akan mengikutinya dari belakang. Walaupun
zombie, mereka cepat juga yah.
「Slip!」(Touya)
『Buge-e!?』
Kaki
mereka tergelincir dan semua zombie pun terjatuh. Ada beberapa yang kakinya hancur
karena tabrakan dan organ dalamnya keluar dari tubuhnya. Walaupun Zombie tidak
bisa beregenerasi, mereka tetap bisa bertahan hidup selama otaknya tidak hancur
atau belum disucikan.
「Menyusahkan saja. [Wahai Elemen Cahaya!
Kilaukan cahaya perkucilan merana! Banish!」(Touya)
Zombie
di sekeliling pun menjadi cahaya dan menghilang karena sihir penyucian yang
kuaktifkan.
『Gya-a-a-a-a-a!』
『Tidak! Tidaaaak! Aku tidak ingin mati lagi!』
『Aku menghilang, menghilaaang!』
Sambil
berteriak kesakitan, para zombie pelayan pun menghilang. Mereka yang tersisa
adalah anak-anak si Raja babi itu.
Kemudian,
mereka memutuskan untuk meninggalkan Raja babi yang masih berguling-guling, berlari
ke arahku, dan bertekuk lutut sambil melompat. Ini pertama kalinya aku
melihat orang bertekuk lutut sambil melompat. Aksinya memang bagus sih,
tapi bukankah kalian baru saja mematahkan kaki kalian karena tabrakan saat
mendarat?
『Buhi-i, kami dipaksa mematuhi perintahnya.』
『Kami tidak ada hubungan apapun dengan babi
itu.』
『Ja-jadi tolong.』
『Sucikanlah kami, ufu-un.』
『Bo-bo-bodoh! Apa kau benar-benar mau
mengkhianati ayahmu sendiri?!』(Abdul)
Raja
babi itu berteriak saat kepalanya terus berguling di lantai. Mendengar itu, 4
zombie itu melihat ke arahnya sambil mencondongkan kepala.
『『『『Siapa ya? Buhi?』』』』
『ANAK BODOH!!!!!!!』
Raja
babi itu pun marah, menahan giginya sampai-sampai kelihatannya urat nadinya mau
pecah.
Melihat itu, aku menyiram kepala mereka yang tertawa terbahak-bahak dengan
ember berisi air suci.
『『『『Gyu-u-u–u-u-u-u』』』』
4
orang itu, atau anak babi itu, mengeluarkan uap dari badannya dan akhirnya
menghilang. Kali ini, Raja babi lah yang menunjukkan senyuman gembira saat
melihat apa yang terjadi di depannya.
『Bu-hi-hi-hi-hi! Mereka pantas mendapatkannya! Mengkhianati
orangtuanya, bodoh sekali!』(Abdul)
Bagaimana
yah…?
Mahkluk ini sungguh kurang ajar sampai ke urat-urat. Jika begini para budak
yang sudah mati tidak akan bisa beristirahat dengan tenang karena apa yang
telah ia lakukan.
「Wahai elemen cahaya! Buatlah tombak suci penembus
raga! Shining Javelin!」(Touya)
Aku
pun memberi serangan hebat pada badan Raja babi itu dengan sebuah tombak cahaya.
Tubuh mayat hidupnya yang terkena tombak suci itu pun terbakar hebat dan
menjadi abu dalam sekejap.
『Ba-badanku?!』(Abdul)
Kepala
Raja babi yang masih berguling-guling di saamping singgasana itu melihati
tubuhnya yang terbakar. Baiklah. Haruskah kuberikan serangan pamungkas?
Aku
mengeluarkan akuarium berukuran medium dari [Storage]. Air yang di dalamnya
bukanlah air suci, melainkan air biasa.
Aku
membuka [Gate] kecil di dalamnya dan mengeluarkan beberapa [makhluk hidup] dari
sungai besar Gau. Makhluk itu panjang dan pipih, dengan panjang maksimal 10 cm,
mereka berenang bebas di dalam air tersebut. Aku juga memperkuat mereka dengan
sihir atribut cahaya.
『Ap-apa itu?』(Abdul)
「Ini ikan bernama “Candeira” yang hanya hidup
di sungai besar Gau, mereka ikan yang makan daging. Aku diberitahu kalau mereka
suka daging yang sudah busuk.」(Touya)
『Ja-jangan katakan…』(Abdul)
「Teleport!」(Touya)
Karena
sihir pergerakan, kepala Raja babi itu pun terjatuh ke dalam akuarium. Kemudian,
ikan-ikan candeira itu langsung mengoyak daging busuknya.
『O-o-o-u! He-hentikan, tidak, jangan mataku! Mereka
memakan mataku!』(Abdul)
「U-uwa, seperti yang dikatakan yah, nafsu makan
mereka sangat besar.」(Touya)
Candeira
adalah ikan yang persis dengan ikan *Candiru dari Bumi.
Ikan
Candiru adalah ikan tipis dengan panjang 10 cm yang hidup di tempat seperti
sungai Amazon. Mereka adalah ikan buas pemakan daging yang dikatakan suka menggigit daging
ikan besar, menembus badannya dan memakan organ dalamnya.
Telah
dikatakan kalau ikan Candiru termasuk keluarga ikan Lele, tapi mereka lebih
berbahaya daripada Piranha. Mereka punya sifat menyerang mangsa yang lebih
besar secara bergerombol. Manusia pun tidak lepas dari rantai makanannya. Aksi
mereka terlalu ganas sampai disebut dengan “Ikan Predator”.
Nah,
ikan Candeira ini persis dengan ikan Candiru itu.
『To-tolong aku!』(Abdul)
「Enggak mau. Para budak yang kau bunuh tidak
akan memaafkanku kalau aku membiarkanmu hidup. Walaupun…tidak masalah kalau aku
mengubur kepalamu.」(Touya)
Aku
teringat pada budak yang kami temukan saat membebaskan para budak di istana. Mereka
terbunuh saat diikat di penjara bawah tanah. Tidak hanya perempuan, mayat anak-anak
yang masih sangat muda pun juga ada di sana.
Aku
menyesal karena babi ini tidak merasa sakit sedikitpun dan mati karena
kepalanya terputus dari tubuhnya. Kematian semudah itu tidak pantas
baginya. Kalau dipikir-pikir, aku sangat bersyukur ia hidup lagi. Hal itu
mungkin dikarenakan doa semua orang agar Raja babi ini mati dengan cara yang
lebih kejam.
『Ugyee! Wajahku, mereka memakannya! Ouch! Ouch!
Mereka memasuki wajahku! 』(Abdul)
Aku
yakin itu sangat sakit karena ikan Candeira itu sudah kuperkuat dengan sihir atribut cahaya. Ia tidak akan mati kehabisan
nafas karena ia zombie. Sepertinya akan memakan waktu seharian bagi ikan-ikan
itu untuk menghabiskan daging kepalanya.
「Sebaiknya kau bertobat atas segala perbuatanmu
sampai saat ini. Walaupun sepertinya para budak yang kau bunuh tidak akan
mengampunimu sih.」(Touya)
『Bu-bu-hi-i-i-i-i-i-i-i-i』(Abdul)
Karena
ia zombie, sepertinya ia akan mati saat kehilangan sebagian otaknya. Yah, cara
mati yang manapun tidak masalah.
Aku
pun mengaktifkan [Banish] pada semua zombie di ibukota — dengan pengecualian ke
Raja babi itu — dan menghabisi mereka semua.
Setelah
kota Astal, giliran ibukota lah yang menjadi kota kematian. Sandora tidak punya
harapan berdiri lagi. Tidak sama sekali. Seharusnya ibukota akan terkubur pasir
karena aku merusak bentengnya dengan sihir tanah.
Dengan
ini, seharusnya roh para budak yang terbunuh akan merasa tenang.
Aku pun meninggalkan ibukota itu saat memikirkannya.
Aku pun meninggalkan ibukota itu saat memikirkannya.
lanjut trus min mantap
ReplyDeleteNext
ReplyDelete