Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 273 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Arc 27: Dunia Kebalikan
Chapter 273: 3 Behemoth, dan Pelerius
Setelah
meminjam indra penglihatan burung panggilan yang dikirim ke pulau misterius itu,
aku pun mengaktifkan [Gate].
Jumlah
kekuatan sihir yang digunakan [Gate] ini 5x kekuatan sihir biasanya. Ini
mungkin efek dari barir [Pemusnah Sihir]. Sepertinya koneksi [Gate] akan
langsung terputus jika aku berhenti mengalirkan kekuatan sihir. Kalau kami
ke sini dengan kendaraan terbang atau lainnya yang menggunakan kekuatan sihir
untuk penerbangannya, kami pasti akan langsung terjatuh karena kekuatan
sihirnya dipotong dari kendaraan itu.
「Ooh, akhirnya bisa juga!」(Touya)
Kota,
yang ada di sebelah selatan pulau misterius itu bisa dilihat dari kejauhan. Kota
itu dikelilingi tembok tinggi, yang bagian atas dan bahkan sampingnya diberi
balista. Kota itu memberi impresi kota benteng.
Saat
ini, kota itu dikelilingi 3 behemoth.
Behemoth
tipe kera, Ular-Kong, yang berbulu coklat
sedang memukuli barir. Behemoth tipe babi, Grand-Babi
hutan, sedang menjauh untuk mendapatkan momentum pas lalu melancarkan
serangan tabrakan berkali-kali. Behemoth tipe bison, Power-Bison, sedang menabrakkan tanduk besarnya yang terlihat
seperti bor.
Salah
satu dari mereka, yakni si Grand-Babi,
dihujani panah dari ballista tembok kota.
「Ooo…jadi barir sihir itu cuma mencegah
masuknya sesuatu ke dalam, yah. Yah, kurasa itu sudah pasti.」(Touya)
Para
warga pasti tidak akan bisa menyerang balik behemoth itu kalau barirnya menghalangi
mereka dari menyerang di kota. Omong-omong, terdapat banyak barir seperti ini
di setiap Negara.
Tapi
ya…sepertinya panah dari ballista tidak terlalu efektif. Beberapa panah memang
menancap, tapi kebanyakan terpental oleh bulu tebalnya. Apa mungkin bulu itu diperkuat
oleh sihir pengeras yah...
Aku
hanya mengamati barir ini sebentar saja, tapi aku tidak yakin barir ini bisa
bertahan. Asumsiku,
barir itu bisa menahan serangan berlevel 10. Untuk para behemoth itu sendiri
ya… Ular-Kong punya kekuatan level 3,
Grand-Babi hutan level 5, sedangkan Power-Bison level 4.
Barir
itu bisa bertahan dari serangan beruntun mereka kalau 2 dari mereka yang
menyerang secara bersamaan. Kalau ketiga-tiganya menyerang pada waktu yang sama,
barir itu akan hancur.
「Kelihatannya aku tidak akan bisa berbicara
dengan mereka. Jadi untuk sekarang, ayo bantu mereka terlebih dahulu.」(Touya)
Setelah
mengambil smartphone dari saku, aku mengkonfirmasi persiapan semuanya yang ada
di Brunhild melalui panggilan. Setelah itu, aku pun membuka [Gate] di langit.
FrameGear
pun turun satu persatu dari [Gate] yang kubuka itu. Dengan jatuhnya ratusan mesin itu dari langit, bumi
berguncang setiap kali mereka mendarat.
「Baiklah. Elzie, urusi Ular-Kong. Yae, kau urusi Grand-Babi
hutan. Hilda, kau lawan Power-Bison.
Yang lain hanya akan berjaga-jaga. Berhati-hatilah karena mungkin di sekitar
sini ada behemoth lain.」(Touya)
『Oke.』
3
Frame milik Elzie dkk pun bergerak menuju behemoth masing-masing.
Setelah
menyadari kehadiran mereka, behemoth itu terlihat seolah-olah sedang menyiapkan
kuda-kuda menyerang pada Frame yang bergerak ke arah mereka.
Pertama,
Ular-Kong menyerang Gerhilde milik
Elzie. Frame merah kelam itu menghindari serangannya yang kemudian mendaratkan
pukulan balik pada dada lawannya.
『Explosion!!!!』
Duaarrr!
Serangan
Pile Bunker pun menembus dada behemoth itu. Darah pun terciprat ke mana-mana
dan behemoth itu terjatuh ke tanah.
Di
sisi lain, Yae sedang meladeni Grand-Babi
hutan. Schwertleite-nya berlari secepat peluru dan memotongnya menjadi dua dengan
satu tebasan dari depan. Cepat sekali. Dengan tebasan indah tersebut, babi
itu pun jatuh setelah terpotong menjadi dua.
Pada
saat yang sama, Siegrune milik Hilda menghentikan serangan Power-Bison dengan perisainya dan memotong kepalanya layaknya
guillotine dengan pedangnya.
Semuanya
pun berakhir. Proses meladeni 3 behemoth itu bahkan tidak memakan satu menit.
Setelah
mengalahkan mereka, 3 Frame itu pun menjauh dari kota dan berbaris di depan
gerbang utamanyanya. Di belakang mereka, Frame putih, yakni Shining Count, maju
ke depan dari gerombolan Frame yang berbaris rapi.
Sambil
berdiri di bahu Frame itu, aku pun mengaktifkan beberapa speaker sihir di atas
agar suaraku terdengar di setiap sudut kota. Setelah itu, aku mengatifkan mik
smartphone untuk menyapa semua warga kota.
『Kami adalah warga Daerah Kebangsawanan
Brunhild yang terdapat di kontinen yang berada di selatan pulau ini. Kami tidak
punya niatan jahat sama sekali dan berharap bisa berbicara dengan perwakilan
kota kalian. Kami akan menunggu jawaban kalian dalam 1 jam.』
Alasan
memberi mereka 1 jam adalah agar mereka memaksa siapapun yang pantas menjadi
perwakilan.
Dalam
waktu sesingkat itu, mereka akan cepat-cepat mengumpulkan perwakilan karena
kami tidak ingin mereka berpikir bahwa “tidak akan ada masalah tak peduli
apapun yang mereka lakukan karena adanya barir pelindung ini”.
Akan bermasalah jadinya kalau tidak ada siapapun yang keluar untuk berkomunikasi. Walau aku berkata kami tidak punya niatan jahat, ada kemungkinan mereka punya impresi “kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kalau kita tidak keluar!”
Akan bermasalah jadinya kalau tidak ada siapapun yang keluar untuk berkomunikasi. Walau aku berkata kami tidak punya niatan jahat, ada kemungkinan mereka punya impresi “kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kalau kita tidak keluar!”
Jalan
keluar terbaik adalah agar seseorang yang seperti gubernur atau pemimpin daerah
keluar dan berbicara dengan kami, tapi mereka mungkin berpikir bahwa mereka
pasti akan dibunuh. Jika begitu, kami masih menerima jika mereka mengirim
pembaaw pesan. Tak masalah bagiku selama itu bisa menjadi awal mula untuk
berdiskusi dengan mereka.
「Mereka akan keluar, kan?」(Rain)
「Entahlah. Yah, tidak masalah kalau mereka
tidak mau keluar sih, toh kita bisa pergi ke kota lain.」(Touya)
Aku
dengan santai menjawab pertanyaan komandan Rain. Meski begitu, jika kami pergi
ke kota lain, kami tak akan bisa member kesan bahwa kami akan membantu mereka
melawab behemoth dan bahwa kami bukan musuh mereka, jadi tak aneh jika kami
tiba-tiba diserang oleh penghuni kota tersebut.
Kalau
bisa, aku ingin membuat kota ini menjadi titik awal hubungan masa depan di
antara kita dan membuat mereka menyampaikan pesan kita ke kota lain.
Aku
memanggil Kougyoku dan memintanya untuk melaporkan situasi di kota.
『Sepertinya seisi kota sedang heboh. Mereka
mengobservasi kita dengan teleskop sambil menyiapkan semua balista dan
pelontar.』(Kougyoku)
「Sudah kuduga.」(Touya)
(Ramune: Kalau ini terjadi di Indonesia 2018..
aku cuma bisa berpikir:
Sepertinya seisi kota sedang heboh. Mereka mengambil foto kita dengan smartphone masing-masing sambil membuka media sosial masing-masing..
Mirisnya…)
aku cuma bisa berpikir:
Sepertinya seisi kota sedang heboh. Mereka mengambil foto kita dengan smartphone masing-masing sambil membuka media sosial masing-masing..
Mirisnya…)
Aku
tidak tahu keputusan pemimpin mereka, tapi aku penasaran apa yang terjadi
sampai-sampai mereka bersiap-siap untuk berperang.
Walaupun
dari rumor yang kudengar, pemimpin mereka belum memutuskan apapun.
Kalau
macam-macam, kami mungkin akan akan ditembaki panah dari ballista tembok, jadi
pilihan kami hanyalah diam sambil tetap siaga. Bosannya….
Saat ini aku sedang tidur-tiduran di bahu Shining Count sambil menatap langit.
Saat ini aku sedang tidur-tiduran di bahu Shining Count sambil menatap langit.
「Baginda, gerbangnya sudah terbuka.」(Rain)
「Oh, apa mereka sudah keluar?」(Touya)
Dari
tadi, Rain telah mengobservasi situasi melalui kokpit Shining Count, jadi aku
pun langsung melompat ke tanah saat ia mengatakannya.
Dari
gerbang kota, terlihat kelompok ksatria berkuda sedang menuju ke mari. Mereka
semua memakai armor di sekujur badannya, tegang sekali, yah.
Desain
armor mereka terlihat berbeda. Apa ini karena mereka tidak terlalu
berkembang sejak era Paruteno, yah? Mungkin karena mereka tidak punya
banyak perang dengan sesama manusia, maka wajar saja jika teknologi mereka
tidak berkembang.
Saat
aku berdiri di depan barisan Framegear, para ksatria itu berhenti tepat 10
meter di depanku. Kemudian, seorang ksatria yang memakai armor plate mail kusam dan berjubah maju ke
depan.
Saat
ia berada tepat di depanku, ia turun dari kudanya dan mulai berjalan. Helmnya persis
dengan helm bergaya Corinth dari zaman Yunani kuno, bagian depannya punya celah
berbentuk T dan dekorasi kepala melekat di sampingnya.
Helm
itu bukan helm yang menutupi sebagian besar wajah pemakainya seperti tipe
bascinet atau armet yang kita lihat di film atau anime, jadi wajahnya bisa
dilihat dengan jelas.
Ia
lelaki berbadan besar dengan wajah tegang. Matanya lurus menatapku. Aku memang
tidak merasakan adanya emosi sepeti marah atau benci darinya, tapi…
「Saya Dient South, pewakilan kota sebelah
selatan, Meridias, salah satu dari 4 murid utama dan juga keturunan Freyend
South. Terima kasih karena telah membantu kami dalam insiden ini. Jadi….siapakah
Anda?」(Dient)
「Saya Mochizuki Touya, Raja Penguasa Daerah
Kebangsawanan Brunhild. Senang bertemu denganmu, Perwakilan Dient.」(Touya)
Walaupun
ia terkejut karena tidak menduga aku akan memperkenalkan diri sebagai Raja, ia
tetap menggenggam tanganku dan memperlihatkan sikap ramah. Aku penasaran
kalau apa yang terjadi sampai sekarang bisa dikatakan sebagai suatu kemajuan.
「Saya telah mendengar bahwasannya Baginda datang
dari arah selatan, jadi… dunia tidak hancur, apa itu benar?」(Dient)
「Begitu ya. Seperti yang saya pikirkan. Pulau
ini memutus hubungan ke dunia luar sebelum Paruteno dihancurkan. Dunia memang
tidak hancur. Sebagai buktinya, ada banyak Negara yang masih bertahan di dunia
ini.」(Touya)
Aku
pun memproyeksikan peta dunia dari smartphone-ku. Peta itu juga mencakup pulau
ini.
「Inilah dunia saat ini.」(Touya)
「Ooh…」(Dient)
Dient
pun melihatnya.
「Pulau ini ada di sini. Daerah Kebangsawanan Brunhild
ada di sini. Brunhild adalah Negara yang sangat kecil, tapi kami memiliki
Prajurit raksasa itu…. yang kami sebut dengan “FrameGear”, mereka merupakan
warisan Paruteno. Hanya kami lah yang memiliki mereka. Karena alasan itu lah
Negara kami tidak diinvasi Negara lain.」(Touya)
「Menakjubkan…」(Dient)
Akan
susah jadinya kalau ia meremehkan ukuran Brunhild yang kecil, jadi aku pun
sedikit membesar-besarkannya. Walaupun bagian kami belum diinvasi sama sekali
itu benar sih, Brunhild baru berdiri tahun lalu.
「Kami berpikir bahwa dunia luar telah dihancurkan
dan dikuasai makhluk kristal…」(Dient)
「Kalau tidak salah, peradaban masa lalu pernah
hancur. Akan tetapi, orang-orang telah bangkit. Bagaimana kalau kita
mendiskusikan masalah ini secara detail? Selain itu, ada beberapa hal yang
ingin saya dengar dari Anda.」(Touya)
「…Fumu. Baiklah.」(Dient)
Aku
pun mengeluarkan meja dan beberapa kursi dari [Storage] dan menaruhnya di tanah.
Dient terlihat bingung atas kemunculannya yang tiba-tiba dan akhirnya duduk ke
kursi dengan sedikit takut.
***
Hal
pertama yang kutahu adalah nama pulau ini. Namanya adalah pulau Palerius, diambil
dari Penyihir Paruteno, Alerias Pelerius, Sang Petapa Waktu.
5000
tahun yang lalu, ia dating sendirian ke pulau ini, yang saat itu dinamakan
pulau iblis, dan menemukan struktur yang bisa membuat barir alami. Iapun
memutuskan untuk membuat pulau ini sebagai tempat eksperimennya.
Saat
Palerius mati di Paruteno dan invasi Fraze terjadi, para muridnya yang sadar
akan bahaya itu, langsung mengevakuasi keluarga masing-masing dan warga kampung
halamannya ke pulau ini.
Mereka
menggunakan peninggalan Palerius untuk memperkuat barir dan untuk mencegah
masuknya Fraze. Pada akhirnya, pulau ini terputus dari dunia luar dan warganya
pun tidak bisa meninggalkannya
Dikarenakan
dahsyatnya invasi itu, 4 murid Palerius dan yang lainnya yakin bahwa dunia luar
benar-benar hancur dan dikuasai oleh Fraze. Merekapun memutuskan untuk tinggal
di pulau ini. Dan itu lah bagaimana mereka berakhir di situasi seperti ini…
「Seperti yang saya duga, rupanya kalian
terkurung di sini, yah?」(Touya)
「Tidak, kami menduga bahwa dunia luar telah
dihancurkan oleh iblis kristal… oleh Fraze. Kami percaya bahwa semenjak invasi
itu, dunia telah dikuasai mereka, jadi… kami tidak berpikir kalau kami telah terkurung
sama sekali. Di masa lalu, ada beberapa orang yang berlayar ke dunia luar, tapi
mereka semua malah kembali lagi ke titik awal.」(Dient)
Mungkin
karena barir [pengganggu rute], yah. Barir itu berupa kabut sihir yang ada di
sekitar pesisir pantai pulau.
Aku
kurang lebih sudah paham akan situasi pulau ini, jadi akupun memutuskan untuk
mengangkat topik utama.
Topik
utamanya adalah apakah mereka punya niatan untuk berinteraksi dengan Negara
lain dan kemungkinan menurunnya angka kelahiran behemoth dengan menghilangkan
barir.
「Masalahnya adalah Fraze mungkin juga akan
muncul jika kalian menghilangkan barir itu, tapi… 」(Touya)
「Tidak… saya
berani mengatakan dua hal itu tidak ada hubungannya sama sekali. Kalau anda
berkata kenapa, itu karena Fraze sudah pernah muncul di pulau ini.」(Dient)
「Eh?」(Touya)
Saat
aku bertanya apa maksudnya, ia mengatakan bahwa Fraze pernah muncul dua kali
dalam dua tahun terakhir ini. Yang muncul cuma kelas-bawah, jadi penduduk pulau
bisa mengalahkannya. Akan tetapi, penduduk sangat ketakutan akan kemunculan
iblis kristal yang ada di legenda 5000 tahun yang lalu.
Mereka
tidak bisa terhindar dari kemunculannya walaupun mereka bisa menahan invasinya.
Dengan
kata lain, Fraze yang melintas ke dunia ini tidak bisa menginvasi pulau dari
luar barir, tapi mereka bisa muncul ke dalam pulau ini secara langsung yang
artinya tidak bisa ditahan oleh barir.
Kalau
begitu, lalu apa gunanya barir itu? Barir itu tidak bisa menahan
kemunculan Fraze. Penduduk tidak bisa keluar ke dunia luar. Dan juga, behemoth
lahir di mana-mana. Situasi saat ini tidak begitu bagus.
「Tepat sekali. Tapi tetap saja, saya berharap
anda tidak merasa marah karena mustahil bagi kami untuk mempercayai semua
ucapan Baginda Raja Penguasa — kami tidak punya cara untuk memastikan kebenaran
ucapan anda.」(Dient)
Yah,
tentu saja. Mereka
tidak bisa 100% percaya pada informasi yang diberikan orang yang tidak mereka
ketahui dan ditambah lagi dengan kenapa orang itu tiba-tiba datang ke sini.
「Masalah ini bukanlah sesuatu yang bisa saya
tentukan sendirian. Kalau saja saya bisa berbicara dengan perwakilan Utara,
Timur, dan Barat, serta Central-sama dari kuil utama…」(Dient)
「Central-sama?」(Touya)
「Central Palerius-sama adalah keturunan Sang
Penyihir Waktu, Alerias Palerius. Barir pulau ini adalah warisannya, dan beliau
lah yang selama ini menjaga [Pintu]」(Dient)
「[Pintu]?」(Touya)
「Itu adalah artifak yang Palerius-sama coba
buat saat masih hidup. Telah dikatakan bahwa kami bisa pergi ke dunia lain jika
Pintu itu selesai. 4 muridnya memang
meneruskan pembuatannya, tapi mereka tidak bisa menyelesaikannya.」(Dient)
Pintu itu pasti gerbang transisi. Apa
mereka mencoba melarikan diri dari pulau ini dengan menggunakannya? Tapi
yah, kalau itu sesuatu yang Palerius coba buat, pastinya itu sebelum muridnya
datang pulau ini. Apa artinya semua ini?
Aku
penasaran apakah murid-muridnya mencoba kembali ke dunia luar barir setelah
mengubah gerbang transisi itu menjadi Pintu
yang Palerius coba buat. Terlebih lagi mereka tidak punya kepastian apakah
mereka bisa menghubungi dunia luar 5000 tahun yang lalu.
「Kalau begitu, bisakah saya meminta anda
mengatakan hal ini pada perwakilan lain dan Central-sama? Tidak mau pun tidak
masalah. Jika itu terjadi, kami tidak akan menginjakkan kaki lagi ke pulau ini.
Negara-negara lain juga tidak bisa kemari kalau barirnya tidak dihilangkan.」(Touya)
「…saya mengerti. Ini hanya pendapat pribadi, tapi
saya ingin terbebas dari barir ini.
Saya sudah muak hidup ketakutan karena behemoth.」(Dient)
Saya sudah muak hidup ketakutan karena behemoth.」(Dient)
「Kami tentunya juga akan membuat kontrak
pemusnahan behemoth dengan kalian. Sebagai gantinya, kami akan mengambil
material behemoth yang dikalahkan.」(Touya)
Setelah
membuat perjanjian dengan Dient, perrwakilan kota selatan Merideis bahwa
kedatangan kami selanjutnya adalah 2 minggu lagi, kami pun memutuskan untuk meninggalkan
pulau.
Aku
tidak punya firasat buruk akan pertemuan ini. Aku senang karena mereka tidak
menjadi musuh, seperti yang terjadi di Sandora.
Akan
tetapi,
aku penasaran siapa yang memperbaiki [Barir Dunia] yang menutupi seluruh dunia
ini 5000 tahun lalu. Kurasa Palerius, tapi sepertinya ia mati sebelum [Barir
Dunia] diperbaiki.
Orang
mungkin akan berpikir bahwa muridnyalah yang melakukannya, tapi itu tidak benar
mengingat ke-4 muridnya mengucilkan diri di pulau ini.
Apa
mungkin orang lain, yah?…atau… apa ada hal lain yang kami belum tahu? Para
murid memperkuat Barir Dunia dengan warisan Palerius yang ada di pulau ini… Tidak-tidak.
Seberapa membingungkannya kalau memang itu yang terjadi? Dan juga, kalau
kita berasumsi ada efek samping pada percobaan pertama, maka akan sulit untuk melakukannya
untuk kedua kalinya.
Kurasa
aku tidak punya pilihan lain kecuali harus sampai di titik di mana aku bisa
memperbaiki Barir Dunia sendirian. Untuk melakukannya, sepertinya aku harus
menguasai Kekuatan Surgawiku dulu. Menurut Kami-sama, memperbaikinya butuh
konsentrasi seperti memperbaiki jaring laba-laba dengan tangan kosong, tapi ya…
haaa….
Kurasa
menghabisi seluruh Fraze lebih mudah. Tapi ya, kelihatannya akan ada banyak hal
yang tidak dinginkan kalau Barir dunia berlubang. Fraze bukan satu-satunya
makhluk yang bisa melintasi dunia. Tolong hindarkan aku dari kemunculan
makhkluk seperti Fraze yang ke-2 atau yang ke-3.
Aku
mungkin bisa meminta keturunan Palerius, yang bernama Central itu untuk
mengajarkanku hal-hal tentang barir pulau ini.
Haruskah
aku mengharapkan sesuatu seperti itu? Karena kalau dipikir-pikir, aku juga
sedikit tertarik pada “peninggalan” Palerius.
(Ramune: Siapa yang tidak penasaran/tertarik ke peninggalan orang
hebat? Semua orang pasti tertarik.)
Pertamax
ReplyDeletekeduax
ReplyDeleteBagus, tetap semangat..
ReplyDeletebagus
ReplyDeleteNext terus
ReplyDeleteuh
ReplyDelete