Monday 21 January 2019

Evil God Chapter 62


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu

Chapter 62 :
Menara Kristal



Kekaisaran kuno.
Sebuah negara yang disebut-sebut ada pada ribuan tahun yang lalu.

Zaman mitos-- zaman dimana terdapat dewa yang hidup pada saat itu.

Ada banyak jenis dewa, tapi semuanya dikatakan telah musnah akibat konflik yang terjadi antar dewa.
Umat manusia, yang patuh pada dewa, hampir saja binasa pada saat itu.

Setelah beberapa tahun, mereka yang selamat akhirnya membangun kembali peradaban.
Namun selama proses tersebut, seluruh teknologi dan teknik warisan kekaisaran kuno telah hilang.
Budaya dan sejarah mereka pun ikut musnah bersama mereka.

Apa yang terjadi pada saat itu?
Mereka itu orang yang seperti apa?

Tak ada dokumen yang menjelaskan mengenai hal tersebut.

Aku telah hidup selama 1000 tahun, tapi zaman mereka jauh lebih tua daripada itu.
Tentu saja, aku juga tidak tahu tentang mereka secara detil.

Pak tua mungkin tahu soal mereka, tapi dia tidak mau memberitahuku.
Meskipun begitu, dia masih berguna untukku.
Ada banyak hal yang disebut sebagai peninggalan kekaisaran kuno.

Tak ada bangunan yang masih berdiri di atas tanah.
Semuanya telah musnah.
Itu adalah bukti bahwa perang pada saat itu sangat dahsyat.

Yang tersisa hanya apa yang ada di bawah tanah.
Itulah yang saat ini disebut sebagai dungeon.

Yang lainnya adalah bangunan yang berada di subruang.
Saat ini kami berada di salah satu subruang tersebut.

Apa yang berada di sini adalah sebuah menara yang menjulang ke langit.
Ini adalah menara kristal.

[Kalau tidak salah, di sini ada itu, kan?]

Aku menatap menara besar itu.
Seperti biasa, bahan yang membuatnya masih tidak diketahui.
Teknik yang digunakan oleh kekaisaran kuno tidak diketahui oleh manusia. Tapi dewa iblis juga tidak mengetahuinya.

Seluruh permukaan bangunan ini bersinar redup, jelas sekali kalau ada sebuah kekuatan misterius yang dipancarkannya.

[Kekaisaran kuno tidak membuat bangunan ini semata-mata hanya untuk tempat latihan. Tapi juga bertujuan untuk mencegah penyusup untuk menyelidikinya. Terlebih lagi, tempat ini sangat berbahaya dan sempurna dijadikan sebagai tempat latihan.]

Pak tua memberi penjelasan.

[Mereka yang ingin menghadapi raja iblis harus bisa berlatih di sini. Lima puluh tahun yang lalu, saya berhasil menaklukkan lantai sepuluh.]

Serena berbicara dengan nada sopan.

Untuk raja iblis yang lemah, lima lantai saja sudah cukup.
Untuk raja iblis dengan kekuatan sedang, mereka harus bisa mencapai lantai sepuluh.

400 tahun yang lalu, tujuh pahlawan yang dijuluki The Seven Stars berhasil mencapai lantai lima belas.

[Bangunan ini punya berapa lantai?]
[Aku tak tahu. Rekor penaklukan saat ini adalah lantai lima belas. Tapi kita tak tahu setinggi apa lantai lima belas itu.]

Pak tua menunjukkan pose tidak tahu.

Menara ini sangat besar, meskipun itu hanya lantai pertamanya.
Ada sebuah alat seperti elevator, tapi kami tidak tahu sampai lantai berapa kami bisa menggunakannya.

Yufilia dan yang lainnya pasti berusaha mencapai lantai sepuluh.
Tujuan mereka adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan mereka.

Aku melihat ke belakangku.
Pak tua, Jeko, Serina.
Sepertinya begini saja sudah cukup.

[Kenapa kau juga ikut?]

Aku bertanya pada Adrigori.

[Anda ingin ke menara kristal, kan? Karena aku sudah pernah ke lantai lima belas, jadi aku bisa menjadi pemandu.]

Aku tak bisa keluar selama seribu tahun.
Tapi anak buahku berbeda.
Ada saatnya ketika mereka pergi ke dunia luar.
Pada kesempatan itu, dia pasti punya kesempatan untuk datang ke tempat ini.

[Aku tak butuh panduanmu. Karena aku akan melakukan hal ini, kupikir aku akan melakukannya sambil bersenang-senang.]
[Iya, iya. Lagipula, kita ke sini sekitar 400 tahun yang lalu. Aku juga tidak begitu ingat tentang bagian dalamnya.]
[Itu karena kau bego.]

Adrigori menjawab perkataan Jeko.
Mereka berdua lalu saling melotot.
Tapi tentu saja, aku menghiraukan mereka.

[400 tahun yang lalu.... Lantai lima belas?]

Serina mengkerutkan alis dan bertanya.

[Dan Jeko..... tidak, nama itu sudah pasaran.]
[Jumlah orang yang menggunakan nama Jeko di zaman ini sudah sangat banyak.]

Pak tua mengangguk.

[Mungkin ini tidak sopan, tapi... siapa nama anda?]
[Namaku adalah Adrigori.]

Adrigori membungkuk dengan sopan.

[Eh... itu bohong, kan?]

Serina terkejut mendengarnya.

[Mungkin aku salah, tapi... apa kalian datang ke sini 400 tahun yang lalu dengan anggota berjumlah tujuh orang?]
[Hmm. Karena kau sudah menduganya sampai sejauh itu, sepertinya kau telah menyadarinya.]

Pak tua tersenyum kecut.

[Su-Sudah kuduga! Kalian adalah the Seven Stars!]

Bencana iblis keempat terjadi 500 tahun yang lalu.
Umat manusia telah dikuasai oleh iblis.

Keadaan itu berlangsung selama 100 tahun.
Pada masa itu, ada yang bangkit dan melakukan pemberontakan.
Kemudian mereka dikenal sebagai tujuh pahlawan – the Seven Stars.

Mereka sangat terkenal dengan putri ras naga sebagai yang pertama bangkit melawan para iblis.
Namun di antara mereka, ada dua orang misterius.

Mereka berdua dikenal sebagai ksatria cahaya, Adrigori dan Jeko.

Ya, dua orang itu adalah mereka.
Pada saat itu aku juga mengatakan hal ini.
Tapi, aku ingin menjelaskannya sekali lagi.
“Kenapa bisa begitu?”

[Maafkan saya karena tidak menyadarinya.]

Serina terburu-buru membungkukkan kepalanya.

[Saat ini mereka hanya orang biasa. Jadi jangan khawatir.]

Pak tua mengatakannya dengan ekspresi datar.

[Sama seperti saat aku membantumu 50 tahun yang lalu, Adrigori dan Jeko juga membantu umat manusia saat bencana iblis keempat. Hanya itu.]

Sebagai dewa iblis, kami tidak ingin umat manusia musnah.
Raja iblis pada bencana iblis keempat tidak berniat untuk menghancurkan umat manusia.
Itulah sebabnya, awalnya kami hanya memperhatikan mereka.
Akan tetapi, dunia yang tidak berubah selama 100 tahun itu sangat membosankan.

Itulah sebabnya aku berpikir bahwa kami perlu memberi sedikit bantuan pada umat manusia.
Aku memberi umat manusia sebuah benda yang saat ini disebut sebagai “Senjata Suci Legendaris”

Kami lalu mengumpulkan orang-orang yang memiliki potensi lalu melatih mereka.
Yang bertanggung jawab melatih mereka adalah Adrigori dan Jeko.

Setelah semuanya selesai, mereka masih bisa menyembunyikan identitas mereka dan kemudian dianggap sebagai sosok misterius.
Namun, aku tak tahu apa yang mereka pikirkan pada saat itu.
Mereka terlalu banyak melakukan tindakan yang mencolok.
Pada akhirnya mereka malah dianggap sebagai bagian dari tujuh pahlawan.

[Ya-Yah... itu karena Jeko bego.]

Adrigori berusaha mencari alasan.

[Hah? Bukannya kau yang terlalu bersemangat lalu pergi menghancurkan sekumpulan iblis seorang diri?]
[Jika seseorang meminta bantuanmu, tentu saja kau harus membantu mereka!]
[Itu sudah terjadi 400 tahun yang lalu, jadi berhentilah membuat alasan!]

Saat aku mengatakan hal itu dengan ekspresi jijik, seketika perkelahian mereka pun berhenti.

[Karena 400 tahun sudah berlalu, hanya dia, yang memiliki akses pada informasi tersebut yang bisa menyadarinya. Jadi tak ada masalah.]

Pak tua menjawab dengan tenang.

Meskipun mereka adalah sosok misterius, tapi tak akan ada yang mengira bahwa mereka bisa hidup selama ratusan tahun.

Karena bencana iblis keempatlah, nama Adrigori dan Jeko banyak digunakan pada saat ini.
Tak jarang bagi seorang anak dinamakan dengan nama yang sama dengan pahlawan.
Itulah sebabnya, meskipun mereka mengatakan nama asli mereka, tak akan ada yang menyadarinya.

Serina juga baru menyadarinya.
Seiring waktu, hal itu juga pasti akan terlupakan.
Pada saat itu aku berpendapat, bahwa kenyataannya akan sama dengan apa yang kuperkirakan.

Tentu saja, saat itu aku mengingatkan mereka agar tidak terlalu sering mengamuk.
Aku mengingatkan agar mereka tidak mengalahkan petinggi pasukan iblis, atau yang ada di atas mereka.

Ah, tentu saja aku telah menghukum mereka setelah semua itu terjadi.

[Ap- yah...]

Serina hanya bisa berkata begitu karena dia sangat terkejut.

[Jangan khawatir. Ayo pergi.]


Setelah mengatakan itu, pak tua membuka sebuah pintu besar setinggi puluhan meter menggunakan sebuah kunci yang besar.







7 comments: