Tuesday 1 January 2019

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 280 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Shiro7D
Proof Reader
Shiro7D


Arc 27: Dunia Kebalikan

Chapter 280: Ketua "Red Cat", dan Hilangnya Kutukan



Distrik timur Alen, Ibukota Kerajaan Suci Alentt, merupakan tempat di mana penduduk biasa dan miskin tinggali.

Saat ini, wakil-Ketua “Red Cat”, Est-san, berjalan ke tempat itu sementara aku dan kedua gadis lainnya, yaitu Yuni, gadis berambut ponytail dan Yuri, gadis berambut keriting panjang, mengikutinya dari belakang.

Berbeda dengan distrik barusan, jalanan di distrik ini tidak terawatt dan kebanyakan orang terlihat lusuh dan kelaparan.

Akhirnya, kami menjauh dari jalan utama dan mulai memasuki gang-gang kecil. Setelah itu, pada saat kami berbelok, kami menemui jalan buntu.

Sisi gang ini tertutupi dinding bangunan, sementara di ujung jalan buntu itu, ada beberapa kardus kosong berukuran 1 meter.

Setelah memutarinya, ada tutup lubang besi buatan manusia di tanah, yang tidak bisa dilihat dari sisi lain dari kardus-kardus tadi.

…ini…(Touya)

Ini adalah tempat masuk terowongan yang sudah ada di Ibukota sejak dahulu kala. Ada banyak lubang seperti ini di ibukota.(Est)

Setelah membukanya, Est-san turun ke bawah tanah dan akupun mengikutinya turun ke bawah tahan melalui tangga. Tak lama kemudia kami akhirnya sampai di terowongan yang sangat luas.

Seperti dungeon saja …(Touya)

Walaupun di bawah tanah, tempat ini cukup terang. Sekitar 10 meter di atas kami, ada benda bercahaya yang direkatkan dengan tali.

Saat mengambilnya, ternyata benda itu seukuran baterai AAA silinder yang terbuat dari kaca dengan cairan dan batu di dalamnya. Batu itu lah yang membuatnya menerangi area sekitar.
(Shiro7D : kalo enggak tau, baterai AAA itu seukuran baterai Al*aline yang kecil)

Apa itu?(Touya)

Eh? Kamu tidak tahu apa itu? Itu batu sihir cahaya. Bukannya penduduk kota menggunakannya?(Yuni)

… Aku datang ke ibukota itu baru hari ini tahu. Aku ini datang dari daerah yang sangat jauh.(Touya)

Jadi ini batu sihir cahaya yang pemilik toko barusan katakan. Sepertinya, batu ini akan bercahaya kalau bersentuhan dengan air. Jadi itulah kenapa batu ini ditambang di malam hari pada saat hujan turun.

Kalau begitu, Kemungkinan besar lampu neon yang digunakan di papan nama toko sebelumnya menggunakan batu ini. Batu ini mungkin di masukan ke dalam pipa kaca Panjang sebelumnya. Jadi pada saat kita isikan air di dalamnya, lampu neon itu akan bercahaya.

Batu ini termasuk apa yang tidak dimiliki duniaku …

Sementara aku ditatap ragu Yuni, aku terus menelusuri terowongan.

Setelah berbelok arah, Est-san berhenti berjalan. Ia pun memegang pedang kecilnya, dan mulai menggores permukaan dinding. Pada saat aku berpikir itu memiliki suatu ritme tertentu… bagian dinding mulai bergerak layaknya pintu horizontal, dan membuat jalan baru. Pintu tersembunyi, yah?

Saat kami memasuki pintu tersebut, 2 lelaki yang berdiri di samping pintu menutupnya kembali. Ohhh! Jadi suara itu untuk memberi sinyal agar pintu bisa terbuka, yah? Mereka sangat berhati-hati.

Setelah menelusuri terowongan selama beberapa saat, kami pun sampai di sebuah rongga ruangan di mana terdapat banyak lelaki berbandana merah sedang duduk.

Setelah melihat kami, mereka langsung berdiri dan membungkuk kepada kami. Mereka mungkin anggota “Red Cat” yang sedang beristirahat.

Kami pun terus berjalan tanpa berbelok lagi, dan sampai di pintu besi berat yang dijaga oleh pria ber-armor merah yang memiliki tingginya lebih dari 2 meter.

Manusia raksasa… bukan, ia bukan manusia. Ia seekor golem. Ia memiliki bentuk yang persis dengan prajurit Jepang, tapi sendi dan celah armornya memperlihatkan kalau ia adalah mesin. Selain itu, matanya bersinar.

Ada 2 tanduk besar memanjang dari kedua sisi kepalanya. Tanduk itu sama dengan helm banteng yang diberikan komandan militer Kuroda Nagamasa ke Fukushima Masanori di jaman perang.

Ia “Akagane”, golem wakil-ketua kami.(Yuni)

Ucap Yuni sambil menoleh ke arahku. Namanya pun bahkan bergaya Jepang.
Sudah kuduga. Mungkin Dunia Kebalikan ini juga memiliki negara yang mirip dengan Ishen.

Prajurit merah “Akagane” membuka pintu besar itu dan menuntun kami ke dalam. Setelah kami semua masuk, ia menutupnya kembali. Golem itu pasti penjaga gerbang tempat ini.

Di balik pintu besar itu terdapat sebuah ruangan luas dengan berbagai benda yang berserakan di sekitar. Bagian atapnya memiliki sumber cahaya yang mirip dengan lampu pijar. Lampu itu pasti juga menggunakan batu sihir cahaya. Ternyata, pipa-pipa yang menempel di dinding itu digunakan untuk mengalirkan air minum.

Di tengah ruangan, tepatnya di atas meja, terdapat sebuah telepon dengan headphone dan juga beberapa sketsa rumah yang masih kasar. Ada juga benda yang mirip dengan kamera. Sungguh aneh rasanya untuk melihat kamera di dunia ini. Tempat ini pasti ruangan ketua.

Apa yang menjadi perhatianku adalah seorang gadis yang dengan joroknya duduk di kursi besar di depan meja tadi, mendengkur seenak jidat dengan wajahnya yang menghadap ke atas.

Siapa dia?(Touya)

… ketua kami, Nia-sama.(Yuri)

Yuri, gadis berambut keriting panjang menjawab pertanyaanku sambil memasang wajah yang kerepotan.

Ketuamu…? Jadi gadis ini ya ketua kelompok pembela kebenaran ini~?

Di balik ketua yang terus mendengkur itu…si wakil-ketua Est-san berjalan ke arahnya dan, dengan efek suara yang mantap, menampar wajahnya,.

Fubuoo!?(Nia)

Bataan! Ia dan kursinya roboh. Nia pun membuka mata mengantuknya dan melihat ke arah Est-san.

Gadis yang sepertinya seumuran denganku ini, berambut merah yang dimodel twintail. Ia memakai jaket merah dan celana pendek, yang menjadikan penampilannya kasar, tapi gaya pakaiannya ini membuatnya bisa bergerak dengan mudah.

Untuk apa kau melakukannya?! …. Hei, bukankah kau Est?(Nia)

Jangan tidur dengan wajah yang jorok! Hal itu tidak pantas bagi seorang gadis, Nia.(Est)

Halah, tidak masalah? Lagian tidak ada yang bisa melihatku melakuka…(Nia)


Saat ia mencoba mengelak, tatapannya tertuju padaku.

Orang ini siapa?(Nia)

Ia orang yang mungkin bisa menghilangkan kutukan profesor. Barusan kami bertemu di jalan dan akhirnya membawanya ke markas. Namanya adalah Mochizuki Touya.(Est)

Sungguhan?!(Nia)

Nia melompat dari kursinya dan berdiri.

Apa kau benar-benar bisa menghilangkannya? Walaupun kau ini memancarkan aura yang tidak bisa diandalkan sih…(Nia)

Kita tidak akan tahu sebelum aku melihatnya sendiri.(Touya)
Ya maaf kalau aku memancarkan aura tidak bisa diandalkan. Aku tersenyum pada Nia yang melihatiku dengan tatapan penuh kecurigaan.

Yah! Aku benar-benar tidak akan tahu tipe kutukannya tanpa melihatnya terlebih dahulu.

Yah, tidak masalah. Pokoknya, ayo cepat periksa profesor. Aku akan mengatakan ini sebelum semuanya terlambat, kalau kau berani melakukan hal yang aneh, kau akan membayarnya. Paham gak?!(Nia)

Sebuah chop pun mendarat di bagian kepala gadis yang sedang melotiku layaknya seorang berandalan.

Apa kau paham posisi kita saat ini? Paham kan? Kita ini yang memintanya melakukan sesuatu yang hampir mustahil, tahu? Bukankah aku sudah memberitahumu untuk berpikir dulu sebelum bertindak?(Est)

Sakit~! Sakit~! Pa-paham kok! Aku sudah paham! Jadi berhentilah…(Nia)

Duak! Duak! Si wakil-ketua Est mendaratkan beberapa chop pada kepala Nia tanpa ampun. Sedangkan gadis twintail merah itu, ia sudah menangis. Saat ini aku kesulitan memahami hubungan 2 orang di depanku.

Pokoknya, kami ingin kau memeriksanya terlebih dahulu. Tolong ikuti aku.(Est)

Setelah membuka pintu lain, kami memasuki terowongan sempit yang diujungnya ada pintu besi lain. Yuni dan Yuri ada di ruangan sebelumnya, jadi cuma aku, Est-san, dan Nia saja yang memasukinya.

Di dalam ruangan berukuran 12 tatami, seseorang sedang berbaring di atas kasur yang ada di samping dinding.

Ada anjing… atau serigala, yah? Ia memperhatikan kami yang baru memasuki ruangan.

Nia-dono, Est-dono, siapa orang itu?

Ia bisa bicara?!(Touya)

Ia berbicara dengan nada seorang lelaki. Apa ia binatang panggilan?!

Ia Mochizuki Touya-san. Ia mungkin bisa menghilangkan kutukan profesor. Touya-san, dia Fenrir. Dia ini anunya professor… golem orang yang terkena kutukan.(Est)

Golem?!(Touya)

Aku terkejut mendengar ucapan Est-san. Apa serigala ini sebuah golem? Dari luar ia persis dengan serigala asli … jadi di dunia ini ada juga golem yang bisa bicara, yah?!

Sungguhan?! Terima kasih. Masterku tidak akan bisa bepergian kalau tidak bangun-bangun.(Fenrir)

Golem serigala itu pun mengibas-ngibaskan ekornya dengan senang. Karena gerakannya seperti itu, ia presis dengan anjing asli.

…baiklah, aku akan memeriksa jenis kutukannya terlebih dahulu?(Touya)

Walaupun aku tertarik padanya, aku masih harus memeriksa kondisi gadis yang berbaring itu. kalau dilihat dari umurnya, sepertinya ia 20-an. Rambut perak panjangnya ada di dalam futon. Di atas meja yang ada di sisinya, terdapat sebuah kacamata bundar tebal. Mungkin benda itu miliknya. Karena ia dipanggil profesor, ia pasti terkenal.

Aliran sihirnya normal. Sepertinya kutukan ini bukan yang penyakit mental.

Kalau tidak salah ia koma karena sebuah artifak terkutuk, bukan?(Touya)

Aah, itu benar. Kutukan itu disebabkan efek kotak permata seorang bangsawan. Rupanya, siapapun yang membuka kotak itu akan terkena kutukan.(Fenrir)

Fenrir menjawab pertanyaanku.

Apa kalian masih memilikinya?(Touya)

Masih. Ini dia.(Est)

Est-san membuka sebuah lemari dan mengeluarkan kotak permata yang dihiasi perhiasan mewah. Kotak itu ditahan dengan tali agar tidak terbuka. Mungkin tali itu mencegahnya terbuka.

Setelah memintanya untuk menaruh kotak itu di atas meja, aku pun mengaktifkan sihir Analysis.

Analysis(Touya)

Hm…. mm, kotak ini diimbuhi kutukan tipe kelesuan. Untugnya kutukan ini tergolong simpel, tapi tetap mengkhawatirkan mengingat terbatasnya teknik penyembuhan di dunia ini. Kutukan ini akan membuat orangnya tidur sampai mati.

Jadi kutukannya diatur dengan mengucapkan password dan mengalirkan kekuatan sihir saat tertutup, yah? Kutukan anti-curi. Jadi daripada memakai kunci, mereka memakai kutukan, yah? Ada kemungkinan kalau bangsawan pemiliknya lah yang menaruh kutukan di dalamnya, jadi… yah, kalau level kutukannya sesimpel ini,, aku bisa menghilangkannya dengan “Recovery”.

Baiklah. Aku bisa menghilangkannya karena tidak terlalu parah.(Touya)

Sungguh?!(Nia)

Sambil melirik Nia, yang melihatku, aku mengkonsentrasikan kekuatan sihirku pada gadis yang berbaring di kasur itu.

Recovery.(Touya)

Ia pun terselubungi cahaya mengenakkan yang kemudian menghilang. Seharusnya dengan ini kutukan itu sudah hilang, tapi…

U…

Master! Ini aku. Bisa kah kau mendengarku?(Fenrir)

Uu? Fenrir? maaf, 5 menit lagi, ya…

Jangan tidur terusss!(Fenrir)

Gufuu?!

Fenrir menghantamkan dirinya sendiri dengan melompat ke atas futon gadis yang mencoba tidur kembali. Kelihatannya tidak masalah sih, tapi aku penasaran seberat apa golem itu. Suara retak yang disebabkan jatuhnya barang pun terdengar. Tulangnya mungkin akan hancur karenanya besi itu…

Ooh! Kau berhasil! Lumayan!(Nia)

Nia mengatakannya sambil menepuk punggungku. Sakit, tahu! Gadis ini pasti sama dengan Jendral Leon dari Belfast. Di samping itu, apa-apaan dengan kekuatannya ini?

Profesor yang telah bangung (sepertinya namanya adalah Erka Patrasche), berkata kalau ia ingin mengganti baju, jadi kami semua kembali ke ruangan ketua.

Setelah mendengar bahwa profesor telah bangun, Yuni dan Yuri yang dari tadi menunggu kami, menaruh tangannya di depan dada dengan ekspresi lega.

Kami sangat berterima kasih atas bantuanmu. Saatnya untuk membahas hadiahnya, tapi aku penasaran hadiah apa yang pantas untukmu?(Est)

Hmmm!? Menerima hadiah setelah menghilangkan penyakit…??? Aah! Apa aku mungkin akan menerima hadiah besar seperti kejadian pada Duke Ortlinde atau Raja Belfast? (Touya)

Belfast?(Est)

Aah tidak, hiraukan saja.(Touya)

Jawabku pada Est-san. Walaupun kalau dipikir-pikir lagi, penyebab kedua kejadian itu bukanlah karena kutukan sih.

Kalau tidak salah, di kasus Duke: aku menerima sejumlah uang dan sebuah medal, yang menjamin statusku, sementara di kasus Raja; sejumlah uang dan sebuah rumah besar.

Saat ini, aku enggan “menerima” sesuatu dari sekelompok pencuri.

Yah, untuk sekarang sih tidak ada…kurasa aku akan memikirkannya terlebih dahulu dan mengatakannya pada pertemuan kita selanjutnya.(Touya)

Akan tetapi, setelah ini kami akan berpindah ke tempat yang jauh, lho? (Yuni)

Eh? Begitu ya?(Touya)

Iya. Sebenarnya tujuan kami di sini adalah untuk memperbaiki golemku, jadi kami pun membuat markas kecil. Markas pusat kami berada di pegunungan yang ada di sebelah utara ibukota. Tempat itu sepertinya akan segera ditemukan para ksatria, jadi kami harus pindah.(Nia)

Yah, mereka kan kelompok pencuri pembela kebenaran, tapi mereka tetap lah kelompok kriminal. Akan berbahaya kalau mereka tertangkap. Selain itu, apa nia juga punya golem pribadi?

Asal kau tahu, ya, Professor Erka adalah sarjana golem kelas-1, dan aku memintanya untuk memperbaiki golemku. Tak peduli mau mencari di mana pun, hanya profesor lah yang disebut dengan “Ratu Perbaikan” atau “Guru”, yang bisa memperbaiki “Crown”. Tapi ternyata saat aku memintanya, profesor hanya bisa memperbaiki sebagian saja.(Nia)

Aku tidak begitu paham “Crown” yang dia maksud itu apa, tapi sepertinya ketua ini meminta Erka untuk memperbaiki golemnya. Nah, di saat mencari material itu lah, profesor mendapat kutukan kotak permata itu dan berakhir koma.

Yah, aku bisa menggunakan sihir pencarian. Aku bisa mencarimu dengan mudah kalau aku ingin melakukannya, jadi tidak masalah.(Touya)

…Apa saja yang bisa kau cari dengan sihirmu?(Est)

Aku hanya bisa mencari benda atau orang yang kuketahui. Itulah alasan kenapa aku tidak akan bisa mencari ibu Est-san walaupun kau memintaku. Tapi lain ceritanya kalau kau memiliki fotonya.(Touya)

Akan tetapi, jarak “Search” sangalah terbatas karena input peta dunia ini masih belum selesai. Hanya sampai daerah pinggiran ibukota. Tapi aku yakin bisa menyelesaikan peta ini dalam beberapa hari kalau memanggil beberapa ribu burung.

Hei, sepertinya kau tahu berbagai hal. Apa kau mau bergabung dengan “Red Cat”? (Nia)

Enggak.(Touya)

Cepatnya. Ayolah, tidak masalah bukan? Ah, kau juga harus mengajariku sihir. Yang bisa menghempaskan musuh dengan “JEDUARRR!*(Nia)

Ucap Nia sambil menggoncang-goncangkan tanganku. Sial! Menjengkelkan sekali.

Berbicara tentang sihir, kau tidak akan bisa mempelajarinya kecuali memiliki bakat dalam tipe sihirnya. Karena itu lah ada beberapa orang yang tidak bisa mempelajarinya tak peduli sebesar apapun usahanya.(Touya)

Baiklah, ayo periksa apakah aku punya “bakat” itu atau tidak. Kalau ternyata tidak punya, aku akan menyerah.(Nia)

Lain kali saja.(Touya)

Karena di dunia ini sihir tidak begitu berkembang, aku tidak tahu apakah mengajari sihir pada sekelompok pencuri adalah hal yang bagus, walau mereka mengaku sebagai “Pencuri Pembela Kebenaran”.

Eeh~, kok gitu?! Pelitnya~! Ajari kami sihir~! SIHIR~! Kau tidak akan rugi apa-apa, kan. ~Ow! Sakit oi!(Nia)

Sebuah chop pun sekali lagi mendarat dengan mulus di atas kepalanya yang menarik-narik tanganku dengan kencang.

Kau benar-benar tidak memperhatikan ucapanku, yah? Aku mengatakan “Bersikaplah yang pantas sesuai dengan jabatanmu”, tidakkah kau setuju? Karena kau seperti ini tanpa memperhatikan akibatnya lah aku memperbaiki “Rouge”.(Est)

Aku akan bertambah kuat kalau bisa menggunakan sihir, bukan? Kalau memang seperti itu, aku tidak akan membuat masalah lagi. Oleh karena itu, ajari aku sihir, Touya!(Nia)

Nia pun menarik-narik tanganku lagi. Saat Est-san bersiap-siap untuk meng-chop-nya lagi, pintu ruangan tiba-tiba terbuka.

Kalian semua sedang membahas sesuatu yang menarik, bukan? Aku juga ingin bergabung.(Erka)

Saat menoleh, aku melihat golem tipe serigala, Fenrir dan Erka yang baru saja sembuh dari kutukannya. Tunggu, apa dia benar-benar Erka?

Penampilannya sangat menyedihkan. Ia memakai jubah puith lusuh sementara rambut peraknya tidak beraturan. Yang memperparahnya adalah, ia memakai kacamata bundar yang persis dengan bagian bawah botol susu. Secara pribadi, penampilannya tidak begitu buruk. Bukankah akan lebih baik kalau ia menjaga penampilannya?

Sekali lagi, izinkan aku untuk memperkenalkan diri. Namaku Erka Patrasche. Aku adalah seorang sarjana golem. Terima kasih karena telah membantuku.(Erka)

Aku Mochizuki Touya. Sama-sama.(Touya)

Erka pun membungkukkan kepalanya. Sejujurnya, aku melakukannya untuk memuaskan rasa penasaranku, jadi ini bukan masalah yang patut dibesar-besarkan.

Yah, aku senang kau menyembuhkan profesor. Nah sekarang aku penasaran, apa kau juga akan memperbaiki Rouge? (Nia)

Aku sudah mengatakan ini, bukan? Pikir dulu sebelum ngomong,
goblok …!!!  Berhentilah mengatakannya seakan-akan hal itu akan terjadi setelah ia menyembuhkan profesor!
(Est)

SAAAKIIITTT~!(Nia)

Sekali lagi, chop Est-san mendarat.
Sudah berapa kali kau memukulnya, Est-san?

Melihat pemandangan ini, Erka mulai berbiara.

Jumlah material mentahnya tidak cukup. Dan di antara material itu, terdapat Orichalcum, yang merupakan emas surgawi sangat sulit di dapatkan. Seseorang seperti Raja seharusnya punya, tapi ya…(Erka)

Yah, jika ia adalah seorang Raja tiran, kami akan tidak akan ragu mencurinya tanpa ampun.(Est)

Apa katamu!? Apa kita harus mencari informasi tempat di mana kita bisa mendapatkannya lagi?(Nia)

Badan! Nia pun berlutut di atas meja ruangan ini.

Kalau cuma Orichalcum, aku punya kok.(Touya)

Saat aku mengatakannya, Nia langsung melompat dari meja dan menatapku.

Kau punya… emas surgawi?(Nia)

Punya. Mau lihat.(Touya)

Setelah membuka “Storage”, aku mengeluarkan batangan Orichalcum dan menaruhnya di atas meja. Erka mengambilnya, mengeluarkan benda panjang tertentu, lalu memukulnya. Sancho-san juga memiliki benda itu.

Apa itu artifak sihir yang bisa memberitahu komposisi bijih besi?

Asli… ini baru pertama kalinya aku melihat Orichalcum dengan tingkat kemurnian setinggi ini… Apa kau juga punya Adamantine atau Hihiirokane?(Erka)

Punya, tapi jumlahnya lebih sedikit dari Orichalcum. Yah, setidaknya punya lah.(Touya)

Sama seperti sebelumnya, aku mengeluarkan batangan Adamantine dan Hihiirokane dari “Storage”. Erka pun mengkonfirmasi bahwa batangan itu asli.

Touya-san, mungkin ini kurang sopan, tapi maukah kau menjualnya? Kami akan membayarmu dengan harga yang pantas.(Est)

Tidak masalah. Kalau cuma segini sih tidak apa-apa.(Touya)

Hei, anak bangsawan mana sih kau ini…?(Nia)

Bukan anak bangsawan, tapi Raja. Tanpa mengatakannya, aku mengalihkannya dengan tertawa.

Pokoknya, dengan ini aku bisa memperbaiki “Rouge”. Kalau aku punya waktu 1 har——— (Erka)

Ga-gawat!

Pintu yang dijaga Akagane terbuka dan seorang pemuda masuk ke dalam. Ia adalah pemuda dengan bandana merah. Nafasnya tidak beraturan, dan keringatnya mengucur deras. Sepertinya ia berlari ke mari dengan sekuat tenaga.

Markas utama kita sedang diserang! Para ksatria dengan ribuan pasukan sedang menuju ke sana…!

APAAA?!(Nia)

Kita telah mengirim utusan ke sana. Apa ia tertangkap…?(Est)

Ekspresi Nia langsung berubah, sepertinya informasi keberadaan markas mereka bocor.

Sial! Rouge tidak bisa digunakan… kita seharusnya bisa menyelamatkan mereka dengan hanya Akagane… Apa yang harus kita lakukan, Est?(Nia)

Walau kita pergi, aku tidak tahu masih sempat atau tidak… Pilihan terbaik saat ini adalah pergi dari sini dan meninggalkan mereka, tapi… (Est)

Kau pikir aku akan melalukannya! “Red Cat” tidak akan pernah meninggalkan rekannya!(Nia)

DANN! Nia memukul meja. Jadi ia menganggap mereka sebagai rekan, yah. Yah, kalau ia tidak punya pikiran seperti itu, ia tidak layak menjadi ketua.

Apa aku boleh membantu?(Touya)

Ah?!(Nia)

Jangan melototiku. Walau aku tahu kenapa hal itu terjadi, sih.

Map Display. Daerah pinggiran ibukota Alen.(Touya)

Displaying

Uooo?!(Nia)

Melihat proyeksi peta di udara, Nia dan lainnya terkejut.

Hmmm. Seperti yang kuduga. Tempat yang muncul di peta adalah tempat yang sudah kulihat saat menuju ke mari dengan “Fly”. Dulu, di dunia asli (yang lain), Kami-sama lah yang mengisikannya bagiku. Tapi sekarang mustahil bagiku untuk memintanya melakukan hal itu lagi. Mau bagaimana lagi.

Aku bisa menggunakan sihir transisi yang membuatku bisa pergi ke tempat yang sudah kukunjungi. Ini pertama kali nya aku pergi ke ibukota, jadi aku tidak bisa pergi ke mana-mana secara bebas kecuali di tempat yang muncul di sana(Touya)

Sihir transisi…!? Apa itu artinya kau bisa berpindah ke tempat yang ada di peta itu? Berapa banyak yang bisa kau bawa?(Est)

Kau bisa mengatakan kalau aku bisa membawa semua orang. Dulu aku pernah memindahkan 100 orang pada saat yang sama.(Touya)

Yuni! Kumpulkan semua anggota ke tempat keluar! Bersiaplah untuk bertempur!(Est)

R-Roger!(Yuni)

Yuni menjawab ucapan wakil-ketua Est-san dan mulai berlari ke terowongan yang terhubung ke tempat masuk dan keluar dengan sekuat tenaga.

Kau bisa melakukan apapun, yah?… Apa kau yakin bahwa kau bukan “Crown” tipe manusia?(Nia)

“Crown”?(Touya)

Golem yang termasuk “Crown”. Mereka adalah mesin kuno, yakni tipe warisan, yang memiliki berbagai kemampuan special yang sangat kuat. Mereka adalah golem terkuat di dunia ini.(Erka)

Ucap Erka. Jadi golem seperti itu juga ada, yah? Sementara aku merenung,
Est-san menambahkan secuil informasi lain.

Sebenarnya, golem Nia, yakni “Blood Rouge”, termasuk “Crown”, tapi ia tidak bisa bergerak setelah bertempur melawan “Crown” lain(Est)

Serangan mendadak mengalahkannya… “Ungu” sialan! Lain kali, golemku tidak akan kalah.(Nia)

Aku tidak begitu paham, tapi sepertinya ia sedang membicarakan perselisihan pribadi.

Aku ingin melihat “Crown”, tapi kurasa sekarang bukanlah waktu yang tepat.

Wakil-ketua! Semua anggota sudah berkumpul!(Yuni)

Kepala Yuni terlihat dari pintu dan berteriak. Est-san pun keluar ruangan. Ada 2 barisan anggota “Red Cat” yang menghadap ke mari dan menunggu perintah.

Divisi pertama akan menunggu di sini! Divisi kedua akan ikut bersama kami untuk menyelamatkan markas utama! Kita akan langsung pergi ke sana melalui sihir transisi, jadi pastikan kalau kalian siap untuk langsung bertempur!(Est)

Haaa! !

Setelah kembali lagi ke dalam, Est-san melihat proyeksi peta dan menunjuk satu tempat.

Bisa kah kau memindahkan kami ke pegunungan bagian utara?(Est)

Bisa. Apa divisi itu yang akan ikut bersama kita?(Touya)

Berdasarkan diskusi barusan, yang akan ikut adalah anggota divisi kedua, Nia, Est, Yuri, Yuni, Erka, dan golem Fenrir dan Akagane, bukan?

Tidak, professor dan Fenrir tetap di sini. Sejujurnya aku ingin Nia tetap berada di sini, tapi…(Est)

AKU AKAN PERGI.(Nia)

Ucap Nia sambil bernafas dengan berat dan mengepalkan tangannya.

Aku tidak yakin kalau kau yang tanpa Rouge akan berguna.(Est)

Kasarnya! Aku ini berguna tahu?! Aku cukup kuat walau tanpa Rouge!(Nia)

Ah, masak? Kau ini kecil lho. Yah, tidak masalah untuk membantu saat keadaan menjadi berbahaya, tapi aku benar-benar tidak mau dianggap sebagai rekan kelompok pencuri.

Menjadi buronan di Dunia Kebalikan itu agak… walaupun aku bisa melarikan diri ke dunia utama, sih.. tapi mendapat reputasi buruk itu adalah sesuatu yang tidak kuinginkan. Kurasa aku tidak punya pilihan lain kecuali menyiapkan diri untuk tidak dikenal lawan.

Omong-omong, aku juga tidak bisa membunuh lawan mereka, yang bukan orang jahat. Kalau saja aku bisa membuat anggota “Red Cat” untuk kabur dari markas dengan memutari para ksatria… Hm, bukankah hal itu mungkin, yah?

Map display. Warnai anggota ksatria dengan warna biru dan Red Cat dengan warna merah.(Touya)

Displaying.

Uoo! Apa maksud titik-titik itu?(Nia)

Nia terkejut saat melihat titik-titik merah dan biru yang muncul di sekitar markas dekat hutan. Titik-titik merah mulai dikepung titik-titik biru.

Yang biru itu anggota ksatria, sementara yang merah anggota “Red Cat”. Sepertinya belum dimulai, tapi anggotamu sudah dikepung. Haruskah aku melakukannya kalau situasinya sudah seperti ini…?(Touya)

Apa maksudmu?(Est)

Aku pun menjawab pertanyaan Est-san.

Kalian semua, apa tidak masalah untuk meninggalkan markas itu agar anggota kalian bisa selamat? Bukannya kalian memang berencana meninggalkannya?(Touya)

Eh? Begitulah, akan buruk jadinya kalau informasi kami bocor, tapi markas itu tidak terlalu penting. Apa yang inigin kau lakukan?(Est)

Aku akan masuk ke sana dan memindahkan semua anggota ke mari. Setelah itu selesai, aku berpikir untuk menghancurkan markas itu.(Touya)

Dengan itu, semuanya akan selesai tanpa adanya pertempuran melawan para ksatria. Aku penasaran kenapa tidak dari tadi mikir seperti ini sih? aku pasti punya kecenderungan menyelesaikan sesuatu dengan pertempuran. Karena akhir-akhir ini, aku selalu menyelesaikan semua masalah dengan tangan besi…

Apa kau benar-benar bisa melakukannya?(Est)

Itu mudah. Akan tetapi, aku butuh seseorang untuk pergi ke sana dan menjelaskan situasinya pada anggota kalian karena kupikir mereka tidak akan percaya ucaanku. (Touya)

AKU IKUT!(Nia)

Nia mengacungkan tangannya. Aku tidak keberatan kalau yang ikut adalah ketuanya, tapi apa ini tidak masalah?

Saat aku melirik Est-san, ia menghela nafas, dan memerintah golem Akagane yang ada di sampingnya.

Akagane, pergilah bersama Nia. Kuperitahkan kau untuk menjaganya.(Est)

GIGI! Ia mengangguk. Apa ia berbeda dengan Fenrir, ia tidak bisa bicara, yah? Atau apa ia tidak mau melakukannya? Mungkin bagi golem tidak bicara itu hal yang normal.

Baiklah, tidak masalah. Selain itu, akan lebih baik kalau kita cepat-cepat pergi dan menyelesaikan ini semua. Akan merepotkan jadinya kalau kami pergi setelah pertempuran dimulai.

Gate.(Touya)

Membiarkan Nia yang melongo melihat apa yang terbuka di depannya, Akagane memasuki “Gate” yang ada di tengah-tengah ruangan. Apa ia berhati-hati dan mengkonfirmasi keamanan sihir ini? Setelah ia masuk, Nia pun melompat ke dalamnya.

Baiklah, kami berangkat. Kami pasti akan menyelamatkan semuanya.(Touya)

Terima kasih banyak.(Est)

Setelah melihat Est-san membungkukkan diri, aku juga memasuki gate, dan sampai di sebuah hutan.

Nia dan Akagane melihat-lihat sekitar. Ia sedang berhati-hati.

Baiklah, mana jalan menuju ke markas?(Touya)

Ah, aah. Ke sini.(Nia)

Kami pun mulai berjalan saat Nia memandu. Tak lama kemudian, Nia menunjuk suatu tempat di sebelah gunung.

Lihat. Yang itu, seharusnya dari sini sudah kelihatan.(Nia)

Eh?(Touya)

Di tempat yang ditunjuknya, aku tidak bisa melihat apapun kecuali pepohonan. Saat aku mengaktifkan “Long Sense”, aku bisa melihat sebuah benteng yang dibuat dari kayu, tersembunyi di balik pepohonan. Aah, jadi mereka menutupinya seperti ini, yah? Markas mereka tidak akan bisa dilihat dengan mudah.

Daripada sulit dilihat, seharusnya mustahil dilihat kalau jaraknya sejauh ini.

Baiklah, karena aku bisa melihatnya, aku bisa berpindah ke sana. Ayo!(Touya)

Ah?(Nia)

Teleport!(Touya)

Sambil memegang tangan Nia dan Akagane, aku pun berpindah ke dalam benteng yang dibuat dari kayu itu.
(Ramune: Author isesuma cenderung mengulang-ulang kata yang sudah ditulis.)

Para anggota langsung menghunus pedangnya saat melihat kemunculan mendadak kami, tapi mereka terlihat lega setelah melihat seseorang yang dikenal.

Ketua!? A-apa yang kau lakukan di sini?!

Oh, ooh. Apa semuanya baik-baik saja?

Walalupun terkejut karena berubahnya sekitar, Nia tetap menyapa mereka. Setelah mendengar semuanya, para anggota yang ada di dalam markas keluar satu persatu.

Kumpulkan semuanya. OI SEMUANYA!!!. Kita akan kabur dari sini. Tempat ini akan dihancurkan(Nia)

Mendengar perintah sang ketua, semuanya langsung masuk ke dalam “Gate” yang kubuka.

Mereka semua berpindah ke dalam terowongan bawah kota kecuali Nia dan Akagane. Untuk berjaga-jaga, aku memastikan kalau tidak ada satu pun yang tertinggal dengan aplikasi peta. Sedikit demi sedikit, titik-titik biru terlihat semakin mendekat.

Uups. Para ksatria mulai bergerak.. Haruskah kita menghancurkan tempat ini sebelum mereka sampai ke mari? Nia dan Akagane, kembalilah ke Est-san.
Ini lah saatnya kita berpisah.
(Touya)

”Berpisah”, katamu? Apa maksudmu?(Nia)

Aku punya banyak hal yang harus kulakukan, tahu. Dan besok, aku harus pulang. Aku akan meminta hadiahnya dalam pertemuan kita selanjutnya, jadi mohon bantuannya, yah.(Touya)

Mungkin akan datang waktu di mana aku membutuhkan kekuatan mereka. Sepertinya “Red Cat” sangat terkenal, dan membantu mereka tidak merugikanku.

…baiklah. Makasih ya! Terima kasih karena telah membantu kami! Kalau kita ketemu lagi, aku akan menunjukkan golemku. Ia sangat keren lho!(Nia)

Aku akan menantikannya. Kalau begitu, aku juga akan menunjukkan FrameGear-ku, golem raksasa yang dikendalikan manusia.(Touya)

Hahaa! Apa-apaan itu?(Nia)

Nia tertawa. Ia mungkin berpikir kalau ucapanku cuma guyonan. Seharusnya aku bisa mengeluarkannya di dunia ini kalau menyimpannya di “Storage” terlebih dahulu. Sepertinya kalau sampai terlihat, FrameGear akan membuat kehebohan.

Baiklah. Jangan lupa untuk mengajari aku sihir lho ya. Sampai jumpa, Touya!(Nia)

Iya. Sampai jumpa. Sampaikan salamku pada semuanya.(Touya)

Nia dan Akagane pun masuk ke dalam “Gate”, yang artinya dipindahkan. Baiklah. Haruskah aku menyelesaikannya sekarang juga? Tapi kurasa sayang rasanya menghancurkan benteng ini.

Aku mengaktifkan “Invisible” dan terbang ke atas langit dengan “Fly”. Setelah melihat benteng itu dari atas, aku mengktifkan sihir ledakan yang penuh gaya.

Ya elemen Api! Buatlah ledakan raksasa api suci! Mega explosion!(Touya)

Sebuah ledakan besar pun terlihat bersamaan dengan suara menggelegar, yang menghancurkan seluruh benteng dan isinya. Tidak hanya benteng saja, sebagian gunungnya juga hancur. Apa aku terlalu berlebihan, yah?

Para ksatria terlihat was-was dan mengerubungi benteng itu. Yah, di sana tidak ada mayat sama sekali, jadi mereka pasti tahu kalau mereka kabur.

***

Dari tadi aku berputar-putar terus, yah? Tapi tetap saja, perbuatanku bisa dibilang pengalihan yang produktif dari tujuan sebenarnya kedatanganku ke dunia ini.

Mesin persis robot yang Palerius tulis di bukunya. Tidak salah lagi, robot itu adalah golem dari dunia ini.

Para golem yang dibuat di dunia ini melintasi dunia dengan cara misterius. Mereka sampai ke… dunia kami. Pada saat itu lah Palerius bertemu dengan mereka. Apa itu petunjuk yang mengindikasikan bahwa “cara melintasi dunia” telah diajarkan padanya?

“Golem yang bisa bicara”. Bisa saja. Tebakanku adalah, mungkin yang memperbaiki barir dunia adalah golem.

Telah dikatakan bahwa golem, yang ada dalam kategori “Warisan”, memiliki kemampuan yang mirip sihir. Terlebih lagi, tipe “Crown” memiliki kemampuan yang lebih hebat.

Kalau aku berasumsi bahwa golem “Crown” lah yang datang dan memperbaiki barir dunia 5000 tahun yang lalu, maka…

Walaupun cuma sekedar asumsi, sih.(Touya)

Hari mulai gelap. Kurasa aku harus melakukan sesuatu sebelum pagi datang.

Aku mendarat di hutan setelah menjauh dari benteng barusan, lalu menon-aktifkan “Invisible”.

Setelah menggambar lingkaran sihir, aku memanggil beberapa ribu burung makhluk panggilanku, dan menerbangkan mereka ke langit. Mereka kupanggil untuk mengisi data peta dan mencari tempat yang tidak didekati orang.

Aku harus mencari tempat yang bisa ditempatkan gerbang antar dimensi di dunia ini. Walau kurasa penambahan data petanya tidak akan terlalu jauh karena waktunya hanya sampai pagi, sih.

Sebenarnya bisa di hutan ini kalau aku menggunakan barir seperti di pulau Palerius. Akan tetapi, tempat itu tidak akan aman dari orang yang memeriksa tempat ini karena mengira keganjilan barir itu sebuah masalah. Mungkin akan lebih aman kalau menaruhnya di tempat yang jauh dari kota, yakni di perbatasan.

Setelah melihat mereka terbang, aku terbang dengan “Fly” tanpa berpikir ke mana aku harus pergi. Akhirnya, malam datang, dan semuanya menjadi gelap.
(Ramune: Au ah, gelap…)

Malam tanpa adanya bulan, tapi jarak pandangku tetap sama. Apa ini juga efek dari kekuatan surgawi?

Aku sampai bisa melihat lampu jalanan yang ada di balik jarak pandangku. Daripada dikatakan bisa melihatnya…aku….bukankah aku bisa melihat terlalu banyak?

Apa itu…? (Touya)

*Ting-ting* cahaya lampu neon terlihat. Cahaya itu bersinar di mana-mana, membuat mataku sakit. Apa-apaan kota penuh cahaya yang kulihat ini? Kota ini terlalu bercahaya sampai kau bisa salah mengiranya sebagai taman bermain.

Kasi— no… Kasino? Apa itu Kasino?(Touya)

Tulisan besar yang terpampang di papan nama menjawab semua pertanyaanku. Dengan kata lain, aku berada di kota kasino.

Baiklah, apa yang harus kulakukan? Aku tidak punya pengalaman dalam berjudi. Aku masyarakat biasa, jadi hal ini sudah lazim. Hukum di dunia ini cuma sedikit, jadi mungkin aku harus berpikir bahwa aku tidak punya kesempatan untuk berjudi.

Bukannya aku tidak tertarik lho ya. Maksudku adalah aku sedikit tertarik.

Uangku banyak, dan…semuanya adalah pengalaman, kan?

Baiklah, haruskah aku mencobanya?!(Touya)

Saat dadaku terisi dengan ekspektasi….aku mulai berjalan ke dalam kota kasino.

***

…judi sangat mengerikan…(Touya)

Aku memainkan berbagai permainan sampai pagi, dan berakhir dengan bangkrut total.

Sebenarnya aku bisa melakukan sesuatu dengan sihir, tapi seperti yang kuduga, mustahil untuk melakukannya di tempat seperti itu. Akhirnya aku pun berakhir dengan keadaan yang menyedihkan ini.

Sepertinya aku tidak berbakat dalam berjudi.

Tapi setidaknya aku pernah menang 1x…(Touya)

Aku bertaruh besar untuk mendapat kembali semua uangku, tapi hal itu malah membuatku semakin kalah.

Hadeh…..”. Aku menghela nafas sejenak.

Baiklah, aku harus kembali melalui alam para dewa…. Aku harus memberikan Kami-sama oleh-oleh.(Touya)

Aku pun membuka “Gate” ke alam para dewa untuk kembali ke dunia asalku.

(Shiro7D : Akhirnya selesai… Panjang banget kamp*et)

Sebelumnya || Daftar Chapter  || Selanjutnya

8 comments:

  1. lanjut min masih ane pantau kok. ... :D

    ReplyDelete
  2. Wkwkwk akhirnya Touya kalah juga .walau cuman judi

    ReplyDelete
  3. Gak punya lucky/kebruntungan sih, mau punya banyak duit juga masih tetep ampas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keberuntungan Touya gede banget loh
      Cuma kayaknya gk berpengaruh di hal2 berbau judi

      Delete