Monday 19 August 2019

Maseki Gurume Chapter 4


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu

2/2
padahal gw udah setor nih chapter ke shiro sejak senin pagi, tapi belum dipos juga sama shiro '3'
semoga bisa rilis chapter lagi hari ini... tergantung mood sih sebenarnya.
==================================================================

Chapter 4 :
Beberapa Waktu Kemudian


[Haah.... haah...]

Saat ini aku sedang melakukan latihan mengayun pedang rutinku.
Karena sebentar lagi aku akan berusia lima tahun, akhirnya aku mendapat undangan untu menghadiri sebuah pesta.


Meski aku menyebutnya pesta, sebenarnya itu hanya perkumpulan beberapa  bangsawan yang tinggal di dekat ibukota dan membawa anak-anak mereka untuk saling diperkenalkan.

Aku dan Grint akan menghadiri pesta tersebut.
Alasan kenapa Grint yang berusia tiga tahun juga ikut menghadirinya adalah karena akan lebih praktis untuk melakukan debutnya sekaligus bersamaku.
Ayah berpendapat bahwa Grint harus memulai debutnya kepada masyarakat saat dia berumur lima tahun, tapi Bu Alma menolaknya.

---dan tentu saja alasannya adalah :
[Kita punya dua anak yang luar biasa, terutama Grint yang memiliki bakat luar biasa sebagai Holy Knight, bukankah lebih baik jika kita juga membawanya?

Intinya, dia hanya ingin menggunakanku sebagai permbanding agar adikku bisa lebih terlihat mencolok.
Dan tentu saja ayahku menyetujuinya.
Beberapa saat setelah itu, ibuku datang untuk meminta maaf padaku. Padahal itu bukan salahnya.

[Haah... dan.... seribu!]

Latihan yang kumulai bersama ayah saat aku berumur empat tahun sekarang lebih tepat disebut sebagai latihan sendiri. Saat ini aku telah melakukan seribu ayunan pedang.
Mungkin kalian berpikir bahwa mustahil melakukan seribu ayunan pedang untuk anak seumuranku, kan? Yah, memang benar sih, itulah sebabnya aku menggunakan pedang kayu yang dibuat khusus agar menjadi sangat ringan.

Lalu, apa yang terjadi dengan skill pengurai racunku? Yah, untuk saat ini aku benar-benar berhenti memikirkannya. Aku hanya melakukannya dengan berusaha keras.

[Wah, kerja bagus, Ain.]

[Ibu! Apa daritadi ibu melihatku?]
Satu-satunya kenyamanan dalam hidupku saat ini adalah ibuku.

[Iya, aku telah memperhatikanmu sejak tadi. Ayunan pedangmu sudah terlihat semakin indah.]

[Aku sangat senang jika hasil latihanku ternyata membuahkan hasil.]

[... Dimana ayahmu?]

[Ayah... sepertinya sedang latihan bersama Grint.].

Akhir-akhir ini ayahku sudah tidak pernah datang melihat latihanku. Itulah sebabnya aku berlatih sendirian.
Akhir-akhir ini ayah sedang mengawasi latihan adikku... meski seharusnya dia masih belum bisa latihan, ayah telah memberi contoh tentang bagaimana cara memegang pedang atau cara memasang kuda-kuda padanya.

[Orang itu... menelantarkan anak pertamanya seperti ini...]

Tapi tak masalah, soalnya hal yang dilakukannya itu akan membuat ibu tidak akur dengannya.... itu bagus buatku.
[Tlnote : dasar mothercon  ¯\_(ツ)_/¯ ]

[Sebagai anak tertua, aku bisa berlatih sendiri, jadi ayah bisa mengawasi Grint]

[Kau memang benar-benar anak yang baik, Ain...]

[I-Ibu... aku tak bisa bernafas.]

Aku sangat senang karena dipeluk oleh ibuku, tapi aku juga perlu bernafas.

[Oh, maafkan aku Ain.... Jadi, apa latihanmu hari ini sudah selesai?]

[Sudah!]

[Benarkah? Kalau begitu, aku ingin pergi belanja... Ksatriaku, maukah kau mengawalku?]

[Dengan senang hati aku akan mengawalmu, bu!]

[Fufu... terima kasih, ksatriaku yang manis.]

Aku harus menjaga ibu saat ibu sedang belanja.
Serahkan saja padaku, bu. Aku tak akan membiarkan siapapun menyentuhmu meski itu adalah ayahku sekalipun!

[Olivia-san? Jika kau mau pergi belanja.... Oh, kau ada di sini, ya...]

[...Ibu mertua...]

Dan datanglah orang yang kubenci nomor 2.
Ibu ayahku, Isis. Meski aku sependapat jika dia adalah wanita yang cantik saat dia masih muda dulu, aku tetap tak bisa menyukainya.
Dia juga adalah orang kedua yang sangat mencintai Grint dan beranggapan bahwa aku adalah penghalang. Omong-omong yang pertama adalah Alma.

[Apa kau akan pergi ke suatu tempat, Ain? Aneh sekali... Adikmu Grint sedang berlatih keras tapi kau sudah selesai? Karena kau kurang berbakat, bukankah harusnya kau berlatih berkali-kali lipat lebih keras darinya?]

[Maafkan aku jika aku membuatmu khawatir, nek. Aku sudah memulai latihan rutinku lebih pagi. Jadi agar aku tidak cedera, kurasa sudah waktunya aku selesai latihan.]

[Oh maaf kalau begitu, seharinya aku tidak membuat Grint sebagai standar untuk membandingkannya denganmu.]

Setiap kali dia membuka mulutnya, yang keluar hanya kata-kata beracun.
Apa kau mau aku bantu untuk menetralisirnya? Skill-ku punya EX, loh! Harusnya kau tak memandang remeh skill pemberian Dewa ini!

[Ah, tidak apa-apa... Terima kasih atas sarannya.]

[Tak masalah. Segagal apapun dirimu, kau pasti akan membantu kepala keluarga ini sebagai ajudannya di masa depan, jadi aku hanya mengatakan apa yang kurasa perlu.]

Sudah berapa kali aku mendengar hal itu, sepertinya di pikirannya, aku sudah tidak pantas untuk mewarisi keluarga ini.
Yah, sudah pasti. Soalnya biasanya Holy Knight adalah protagonis dalam cerita.

[I-Ibu mertua... apa ada yang bisa kubantu?]

[Oh, iya, Olivia-san, bisakah kau membelikanku teh? Aku lebih percaya dengan pendapatmu daripada para pedagang itu.]

[Baiklah, aku akan membelikannya untukmu.]

[Terima kasih, oh iya, soal acara yang akan dilakukan sebentar lagi...]

[Ya?]

[Aku dan Logas telah resmi memutuskan untuk mengumumkan Grint sebagai pewaris resmi keluarga ini.]

[...Begitu, ya.]

[Ya. Jadi tolong bersikaplah sebagaimana messtinya. Yah, hati-hati di jalan.]

Begitu ya. Jadi itu alasan kenapa ayah lebih banyak meluangkan waktu bersama Alma akhir-akhir ini, masuk akal juga. Pengumuman resmi memang memiliki banyak keuntungan. Itu akan membuatmu lebih mudah mencari tunangan dan membuat posisimu sebagai kepala keluarga selanjutnya lebih jelas. Satu-satunya kekurangannya adalah membuat ibuku menjadi sedih.

[Bu, ayo kita pergi.]

[Ain... tapi...]

[Itu tak masalah selama aku masih bisa melindungi ibu. Tidak bisa melakukan itu malah menjadi hal terburuk bagiku.]

[Ma-Maaf...kan aku... maaf.]

Meski kau bilang begitu. Ini adalah perasaanku yang sebenarnya. Aku mengerti kalau mother complex milikku ini sudah semakin parah, tapi aku sama sekali tak mau mengubahnya. Apalagi akhir-akhir ini ayah lebih sering bersama Alma saat malam hari, jadi hal ini sangat bagus buatku. Kalau begitu, ayo kita segera pergi, Bu! Aku sudah tak sabar ingin belanja berdua bersamamu. (Meskipun ada pengawal yang ikut bersama kita)

[O-Oh iya, Ain. Benda yang kupesan akhirnya sudah selesai.]

[Benda yang ibu pesan?]

[Ya. Apa kau ingat betapa inginnya kau mendapatkan benda ini?]

[Ibu... I-Ini kan...]

NamaAin Roundheart
JobTidak ada, Putra pertama keluarga Roundheart
Level2
HP55
MP41
Attack22
Defense21
Agility25
SkillToxic Decomposition EX , Automatic HP Recovery, The Gift of Training

[Woah! Ini statusku! Keren!]

[Fufu... Selamat ya, Ain. Tidak sia-sia aku menyuruh mereka segera mengantarkannya. Maaf karena kau harus menunggu lama. Tapi mereka harus berhati-hati agar tidak ada kesalahan karena ini dibuat untuk anggota keluarga bangsawan.]

[Tak masalah. Terima kasih... hmmm... apa aku sebelumnya memang punya Automatic HP Recovery?]

[Oh soal itu... kurasa kau mewarisinya dariku. Anak-anak biasanya bisa mewarisi satu skill dari orang tuanya.]

[Begitu ya... Aku terkejut karena kupikir aku hanya memiliki Toxic Decomposition EX]

[Ada beberapa skill yang tak akan muncul kecuali kau sudah tumbuh dewasa seperti skill yang diwariskan. Omong-omong, skill ini bisa memulihkan 1% HP setiap 5 menit.]

Oh, jadi begitu ya...
Awalnya aku mengira kalau ini juga sebuah cheat. Tapi kalau hanya 1% setiap 5 menit sih... Tunggu, sepertinya memang cukup kuat deh.

Aku tidak begitu yakin berapa jumlah rata-rata yang dimiliki oleh anak berusia lima tahun, bagaimana ini? Aku tidak begitu paham tentang status ini.
...Tapi sepertinya ibu mengerti tentang apa yang sedang kupikirkan.



[Dengar ya Ain, HP adalah inti dari hidup, jadi jika HP mu menjadi 0, maka kau akan mati. Untuk anak berusia lima tahun, selain HP dan MP, kurasa semua statusnya adalah sekitar 10.]

[Kalau begitu aku...]

[Ya. Kau diatas rata-rata. Selamat ya, Ain.]

[Te-Terima kasih.]

Aku hampir saja terbuai oleh pujian Ibu.
Seperti yang kuduga sebelumnya, dibanding anak rata-rata seusiaku, bakatku jauh lebih tinggi dibanding mereka.
Syukurlah.

[Hmm... The Gift of Training? Apa ini?]

[Ya! Itulah yang membuatku bangga padamu!]

[Apa maksud ibu?]

[Skill ini hanya bisa didapatkan oleh seseorang yang melakukan sesuatu secara berulang-ulang dengan seluruh hati dan jiwa mereka hingga mereka diakui oleh dunia... Meskipun kau masih anak-anak, tapi Dewa telah mengakui jerih payahmu dalam mengayunkan pedang setiap hari.]

[Yah, memang benar sih aku telah melakukan itu setiap hari... tapi, apa skill ini... kuat?]

[Ya. Meski beberapa orang memandang rendah skill ini sebagai sesuatu yang biasa saja, bahwa efeknya hanya membuat tubuhmu tidak merasa cepat lelah saat latihan, tapi sebenarnya mereka tidak tahu nilai sebenarnya dari skill ini.]

Saat kupikir lagi, skill ini memang luar biasa. Bagaimana yah... jika aku tidak mudah lelah saat latihan, bukannya aku jadi bisa latihan lebih lama? Bagus sekali!]
Tapi tunggu dulu, apa skill ini memang sesuatu yang bisa didapatkan oleh anak seumuranku? Atau jangan-jangan Dewa...
Ah, siapa peduli.
Harusnya aku senang karena telah mendapatkannya.

Jika Dewa sedang memperhatikanku saat ini, aku sangat berterima kasih padamu.
Aku bahagia menjalani hidupku saat ini.

[Ibu! Ibu! Ayo buruan!]

[Iya iya! Tunggu aku, Ain.]

*

Berbelanja dengan ibu.
Wilayah kekuasaan keluarga Roundheart adalah sebuah kota pelabuhan yang jaraknya dekat dengan ibukota. Oleh sebab itu, di sini terdapat banyak sekali benda yang dijual dari berbagai tempat.

[Kita sudah menemukan beberapa teh yang bagus yang diminta oleh ibu mertua, jadi yang tersisa hanya... Ain... apa yang sedang kau lihat?]

[Kristal yang bersinar ini apa?]

[Ah... itu adalah batu sihir.]

[Batu sihir?]

[Itu seperti jantung dari monster. Dan jika digunakan sebagai sumber tenaga, benda itu bisa memanaskan air mandi atau menjernihkan air.]

Oh... aku sudah menduga kalau mereka memiliki hal seperti ini, tapi tak kusangka mereka memang memilikinya... tunggu, apa tak masalah menjualnya di kedai pinggir jalan seperti ini?
Yah, lagipula ini sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap rumah, jadi kurasa tak masalah.

[Apa harganya murah?]

[Tergantung. Jika berasal dari monster yang kuat, itu bisa digunakan untuk ritual dalam skala besar... contohnya, jika negara sedang diserang, maka itu bisa dipakai untuk merapal mantra berukuran besar. Yang seperti itu harganya sangat mahal.]

[Hmmm... kalau yang berukuran normal yang dipakai untuk memasak air?]

[Untuk pemakaian satu bulan... kira-kira seharga 3000G]

Sebagai catatan, aku tak perlu menyesuaikan diriku dengan mata uang di sini, soalnya nilainya sama dengan nilai yen di Jepang.
Itu berarti, untuk memasak air dalam sebulan dibutuhkan sekitar 3000 yen... yang nilainya sama dengan yang dibayar oleh satu orang untuk menggunakan gas di dunia lamaku.

[Jadi harganya segitu ya... hmmm... rasanya ada bau yang manis...]

[Oh, lihat sudah jam berapa ini, hari sudah mulai gelap, kita harus segera pulang.]

[Um... baik bu! MANISNYA!]

Karena aku mencium bau manis dari batu sihir, aku diam-diam mencoba menjilatnya... dan rasanya seperti karamel!
Mungkin ini bisa dijadikan cemilan.

***-***
[Hm? Hey pak tua, apa-apaan ini?]

[Ya, ada yang bisa saya bantu?]

[Bukankah batu sihir ini kosong? Batu ini terlihat seperti kristal biasa.]


[Hm? Maksudmu batu yang berharga 500G ini? Sebentar... aneh sekali. Padahal aku sudah memeriksa seluruh daganganku sebelumnya.]


NamaAin Roundheart
JobTidak ada, Putra pertama keluarga Roundheart
Level2
HP57 (+2)
MP41
Attack22
Defense21
Agility26 (+1)
SkillToxic Decomposition EX , Automatic HP Recovery, The Gift of Training


3 comments:

  1. UmU begitu ya bagi dia batu sihir itu rasanya enak dan jika dia memakan batu sihir itu akan menambah statusnya dan jika batu sihir itu milik monster kuat yang memiliki skill kuat mungkin dia akan mendapatkan skill dari monster itu apa aku benar ya

    ReplyDelete