Sunday 18 March 2018

Evil God Chapter 22


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu
Chapter 22 :
Pengepungan Istana Kerajaan (1)




Di pagi hari beberapa hari kemudian. Sebuah guncangan melanda Kerajaan Briton.
Pasukan Jendral Iblis Fumeless telah mendekat ke ibukota kerajaan, Rhodan.

[Kenapa tidak ada yang menyadarinya?]

Richard II menjadi marah.

[Ma-Maafkan saya.]

Godref, pemimpin dari orde ksatria kerajaan meminta maaf.
Dungeon tempat Fumeless bersembunyi berada di tenggara Rhodan.
Akan tetapi, musuh menyerang dari arah timur laut.
Mereka melewati pegunungan dan menyerang dari sana.
Jarak tempuh mereka menjadi dua kali lipat, tapi mereka berhasil mengelabui pengawasan dari umat manusia.

[Maafkan saya, pengawasan di area tersebut sangat lemah.]

Bukan hanya itu, iblis setingkat Raja Iblis telah mengirim pengintai ke area tersebut dan membunuh pengintai manusia yang mereka temui.
Tak ada yang bisa mengalahkan mereka dan kembali untuk melaporkan situasi tersebut.
Itulah sebabnya tak ada yang menyadari kejadian tersebut.

[Ayahanda, ini bukan saatnya untuk khawatir soal hal itu.]

Wajah Yufilia terlihat pucat. Dia susah tidur dan makan akibat kekhawatirannya.

[Ya... Sekarang kita hanya bisa merelakan benteng tersebut.]

Karena saat ini bukan masa perang, prajurit yang bersiaga di ibukota hanya berjumlah kurang lebih 10.000.
Biasanya Kerajaan Briton sanggup mensiagakan jumlah yang lebih dari itu.
Tapi meskipun mereka segera disuruh kembali ke ibukota, mereka tidak akan sampai tepat waktu.
Dengan jumlah yang ada di istana saat ini, tidak mungkin sanggup untuk mengalahkan musuh.

[Ibukota Rhodan dikelilingi oleh tembok yang tinggi, jadi kita tak akan mudah dikalahkan.]

Godref mengatakannya dengan penuh percaya diri.

[Syukurlah kalau begitu. Aku serahkan komando pasukan padamu.]
[Baik!]

Godref membungkuk lalu pergi.

***

Dinding Rhodan mempunyai tinggi sekitar 10 meter.
Dinding tersebut juga diperkuat dengan sihir.
Biasanya, dinding itu tak akan mudah untuk dihancurkan.
Tapi pasukan yang ada di sana terlalu sedikit.
Musuh berjumlah 10 kali lebih banyak dari mereka.

Terlebih lagi, para iblis merupakan masalah besar. Mereka mempunyai sayap.
Yang tidak mempunyainya juga bisa terbang di langit menggunakan sihir.
Jika mereka bisa terbang, maka dinding tersebut tidak ada gunanya.

Tak ada pilihan lain selain menggunakan pasukan pemanah dan pasukan penyihir  untuk menembak jatuh mereka.
Tentu saja, musuh juga akan menyerang pasukan itu terlebih dahulu.
Karena mereka mempunyai kemampuan bertahan yang rendah, jika mereka menerima serangan dari iblis, tentu saja mereka akan langsung kalah.

Jika mereka membiarkan sekelompok iblis melewati dinding tersebut, keadaan pasti akan menjadi semakin genting.
Jika para iblis berhasil masuk ke kota, maka mereka pasti tidak akan mampu bertahan lama.

Garis komando akan menjadi kacau dan pertempuran akan menjadi semakin sulit.
Saat itu, kota akan menjadi medan pertempuran.

Jika musuh yang berhasil masuk ke kota membuka gerbang, maka pertempuran akan berakhir.
Sudah jelas kalau mereka tidak akan bisa mengalahkan musuh yang berjumlah 100.000.

[Moral pasukan akan jatuh jika sang pahlawan bermuka murung begitu.]

Fiona, pahlawan pendahulu Yufilia mengatakan hal itu pada Yufilia.

[Ah! Ya, maafkan aku,]
[Berhentilah memeriksa keadaan perang, tidak mungkin hasilnya akan bagus untuk didengar.]

Fiona tertawa dan memukul punggung Yufilia.

[Yah, ini masih lebih baik daripada saat bencana iblis dulu. Contohnya, saat masa Serina-sama. Meski keadaannya persis seperti ini, namun tidak ada bantuan yang datang. Manusia tidak punya kekuatan tambahan. Jika kalah, maka umat manusia akan binasa. Bukankah keadaan ini masih lebih baik dibandingkan pada saat itu?]
[Benar juga. Aku harus bisa melawannya....]

Yufilia memukul pipinya untuk meningkatkan semangatnya.

[Jika kita bisa bertahan hari ini, pasukan dari daerah sekitar pasti akan datang menolong, lalu bantuan dari negara lain juga akan segera tiba. Negara lain pasti tak punya pilihan selain mengirim bantuan pada saat seperti ini. Besok kita tidak akan sendirian.]

Semua tidak akan menjadi seperti ini jika mereka mengirim bantuan sejak awal.
Harusnya umat manusia sudah bisa bekerja sama karena mereka sudah lama berperang melawan pasukan iblis.
Yufilia berpikir begitu.
Dia pun pergi meninggalkan Fiona tanpa berkata apapun.

***

Yufilia menuju kediaman vincent setelah pergi meninggalkan istana.
Pada akhirnya, Jalan satu-satunya yang bisa diambil Yufilia adalah meminta bantuan pasukan darinya. 
[TL : Y U no ask Ashtal for help?]

[Oh, Yufilia, kebetulan sekali, apa kau juga mau ikut?]

Sepetinya Vincent berencana pergi ke suatu tempat.

[Kau mau kemana?]
[Tentu saja kembali ke negaraku. Aku mengerti soal situasi perang saat ini. Tentu saja aku tak bisa tinggal di tempat yang berbahaya seperti ini!]
[TL : si pengecut mau kabur... cih!]

Dia berencana untuk kabur sebelum perang dimulai,

[Tapi... bantuan pasukannya?]
[Karena situasi sudah menjadi seperti ini, aku akan segera mengirim mereka secepatnya. Tapi ibukota ini tak akan bisa bertahan lama. Jadi, ayo ikut denganku, Yufilia.]
[Jangan bercanda! Aku adalah pahlawan dan putri kerajaan ini! Aku tak mungkin kabur meninggalkan rakyatku!]
[TL : Well said!]
[Begitu ya... yah, kalau begitu, selamat tinggal.]

Ini bukan negara milik Vincent. Jadi dia tak punya alasan untuk melindunginya.
Yufilia juga paham akan hal itu.
Tapi, dia juga adalah siswa Akademi Cantabridge. Orang-orang yang bekerja di kediamannya, semua kenalannya, apa dia akan meninggalkan mereka dan kabur sendirian?
Yufilia tidak mengerti tentang hal itu.

[Tunggu dulu, soal bantuannya....]
[Bukankah sudah kubilang? Pasukan dari Orde Ksatria Divisi ke-3 harusnya sudah dalam perjalanan saat ini.]

Vincent terlihat kesal pada Yufilia yang terus mengungkit hal itu.

[Mereka tak mungkin sampai tepat waktu. Tolong kirim pasukan elit menggunakan sihir warp. Tak masalah jika aku mendapat lebih satu orang untuk berperang.]
[Tidak banyak orang yang bisa menggunakan sihir warp. Ayahku tak akan mengizinkanku untuk mengirim pasukan elit ke medan perang dimana hanya ada sedikit kemungkinan untuk selamat.]
[Tapi...]
[Kalau begitu, semoga kita bisa bertemu lagi.]

Yufilia berlutut kecewa saat melihat Vincent dan bawahannya menghilang menggunakan warp.

Perkataan Vincent sangat dingin.
Dia terlihat tidak peduli. Apa memang itu sifatnya yang sebenarnya?

Kebencian Yufilia padanya semakin bertambah.
Yufilia kecewa pada dirinya yang berharap pada lelaki sepertinya.
Kenapa dia mencoba bergantung padanya?
Yufilia malu atas perbuatannya sendiri.
Tapi, siapa lagi yang bisa diharapkannya? Yufilia tidak tahu jawabannya.
[TL : ofc our ASHTAL!!!]
[Shiro7D : Walaupun gw setuju, tapi Ossan saat ini ngotot banget yah XD]

***

[Ini keadaan yang tidak terduga.]

Pak tua berkata begitu sambil memakan udon di ruang makan.
Kehebohan sudah terjadi saat ibukota Rhodan mulai diserang.
Waktu menuju peperangan sudah tidak lama lagi.
Semua orang mati-matian melakukan apa yang bisa mereka lakukan.

[Inilah alasan yang membuat pertarungan sangat menarik.]
[Bukankah Anda mengawasi pasukan musuh menggunakan evil eyes?]

Evil eyes, sihir yang membuatku bisa melihat ke berbagai pelosok dunia sesukaku.

[Mengawasi mereka sangat membosankan, lagipula, aku tak bisa melihat semua tempat.]
[Lalu, apa yang akan kita lakukan?]

Jeko yang berada disampingnya bertanya.

[Saat musuh datang, kita akan bertarung. Bagaimana dan siapa yang akan kita lawan tergantung pada situasi. Musuh pasti akan melewati dinding, jadi ayo kita bersiaga di akademi.]
[Baiklah.]
[Seharusnya aku tak perlu mengatakan ini, tapi hati-hati agar tidak terlalu menarik perhatian.]

Aku menunjuk mereka menggunakan sumpitku.

[Hentikan, itu tidak sopan.]

Pak tua memperingatkanku.

***

Rakyat ibukota diungsikan ke berbagai fasilitas yang aman.
Tentu saja diantaranya adalah istana kerajaan, serikat petualang, dan akademi.

[Ashtal-sama.]

Sebelum pertarungan dimulai, aku mengunjungi Auretta di serikat petualang.
Serikat dipenuhi oleh banyak orang.

[Tempat ini berbahaya, aku akan mengungsikanmu ke tempat yang lebih aman.]

Tempat aman yang kumaksud adalah Kuil Kegelapan.

[Tapi Anda akan tetap tinggal di sini, kan? Jika begitu, aku juga akan tetap di sini.]
[Aku tak akan bisa mati, tapi kau berbeda.]
[Aku juga sangat peduli dengan serikat dan kota ini. Aku tak bisa membiarkan para iblis menghancurkannya.]

Sepertinya dia telah memantapkan dirinya, jadi aku berhenti membujuknya.
Ada saat dimana seseorang mempertaruhkan hidupnya.
Aku akan menghargai keputusannya.




0 comments:

Post a Comment