Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 178 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Erixsu |
Proof Reader
| - |
Arc 21: Pertempuran Wanita
Chapter 178: Pertandingan Tinju, dan Racun yang Ternetralisir
Chapter 178: Pertandingan Tinju, dan Racun yang Ternetralisir
Suara besi
yang bertabrakan terdengar secara beruntun di dalam arena.
Tinju, tahan,
tinju, tahan, tinju, tahan, tinju…….
Pertandingan
ini terlihat seolah-olah petarung meninju secara bergantian.
Kecepatan
mereka mulai bertambah, dan tak lama kemudian, tinjuan mereka menjadi serangan
beruntun dan dibalas dengan serangan beruntun juga.
「Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~!!」(Elze)
「Haaaaaaaaaaaaaaaaaaa~!!」(Sonia)
Suara hantaman
besi itu timbul dari kepalan tangan mereka saat meninjukan tangannya dengan
sekuat tenaga.
Lalu mereka
berdua berdiri sejenak, sambil tersenyum lalu tertawa.
Seperti yang
kubilang, berhentilah seperti itu!
Mereka berdua
melompat ke depan secara bersamaan, dan menendang ke atas.
Pelindung
kaki besi mereka 《Greaves》 berbunyi, dan kemudian suara sarung tangan besi terdengar lagi.
「Yaaaaaa~!!」(Elze)
Bersamaan
dengan teriakannya, Elze menendang secara berputar yang kemudian ditahan Sonia-san.
Tapi ia tidak
bisa menghentikan pergerakannya dan akhirnya mundur beberapa langkah.
Lalu Elze
maju untuk memberikan serangan terakhir, tapi Sonia-san memutar tubuhnya dengan
cepat lalu menyerang dengan ekor beratnya seperti sebuah cambuk.
Tanpa bisa
menghindari serangannya, Elze pun mundur beberapa langkah saat menahannya.
Saat melihat
hal itu, Sonia-san mengejarnya dan mencoba untuk melakukan dropkick, tapi Elze menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya.
Kemudian Sonia-san
menendang tangannya, memutar tubuhnya sekali, lalu menjaga jarak dengan Elze.
Pergantian
terus-menerus dari menyerang dan bertahan, pertandingan pun terus berlanjut, situasi
di sekitar pun juga ikut memanas.
「Moroha-chan,
bagaimana menurutmu tentang akhir pertandingan ini ~noyo?」(Kareen)
「Entahlah.
Jika ini pertandingan berpedang, aku mungkin bisa mengatakan sesuatu, tapi saat
pertandingan tersebut adalah [Tinju],
aku tidak terlalu yakin ~ne. Yah, kurasa Elze lebih hebat dalam kecepatan, dan
Sonia-san lebih hebat dalam kekuatan, tapi perbedaan antara mereka berdua tidak
terlalu besar. Akan tetapi, Sonia juga punya jurus tersembunyi, yah ~nee」(Moroha)
Maksudmu [Hakkei]?
Kurasa ia
perlu mengeluarkan sebuah gerakan tertentu untuk menggunakannya, jadi Elze
tidak boleh lengah.
Pada saat
yang sama, Elze juga tidak bisa menggunakan [Boost].
Sama seperti
Yae, Elze juga melihat berbagai video bela diri di smartphone-ku, oleh karena
itu, ia memperoleh berbagai teknik, tapi bukan hanya itu saja.
Apakah
stamina mereka berdua sudah habis?
Gerakan
mereka mulai melambat.
Akan tetapi, mereka
berdua terus memberikan pukulan tanpa berhenti.
Elze
menendang Sonia-san, walaupun terlihat akan terjatuh ke belakang, namun ia
menghentikannya menggunakan ekornya untuk menyeimbangkan tubuh.
Ekornya
mengagumkan, yah.
Apakah
gunanya untuk menjaga keseimbangan seperti dinosaurus?
Sonia-san pun
menyerang Elze dengan ekornya.
Tanpa
menghindarinya, Elze pun menerima serangan itu dan menghentikannya.
Lalu ia pun
menggenggam dengan kedua tangan Sonia-san tanpa dilepas, kemudian melemparnya dengan
sekuat tenaga melalui bahunya.
「Daaaaaaaa~!!」(Sonia)
「Guuuuu…!!」(Elze)
Elze
meninjukan tangannya untuk memberi serangan terakhir pada Sonia-san yang
terlempar.
Akan tetapi,
Sonia-san menghindarinya dengan berguling ke samping, ia berdiri dengan ‘hop’,
lalu menyilangkan tangannya dengan posisi setengah berdirinya.
Ini buruk!
「Haaa!!」(Elze)
Suara keras
terdengar dan Elze pun terhempas.
Sambil terguling
di arena, ia akhirnya bisa berhenti sebelum jatuh keluar.
Itu bahaya!
Berguling
sedikit lagi dan ia akan berakhir seperti Rue.
Seperti yang
diduga, itu curang.
Itu pasti
serangan jarak jauh yang tak terlihat.
Walaupun ia
tidak menerima serangan itu, kupikir ia kesakitan karena terhempas seperti itu.
Sekarang, Elze
berlutut dan terlihat seperti sedang kesakitan.
Dengan tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini, Sonia-san memulai serangannya.
Setelah
bangun, Elze mulai maju juga, tapi apakah efek serangan itu masih ada?
Ia berada
dalam mode bertahan.
Mengingat
batas arena sudah ada di belakangnya, ia akan jatuh.
「Haaaaaaaaaaaa~!!」(Sonia)
Sonia-san meninjukan
tangan kanannya, dan Elze menangkapnya dengan tangan kirinya.
Tak
mempedulikan tangan kanannya, Sonia-san meninjukan tangan kirinya, tapi Elze
menangkapnya juga dengan tangan kanannya.
“Lalu,
bagaimana dengan tendangan”, Sonia-san mencoba untuk mengangkat kaki kirinya
dan pada saat itulah Elze mencoba untuk melemparnya ke belakang.
Saat meletakkan
kakinya pada bagian perut Sonia-san, Elze melemparnya dengan sekuat tenaga.
Gerakan itu
terlihat tidak biasa, apakah itu lemparan dari atas kepala?
Walaupun
leher Elze ada di luar arena sejak tadi, ia masih aman karena peraturannya
tidak berkata kalau kau akan kalah jika bagian tubuhmu keluar arena.
「Sh……!」(Sonia)
Jika keadaan
terus seperti ini, ia akan terlempar dari arena.
Sonia-san memutar
badannya di udara, melepaskan diri dari genggaman Elze sambil mengayunkan
ekornya, lalu menempatkan titik beratnya ke arena.
Sonia-san bisa
melakukan itu, tapi Elze memutarnya dan berada di depannya sebelum ia
menyadarinya.
「Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!」(Elze)
Dengan
teriakan, Elze menjontosnya.
Entah itu
reflek atau bukan, Sonia-san menahannya dengan sarung tangannya.
Kurasa
sedikit sulit baginya yang ada dalam postur itu untuk menghindar.
Akhirnya,
Sonia-san terhempaskan ke udara lalu jatuh ke bawah.
Yang artinya
pertandingan tersebut telah berakhir.
「Pemenangnya
adalah, Elze Shiluesuka!」(Wasit)
Suara wasit
pun terdengar dengan keras, dan penonton pun bersorak.
Sorakan dan
tepuk tangan mereka ditujukan pada mereka berdua.
「Dia
menang! Elzie menang ~ja!」(Sue)
Sue meninggikan
suaranya dengan semangat.
Walaupun sejujurnya,
kurasa itu adalah seri karena luka yang diterima.
Tidak ada
yang bisa mengalahkan lawan.
Yah, jika
mereka berada dalam pertandingan asli tanpa ada peraturan, aku percaya Elze
akan menang.
Elze berjabat
tangan dengan Sonia-san yang kembali ke dalam arena dan kami pun bertepuk
tangan.
Dengan ini, 1
kemenangan dan 1 kekalahan. Kami akan lolos ke final jika dua diantara Yae,
Hilda dan Pam menang.
Aku berpikir
kalau kemungkinan kita kalah ada di Pam, tapi itu hanya dugaanku saja.
Ia
berpartisipasi dalam pertandingan ke-tiga dan berhasil menyelesaikannya dalam
tiga menit.
Dengan tenaga
dan kekuatannya, ia menunjukkan gelombang serangan beruntun, lawannya pun jatuh
ke luar arena.
Yae maju di
pertandingan selanjutnya dan sekali lagi menang dengan mudah.
Suku Rauri yang
mendapat tiga kemenangan akhirnya menyusul suku Lulush dan terus melaju ke
final.
「Apa
kita telah mengatasinya?」(Touya)
Jika aku
dipaksa berkomentar atas pertandingan ini, aku merasa lega karena suku Lulush
lebih kuat daripada dua suku lainnya yang mungkin saja akan maju di final.
Aku
menunjukkan apresiasiku pada semuanya yang keluar dari Daerah Pohon Suci dan
memberikan sihir penyembuhan dan [Refresh]
pada mereka agar aman.
Aku
memberikan perhatian lebih pada Elze dan Rue.
Setelah itu, aku
memberi [Slip] pada Rengetsu-san, yang
tidak bisa kulupakan, yang menyebabkannya jatuh dengan sangat mengagumkan.
Saat ia
berbicara dengan anggota suku Lulush lainnya, Rengetsu-san jatuh dengan posisi
kepala yang terbentur.
Ia pun
berdiri tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dan memeriksa telapak kakinya.
Ia tidak
terluka karena ia sedang berdiri di tanah.
「Apa
yang sedang lakukan……?」(Elze)
「Tapi
tetap saja~ Melihat bagaimana ia memukul Rue, aku sedikit emosi」(Touya)
「Aku
juga kesakitan tahu」(Elze)
「Aku
tidak bisa emosi saat melihat pertandingan kalian. Kau terlihat seakan-akan
berada dalam drama remaja」(Touya)
Elze pun
ngambek sambil mengembungkan pipinya.
Yah, orang-orang
biasanya akan terkejut saat melihat dua perempuan tertawa saat meninju satu
sama lain.
Aku berpikir
kalau se-umpama lawannya adalah pria, aku pasti akan membuatnya penuh dengan
lubang.
(TL:
Ini menunjukkan betapa pedulinya dia terhadap Elze)
「Pokoknya,
menang satu kali lagi dan kita selesai. Berjuanglah. Ambil ini」(Touya)
Aku memberi
botol kecil berisi pil yang terlihat seperti soda lemon pada mereka.
Itu adalah
penawar racun yang Flora buat sebelumnya.
Meski jika racun
sudah ada di tubuh, racun itu akan segera dinetralkan.
「Dan mengenai
racun yang tersebar di arena, pakai masker ini sebelum giliranmu tiba dan tahan
pilnya di mulut saat pertandingan dimulai. Jika kau menelannya, racun itu tidak
akan berefek meski jika kau menerima serangan dari cakar itu. Racun yang
tersebar pun juga akan dinetralkan. Saat kau menelannya, pil itu akan efektif
selama 10 menit, jadi sebaiknya semua orang menelan 3 pil terlebih dahulu
sebelum bertanding」
Setelah
mereka menerima pil itu, mereka kembali ke Daerah Pohon Suci.
Kemudian, saat
kami kembali ke tempat duduk, sorakan meriah terdengar dari sana.
Itu bukanlah
sorakan yang biasa.
Saat kami
kembali ke tempat suku Rauri, suku Rivet telah memenangkan tiga pertandingan
dan akhirnya menang.
Oi-oi, tak
peduli dilihat dari mana, bukankah itu terlalu cepat?
Apa yang
terjadi?
「Suku
Lemuna langsung menyerang setelah pertandingan dimulai, tapi kemudian mereka
jatuh. Sepertinya suku Rivet menggunakan sesuatu seperti blowgun. Dan juga, dart-nya
sangat tipis, sangat sulit untuk melihatnya dengan mata telanjang. Walaupun
mereka bertahan dari racun yang tersebar itu, kurasa mereka tidak bisa
melakukan apa-apa dengan racun yang ada di tubuh. Terlebih lagi, racunnya
adalah racun dengan efek yang cepat. Racun itu mungkin tidak membahayakan nyawa,
tapi jika penanganannya lambat, maka……」(Moroha)
Saat aku melihat
ke bawah sambil mendengarkan komentar Moroha-nee-san yang melihatnya, Elzie mendekati
orang-orang suku Lemuna dan memberi beberapa pil pada mereka.
Un, seharusnya
mereka akan baik-baik saja dengan itu.
Karena mereka
punya banyak pil, tidak masalah untuk memberi beberapa pada yang lain.
「Tapi,
apa kau baru saja bilang blowgun? Memang
sih, mengingat ukurannya yang besar kecuali jika itu disatukan dengan racun, blowgun tidak terlalu cocok sebagai
senjata, kan」(Touya)
Ukuran pisau
lempar dengan dart sangatlah berbeda.
Terlebih lagi,
racun dengan efek yang cepat.
Sebuah
serangan telak.
Yah, walau
tidak mematikan sih.
Memangnya
racun apa sih itu?
Mungkin itu
adalah neurotoxin jika memberi efek
paralis.
Kalau tidak
salah, apakah itu seperti tetrodotoxin-nya
ikan kembung?
Tapi efek
racun itu tidak cepat.
Kekakuannya
mulai dari tangan dan kaki, seharusnya itu adalah racun yang efeknya perlahan.
Yah, aku
tidak pernah melihat ikan kembung sejak pertama kali datang di dunia ini.
Mungkin ada
banyak racun orisinil dunia ini.
Saat aku
memikirkannya, aku penasaran betapa mengagumkannya Flora, karena ia bisa
membuat obat penetralisir…….
Walaupun
racunnya akan ternetralisir jika aku menggunakan [Recovery] sih.
Intinya, kami
tidak boleh lengah.
Saat ini, arena
terakhir di Daerah Pohon Suci naik secara perlahan-lahan.
Di arena yang
sedikit lebih luas daripada sebelumnya, lima peserta suku Rauri dan Rivet
menghadap satu sama lain dalam keheningan.
Yae dan
semuanya sudah menutupi mulutnya dengan masker.
Kebetulan
sekali, sang wasit juga memakai masker.
Dan jika
dilihat dengan baik, penampilan semua orang yang memakai masker terlihat sangat
aneh.
Pertandingan
pun dimulai.
Yae adalah vanguard.
(TL:
Barisan depan)
Lawannya
adalah lelaki bertubuh bungkuk dengan cakar dari sebelumnya.
Ia punya
sesuatu seperti tusuk gigi kecil di dekat mulutnya.
Mungkin itu
adalah moncong blowgun-nya.
Karena ia
bisa bernafas walau memakai topeng itu, mungkin ia menahan blowgun di mulutnya dan menembakkannya dengan nafasnya.
Yae melepas
masker dan menelan pilnya.
Dengan ini, racunnya
tidak akan bekerja.
Walaupun
orang itu kebingungan melihat aksinya, lelaki itu menyiapkan cakar besinya, dan
Yae dengan pelan menarik katananya dari sarung pedangnya.
「Mulai!」(Wasit)
Yae mencoba
untuk menusuk orang itu pada saat pertandingan dimulai dengan kecepatan penuh.
Aku bisa melihat
orang itu panik karena aksi Yae dan menembakkan dart dari mulutnya.
Akan tetapi,
Yae hanya melindungi matanya dengan tangan kiri, lalu berlari ke orang itu
tanpa menghiraukan anak panahnya dan menyerang perutnya.
「Oguuuhaaaaaa!!」(Petarung 1)
Sambil
mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti, orang itu pun terhempas
keluar arena dengan putaran hebat.
「Pemenangnya,
Kokonoe Yae!」(Wasit)
Instant
kill.
Sangat cepat sehingga
para penonton terdiam sejenak, tapi mereka langsung bersorak setelahnya.
Ia sudah
menduga anak dart tersebut.
Begitu ya, apakah
ia mendengarnya dari orang-orang suku Lemuna?
「Mustahil……Kenapa
racunnya tidak bekerja!?」(Petarung 2)
Sambil
berkomentar si penyerang dengan tangan panjang dan wajah seperti katak sedang melawan
Hilda.
Apakah ia
tidak percaya akan kejadian barusan?
Sepertinya ia
gemetaran, tapi aku tidak peduli akan hal itu.
Pada saat
pertandingan dimulai, Hilda memperpendek jarak sambil menerima dart tanpa menghindarinya dan
menghempaskan orang itu sama seperti Yae barusan.
「Guuarabaaaa~!!」(Petarung 3)
Racunnya
tidak bekerja sama sekali.
Sepertinya
hal itu mengejutkan lawan.
Sambil
bergetar, petarung ketiga tidak dapat bergerak dan terus berdiri di depan Pam
yang sedang menyiapkan kapaknya.
Secara alami,
mustahil baginya untuk bisa melawan Pam.
Seperti yang
diduga, hanya dengan mengetahui kalau racunnya tidak bekerja, ia tidak punya
pilihan lain kecuali menerima serangan Pam.
「…………t!!」(Petarung 3)
Tanpa bisa
mengeluarkan suaranya, orang dari suku Rivet pingsan dan terjatuh.
「Pemenangnya,
Pam! Oleh karena itu, [Suku Raja Pohon] yang sekarang adalah suku Rauri!!」(Wasit)
Kemenangan
telak tiga orang.
Untuk final, pertandingan
tadi sedikit membosankan, tapi tetap saja ada tepuk tangan dan sorakan yang terdengar
seperti hujan bagi suku yang memenangkan [Upacara
Pemangkasan].
Pam pun
berteriak di arena, yang kemudian diikuti oleh teriakan kemenangan dari
orang-orang suku Rauri.
Sudah
berakhir, yah?
Intinya, semuanya
berakhir baik.
Saat aku
berpikir seperti itu, aku merasakan pertanda buruk.
「Ada
apa ini?」(Touya)
Zuzuzuzu…….
Ada getaran besar
dari tanah, semua pohon di Daerah Pohon Suci mulai layu dan dedaunannya mulai
rontok.
Apa-apaan itu!?
「Kukuuu……
Kekuatan roh, kami akan mengambilnya……」???
Salah satu
orang suku Rivet mengatakannya, dan aku mengetahuinya dari monitor sihirku.
Tiba-tiba tanah
bergetar kencang.
Tidak hanya
satu, ada banyak getaran di tanah.
Banyak
dedaunan yang rontok dari pohon.
「A-apa
itu!?」???
Saat aku
melihat tempat yang ditunjuk seseorang yang berteriak, ada beberapa pohon
raksasa, dan aku bisa melihat beberapa dari mereka sedang menuju kemari.
Sepertinya
semuanya masih belum berakhir.
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
0 comments:
Post a Comment