Sunday 11 March 2018

Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 174 Bahasa Indonesia


TranslatorRamune
Editor
Shiro7D
Proof Reader
-


Arc 21: Pertempuran Wanita

Chapter 174: Para Petarung, dan Kakak Perempuan Kedua




Jadi, Touya-sama itu anunya Karen-sama……(Roh pohon suci)

Ia adik laki-lakiku ~nanoyo. Dan Ia juga orang yang telah diberi kekuatan surgawi oleh Kami dunia ~nanoyo(karen)

Itu bohong. Aku tidak diberi, malainkan kebetulan dapat. Jadi ini hanya sebuah kebetulan.

Yah, karena roh pohon suci percaya begitu, jadi apa boleh buat….

Tapi… kenapa orang seperti Anda ada di [Upacara Pemangkasan]?(Roh pohon suci)

Aku kesini untuk memberi semangat pada keluargaku yang ikut berpartisipasi. Ah, tetap bersikap adillah dalam penjuriannya(Touya)

Baik…….(Roh pohon suci)

Yah, karena yang menjadi juri adalah Suku Jaja, jadi kurasa dia tidak ada hubungannya dengan ini.

Disamping itu, sepertinya Karen-nee-san bisa menahan kekuatan surgawinya dengan sempurna. Sedangkan aku yang tidak bisa melakukan hal itu, dapat ditemukan dengan mudah oleh roh pohon suci.

Yah, karena hal itu tidak berbahaya, jadi tidak masalah jika aku mempelajarinya nanti. Terlebih “Kekuatan Surgawi” itu bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari dengan mudah.

Tapi,Upacara Pemangkasanitu? Apakah seperti suatu festival ~nanoyo?(Karen)

Awalnya ini adalah upacara yang dilakukan untuk menyelesaikan permusuhan antara suku-suku, dan saya akan memberi mereka sebuah perlindungan jiwaagar tidak terjadi hal buruk. Namun sekarang acara ini bisa dikatakan sebagai sebuah festival, walaupun masih menyangkut harga diri dan hak-hak tertentu(Roh pohon suci)

Kalau tidak salah, Roh pohon suci memang mempunyai karakteristik untuk memelihara sesuatu.…. Aku paham sekarang ~nanoyo(Karen)

Fumu. Apakah roh pohon suci punya kekuatan untuk melindungi nyawa? Meski kekuatan itu tidak terlalu kuat karena aku melihat cukup banyak orang sekarat tadi.

Yahh…. Palig tidak mereka masih memiliki pelindung. Karena jika tidak, Permainan pertempuran di Hutan Besar tidak akan dilakukan.

Sepertinya menarik. Aku juga mau melihat Upacara Pengkasanini ~nanoyo. Aku juga harus memberi semangat untuk Yae-chan dan yang lain karena mereka akan tampil!(Karen)

Eh!? Nee-san tidak mau pulang?!(Touya)

……Apa kau tahu, perbuatanmu yang memindahkan orang kemari secara paksa itu sedikit menyebalkan, lho ~noyo?(Karen)

Adadadadadadadadadadada!(Touya)

Aku pun dijewer lagi.

***

Hari kedua Upacara Pemangkasan.

Suku-suku yang lolos kemarin, akan berdanding lagi di ronde kedua sampai tersisa 8 suku yang bertahan. Lalu besok akan menjadi babak final yang menentukan suku mana yang akan manjadi Suku Pohon Raja.

Sebenarnya, aku masih belum melihat suku yang bisa dianggap ‘lawan yang pantas’ bagi suku Rauri.

Omong-omong, suku apa yang memenangkanUpacara Pemangkasansebelumnya?(Touya)

Aku mendengar kalau suku bernama suku Panao yang sebelumnya menang, namun mereka sudah kalah kamarin(Lindze)

Ya ampun…. Yah, 10 tahun telah berlalu sejak upacara sebelumnya. Jadi sudah pasti anggota mereka juga sudah berubah.

Ada juga beberapa suku yang terlihat kuat disini, tapi aku masih merasa kalau kami masih diatas mereka. Diantara tim kami, kurasa Rue lah yang terlemah, Selanjutnya Pam, lalu Elze yang tanpa menggunakan [Boost], dan yang paling kuat Hilda dan Yae. Namun jika Elze menggunakan [Boost], kurasa ia akan sama kuatnya dengan Hilda dan Yae.

Aku bahkan tidak bisa membayangkan kalau ada orang yang bisa mengalahkan mereka bertiga. Akan tetapi, kecocokan lawan dan senjata juga harus dipertimbangkan. Contohnya jika seorang pengguna belati yang cepat dan hebat melawan pam yang menggunakan kapak, atau pengguna tombak yang menjadi melawan Elzie yang berjarak serangan sempit. Jadi pengaturan formasi pertarungan juga sangat penting.

Ngomong-ngomong soal itu. Formasi hari ini juga berbeda dari yang kemarin. Hari ini Yae adalah petarung barisan depan, Pam penyerang, Hilda di tengah, Elsie wakil ketua, dan Rue ketua.

Lihat-lihat. Pertandingan Yae-chan akan dimulai ~noyo! Ayo bersorak untuknya ~noyo! Kalahkan di~a Y-A-E-cha~n!(Karen)

Neesan, ini bukan baseball jadi tolonglah……(Touya)

Sambil berdiri di sampingku, Karen-nee-san memakai pakaian tradisional suku Rauri sama seperti yang lainnnya. Yah, meski kupikir akan memalukan jika ia tetap memakai piyama itu disini, tapi pakaian ini juga……. 
(TL: Sialan! Kenapa scene ini gak ada illustrasinya)

Dalam sudut pandang tertentu, Karen-nee-san terlalu mencolok karena badannya yang bagus. Meskipun hal itu adalah hal yang wajar karena ia adalah Dewi…….

Sementara aku memikirkan hal itu, Yae sudah mengalahkan lawannya dengan mudah. Dan jika dilihat dari ekspresi terkejut tim lawan, sepertinya petarung tadi adalah pertarung terkuat mereka. Jika kekuatan mereka hanya sampai titik ini, kurasa mereka bukan lawan yang sulit.

Sejujurnya, tim kami sudah menang 3 kali berturut-turut hanya dengan Pam dan Hilda.

Tapi…… apakah mereka memang sekuat ini?(Touya)

Meskipun mereka sudah sering berlatih dan terkadang juga ikut menyelesaikan beberapa permintaan guild. Namun perkembangan pertumbuhan mereka bulan ini sangat mengesankan.

Karen-nee-san memiringkan kepalanya saat mendengar ucapanku.

Hm? Apakah mereka……. menjadi [Dependan] yah~noyo?(Karen)
(TL: Dependan: Anggap saja orang yang diberkahi)

[Dependan] ?(Touya)

Hmm, sesuatu yang disebut [Kekuatan Surgawi] adalah [Kekuatan Dewa], tapi Touya-kun masih belum membangkitkannya, jadi kamu tidak bisa menggunakannya ~noyo. Jika aku menjelaskan keadaanmu saat ini, kamu itu Setengah-Dewa…… seperti demigod~nanoyo(Karen)

Eh……. Apakah sudah sejauh itu yah!? Memang sih, aku telah mendengar kalau tubuhku menjadi lebih dekat ke Dewa. Tapi itu bearti secara perlahan-lahan aku menjadi lebih jauh dari yang namanya manusia …….

Dengan itu, orang yang disebut “Dependan” adalah mereka yang mendapat perlindungan surgawi dari Dewa. Touya-kun pasti telah menyebarkan kekuatan surgawi pada orang-orang yang kamu anggap sebagai keluarga secara tidak sadar ~noyo. Mungkin kurang tepat, tapi ini juga bisa disebut sebagai [Cinta Para Dewa] ~nanoyo. Omong-omong, kita ini dependan dari Kami dunia atau bisa dibilang keluarganya ~nanoyo(Karen)

Ah, untuk suatu alasan kurasa aku paham. Aku memang menganggap semuanya sebagai keluargaku. Aku percaya kalau aku ingin melindungi mereka. Apakah aku memberi mereka kekuatan sebagai dependan? Begitu ya. Ternyata Dewi Cinta, Karen-nee-san, juga bisa disebut sebagai dependan Kami-sama ya.

Mereka tidak akan membangkitkan [Kekuatan Surgawi], tapi mereka mungkin akan mendapatkan kemampuan unik ~noyo. Mereka mungkin bisa menjadi manusia terkuat jika keadaannya terus seperti ini(Karen)

Apa mereka bisa seperti itu!?(Touya)

Kamu tidak boleh meremehkan [Cinta Para Dewa] ~noyo? [Keberadaan yang Dicintai Dewa] memang seperti itu ~nanoyo. Omong-omong, mereka akan kehilangan efeknya jika mereka dibenci oleh Touya-kun ~noyo(Karen)

Yah, kurasa hal itu tidak akan terjadi. Mustahil bagiku untuk membenci semuanya. Tapi, kekuatan itu sungguh luar biasa…….

Tapi, meskipun itu masih dalam batas demigod, hal itu masih…..Ah(Karen)

?(Touya)

Hmmm~ Huh? Begitu rupanya ya ~nanoyo? Muumuu. Yah, Kurasa tidak masalah ~nanoyo(Karen)

Jangan paham sendiri saja. Jelaskan juga padaku(Touya)

Aku pun mengucapkan tsukkomi pada Karen-nee-san yang menyilangkan tangannya karena suatu alasan dan mulai menggumamkan sesuatu sambil memiringkan kepalanya.

Ah~ Mereka mungkin……. Menjadi dependan-ku sekaligus dependan Touya-kun juga ~noyo(Karen)

Eh?(Touya)

Aku menganggap Touya-kun sebagai adikku, sebagai keluargaku ~noyo. Jadi,
aku juga menganggap mereka yang notabenenya tunanganmu sebagai keluargaku juga ~noyo. Meskipun rasa cintaku tidak sebesar Touya-kun ~ne
(Karen)

Ah, jadi begitu yah? Sang Dewi Cinta mempunyai kekuatan [Cinta Para Dewa] 2x lebih besar daripada seorang demigod. Kalau tidak salah para gadis memang cukup dekat dengannya. Yah, soalnya dia [Kakak ipar-sama] sih.

…Ada apa?(Lindze)

Lindze memanggil kami seolah-olah curiga pada diskusi kami. Kemungkinan besar dia tidak bisa mendengar isi pembicaraan kami dengan sorakan di sekitar ini. Yah, walaupun ia mendengarnya, ia juga tidak akan paham apa maksudnya.

Ahh.. tidak ada apa-apa kok(Touya)

Aku hanya mengkonfirmasi kalau Touya-kun memang mencintai Lindzey-chan kok ~noyo(Karen)

Ueeee~! Apa itu benar? A-aku juga me-mencintaimu…..!(Lindze)

Ah~ imutnya ~noyo~! Giyu~!(Karen)

Karen-nee-san pun memeluk Lindzey yang memerah dan gagap.

Begitu ya. Ia memang mendapat [Cinta Para Dewa]. Aku bisa paham kalau ia menjadi seorangDependan.

Touya-san, coba lihat itu(Yumina)

Eh?(Touya)

Saat aku menoleh ke arah yang ditunjuk Yumina. Aku melihat 2 orang lelaki yang sedang bertarung di arena. Seorang lelaki besar yang mengayunkan pedang besarnya dan seorang pengguna bojutsu kepala botak yang menghindar dengan cepat.

Sudah jelas kalau orang besar itu berasal dari Hutan Besar, sedangkan pengguna bojutsu itu tidak. Warna kulit itu, apakah ia berasal dari timur? Mungkin ia juga anggota pembantu sama seperti kami?

Sambil menghindari serangan, ia jelas sekali ingin membuat stamina orang besar itu terkuras. Dengan tidak menyia-nyiakan momen itu, orang botak itu menusukkan tongkatnya ke dada lawan, dan membuat orang besar itu jatuh di tempat. Orang botak itupun menang. Setelah membungkuk pada lawannya, dan kembali ke tempatnya.

Kuat. Ia mempunyai kemampuan yang lumayan. Apakah karena kemampuannya itulah yang membuatnya dipaksa ikut sebagai anggota pembantu? Meskipun sepertinya hal ini tidak ada hubungnnya dengan situasi saat itu, mengatakan [Si Botak Pengguna Boujutsu*] adalah permainan kata. Aku saja tidak bisa mengatakannya 3x.
(ED : 坊主が棒術 Bōzu ga bōjutsu”)

Saat aku terus melihat pertandingan sambil memikirkan hal konyol itu, orang lain yang bukan berasal dari suku Hutan Besar keluar dari tenda si botak tadi. Aku terkejut karena melihat wanita yang mungkin juga menjadi perwakilan suku itu.

Wanita itu mempunyai terlinga lancip, pupil emas, dan pola sisik yang ada di kulit coklat kemerah-merahannya. Terlebih lagi, ada 2 buat tanduk di rambut hitam pendek dan ekor tebal di pinggangnya. Dia…….

Bukankah ia dari Klan-Naga?(Yumina)

Yumina membisikkannya. Klan-Naga, apakah mereka demi-human yang berasal dari salah satu klan yang ada Misumido?

Klan-Naga hanya ada sedikit. Dari 7 klan Misumido, mereka lah yang paling sedikit. Akan tetapi, mereka memiliki kemampuan bertarung tinggi dan merupakan ras petarung terhormat. Ini pertama kalinya aku melihat mereka(Yumina)

Kalau dipikir-pikir, aku juga tidak melihat mereka saat kami mengunjungi Misumido. Kalau tidak salah, Klan-Naga itu tidak peduli dengan urusan politik dan hanya focus ke latihan dan pertempuran. Jadi kurasa wajar jika aku tidak melihat mereka waktu itu, karena mereka tidak menempati posisi penting di Misumido.

Ia memakai sarung tangan abu-abu gelap. Apa ia petarung jarak dekat sama seperti Elze?

Saat pertandingan dimulai, perempuan dari Klan-Naga itu bergerak kedepan dan menghilang. Tapi setelah itu, ia tiba-tiba muncul di dekat lawannya yang menggunakan kapak. Kemudian, ia meninjukan tangan kanannya dan berhenti tepat sebelum mengenai lawannya. Dengan suara deru keras lawannya pun terhempaskan.

Apa-apaan itu…….? Apa itu sejenis [Pelepasan Kekuatan Dari Dalam]? Aku tidak berpikir itu sihir karena digunakan di arena.
(TL:  refrensi Karakusa Gawara Seiken dari One Piece)

Ia menundukan kepalanya seperti si botak dan kembali ke tendanya. Ia petarung yang sopan. Apakah ia belajar di tempat yang mengharuskan penunjukan rasa hormat kepada lawan yang kalah sama seperti Kendo atau Judo?

Sepertinya kita tidak akan bisa memenangkan ini dengan mudah(Touya)

Sepertinya memang begitu(Yumina)

Saat kami melihat arena lain, kami bisa melihat beberapa kelompok dengan petarung kuat. Tapi, kurasa dua orang tadi jauh lebih kuat daripada yang lain.

Hmm!?(Karen)

Karen-nee-san mengeluarkan suara aneh saat melihat kebawah. Kenapa? Apa ada petarung aneh?

Ada dua orang yang bertarung dengan pedang di arena yang Karen-nee-san lihat. Satu orang dari suku Hutan Besar sedangkan yang satunya anggota pembantu dari suku lain. Anggota pembantu itu adalah seorang perempuan yang mampu menangkis serangan lawannya menggunakan pedang dengan satu tangan. Ia mempunyai rambut pendek silver keunguan dan kulit putih porcelain.

Ya ampun, kok bisa…….?(Karen)

Menakjubkan. Hal yang menakjubkan adalah perempuan itu tidak melangkah sedikitpun. Ia bahkan menghalangi serangan yang datang dari belakangnya tanpa melihat. Apa yang telah ia lakukan sampai bisa seperti itu? Terlebih lagi, ia hanya menggunakan satu tangan.

Setelah menyerang membabi buta, lawannya pun berhenti bergerak dan saat lawannya berhenti bergerak, perempuan itu mengalahkannya dengan menyerangnya di bahu. Hanya dengan satu serangan itu, lawannya tidak bisa berdiri lagi, dan perempuan itu menang.

Oi-oi, ia menang tanpa melangkah sedikitpun. Padahal aku berpikir lawannya tidak lemah lho…….

Akan tetapi karena suku perempuan itu tidak bisa mengalahkan tiga orang lainnya, mereka kalah.

Umm Mou~ Kenapa dia bisa ada di tempat ini ~noyo?(Karen)

Eh?(Touya)

Apa ia kenalan Karen-nee-san? Saat kami melihat figure perempuan yang mau keluar dari daerah Pohon Suci itu, tiba-tiba ia melihat kami dan melambaikan tangannya dan tersenyum padaku.

Hmm? Huh? Apa ia mengenalku?

Touya-kun, Ayo ikut ~noyo. Yumina-chan, aku akan pinjam Touya-kun sebentar yah ~noyo(Karen)

Eh? Ba-baiklah(Yumina)

Setelah ditarik Karen-neesan, kami keluar dari daerah Pohon Suci dan bertemu dengan perempuan tadi yang sedang bediri sambil menaruh tangannya di pinggang dan tersenyum.

Ya~(???)




“Ya~” gundulmu ~noyo. Kenapa kamu bisa ada disini ~noyo?(Karen)

Daripada mengeluarkan ekspresi marah, Karen-neesan lebih ke pasrah sambil mengepalkan tangannya saat berhadapan dengan perempuan berpedang itu. Sedangkan perempuan itu hanya tertawa atas apa yang nee-san katakan.

Secara resmi, aku disini untuk membantumu. Dan alasan lainnya adalah karena situasi saat ini terlihat menarik(???)

Umm Mu~(Karen)

Saat aku berpikir kalau suara perempuan itu terdengar tidak asing, dan hal yang terpikir di kelapaku hanya hal itu. Tapi……. mustahil.

Karen-nee-san……. Jangan katakan kalau perempuan ini…….(Touya)

Iya. Ia temanku. Dewi Pedang ~nanoyo(Karen)

Dewi Pedang!?(Touya)

Seperti yang kuduga! Terlebih lagi, kau mengatakan kalau ia Dewi Pedang! Bukankah ia tadi mengatakan kalau ia turun ke bawah hanya karena ini menarik? Ia juga salah satu Dewa kan! Apakah para Dewa itu mempunya banyak waktu luang? Yah, meskipun menangkap Dewa bawahan itu adalah tugasnya, tapi itu tedengar seperti alasannya saja menurutku…….

Senang bertemu denganmu, yah. Walaupun aku merasa tidak seperti itu karena aku sering mengintip darimu. Touya-kun(Dewi Pedang)

Haa……senang bertemu denganmu, aku Mochizuki Touya(Touya)

Ah, senang bertemu denganmu juga. Tapi, Dewi Cinta, apa-apaan dengan
Karen-nee-sanitu?(Dewi Pedang)

「《di bawah siniAku adalah 0nee-san-nya Touya-kun ~nanoyo.
Mochizuki Karen. Fufun, bukankah itu terdengar bagus?
(Karen)

Dengan ‘Ahem’. Karen-nee-san mendongakkan dadanya penuh kebanggaan sambil berkata begitu. tapi itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, tahu. Tapi entah kenapa reaksi Dewi Pedang-san berbeda.

Enaknya~ Ah, kalau begitu aku juga mau jadi Onee-san(Dewi Pedang)

Tidak boleh ~noyo posisi Onee-san itu hanyalah milikku seorang ~nanoyo(Karen)

Karen-nee-san memalingkan wajahnya sambil tertawa seakan-akan sedang bercanda. Lalu, Dewa Pedang Onee-san menyatukan tangannya seakan-akan sedang berdoa.

Tidak masalah bukan? Ah, itu artinya aku juga akan menjadi adikmmu karena aku Onee-san kedua. Kumohon, Karen-neesan(Dewi Pedang)

Aku… jadi Onee-san ~nanoyo?(Karen)

Um, iya. Aku adikkmu(Dewi Pedang)

Karen-nee-san merenung sambil mengambil sikap berpikir. Lalu ia pun membunyikan lidahnya dan menatapku. Apa-apaan ‘play’ ini?

Kalau begitu, kurasa tidak masalah ~noyo. Toh ini bukan sesuatu yang spesial, kan? ~nanoyo(Karen)

Baiklah. Dan oleh karena itu, sekarang aku juga Onee-san. Jadi tolong jaga aku yah(Dewi Pedang)

Akhinrya Sang Dewi Pedang, mengambil posisi Onee-san kedua-ku dan melihatku dengan wajah tersenyum.

Entah kenapa, tiba-tiba jumlah onee-san-ku bertambah satu…… Apa-apaan ini?



Sebelumnya || Daftar Chapter  || Selanjutnya

6 comments:

  1. Thanks min,
    IMO,
    Untuk jurus Boujutsu Sonia dari Klan Naga, dari pada mirip Haki mungkin lebih mirip jurus nya Jinbei, "Karakusagawara Seiken"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih pendapatnya, sebenarnya gw juga kurang yakin ngembarkannya dengan Haki itu cocok atau egak, tapi kerena gw cuman ngedit (Plus cuman nonton sedikit One piece, jadi gw oke2 aja :P)

      -Shiro7D

      Delete
    2. Jawab..
      "Oh, begitu yah..
      Maaf, aku masih kurang wawasan, jadi masih kurang mengerti masalah begituan. Aku ngetik seperti itu karena di sumber eng-nya tertulis
      はっけい...
      Kalau yang benar memang seperti itu, sekali lagi maaf..."

      -Ramune

      Delete
  2. Semangat min di tunggu lanjutan nya
    👌👍

    ReplyDelete