Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 174 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Shiro7D |
Proof Reader
| - |
Arc 21: Pertempuran Wanita
Chapter 174: Para Petarung, dan Kakak Perempuan Kedua
Chapter 174: Para Petarung, dan Kakak Perempuan Kedua
『Jadi,
Touya-sama itu anunya Karen-sama……』(Roh pohon suci)
「Ia
adik laki-lakiku ~nanoyo. Dan Ia juga orang yang telah diberi kekuatan surgawi
oleh Kami dunia ~nanoyo」(karen)
Itu bohong. Aku
tidak diberi, malainkan kebetulan dapat. Jadi ini hanya sebuah kebetulan.
Yah, karena
roh pohon suci percaya begitu, jadi apa boleh buat….
『Tapi…
kenapa orang seperti Anda ada di [Upacara Pemangkasan]?』(Roh pohon suci)
「Aku kesini untuk memberi semangat pada keluargaku yang ikut berpartisipasi. Ah, tetap bersikap adillah dalam penjuriannya」(Touya)
『Baik…….』(Roh pohon suci)
Yah, karena yang
menjadi juri adalah Suku Jaja, jadi kurasa dia tidak ada hubungannya dengan ini.
Disamping itu,
sepertinya Karen-nee-san bisa menahan kekuatan surgawinya dengan sempurna.
Sedangkan aku yang tidak bisa melakukan hal itu, dapat ditemukan dengan mudah
oleh roh pohon suci.
Yah, karena hal
itu tidak berbahaya, jadi tidak masalah jika aku mempelajarinya nanti. Terlebih
“Kekuatan Surgawi” itu bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari dengan mudah.
「Tapi,「Upacara
Pemangkasan」itu? Apakah
seperti suatu festival ~nanoyo?」(Karen)
『Awalnya ini adalah upacara yang dilakukan untuk menyelesaikan permusuhan antara suku-suku, dan saya akan memberi mereka sebuah perlindungan jiwaagar tidak terjadi hal buruk. Namun sekarang acara ini bisa dikatakan sebagai sebuah festival, walaupun masih menyangkut harga diri dan hak-hak tertentu』(Roh pohon suci)
「Kalau tidak salah, Roh pohon suci memang mempunyai karakteristik untuk memelihara sesuatu.…. Aku paham sekarang ~nanoyo」(Karen)
Fumu. Apakah roh
pohon suci punya kekuatan untuk melindungi nyawa? Meski kekuatan itu tidak terlalu
kuat karena aku melihat cukup banyak orang sekarat tadi.
Yahh…. Palig tidak
mereka masih memiliki pelindung. Karena jika tidak, Permainan pertempuran di Hutan Besar tidak akan dilakukan.
「Sepertinya
menarik. Aku juga mau melihat 「Upacara
Pengkasan」ini ~nanoyo. Aku
juga harus memberi semangat untuk Yae-chan dan yang lain karena mereka akan tampil!」(Karen)
「Eh!? Nee-san tidak mau pulang?!」(Touya)
「……Apa kau tahu, perbuatanmu yang memindahkan orang kemari secara paksa itu sedikit menyebalkan, lho ~noyo?」(Karen)
「Adadadadadadadadadadada!」(Touya)
Aku pun
dijewer lagi.
***
Hari kedua 「Upacara Pemangkasan」.
Suku-suku
yang lolos kemarin, akan berdanding lagi di ronde kedua sampai tersisa 8 suku
yang bertahan. Lalu besok akan menjadi babak final yang menentukan suku mana
yang akan manjadi Suku Pohon Raja.
Sebenarnya, aku
masih belum melihat suku yang bisa dianggap ‘lawan yang pantas’ bagi suku Rauri.
「Omong-omong,
suku apa yang memenangkan「Upacara
Pemangkasan」sebelumnya?」(Touya)
「Aku mendengar kalau suku bernama suku Panao yang sebelumnya menang, namun mereka sudah kalah kamarin」(Lindze)
Ya ampun…. Yah,
10 tahun telah berlalu sejak upacara sebelumnya. Jadi sudah pasti anggota
mereka juga sudah berubah.
Ada juga
beberapa suku yang terlihat kuat disini, tapi aku masih merasa kalau kami masih
diatas mereka. Diantara tim kami, kurasa Rue lah yang terlemah, Selanjutnya Pam,
lalu Elze yang tanpa menggunakan [Boost], dan yang paling kuat Hilda dan Yae. Namun
jika Elze menggunakan [Boost], kurasa ia akan sama kuatnya dengan Hilda dan Yae.
Aku bahkan
tidak bisa membayangkan kalau ada orang yang bisa mengalahkan mereka bertiga. Akan
tetapi, kecocokan lawan dan senjata juga harus dipertimbangkan. Contohnya jika
seorang pengguna belati yang cepat dan hebat melawan pam yang menggunakan kapak,
atau pengguna tombak yang menjadi melawan Elzie yang berjarak serangan sempit.
Jadi pengaturan formasi pertarungan juga sangat penting.
Ngomong-ngomong
soal itu. Formasi hari ini juga berbeda dari yang kemarin. Hari ini Yae adalah
petarung barisan depan, Pam penyerang, Hilda di tengah, Elsie wakil ketua, dan
Rue ketua.
「Lihat-lihat.
Pertandingan Yae-chan akan dimulai ~noyo! Ayo bersorak untuknya ~noyo! Kalahkan
di~a Y-A-E-cha~n!」(Karen)
「Neesan, ini bukan baseball jadi tolonglah……」(Touya)
Sambil
berdiri di sampingku, Karen-nee-san memakai pakaian tradisional suku Rauri sama
seperti yang lainnnya. Yah, meski kupikir akan memalukan jika ia tetap memakai
piyama itu disini, tapi pakaian ini juga…….
(TL:
Sialan! Kenapa scene ini gak ada illustrasinya)
Dalam sudut
pandang tertentu, Karen-nee-san terlalu mencolok karena badannya yang bagus. Meskipun
hal itu adalah hal yang wajar karena ia adalah Dewi…….
Sementara aku
memikirkan hal itu, Yae sudah mengalahkan lawannya dengan mudah. Dan jika
dilihat dari ekspresi terkejut tim lawan, sepertinya petarung tadi adalah pertarung
terkuat mereka. Jika kekuatan mereka hanya sampai titik ini, kurasa mereka
bukan lawan yang sulit.
Sejujurnya, tim
kami sudah menang 3 kali berturut-turut hanya dengan Pam dan Hilda.
「Tapi……
apakah mereka memang sekuat ini?」(Touya)
Meskipun
mereka sudah sering berlatih dan terkadang juga ikut menyelesaikan beberapa
permintaan guild. Namun perkembangan pertumbuhan mereka bulan ini sangat
mengesankan.
Karen-nee-san
memiringkan kepalanya saat mendengar ucapanku.
「Hm?
Apakah mereka……. menjadi [Dependan] yah~noyo?」(Karen)
(TL: Dependan: Anggap saja orang
yang diberkahi)
「[Dependan]
?」(Touya)
「Hmm, sesuatu yang disebut [Kekuatan Surgawi] adalah [Kekuatan Dewa], tapi Touya-kun masih belum membangkitkannya, jadi kamu tidak bisa menggunakannya ~noyo. Jika aku menjelaskan keadaanmu saat ini, kamu itu Setengah-Dewa…… seperti demigod~nanoyo」(Karen)
Eh……. Apakah
sudah sejauh itu yah!? Memang sih, aku telah mendengar kalau tubuhku menjadi
lebih dekat ke Dewa. Tapi itu bearti secara perlahan-lahan aku menjadi lebih
jauh dari yang namanya manusia …….
「Dengan
itu, orang yang disebut “Dependan” adalah mereka yang mendapat perlindungan
surgawi dari Dewa. Touya-kun pasti telah menyebarkan kekuatan surgawi pada
orang-orang yang kamu anggap sebagai keluarga secara tidak sadar ~noyo. Mungkin
kurang tepat, tapi ini juga bisa disebut sebagai [Cinta Para Dewa] ~nanoyo. Omong-omong,
kita ini dependan dari Kami dunia atau bisa dibilang keluarganya ~nanoyo」(Karen)
Ah, untuk
suatu alasan kurasa aku paham. Aku memang menganggap semuanya sebagai
keluargaku. Aku percaya kalau aku ingin melindungi mereka. Apakah aku memberi
mereka kekuatan sebagai dependan? Begitu ya. Ternyata Dewi Cinta,
Karen-nee-san, juga bisa disebut sebagai dependan Kami-sama ya.
「Mereka
tidak akan membangkitkan [Kekuatan Surgawi], tapi mereka mungkin akan mendapatkan
kemampuan unik ~noyo. Mereka mungkin bisa menjadi manusia terkuat jika
keadaannya terus seperti ini」(Karen)
「Apa mereka bisa seperti itu!?」(Touya)
「Kamu tidak boleh meremehkan [Cinta Para Dewa] ~noyo? [Keberadaan yang Dicintai Dewa] memang seperti itu ~nanoyo. Omong-omong, mereka akan kehilangan efeknya jika mereka dibenci oleh Touya-kun ~noyo」(Karen)
Yah, kurasa
hal itu tidak akan terjadi. Mustahil bagiku untuk membenci semuanya. Tapi, kekuatan
itu sungguh luar biasa…….
「Tapi,
meskipun itu masih dalam batas demigod,
hal itu masih…..Ah」(Karen)
「?」(Touya)
「Hmmm~ Huh? Begitu rupanya ya ~nanoyo? Muumuu. Yah, Kurasa tidak masalah ~nanoyo」(Karen)
「Jangan paham sendiri saja. Jelaskan juga padaku」(Touya)
Aku pun
mengucapkan tsukkomi pada Karen-nee-san
yang menyilangkan tangannya karena suatu alasan dan mulai menggumamkan sesuatu
sambil memiringkan kepalanya.
「Ah~
Mereka mungkin……. Menjadi dependan-ku sekaligus dependan Touya-kun juga ~noyo」(Karen)
「Eh?」(Touya)
「Aku menganggap Touya-kun sebagai adikku, sebagai keluargaku ~noyo. Jadi,
aku juga menganggap mereka yang notabenenya tunanganmu sebagai keluargaku juga ~noyo. Meskipun rasa cintaku tidak sebesar Touya-kun ~ne」(Karen)
Ah, jadi
begitu yah? Sang Dewi Cinta mempunyai kekuatan [Cinta Para Dewa] 2x lebih besar
daripada seorang demigod. Kalau tidak
salah para gadis memang cukup dekat dengannya. Yah, soalnya dia [Kakak ipar-sama]
sih.
「…Ada
apa?」(Lindze)
Lindze memanggil
kami seolah-olah curiga pada diskusi kami. Kemungkinan besar dia tidak bisa
mendengar isi pembicaraan kami dengan sorakan di sekitar ini. Yah, walaupun ia
mendengarnya, ia juga tidak akan paham apa maksudnya.
「Ahh..
tidak ada apa-apa kok」(Touya)
「Aku hanya mengkonfirmasi kalau Touya-kun memang mencintai Lindzey-chan kok ~noyo」(Karen)
「Ueeee~! Apa itu benar? A-aku juga me-mencintaimu…..!」(Lindze)
「Ah~ imutnya ~noyo~! Giyu~!」(Karen)
Karen-nee-san
pun memeluk Lindzey yang memerah dan gagap.
Begitu ya. Ia
memang mendapat [Cinta Para Dewa]. Aku bisa paham kalau ia menjadi seorang「Dependan」.
「Touya-san,
coba lihat itu」(Yumina)
「Eh?」(Touya)
Saat aku
menoleh ke arah yang ditunjuk Yumina. Aku melihat 2 orang lelaki yang sedang
bertarung di arena. Seorang lelaki besar yang mengayunkan pedang besarnya dan seorang
pengguna bojutsu kepala botak yang menghindar dengan cepat.
Sudah jelas
kalau orang besar itu berasal dari Hutan Besar, sedangkan pengguna bojutsu itu
tidak. Warna kulit itu, apakah ia berasal dari timur? Mungkin ia juga anggota
pembantu sama seperti kami?
Sambil
menghindari serangan, ia jelas sekali ingin membuat stamina orang besar itu
terkuras. Dengan tidak menyia-nyiakan momen itu, orang botak itu menusukkan
tongkatnya ke dada lawan, dan membuat orang besar itu jatuh di tempat. Orang
botak itupun menang. Setelah membungkuk pada lawannya, dan kembali ke tempatnya.
Kuat. Ia mempunyai
kemampuan yang lumayan. Apakah karena kemampuannya itulah yang membuatnya dipaksa
ikut sebagai anggota pembantu? Meskipun sepertinya hal ini tidak ada hubungnnya
dengan situasi saat itu, mengatakan [Si Botak Pengguna Boujutsu*] adalah
permainan kata. Aku saja tidak bisa mengatakannya 3x.
(ED
: 坊主が棒術 “Bōzu ga bōjutsu”)
Saat aku
terus melihat pertandingan sambil memikirkan hal konyol itu, orang lain yang bukan
berasal dari suku Hutan Besar keluar dari tenda si botak tadi. Aku terkejut
karena melihat wanita yang mungkin juga menjadi perwakilan suku itu.
Wanita itu mempunyai
terlinga lancip, pupil emas, dan pola sisik yang ada di kulit coklat
kemerah-merahannya. Terlebih lagi, ada 2 buat tanduk di rambut hitam pendek dan
ekor tebal di pinggangnya. Dia…….
「Bukankah
ia dari Klan-Naga?」(Yumina)
Yumina membisikkannya.
Klan-Naga, apakah mereka demi-human yang
berasal dari salah satu klan yang ada Misumido?
「Klan-Naga
hanya ada sedikit. Dari 7 klan Misumido, mereka lah yang paling sedikit. Akan
tetapi, mereka memiliki kemampuan bertarung tinggi dan merupakan ras petarung
terhormat. Ini pertama kalinya aku melihat mereka」(Yumina)
Kalau
dipikir-pikir, aku juga tidak melihat mereka saat kami mengunjungi Misumido. Kalau
tidak salah, Klan-Naga itu tidak peduli dengan urusan politik dan hanya focus
ke latihan dan pertempuran. Jadi kurasa wajar jika aku tidak melihat mereka
waktu itu, karena mereka tidak menempati posisi penting di Misumido.
Ia memakai
sarung tangan abu-abu gelap. Apa ia petarung jarak dekat sama seperti Elze?
Saat
pertandingan dimulai, perempuan dari Klan-Naga itu bergerak kedepan dan
menghilang. Tapi setelah itu, ia tiba-tiba muncul di dekat lawannya yang
menggunakan kapak. Kemudian, ia meninjukan tangan kanannya dan berhenti tepat
sebelum mengenai lawannya. Dengan suara deru keras lawannya pun terhempaskan.
Apa-apaan itu…….?
Apa itu sejenis [Pelepasan Kekuatan Dari Dalam]? Aku tidak berpikir itu sihir
karena digunakan di arena.
(TL: refrensi Karakusa Gawara Seiken dari One Piece)
Ia menundukan
kepalanya seperti si botak dan kembali ke tendanya. Ia petarung yang sopan. Apakah
ia belajar di tempat yang mengharuskan penunjukan rasa hormat kepada lawan yang
kalah sama seperti Kendo atau Judo?
「Sepertinya
kita tidak akan bisa memenangkan ini dengan mudah」(Touya)
「Sepertinya memang begitu」(Yumina)
Saat kami
melihat arena lain, kami bisa melihat beberapa kelompok dengan petarung kuat. Tapi,
kurasa dua orang tadi jauh lebih kuat daripada yang lain.
「Hmm!?」(Karen)
Karen-nee-san
mengeluarkan suara aneh saat melihat kebawah. Kenapa? Apa ada petarung aneh?
Ada dua orang
yang bertarung dengan pedang di arena yang Karen-nee-san lihat. Satu orang dari
suku Hutan Besar sedangkan yang satunya anggota pembantu dari suku lain. Anggota
pembantu itu adalah seorang perempuan yang mampu menangkis serangan lawannya menggunakan
pedang dengan satu tangan. Ia mempunyai rambut pendek silver keunguan dan kulit
putih porcelain.
「Ya
ampun, kok bisa…….?」(Karen)
Menakjubkan. Hal
yang menakjubkan adalah perempuan itu tidak melangkah sedikitpun. Ia bahkan
menghalangi serangan yang datang dari belakangnya tanpa melihat. Apa yang telah
ia lakukan sampai bisa seperti itu? Terlebih lagi, ia hanya menggunakan satu
tangan.
Setelah
menyerang membabi buta, lawannya pun berhenti bergerak dan saat lawannya
berhenti bergerak, perempuan itu mengalahkannya dengan menyerangnya di bahu. Hanya
dengan satu serangan itu, lawannya tidak bisa berdiri lagi, dan perempuan itu
menang.
Oi-oi, ia
menang tanpa melangkah sedikitpun. Padahal aku berpikir lawannya tidak lemah
lho…….
Akan tetapi
karena suku perempuan itu tidak bisa mengalahkan tiga orang lainnya, mereka
kalah.
「Umm
Mou~ Kenapa dia bisa ada di tempat ini ~noyo?」(Karen)
「Eh?」(Touya)
Apa ia
kenalan Karen-nee-san? Saat kami melihat figure perempuan yang mau keluar dari
daerah Pohon Suci itu, tiba-tiba ia melihat kami dan melambaikan tangannya dan
tersenyum padaku.
Hmm? Huh? Apa
ia mengenalku?
「Touya-kun,
Ayo ikut ~noyo. Yumina-chan, aku akan pinjam Touya-kun sebentar yah ~noyo」(Karen)
「Eh? Ba-baiklah」(Yumina)
Setelah
ditarik Karen-neesan, kami keluar dari daerah Pohon Suci dan bertemu dengan perempuan
tadi yang sedang bediri sambil menaruh tangannya di pinggang dan tersenyum.
「Ya~」(???)
Daripada
mengeluarkan ekspresi marah, Karen-neesan lebih ke pasrah sambil mengepalkan
tangannya saat berhadapan dengan perempuan berpedang itu. Sedangkan perempuan
itu hanya tertawa atas apa yang nee-san katakan.
「Secara
resmi, aku disini untuk membantumu. Dan alasan lainnya adalah karena situasi
saat ini terlihat menarik」(???)
「Umm Mu~」(Karen)
Saat aku
berpikir kalau suara perempuan itu terdengar tidak asing, dan hal yang terpikir
di kelapaku hanya hal itu. Tapi……. mustahil.
「Karen-nee-san…….
Jangan katakan kalau perempuan ini…….」(Touya)
「Iya. Ia temanku. Dewi Pedang ~nanoyo」(Karen)
「Dewi Pedang!?」(Touya)
Seperti yang
kuduga! Terlebih lagi, kau mengatakan kalau ia Dewi Pedang! Bukankah ia tadi
mengatakan kalau ia turun ke bawah hanya karena ini menarik? Ia juga salah satu
Dewa kan! Apakah para Dewa itu mempunya banyak waktu luang? Yah, meskipun
menangkap Dewa bawahan itu adalah tugasnya, tapi itu tedengar seperti alasannya
saja menurutku…….
「Senang
bertemu denganmu, yah. Walaupun aku merasa tidak seperti itu karena aku sering mengintip
darimu. Touya-kun」(Dewi Pedang)
「Haa……senang bertemu denganmu, aku Mochizuki Touya」(Touya)
「Ah, senang bertemu denganmu juga. Tapi, Dewi Cinta, apa-apaan dengan
「Karen-nee-san」itu?」(Dewi Pedang)
「《di bawah sini》Aku adalah 0nee-san-nya Touya-kun ~nanoyo.
Mochizuki Karen. Fufun, bukankah itu terdengar bagus?」(Karen)
Dengan ‘Ahem’.
Karen-nee-san mendongakkan dadanya penuh kebanggaan sambil berkata begitu. tapi
itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, tahu. Tapi entah kenapa reaksi Dewi
Pedang-san berbeda.
「Enaknya~
Ah, kalau begitu aku juga mau jadi Onee-san」(Dewi Pedang)
「Tidak boleh ~noyo posisi Onee-san itu hanyalah milikku seorang ~nanoyo」(Karen)
Karen-nee-san
memalingkan wajahnya sambil tertawa seakan-akan sedang bercanda. Lalu, Dewa
Pedang Onee-san menyatukan tangannya seakan-akan sedang berdoa.
「Tidak
masalah bukan? Ah, itu artinya aku juga akan menjadi adikmmu karena aku Onee-san
kedua. Kumohon, Karen-neesan」(Dewi Pedang)
「 Aku… jadi Onee-san ~nanoyo?」(Karen)
「Um, iya. Aku adikkmu」(Dewi Pedang)
Karen-nee-san
merenung sambil mengambil sikap berpikir. Lalu ia pun membunyikan lidahnya dan
menatapku. Apa-apaan ‘play’ ini?
「Kalau
begitu, kurasa tidak masalah ~noyo. Toh ini bukan sesuatu yang spesial, kan?
~nanoyo」(Karen)
「Baiklah. Dan oleh karena itu, sekarang aku juga Onee-san. Jadi tolong jaga aku yah」(Dewi Pedang)
Akhinrya Sang
Dewi Pedang, mengambil posisi Onee-san kedua-ku dan melihatku dengan wajah
tersenyum.
Entah kenapa,
tiba-tiba jumlah onee-san-ku bertambah satu…… Apa-apaan ini?
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Thanks min,
ReplyDeleteIMO,
Untuk jurus Boujutsu Sonia dari Klan Naga, dari pada mirip Haki mungkin lebih mirip jurus nya Jinbei, "Karakusagawara Seiken"
Terima kasih pendapatnya, sebenarnya gw juga kurang yakin ngembarkannya dengan Haki itu cocok atau egak, tapi kerena gw cuman ngedit (Plus cuman nonton sedikit One piece, jadi gw oke2 aja :P)
Delete-Shiro7D
Jawab..
Delete"Oh, begitu yah..
Maaf, aku masih kurang wawasan, jadi masih kurang mengerti masalah begituan. Aku ngetik seperti itu karena di sumber eng-nya tertulis
はっけい...
Kalau yang benar memang seperti itu, sekali lagi maaf..."
-Ramune
Semangat min
ReplyDeleteTerimakasih untuk bab ini
ReplyDeleteSemangat min di tunggu lanjutan nya
ReplyDelete👌👍