Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 264 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Atla |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 26: Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Esok Hari
Chapter 264: Kerajaan Budak, dan Keanehan Dari Padang Pasir
「Ooo iya, Touya-dono. Belakangan ini kamu mulai
menginvestigasi kerajaan Sandora, bukan?」(Trystwin)
「Aah! Saya juga ingin menanyakannya.」(Zephir)
「Telinga kalian cukup tajam
yah?!」(Touya)
Aku
pun berteriak tanpa berpikir begitu mendengar
ucapan Raja Belfast dan Kaisar Regulus.
Perwakilan
Negara Aliansi Timur-Barat ingin bersenang-senang setelah rapat bulanan, oleh
karena itu aku membiarkan mereka bersenang-senang di ruangan permainan sampai
malam.
Raja
Belfast Belfast, Kaisar Regulus, Raja Makhluk-Buas Misumido dan aku sedang
bermain mahjong, sementara Raja Ksatria Restia
dan Raja Rynie yang merupakan sesama Raja muda
sedang bermain bola sodok.
Di
dalam area tahan suara yang ada di pojok ruangan game, permainan piano
Kousuke-nii-san dan masakan Clair-san mempesonakan Gubernur Utama Rodomea dan
Monarki Referees. Sementara itu, di sudut lainnya, Karen-nee-san,
Moroha-nee-san, Sousuke-oji-san dan Karina-nee-san sedang memberi pencerahan
pada Paus Suci Ramisshu mengenai Dewa. Omong-omong Suika terlentang di lantai,
dengan botol sake di tangannya.
「Yah, yang menginvestigasi Sandora bukan
Touya-dono saja. O~to, Raja Makhluk-Buas, ini Pon.」(Trystwin)
「Ada banyak hal yang membuat kami khawatir…
~t-to.」(Zephir)
「Contohnya?」(Touya)
Aku
mengambil ubin dari tumpukan yang ada di depanku sambil mendengarkan diskusi
mereka. Aku tidak butuh ini, jadi kubuang saja.
「Saya mendengar bahwasanya jumlah pedagang
budak membludak setelah Yuuron menghilang, selain itu saya juga mendapat
beberapa laporan mengenai penculikan warga Regulus.」(Zephir)
「Kami pun juga sama. Ada kasus di mana kelompok
bandit menyerang desa dan menculik pemuda, wanita,
dan bahkan anak kecil. Tidak salah lagi, pedagang budaklah pelaku dari semua
ini karena Makhluk-Buas dianggap sebagai budak
petarung yang mahal, dan Negara yang memiliki hubungan baik dengan mereka
adalah Sandora.」(Jamca)
Misumido
sendiri adalah Negara yang mudah diinvasi karena berbatasan dengan Hutan Besar.
Dan juga, semua makhluk buas punya kemampuan spesial tergantung rasnya, dan
kemampuan ini lah yang menarik perhatian pedagang
budak.
「Kami akan senang jika anda cepat-cepat
menghancurkan Negara seperti itu, Touya-dono. 」(Trystwin)
「Ha-ha-ha, ide yang bagus. Touya-dono pasti
bisa menghancurkannya dengan sekali serangan. Jika kamu mau, kami akan ikut
membantumu, iya kan semuanya?」(Jamca)
「Kalau kita mengirim beberapa FrameGear,
menguasai Ibukotanya kurang dalam 1 hari adalah sebuah kemungkinan.」(Zephir)
「… Kalian
mengucapkannya seolah-olah ini gurauan, tapi setengah serius, iya kan? 」(Touya)
「「「……………………」」」
Mereka
bertiga pun membuang wajah masing-masing.
Hey, kalian bertiga! Lihat aku!
Hey, kalian bertiga! Lihat aku!
「Hal mengenai menghancurkan Sandora memang
gurauan, tapi kami memang akan senang jika kamu melakukan sesuatu terhadap bisnis perdagangan budak itu.」(Trystwin)
Dari
kata-kata itu saja, aku merasa kalau perdagangan budak
yang memperbudak orang dari negara lain lebih
berbahaya dari Kerajaan Sandora itu sendiri. Walau sepertinya perdagangan budak itu tidak punya pilihan lain
selain mengikuti perintah dari negara itu.
Sandora
sendiri tidak punya hubungan diplomasi dengan
negara-negara kecuali Yuuron. Tidak ada negara yang akan kesusahan kalau kita
menghancurkannya, tapi… Tidak, kurasa mereka akan kesusahan saat pengungsi
datang, mereka mungkin akan pergi ke Kerajaan
Lail karena paling dekat.
「Sudah kuduga. Masalahnya ada di “Kalung Budak”…」(Touya)
Sebentar,
bagaimana caranya “Kalung Budak” itu diproduksi secara masal? Apa ada orang
yang bisa menggunakan sihir “memperkuat” seperti aku?
Akan tetapi, sihir non-atribut itu tidak diturunkan melalui keturunan. Kalau aku berasumsi sihir itu ada di satu generasi, bagaimana caranya “Kalung Budak” itu bisa tersebar di Kerajaan Sandora dalam waktu yang sangat lama?
Akan tetapi, sihir non-atribut itu tidak diturunkan melalui keturunan. Kalau aku berasumsi sihir itu ada di satu generasi, bagaimana caranya “Kalung Budak” itu bisa tersebar di Kerajaan Sandora dalam waktu yang sangat lama?
Tentu
saja, kalau kalung itu masih ada saat budaknya mati, pemiliknya tetap akan bisa
menggunakannya.
Poin
terpentingnya adalah, siapa yang mengumpulkan pedagang
budak? Apa Sang Raja? Atau mungkin…
「O~to, Touya-dono, ini Ron. Chinitsu. Haneman,
12000.」(Jamca)
「~aaa!」(Touya)
Raja
Makhlu-buas pun memperlihatkan tangan dengan bundaran berwarna sama. Sial! Aku
lengah! Tidak masuk akal rasanya bisa lengah dengan rencana yang sudah jelas…
Aku
membayar denda sticknya, dan kami pun bemain lagi. Ubin-ubinku yang kali ini
juga mengkhawatirkan…
「…kalau tidak salah, bukankah Kerajaan Sandora
ini dulunya dibuat seseorang bernama “Raja Budak”, yah? 」(Touya)
「Begitulah. Sepertinya saat itu, ada banyak
suku yang berperang di sana. Lalu, telah dikatakan bahwa seorang lelaki,
bersama dengan orang-orang suku Frau, muncul secara tiba-tiba dan menghentikan
perang semua suku dalam sekejap mata, dan akhirnya membuat Kerajaan Sandora.」
「Sejarah menambahkan bahwa kaki lelaki itu
dibelenggu, dan ia dulunya adalah budak dari negara tertentu yang juga merupakan
gladiator.」
Jadi
ia dipanggil “Raja Budak” karena itu, yah? Apa gladiator itu meninggalkan
negaranya dan pergi ke tempat yang nantinya akan menjadi Sandora? Bagaimana,
yah? Kurasa di zaman itu juga ada budak.
「Akan tetapi, cerita itu hanya salah satu teori.
Ada juga cerita di mana ia memperbudak ketua suku yang mengikutinya.」(Jamca)
「Benar, ada juga cerita yang menyatakan kalau
orang yang membuat “Kalung Budak” pertama adalah “Raja Budak” itu sendiri
walaupun yang memproduksi masalnya setelah negara itu terbentuk adalah penyihir
tertentu.」(Zephir)
Aku
pun memiringkan kepala begitu mendengar ucapan Raja Makhluk-buas dan Kaisar.
Mu-mu-u. Apa ia memang mengumpulkan semua suku secara paksa dengan bantuan
kalung itu, bangkit, lalu membuat sebuah negara? Bisakah seorang gladiator melakukan itu? Sepertinya ada rahasia di balik semua
ini.
Membebaskan
budak Sandora memang mudah, tapi apa yang akan mereka perbuat setelah itu? Apa
mereka akan memberontak?… Atau malah melarikan diri?
Mereka
mungkin tidak akan mengampuni para bangsawan.
Walaupun
para bangsawan itu tidak salah, tapi mereka yang tidak melihat para budak
sebagai manusia, mau bagaimana lagi, kalau melihat dari segi lingkungan sekitar.
Tapi, mustahil bagi para budak untuk mengetahuinya.
Mu-mu-mu…
haruskah aku pergi dan mengatakan “bebaskan budak yang dibawa dari negara lain
secara illegal” pada Raja itu?
Akan
tetapi, akankah mereka mau melakukannya saat kami mengatakannya? Kurasa mereka
tidak punya alasan untuk melakukannya. Sanksi ekonomi tetap akan berlaku, tapi
tetap saja, negara itu kan tidak punya hubungan diplomasi dengan negara lain
sama sekali.
Dalam
segi makanan, para budak tidak dibolehkan memakan apapun yang mengenakkan,
karena ⅔ wilayah negara itu padang pasir dan sisanya tanah subur.
Mereka
tidak saling bertukar dengan negara lain sama sekali. Kecuali pedagang yang
sering datang dan pergi, Sandora bisa dianggap sebagai negara yang mengisolasi
diri.
Haruskah
aku membuat kapal hitam dan mengarahkan meriam ke arahnya?
Muu.
Menyusahkan saja...
Dari
pada menghancurkan negara, menghancurkan operasi pedagang budak itu terasa
lebih…
「O~to, Touya-dono, Ron lagi. Chinitsu. Haneman,
12000~」(Jamca)
「Lagiiii!?」(Touya)
Ini
buruk!
Aku tidak boleh terlalu memikirkannya sekarang! Aku harus bekonsentrasi ke
permainan ini atau aku akan kalah telak… Tidak-tidak-tidak, ini berbeda. Berbeda!
Untuk
saat ini, mari tunggu laporan dari 3 kunoichi itu.
***
Mulai
besok paginya, hujan turun dengan tenang di
tanah Brunhild.
Sudah mulai musim hujan, yah?
Sudah mulai musim hujan, yah?
Sepertinya
para ksatria sedang beristirahat dari latihan dan berada di kamar masing-masing
untuk belajar, membaca, ataupun memperbaiki senjata masing-masing.
Sedangkan
aku sendiri, aku sedang duduk di kursi dan membaca buku di balkon istana, kemudian
aku mendengar lantunan musik dari kejauhan.
Sousuke-nii-san lagi, yah?
Sousuke-nii-san lagi, yah?
Lantunan
ini… memang melody untuk hujan, tapi tidak akan ada yang menari sambil membawa
payung dan bersenang-senang di bawah hujan ini.
Tapi
tetap saja, hujan ini agak… bentar, aku
penasaran sampai kapan hujan ini turun? Kuharap sungai Brunhild tidak meluap. Akan
sangat membantu kalau di dunia ini ada sesuatu seperti alat peramalan cuaca.
Tidak,
tunggu sebentar.
Tiba-tiba
aku mendapat ide. Aku pun mencoba memperkuat
aplikasi ramalan cuaca di Smartphone lalu mengaktifkan [Search].
Laporan
cuaca dalam 1 minggu ke depan dengan tanda paying bersama temperatur atmosfir muncul dengan suara “tut” … Berhasil.
Oooo.
Sepertinya hujan akan selesai dalam 2 hari mendatang. Sepertinya kami harus
bersabar.
Omong-omong,
Brunhild akan memasuki musim panas dalam satu
bulan. Brunhild memang tidak punya wilayah pantai, tapi ada yang cocok di kepulauan dungeon. Rakyat mungkin akan pergi ke sana kalau aku membebaskannya
dari marabahaya dan membuat pantai. Walaupun
ada banyak makhluk sihir, mereka akan diam jika aku memanggil Leviathan sebagai
penjaga pulau. Walaupun ubur-ubur dan hewan lainnya tetap tinggal sih.
Kedengarannya
menarik, dengan adanya pantai, kedai makanan dan lainnya.
Itu semua akan terlihat seperti festival atau… Hmm?
Itu semua akan terlihat seperti festival atau… Hmm?
Kalau
dipikir-pikir, negara ini tidak punya festival sama sekali. Belum genap setahun
sejak terbentuknya negara ini, jadi kami belum membuat festival apapun untuk
merayakan terbentuknya. Akan tetapi, tahun baru sudah lewat.
Di
sini juga tidak ada kuil Shinto… Yah, tidak masalah bagi kami untuk tidak
membuat festival bergaya Jepang. Akan tetapi, kalau membahas kuil Shinto, makanan seorang Dewa sangat dibutuhkan. Walaupun
kalau aku disuruh mengatakan “siapa dewa yang kau sembah?”, tidak ada orang
selain beliau sih.
「Membuatnya menjadi Dewa kuil tanpa sepengetahuannya
itu agak~」(Touya)
Ia
tidak akan marah, tapi kurasa aku tetap harus meminta izinnya kalau memang mau
melakukannya.
Kalau
Dewa biasa mah, mereka berkeliaran seenak jidat. Bagaimana yah? Mereka cuma
bersenang-senang lho ya?! Seperti Dewi Alkohol!
Saat
kepalaku pusing mengingat Suika yang tidur pulas sambil memegang botol sake di
tangannya, Smartphoneku bergetar karena ada panggilan.
Layarnya
menunjukkan “Sarutobi Homura”. Oh, Sarutobi yang perempuan, yah? Apa mereka
sudah sampai di Sandora, yah?
「Iya, moshi-moshi.」(Touya)
『Ah~, Ano~, oh, apa ini benar-benar anda, Baginda?!
O-orang-orang di kota, me-mereka semua!』(Homura)
「Tenanglah. Aku tidak paham ucapanmu sama
sekali.」(Touya)
Apa-apaan
ini? Sepertinya ia panik. Apa yang terjadi?
『Orang-orang, mereka berkilau, dan mati! Cahaya
itu, cahaya itu berasal dari badan mereka … Ah…… Moshi-moshi, Baginda. Ini Shizuku. Saya telah mengambil
smartphonenya.』(Homura/Shizuku)
Aku
pun mendengar suara tenang Shizuku yang mengambil smartphone Homura yang panik.
Sip. Aku tidak akan paham sama sekali kalau Homura yang berbicara.
「Ada di mana kalian sekarang?」(Touya)
『Ada di kota bernama Astal, sebelah timur
ibukota Sandora, wilayah Kyurei. Kami berdiam di kota ini untuk menginap di
hotel sebelum berangkat ke Kyurei, tapi… kami menemui hal aneh.』(Shizuku)
「Hal aneh?」(Touya)
“Astal
city”, bukannya itu kota terbesar ke-2 di Sandora, yah? Apa yang terjadi di
sana?
『Warga kota.. mereka
semua telah mati.』(Shizuku)
「Apa!?」(Touya)
Aku
pun berdiri dari kursi. Semuanya? Astal itu kota besar. Apa ia berkata
bahwa semua orang telah terbunuh?
『Monster kristal tumbuh dari tubuh mereka dan
mereka pun mati. Sepertinya mereka telah mengambil semua cairan tubuh warga,
membuat mereka kering …』(Shizuku)
Kristal?
Aku pun teringat badan Fraze. Tapi, aku tidak pernah mendengar hal seperti ini
sebelumnya.
Mungkin
itu virus. Kalau memang seperti itu, mereka ber-3 ada dalam bahaya.
「Bagaimana keadaan kalian?」(Touya)
『Kami baik-baik saja. Hanya saja Nagi merasa
sedikit tidak enak badan…』(Shizuku)
「Pergi dari kota itu sekarang juga! Pergilah ke
manapun pokoknya jauh dari sana dan diamlah saat kau menemukan tempat yang pas.
Aku akan datang dalam satu jam lagi」(Touya)
『Baik.』(Shizuku)
Setelah
memutus panggilan, aku pun membuka peta kota Astal, memproyeksikannya dan
mencari warga yang masih hidup. Ada 3 titik yang bergerak ke sudut kota. Pasti
trio kunoichi itu, tapi…
Tidak
ada satu pun warga selain mereka.
Apa mereka semua benar-benar mati? Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa mereka semua benar-benar mati? Apa yang sebenarnya terjadi?
「Tidak ada gunanya diam seperti ini. Ayo
berangkat!」(Touya)
Keadaan
akan memburuk kalau ini benar-benar penyakit menular, jadi aku harus memanggil
Flora dari [Bangunan Alkemi] dan memintanya untuk menyiapkan ruangan karantina
dan alat-alat di kantor kesehatan. Haruskah kuminta lolico… bukan! Atlantica dari
[Laboratorium] untuk ikut bersamaku?
Setelah
menjelaskannya pada atasan mereka, Tsubaki-san, aku pun membuka [Gate]. Aku
ingin berpindah ke tempat di mana kami menemukan reruntuhan Babylon di Sandora dan
bergerak dari sana.
Setelah
melewati [Gate], Seperti biasa, di sini sangat panas…
Kubuka
peta Sandora dan terbang dengan [Fly] ke lokasi mereka ber-3.
Semua
orang di kota telah mati. Apa yang sebenarnya terjadi?
Aku
pun mempercepat laju terbangku lebih dari biasanya, seolah-olah mencoba
menghilangkan rasa tidak mengenakkan ini.
Semangat terus min
ReplyDeleteWah menakjubkan
ReplyDeleteakhirnya mulai agak serius ceritanya
ReplyDelete👍👍👍
ReplyDelete