Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 259 Bahasa Indonesia
Translator | Shiro7D |
Editor
| Shiro7D |
Proof Reader
| Shiro7D |
Arc 26: Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Esok Hari
Chapter 259: Dewa dan Penjamuan
「Jadi, dimana letaknya?」 (Touya)
「Seharusnya di
sekitar sini ~ nanoyo. Tapi karena tiba-tiba mengilang, jadi aku tidak tau
pasti dimana posisinya~nanoyo. 」(Karen)
Aku mengeluarkan peta di halaman
setelah kami kembali ke kastil. Lalu aku meminta Karen-nee-san untuk
menunjukkan secara
akurat di mana tempat dia merasakan keilahian itu. Tempat yang di tunjuknya adalah ke
tenggara dari sini, lebih
tepatnya di daerah Hutan Besar yang sedikit melewati Kerajaan suci Ramisshu dan
dekat dengan Kerajaan Lail.
Yap, Kisarannya
memang terlalu
luas. Aku bertanya-tanya,
apakah kita dapat
menemukan mereka, yah? Hm, aku baru ingat, bukankah
Moroha-nee-san juga muncul di
daerah Hutan besar.
Apakah ada semacam
landmark khusus untuk para dewa turun di sana, yah.
「Omong-omong,
Orang ini ... tidak, dewa ini ... Apakah tidak masalah menggunakan kekuatan ilahi-nya di
dunia ini? 」(Touya)
「Terus terang, Kami “dilarang menggunakan keilahian kami jika itu untuk
ikut campur dalam urusan dunia ini”, akan tetapi kami “diizinkan
menggunakannya jika itu untuk diri kami sendiri”. Yang berarti kami tidak masalah
mengganggunya
selama tidak menggunakannya untuk dunia ini ~ noyo. Yah, bisa di bilang masih banyak celah seperti itu
~ noyo 」(Karen)
Yah, para nee-san juga tidak akan menggunakan
kekuatan ilahinya
kecuali ketika mereka berurusan dengan dewa bawahan. Meskipun aku ragu, apakah
Moroha-nee-san memang perlu menggunakan
kekuatannya, mengingat
dia sudah sangat kuat sekarang.
「Kemungkinan
besar pihak lain juga telah mencoba untuk mencari
keberadaan keilahian kita. Tapi, tidak seperti sebelumnya, Touya-kun saat ini sudah dapat
mengendalikan
keilahiannya, jadi
mereka pasti tidak dapat menemukan tempat ini ~ noyo」 (Karen)
Unuu. Apakah itu
berarti aku tidak punya
pilihan lain, selain pergi dan menyapa mereka secara langsung?
Entah kenapa aku
sangat enggan untuk melakukannya. Aku penasaran, apakah ada cara
bagiku untuk tidak pergi ke sana, yah?... Mengingat jumlah orang yang
merepotkan akan
meningkat lagi nantinya ... aduh-aduh!
「Bukankah
kau baru saja
memikirkan hal yang tidak sopan lagi~ noyo?」 (Karen)
「Awu… saukit,
kuwamohon
lepaskan!」(Touya)
Pipiku pun dicubit oleh
Karen-nee-san. Bukankah persepsinya untuk hal-hal seperti ini
sudah sudah mencapai
level dewa! Meskipun dia adalah dewa!
「Apa yang sedang terjadi di sini?」 (Moroha)
「Ah, Moroha-chan」 (Karen)
Saat aku
memikirkan itu, kakak-ku yang lain, tiba-tiba muncul entah dari mana.
Yah, kurasa
wajar jika
Moroha-nee-san juga merasakannya karena Karen-nee-san juga merasakannya.
「Tampaknya Karen-nee-san merasakannya juga.」 (Moroha)
「Tentu saja
~ noyo. Jadi, saat ini kami
sedang membahas apakah kita akan menyapa mereka atau tidak ~ noyo 」(Karen)
「Yah, aku tidak segan untuk bertemu dengan
mereka. Hanya saja, aku sedikit
tertarik pada siapa yang turun. Walaupun kupikir itu akan baik-baik saja selama bukan dewa
seperti dewa penghancur yang turun.」(Moroha)
Bukankah itu
berbahaya ?! jika dewa
seperti itu yang turun, aku harap dia segera kembali!
「Tidak ada yang bisa turun kecuali mereka
memiliki izin dari Dewa
Dunia, jadi aku tidak
berpikir bahwa
dewa seperti itu
akan datang. Namun bisa
saja seseorang seperti Dewa Blacksmith, Dewa
Pertanian atau Dewa Perdagangan yang turun. 」(Moroha)
「Muuu ... Dewa Blacksmith atau Dewa Pertanian masih
baik-baik saja, tetapi jika Dewa Perdagangan ... itu sedikit mengesalkan ~ noyo」 (Karen)
「Kecocokan Karen-nee-san dengan Dewa Perdagangan itu cukup buruk,
bukan?」 (Moroha)
Sambil mendengarkan celotehan dari
kedua dewa itu, aku
sekali lagi menegaskan bahwa bahkan di antara para dewapun ada juga yang baik dan yang bukan.
「Bagiku,
kurasa akan lebih baik
jika Dewa Katana, Dewa Tombak atau Dewa Seni Militer yang turun.
Karena akhir-akhir ini
Touya-kun tidak menemaniku.」
(Moroha)
Yah, tolong ampuni aku soal itu.
karena setiap
kali Maroha-nee-san mengajakku latihan, aku pasti akan sangat kelelahan.
Sampai-sampai aku
merasa tidak bisa bergerak selama seharian. Semua itu karena
Moroha-nee-san yang besungguh-sunggun
menyerangku dengan niat membunuhnya! Omong-omong, hasil
pertandingan kami dalam berpedang
adalah 52 kekalahan dari 52 pertandingan, jadi apa yang salah dengan itu?
Aku tidak mengenal Dewa Katana atau Dewa Tombak dengan baik,
tetapi mereka mungkin mirip dengannya. Selain itu, membuat mereka
menemaninya bertarung itu...
yah, jika mereka bisa menjadi lawan tandingnya, kurasa aku akan senang ... Mungkin?
「Yah, terserahlah. Yang lebih penting, mari kita lihat
langsung tempat
itu.
Mungkin saja akan
ada semacam reaksi jika aku melepaskan keilahianku di sana 」(Moroha)
「Benar juga.
Selain itu, sisi
lain harus juga akan
menyadari Touya-kun nantinya.
Jadi sepertinya
oke ~ nanoyo 」(Karen)
Akupun segera membuka
[Gerbang] ke perbatasan Kerajaan Lail di mana aku menaklukkan Scorpinas raksasa. Dan dari sana, kami akan menuju ke Hutan Besar.
「Omong-omong, apakah para Nee-san bisa terbang?」 (Touya)
「Bukannya tidak bisa, hanya saja akan sedikit meropotkan karena membutuhkan
kekuatan ilahi untuk melakukannya.」 (Moroha)
Moroha-nee-san
membalas. Tapi akan
sulit jika kita
berjalan kaki sampai ke Hutan Besar… Ah, haruskah aku mencoba
menggunakan benda “itu”? yang kebetulan
kutemukan
di [Gudang] beberapa hari
yang lalu.
Akupun mengambil “Benda itu” yang dari dalam [Penyimpanan] dan membentangkannya di tanah. Benda Ini memiliki ukuran
sekitar 4,5 tikar tatami.
「Touya-kun, apa ini ~ nanoyo?」 (Karen)
「Yah, sebut
saja ini karpet ajaib. Ini akan baik-baik saja,
jadi silakan duduklah
di atasnya.」(Touya)
Aku mengajak Karen-nee-san dan
Moroha-nee-san yang memasang
ekspresi bingung, untuk duduk di karpet. Akupun kemudian duduk di
depan mereka. Pada saat itu, karpet itupun tiba-tiba mengambang sekitar 1M di udara.
「Baiklah, ayo berangkat!!!」 (Touya)
Karpetpun mulai bergerak maju secara perlahan.
Omong-omong,
karpet ini telah di
pasang penghalang di sekitarnya, jadi kami tidak akan jatuh dari sini atau merasakan
angin secara langsung. Terlebih saat ini, aku juga menerapkan sihir [Tidak Terlihat], jadi
orang-orang di sekitarnya tidak akan melihat kami melayang.
「Hee. Ini cukup menyenangkan juga ~ nanoyo 」(Karen)
「Masalahnya terdapat pada pengendalian karpet ini yang tidak akan bisa
terbang dalam untuk
waktu yang lama jika orang yang mengendalikannya tidak memiliki
kekuatan sihir yang cukup
banyak.」
(Touya)
Karena sepertinya mereka
berdua sudah terbiasa, jadi aku menaikkan ketinggian dan kecepatannya. Meskipun
seperti yang diharapkan, aku tidak bisa melakukan gerakan seperti akrobatik.
Tak lama kemudian, kami tiba di langit Hutan Besar. Akupun menghentikan
karpet sambil tetap
melayang di udara.
「Aku
akan mencoba melepaskan sedikit keilahian dari sini.」 (Touya)
Saat aku dengan ringan
melepaskan “Pelepasan
Dewa”,
keilahian yang serupa mulai terasa dari hutan di kejauhan. Apakah mereka
menunjukkan kepada kita lokasi mereka dengan cara seperti itu?
「Nn?」 (Moroha)
「Oya?」 (Karen)
Karen-nee-san dan
Moroha-nee-san yang
duduk di belakangku menunjukkan ekspresi yang sedikit terkejut.
「Kenapa?」 (Touya)
「Tidak, ini tentang keilahian yang sedang dipancarkan saat ini ...」 (Moroha)
「Aku
merasakan lebih dari
satu ~ noyo」 (Karen)
Apa katamu?
Aku tidak bisa merasakan secara mendetail seperti itu...
Lalu apa itu berarti… Ada
banyak dewa yang turun
di sana?
「Apa maksudnya ini?」 (Touya)
「Siapa yang tahu ... Bagaimanapun, kita akan
mengerti begitu kita sampai di sana ~ noyo. Touya-kun, ayo berangkat ~
noyo! 」(Karen)
Walaupun ada banyak hal yang ingin aku tanyakan
saat ini, tetapi kurasa tidak
ada pilihan lain selain pergi ke sana dan lihat apa yang sedang terjadi.
Untuk saat ini, aku membuat
karpet terbang melaju ke arah
dimana aku merasakan keilahian.
Aku tidak bisa melihat secara sejelas karena tertutup
oleh pepohonan. Tapi paling tidak, aku bisa melihat secara sekilas, bahwa ada
beberapa orang di sana.
Saat kami turun
di dekatnya, bunyi musik yang ramai mulai terdengar bersamaan dengan tawa riang dan bau yang lezat.
「... Apa ini?」 (Touya)
「Kore wa,
kora wa…」 (Moroha)
(TL : Yah, gw enggak tau enaknya di TL
apaan. Tapi gw rasa ini udah pas)
「Ya ampun
~ nanoyo…」
(Karen)
Pesta? Itu benar, ini
sebuah pesta.
Di dalam hutan,
ada seorang pemuda yang memainkan instrumen musik yang mirip mandolin, seorang gadis berwajah merah karena sedang minum
alkohol, seorang wanita yang sedang memanggang daging di atas api unggun,
dan seorang pria yang sedang makan kacang dan berry sambil tersenyum.
Apa ini?
Setelah turun
dari karpet, aku mengalihkan pandanganku ke Karen-nee-san di belakangku.
「Mereka adalah Dewa Musik, Dewi Alkohol, Dewi
Berburu, dan Dewa Pertanian ~ nanoyo」 (Karen)
Apa?! Jadi ada empat dewa yang turun?!
Sementara aku tercengang,
seorang gadis kecil yang memperhatikan kami, melambaikan tangannya ke arah kami dengan
gerakan yang
berlebihan.
「Ooooh ~! Bukankah itu adalah Dewi
Cinta dan Dewi Pedang ~! Mari minum bersama ~! 」(Gadis kecil)
Seorang gadis kecil yang terlihat berusia 7 tahun, yang
bahkan lebih muda dari Suu. Memiliki rambut biru
panjang yang tampak transparan, mengayunkan botol sake besar seolah itu mainannya. Are?! Apakah tidak masalah anak
seperti ini menjadi Dewi
Alkohol?!
Orang yang
memegang instrumen yang tampak seperti Mandolin itu pasti si Dewa Musik. Dia
adalah seorang pemuda tampan dengan rambut pirang di usia pertengahan dua
puluhan. Meskipun dia terus menunjukkan senyum lembut ke arah kami, tapi tangannya masih tidak berhenti memainkan
musik.
Orang ini mungkin
mengekspresikan emosinya melalui alat musiknya. Bahkan, dia mengubah musiknya
setelah dia memperhatikan kami.
Pria yang tadinya sedang memakan buah-buahan tersenyum kearah kami.
Dia memiliki mata sipit dengan penampilan yang damai, rambut coklat polos dan
suasana yang sederhana di sekitarnya. Mungkin orang inilah Dewa Pertanian.
Jadi itu berarti wanita yang tersisa
dengan rambut
ekor kuda hijaunya
adalah Dewi Berburu. Di sampingnya
tergeletak
busur dan panah yang di buat
sendiri.
Dan daging yang di panggangnya saat ini pastilah hasil buruannya
sendiri. Omong-omong, bagian tubuh dari hewan apa yang di masaknya
itu? Daging itu terlibat persis seperti daging-daging
yang ada dalam komik. Aku penasaran!
「Kalian. Mengapa kalian semua turun ke sini ~
noyo? Tidak peduli berapa banyak kamu melihatnya, tidakkah ini terlalu banyak jika untuk melawan
dewa bawahan ~ noyo? 」(Karen)
「Unya ~, Itu berbeda. Kami di sini tidak bertanggung jawab atas
dewa bawahan.」(Dewi Berburu)
Sambil merobek potongan daging panggangnya, dewi berburu menjawab pertanyaan
Karen-nee-san. Ternyata dia adalah orang yang cukup liar... tidak dia itu
Dewa.
Apa maksudnya " tidak bertanggung jawab atas
Dewa
Bawahan"?
「Saat ini tanggung jawab kami adalah kau, Mochizuki Touya-kun」 (Dewa Pertanian)
「Aku?!」 (Touya)
Si Pria bermata sipit itu ... tidak, Dewa
Pertanian oji-san berbalik dan menunjuk ke arahku. Kemudian akupun juga ikut menunjuk diriku sendiri.
「Apa maksudmu "Bertanggung jawab atas Touya-kun"?」 (Moroha)
Moroha-nee-san pun bertanya menggantikan diriku.
「Ya. Karena dia adalah orang telah menerima keilahian dari Dewa
Dunia, jadi pada akhirnya
diapun akan berkembang menjadi salah satu dari kita.
Jadi tugas
kami saat ini adalah
mendidiknya sebagai seorang seniornya, dan mendukungnya sehingga menjadi dewa muda
yang berjalan di jalan yang
benar... 」(Dewa Pertanian)
「Itulah yang
kami putuskan beberapa waktu lalu ~! Tapi saat ini kami datang untuk
bersenang-senang
~! 」(Dewi Alkohol)
Hei! Dewi Alkohol-san, tidakkan kau
terlalu berterus terang!
Bukankah itu itu berarti tidak ada alasan khusus bagi
mereka untuk datang ke sini? Apa semua dewa itu tidak ada kerjaan, yah?
Saat mendengar itu, Dewi Berburu tertawa terbahak-bahak.
「Yah ~, Sudah beberapa ribu tahun sejak kami
turun ke tanah, jadi meskipun kami telah melakukan “Humanifikasi”, kami masih perlu
membiasakan diri dengan tubuh-tubuh ini. Tadi aku mencoba berburu
2-3 binatang buas, dan ternyata cukup menyenangkan juga berburu
tanpa menggunakan kekuatan ilahi.」(Dewi Berburu)
「Setuju
~! Itu sudah
lama sekali bagiku unutk
meminum sesuatu selain anggur suci ~! Aku mabuk ~! Sungguh indah ~! 」(Dewi Alkohol)
「Aku
juga sudah lama tidak
merasakan berkah dari tanah. Ini benar-benar nikmat 」(Dewa Pertanian)
「…………」 (Dewa Musik)
Dewa Musik dengan ceria memainkan alat
musiknya, dan itu bergema seolah-olah setuju dengan tiga yang lainnya. Apakah
orang itu tidak akan berbicara sama sekali ?!
「Aku
kagum ~ nanoyo.
Kerja bagus karena bisa
menerima izin dari Dewa Dunia ~ noyo 」(Karen)
「Tidak-tidak, ini sangat mudah, kau tau. Ketika kami
mengatakan bahwa “kami ingin pergi”, dia hanya mengatakan kepada kami “kalian boleh pergi”. Meskipun Kami tetap diberitahukan
menjaga dan membantu
pada anak laki-laki ini.」(Dewi Berburu)
「Tolong
berhentilah memanggilku "anak
laki-laki ini”...」 (Touya)
Umuu. Kami-sama
mungkin mencoba membantu, tetapi semua orang di sini tampaknya memiliki satu atau dua
ciri khas khusus...
「Sudah-sudah, jangan cemas! Mari sini minum bersamaku! 」(Dewi Berburu)
Dewi berburu-nee-san
mendorongku ke sebuah cangkir kayu berisi alkohol. Yah, itu tidak seperti aku tidak bisa
minum, tetapi dia cukup memaksa!
「Omong-omong,
dari mana kau
mendapatkan
alkohol ini?」 (Touya)
「N ~? Sebuah suku di dalam hutan ini sedang
diserang oleh binatang buas, dan mereka memberikannya kepada kami sebagai
ucapan terima kasih karena telah membantu mereka ~. Meskipun aku adalah Dewa
Alkohol, tapi aku tidak
terlalu suka dengan alkohol yang ada di surga, karena itu terbuat dari bahan
yang terlalu aman~. Tapi alkohol di sini sangatlah nikmat ~! Rasanya sangat kuat, sampai membuatku
ingin mengatakan “beginilah seharusnya rasa alkohol,
apa ada masalah?!” atau semacamnya ~ 」(Dewa Alkohol)
Dewi Alkohol tertawa dengan
seringai. Apakah dia sudah mabuk ?! Aku tidak terlalu mengerti dia dengan baik,
tapi entah kenapa aku
khawatir dengannya karena
dia terlihat seperti gadis kecil. Apakah dia baik-baik saja ?! wajahnya sudah merah
terang.
Dewi itu lalu
berjalan ke arahku dengan goyah lalu berpegangan pada kakiku. Apa yang dia
lakukan…?
「Touya-onii-chan
~. Aku
ingin camilan untuk alkohol ~. Cumi kering, edamame, yakitori ~. Kau memiliki
beberapa, kan ~? 」(Alkohol
Dewi)
Mengapa kamu tahu
tentang itu ?! Memang benar bahwa aku memiliki beberapa di [Penyimpanan], tapi tetap saja! Apakah ini bisa dibilang
"kekuatan dari sang dewa"
...!
「Oh, kedengarannya bagus ~. Jika kau memiliki sesuatu
seperti itu, keluarkan saja. Kami sedang kekurangan makanan saat ini. Semua
penghuni surga, saat ini mari
kita singkirkan
barisan kita dan bersenang-senang
bersama, bagaimana? 」(Berburu Dewi)
「Ide bagus. Aku ingin mencoba memakan makanan yang
dipanen dari tanah ini juga
」(Dewa
Pertanian)
「…………」 (Dewa Musik)
Dewa Pertanian
menyetujui pidato Dewi Berburu, dan Dewa Musik memainkan instrumen dengan suara
"Po-ro-ro-ro-o-n". Karen-nee-san dan Moroha-nee-san menghela nafas
seolah-olah mereka sudah menyerah.
「Yare-yare.
Apa boleh buat,
kan? 」(Moroha)
「Ya sudahlah~
noyo. Touya-kun. Jika kau memiliki masih memiliki makanan lain tidak masalah di
keluarkan
~ noyo 」(Karen)
Aku pun mematuhi apa yang
Nee-san katakan lalu
mengambil makanan dan minuman dari [Penyimpanan] bersama dengan mejanya.
Dewi Berburu dengan rakus memakan makanan tersebut, sementara
Dewa Pertanian memastikan dan memakannya secara perlahan. Dewi Alkohol masih melanjutkan
minumnya
sambil menikmati camilan, jadi masing-masing dari mereka sedang menikmati memakan
yang telah aku letakkan
di atas meja. Namun yang
tersisa hanyalah Dewa Musik yang terus memainkan musik
dengan nada
sedih tanpa melepaskan alat musiknya. Akhirnya, Dewi Alkohol tidak tahan lagi, dan menyuapi yakitori ke mulutnya.
Melodinya pun
segera berubah
menjadi ceria setelah itu.
Seperti yang kuduga.
Dia terhubung dengan alat musiknya dan menggambarkan emosinya dari musik juga,
bukan?
Omong-omong ada satu
hal yang ingin aku katakan, lepaskan saja alat music itu.
Para nee-san
akhirnya mulai mabuk dan mulai serius berpesta. Inipun berubah menjadi acara pesta para
dewa.
Apa yang terjadi?
***
「Apa yang sedang terjadi sebenarnya?」 (Touya)
『Nah, itu karena mereka telah bekerja tanpa
henti selama bertahun-tahun, jadi aku berpikir untuk membiarkan mereka memiliki
hari libur di sana』
(Kami-sama)
Sejujurnya aku
tidak ingin dunia ini menjadi tempat hiburan bagi para dewa.
Saat semuanya sedang sibuk berpesta, aku menelpon
Kami-sama untuk meminta penjelasan.
Aku bertanya-tanya apakah tidak masalah
membiarkan
dewa-dewa yang tidak bijaksana untuk turun seperti ini. Tetapi setelah aku ingat kembali, dalam legenda
biasanya memang
dewa-dewa yang
tidak bijaksanalah yang
turun ke
Bumi.
『Yah, aku rasa mereka tidak akan menjadi
penghalang begimu jadi tolong perlakukan mereka dengan baik. Walaupun mereka pasti akan
merepotkanmu 』(Kami-sama)
Baru saja, Anda
mengatakan "merepotkan", bukan? Anda tahu ini akan menjadi merepotkan, bukan ?!
『Meskipun aku berkata mengatakan
demikian, tapi suatu hari nanti keilahianmu
pasti akan
menjadi lebih tinggi dari mereka. Jadi bukankah lebih baik untukmu terbiasa dengan mereka dari
sekarang? 』(Kami-sama)
Apa-apaan perasaan ini? Ini
seperti aku
yang akan menjadi CEO berikutnya, sedang diperlakukan sebagai karyawan baru dan
diberi tahu untuk "Terbiasalah dengan pekerjaanmu!" Oleh orang tuaku, yang merupakan CEO saat ini.
Aku menarik napas
panjang setelah menutup telepon. Apa yang harus aku lakukan mulai sekarang ~ ...?
「Touya-onii-chan! Jangan murung murung bergitu, dan ayo Minum
bersama-sama~ o Sake itu dapat
membuatmu~ dapat membuat semua orang ~! Menjadi lebih legahhh
~ Dan melupakan masalah
dari kehidupan ~ Lo Kalau begitu ini, ambillah secangkir ~!
」(Dewa
Alkohol)
Dewi Alkohol mendatangiku
dengan senyuman aneh.
Gadis ini pasti sudah
mabuk berat! Dan lebih
parahnya lagi, aku di paksa untuk ikut minum dangannya. Apa-apaan Kekuatan ini! Jangan bilang
kalau dia semacam master kenpou yang menjadi lebih kuat, semakin dia mabuk ?!
Setelah aku di paksa untuk duduk di mejanya,
tiba-tiba
Karen-nee-san mendekatiku
sambil memegang alkohol.
「Jadi, Touya-kun?
Seberapa jauh kamu sudah
pergi dengan gadis-gadis itu ~ ?! Tolong beri tahu Onee-san ~ nanoyo 」Anda (Karen)
Karen-nee-san
menyeringai dengan wajah merah.
「... Kamu juga
mabuk, kan, Karen-nee-san?」 (Touya)
「Aku
tidak mabuk ~ noyo ~. Aku SE-PE-NUH-NYA tidak~ Fumu ~~ noyo ~ 」(Karen)
Kau itu mabuk! Kau benar-benar telah
mabuk! Cara
berbicaramu saja sudah
seperti seorang
peminum keras.
Nafasmu juga menjadi aneh.
Saat aku ingin mencari
Moroha-nee-san untuk meminta
bantuan, tetapi ternyata dia sudah
bersujud di atas meja. Lemah?! Dewi Pedang kita sangat lemah !!
Dia mungkin bisa berkali-kali menyelamatkanku dengan pedangnya setelah
mabuk, tapi saat ini aku ingin dia menyelamatkanku sekarang.
Dewi Alkohol sedang minum dengan
tegukan besar, sementara Dewi berburu sedang tertawa dengan keras. Dewa Pertanian
hanya menikmati hidangan, dan Dewa Musik terus memainkan alat musik. Tidak ada
satu pun sekutuku di sini.
Ah, ayolah! Sekarang aku mengerti apa arti dari “Biarkan saja anjing tertidur"!
(TL: “Let sleeping dogs lie” atau [触らぬ神に祟りなし] (sawaranukaminitatarinashi),
artinya “jangan melakukan sesuatu tidak penting yang dapat menimbulkan masalah.”)
👍👍👍👍👍
ReplyDeleteMantap...
ReplyDeletekeren min terjemahan sama TLnya, tapi perbaiki terus min kesalahan-kesalahan yg ada biar lebih bagus seru bacanya
ReplyDeleteMungkin belum ada yang tau nama dari Dewa/i dalam bahasa Jepang :
ReplyDeleteDewi Cinta : Renai-shin
Dewi Pedang : Ken-jin
Dewi Brrburu : Shuryou-shin
Dewi Sake : Sake-shin
Dewa Pertanian : Noukou-shin
Dewa Musik : Ongaku-shin
Dewa Dunia : Kamisama
👍👍👍👍👍
ReplyDeleteKEMBALI KE PERADABAN SETELAH BENCANA LANGSUNG BUKA NIGHTFALL.....
ReplyDeleteRINDUNGA LUAR BINASA....
Berarti masih lebih kuat zoro daripada para dewa,yg bisa ngak mabuk dengan alkohol
ReplyDelete