Thursday 10 May 2018

Evil God Chapter 35


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu
Chapter 35 :
Manajemen Dungeon (1)




Ini adalah hari kedua kami menjelajahi dungeon.
Kami berada di wilayah Kerajaan Scottyard, sedikit di utara Kerajaan Briton.
Tepatnya di sebelah barat ibukota Kerajaan Scottyard, Graggo.
Nama dungeon ini adalah Ipstar.

[Baiklah, ayo cari jendral iblis yang bersembunyi di sini!]
[Akan bagus kalau memang ada yang bersembunyi di sini, jadi kita bisa dengan senang hati memberitahukannya pada Kerajan Scottyard.]
(TL : Kelihatannya mereka masih dendam.)

Jiemi menjawab perkataanku.

[Kau terlihat menyembunyikan sesuatu.]

Yufilia menyipitkan matanya.

[Kalau kita memang menemukannya, pasukan gabungan pasti akan segera dibentuk.]

Pada saat itu, Scottyard pasti akan mengungkit masalah terdahulu dan mendesak untuk membentuk pasukan gabungan.
Kerajaan Briton tak akan bisa menolaknya.
Negara lain juga mungkin akan menyetujuinya.
Tak ada yang berani menentang mereka pada waktu itu.

[Terus apa yang kita harapkan dari tempat ini?]
[Tidak ada.]

Tiraiza menjawab pertanyaanku.
Sebelum ini aku telah memberi berbagai arahan yang tepat sasaran.
Dalam artian yang baik dan buruk.

Tapi kali ini, itu tidak bisa kulakukan.

[Sebelum ini adalah kegiatan yang spesial karena kita mendapat anggota baru. Kegiatan kita yang biasanya adalah yang seperti ini.]

Tiraiza menghela nafas.

[Itulah sebabnya aku tak mau sering-sering ikut serta.]
[Kalau kita tidak membawa Till keluar seperti ini, nanti dia akan mengurung diri di rumah atau di ruang klub.]
[Aku mau saja ikut karena dulu kita kekurangan anggota. Tapi karena sekarang kita sudah punya anggota baru, tak masalah kalau aku tidak ikut, kan?]

Meskipun dia berkata begitu, Tiraiza tetap ikut kali ini.
Aku tidak yakin apakah sebenarnya dia tidak mau atau justru malah dia senang saat diajak.

***

Saat kami memasuki dungeon, mereka semua langsung terlihat bersiaga.
Kami tetap waspada, tapi ada sebuah aura aneh yang keluar dari dalam dungeon.
Dan juga sangat bau.

[Bau ini... Apa ini bau undead?]
[Mungkin saja... ini berarti sesuatu yang mengeluarkan bau ini ada di dalam sini.]

Yufilia dan Tiraiza berbicara sambil menutup hidung mereka.

[Dia datang... Iris, aku serahkan padamu.]

Iris maju ke depan setelah diberitahu oleh Jiemi. Mulai dari sini adalah waktu bagi pendeta untuk bersinar.

[Turn Undead.]

Sihir ini berfungsi untuk mengembalikan monster jenis undead, zombie, roh jahat, dan hantu ke bumi.
Namun jumlah mereka terlalu banyak.

[Haaa.... haa....]

Mengembalikan berpuluh-puluh monster ke bumi memang sangat melelahkan bagi Iris.

[Mereka terlalu banyak, kalau begini, beban yang ditanggung Iris akan terlalu besar. Haruskah kita mengalahkan mereka dengan serangan fisik?]

Yufilia memberi saran karena sudah tak sanggup menyaksikannya.

[Tidak, mengirim jiwa yang tersesat pada Dewa adalah tugas pendeta. Doktrin kami lebih menekankan pada menyucikan mereka menggunakan sihir daripada mengalahkannya dengan serangan biasa.]

Iris menggelengkan kepalanya.

Tapi sepertinya serangan para undead telah berhenti.
Yang selanjutnya keluar adalah anak buah yang levelnya lebih rendah.
Yaitu monster seperti goblin, orc dan ogre.

[Baiklah, ayo kita mulai!]

Jiemi mulai bersemangat dan menyerang mereka.

[Tadi undead, sekarang goblin. Sepertinya acak sekali.]

Tiraiza kehilangan kesempatan untuk menggunakan sihir karena Jiemi telah maju menyerang mereka.
Dia pun mulai menganalisa situasi untuk menghilangkan kebosanan.

[Apa ada iblis yang juga bersembunyi di dungeon ini?]

Karena Jiemi bisa dengan mudah mengalahkan mereka, Yufilia tidak ikut serta dan hanya menyaksikannya saja.
Karena lorong ini tidak terlalu besar, maka lebih baik kami tidak ikut dalam pertarungan itu.

Jiemi dengan mudah maju dan menghabisi semua musuh dengan kapaknya.
Lalu dia berbelok diujung lorong dan tidak kelihatan lagi.

[Dia terlalu cepat.]

Tiraiza terengah-engah mengikuti Jiemi. Yang lain juga mengikuti dibelakangnya.                                         
Saat kami berbelok di ujung lorong, kami melihat Jiemi berlari ke arah kami dengan wajah panik.

[???]

Seketika kami berempat memasang ekspresi kebingungan.
Kemudian kami semua memasang ekspresi yang sama dengan Jiemi dan segera lari setelah melihat  monster yang ada di belakang Jiemi.

[Uwaaaaa!]

Monster yang mengejarnya bernama malboro.
Itu adalah tanaman pemangsa yang sangat besar.
Tapi bukan itu masalahnya.
Yang jadi masalah adalah jurus spesialnya.

Bad breath.
Itu adalah jurus spesial yang menyebarkan berbagai kondisi abnormal seperti mengantuk (sleep), kebingungan (confusion), keracunan (poison), tidak bisa melihat (darkness), lumpuh (paralysis), mematung (petrification), dan tidak bisa berbicara (silence).
Ah, tapi semua itu tak berpengaruh padaku.
Tak mungkin kondisi abnormal itu bisa berpengaruh pada Dewa Iblis sepertiku.

Tapi masalahnya adalah baunya.
Baunya busuk sekali.

Dan aku memiliki evil nose.
Jadi bau itu sangat berpengaruh padaku.

Makanya aku melarikan diri.
(TL : Run Ashtal, Run!)
Aku berlari dan meninggalkan mereka berempat.
Kemampuan fisikku lebih kuat daripada mereka.
Aku semakin menjauh dan meninggalkan mereka.

[Cuma dia yang—Eeh?]
[Pengecut]

Aku mendengar komentar mereka, tapi aku menghiraukannya.

[Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!]

Di lorong yang sempit ini, akan sulit untuk menghindar dari bad breath miliknya.
Aku hanya bisa berdoa atas keselamatan jiwa mereka.

***

Saat aku kembali ke tempat kejadian, aku dicemooh dan disebut “pengecut”, “pengkhianat” dan “mesum”

Malboro sudah bau hanya dengan kehadirannya saja. Getah yang keluar saat tubuhnya dipotong juga bau.
Sepertinya mereka berhasil mengalahkan malboro dengan mudah, tapi itu menyebabkan mereka berada di keadaan yang mengerikan karena bad breath dan getah milik malboro.

[Bukankah tugas seorang pria itu adalah melindungi kami dengan tubuhnya pada keadaan seperti ini?]
[Maaf saja, tapi monster itu sangat bau, jadi aku tak bisa melakukannya.]

Aku menjawab keluhan Tiraiza sambil menutup hidungku.

[Sekarang, menguliti---]

Sepertinya Jiemi sedang dalam keadaan bingung (confuse). Tidak, kurasa dia juga berada dalam keadaan abnormal lainnya.

[Cure. Erase.]

Iris memberikan usaha terbaiknya dan memulihkan keadaan abnormal semua orang.

[Uh, kalau begini, kita tak akan bisa meneruskan penjelajahan ini.]

Yufilia terlihat kesal.

[Bukankah aneh karena kita bisa menemukan malboro di dungeon ini?]

Tiraiza menganalisa situasi sambil meringis kesakitan.

Tentu saja aneh. Kenapa goblin dan monster lainnya bisa hidup di sini?
Tentu saja itu adalah hal yang tidak biasa.
Sepertinya poin tersebut harus direvisi sekali lagi.

Tentu saja kau akan menjadi kotor saat melakukan petualangan, tapi sepertinya tidak mungkin melanjutkannya jika mereka sekotor dan sebau ini.
Jadi kami memutuskan bahwa Yufilia dan yang lainnya akan kembali dan mandi, berganti pakaian, lalu kembali lagi ke sini.

Aku akan melakukan sedikit penjelajahan selagi menunggu mereka.

[Apa kau akan baik-baik saja jika sendirian?]
[Tentu saja, soalnya aku akan segera kabur jika bertemu malboro lagi.]
[.... ya sudah.]

Yufilia yang mengkhawatirkanku teringat kembali akan apa yang baru saja terjadi, dan merasa kalau mengkhawatirkanku adalah tindakan yang bodoh.

Setelah mereka pergi, aku masuk jauh ke dalam dungeon, dan berteriak.

[...... Siapa yang ada di sini?]

Yang muncul tanpa menghiraukan panggilanku adalah Adrigori, pemimpin divisi pertama pasukan dewa iblis.

[Ya, aku di sini.]
[Keseimbangan dungeon ini agak kacau. Dan kau terlalu berlebihan melakukannya.]

Ya. Dungeoni ini adalah salah satu dungeon yang terkadang digunakan sebagai tempat bermain dewa iblis.
Kami melepaskan monster di sini. Terkadang kami juga memasang peti harta karun.
Ada juga bos yang bersembunyi di bagian terdalam dungeon ini.

Kenapa kami melakukan ini? Jawabannya ada pada pertemuan dewa iblis yang sebelumnya.



Sebelumnya || Daftar Chapter  ||  Selanjutnya

4 comments: