Evil God Chapter 35
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 35 :
Manajemen Dungeon (1)
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Ini adalah hari kedua kami menjelajahi dungeon.
Kami
berada di wilayah Kerajaan Scottyard, sedikit di utara Kerajaan Briton.
Tepatnya di sebelah barat ibukota Kerajaan Scottyard,
Graggo.
Nama dungeon ini
adalah Ipstar.
[Baiklah, ayo cari jendral iblis yang bersembunyi di sini!]
[Akan bagus kalau memang ada yang bersembunyi di sini, jadi
kita bisa dengan senang hati memberitahukannya pada Kerajan Scottyard.]
(TL : Kelihatannya mereka masih
dendam.)
Jiemi menjawab perkataanku.
[Kau terlihat menyembunyikan sesuatu.]
Yufilia menyipitkan matanya.
[Kalau kita memang menemukannya, pasukan gabungan pasti akan
segera dibentuk.]
Pada saat itu, Scottyard pasti akan mengungkit masalah
terdahulu dan mendesak untuk membentuk pasukan gabungan.
Kerajaan Briton tak akan bisa menolaknya.
Negara lain juga mungkin akan menyetujuinya.
Tak ada yang berani menentang mereka pada waktu itu.
[Terus apa yang kita harapkan dari tempat ini?]
[Tidak ada.]
Tiraiza menjawab pertanyaanku.
Sebelum ini aku telah memberi berbagai arahan yang tepat
sasaran.
Dalam artian yang baik dan buruk.
Tapi kali ini, itu tidak bisa kulakukan.
[Sebelum ini adalah kegiatan yang spesial karena kita
mendapat anggota baru. Kegiatan kita yang biasanya adalah yang seperti ini.]
Tiraiza menghela nafas.
[Itulah sebabnya aku tak mau sering-sering ikut serta.]
[Kalau kita tidak membawa Till keluar seperti ini, nanti dia
akan mengurung diri di rumah atau di ruang klub.]
[Aku mau saja ikut karena dulu kita kekurangan anggota. Tapi
karena sekarang kita sudah punya anggota baru, tak masalah kalau aku tidak
ikut, kan?]
Meskipun dia berkata begitu, Tiraiza tetap ikut kali ini.
Aku tidak yakin apakah sebenarnya dia tidak mau atau justru
malah dia senang saat diajak.
***
Saat kami memasuki dungeon,
mereka semua langsung terlihat bersiaga.
Kami tetap waspada, tapi ada sebuah aura aneh yang keluar
dari dalam dungeon.
Dan juga sangat bau.
[Bau ini... Apa ini bau undead?]
[Mungkin saja... ini berarti sesuatu yang mengeluarkan bau
ini ada di dalam sini.]
Yufilia dan Tiraiza berbicara sambil menutup hidung mereka.
[Dia datang... Iris, aku serahkan padamu.]
Iris maju ke depan setelah diberitahu oleh Jiemi. Mulai dari
sini adalah waktu bagi pendeta untuk bersinar.
[Turn Undead.]
Sihir ini berfungsi untuk mengembalikan monster jenis undead, zombie,
roh jahat, dan hantu ke bumi.
Namun jumlah mereka terlalu banyak.
[Haaa.... haa....]
Mengembalikan berpuluh-puluh
monster ke bumi memang sangat
melelahkan bagi Iris.
[Mereka terlalu banyak,
kalau begini, beban yang ditanggung Iris akan terlalu besar. Haruskah kita
mengalahkan mereka dengan serangan fisik?]
Yufilia memberi saran karena
sudah tak sanggup menyaksikannya.
[Tidak, mengirim jiwa yang
tersesat pada Dewa adalah tugas pendeta. Doktrin kami lebih menekankan pada menyucikan
mereka menggunakan sihir daripada mengalahkannya dengan serangan biasa.]
Iris menggelengkan
kepalanya.
Tapi sepertinya serangan
para undead telah berhenti.
Yang selanjutnya keluar
adalah anak buah yang levelnya lebih rendah.
Yaitu monster seperti goblin, orc
dan ogre.
[Baiklah, ayo kita mulai!]
Jiemi mulai bersemangat dan
menyerang mereka.
[Tadi undead, sekarang goblin.
Sepertinya acak sekali.]
Tiraiza kehilangan
kesempatan untuk menggunakan sihir karena Jiemi telah maju menyerang mereka.
Dia pun mulai menganalisa
situasi untuk menghilangkan kebosanan.
[Apa ada iblis yang juga
bersembunyi di dungeon ini?]
Karena Jiemi bisa dengan
mudah mengalahkan mereka, Yufilia tidak ikut serta dan hanya menyaksikannya
saja.
Karena lorong ini tidak terlalu
besar, maka lebih baik kami tidak ikut dalam pertarungan itu.
Jiemi dengan mudah maju dan
menghabisi semua musuh dengan kapaknya.
Lalu dia berbelok diujung
lorong dan tidak kelihatan lagi.
[Dia terlalu cepat.]
Tiraiza terengah-engah
mengikuti Jiemi. Yang lain juga mengikuti dibelakangnya.
Saat kami berbelok di ujung
lorong, kami melihat Jiemi berlari ke arah kami dengan wajah panik.
[???]
Seketika kami berempat
memasang ekspresi kebingungan.
Kemudian kami semua memasang
ekspresi yang sama dengan Jiemi dan segera lari setelah melihat monster
yang ada di belakang Jiemi.
[Uwaaaaa!]
Monster yang mengejarnya bernama malboro.
Itu adalah tanaman pemangsa
yang sangat besar.
Tapi bukan itu masalahnya.
Yang jadi masalah adalah
jurus spesialnya.
Bad breath.
Itu adalah jurus spesial
yang menyebarkan berbagai kondisi abnormal seperti mengantuk (sleep), kebingungan (confusion), keracunan (poison), tidak bisa melihat
(darkness), lumpuh (paralysis), mematung (petrification), dan tidak bisa berbicara
(silence).
Ah, tapi semua itu tak
berpengaruh padaku.
Tak mungkin kondisi abnormal
itu bisa berpengaruh pada Dewa Iblis sepertiku.
Tapi masalahnya adalah
baunya.
Baunya busuk sekali.
Dan aku memiliki evil nose.
Jadi bau itu sangat
berpengaruh padaku.
Makanya aku melarikan diri.
(TL
: Run Ashtal, Run!)
Aku berlari dan meninggalkan
mereka berempat.
Kemampuan fisikku lebih kuat
daripada mereka.
Aku semakin menjauh dan
meninggalkan mereka.
[Cuma dia yang—Eeh?]
[Pengecut―]
Aku mendengar komentar mereka,
tapi aku menghiraukannya.
[Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!]
Di lorong yang sempit ini,
akan sulit untuk menghindar dari bad
breath miliknya.
Aku hanya bisa berdoa atas
keselamatan jiwa mereka.
***
Saat aku kembali ke tempat
kejadian, aku dicemooh dan disebut “pengecut”, “pengkhianat” dan “mesum”
Malboro sudah bau hanya
dengan kehadirannya saja. Getah yang keluar saat tubuhnya dipotong juga bau.
Sepertinya mereka berhasil
mengalahkan malboro dengan mudah, tapi itu menyebabkan mereka berada di keadaan
yang mengerikan karena bad breath dan
getah milik malboro.
[Bukankah tugas seorang
pria itu adalah melindungi kami dengan tubuhnya pada keadaan seperti ini?]
[Maaf saja, tapi monster itu sangat bau, jadi aku tak
bisa melakukannya.]
Aku menjawab keluhan Tiraiza
sambil menutup hidungku.
[Sekarang, menguliti---]
Sepertinya Jiemi sedang
dalam keadaan bingung (confuse). Tidak, kurasa dia juga berada dalam keadaan
abnormal lainnya.
[Cure. Erase.]
Iris memberikan usaha
terbaiknya dan memulihkan keadaan abnormal semua orang.
[Uh, kalau begini, kita tak
akan bisa meneruskan penjelajahan ini.]
Yufilia terlihat kesal.
[Bukankah aneh karena kita
bisa menemukan malboro di dungeon
ini?]
Tiraiza menganalisa situasi
sambil meringis kesakitan.
Tentu saja aneh. Kenapa goblin dan monster lainnya bisa hidup di sini?
Tentu saja itu adalah hal
yang tidak biasa.
Sepertinya poin tersebut
harus direvisi sekali lagi.
Tentu saja kau akan menjadi
kotor saat melakukan petualangan, tapi sepertinya tidak mungkin melanjutkannya
jika mereka sekotor dan sebau ini.
Jadi kami memutuskan bahwa
Yufilia dan yang lainnya akan kembali dan mandi, berganti pakaian, lalu kembali
lagi ke sini.
Aku akan melakukan sedikit
penjelajahan selagi menunggu mereka.
[Apa kau akan baik-baik
saja jika sendirian?]
[Tentu saja, soalnya aku
akan segera kabur jika bertemu malboro lagi.]
[.... ya sudah.]
Yufilia yang
mengkhawatirkanku teringat kembali akan apa yang baru saja terjadi, dan merasa
kalau mengkhawatirkanku adalah tindakan yang bodoh.
Setelah mereka pergi, aku
masuk jauh ke dalam dungeon, dan
berteriak.
[...... Siapa yang ada di
sini?]
Yang muncul tanpa
menghiraukan panggilanku adalah Adrigori, pemimpin divisi pertama pasukan dewa
iblis.
[Ya, aku di sini.]
[Keseimbangan dungeon ini agak kacau. Dan kau terlalu
berlebihan melakukannya.]
Ya. Dungeoni ini adalah salah satu dungeon
yang terkadang digunakan sebagai tempat bermain dewa iblis.
Kami melepaskan monster di sini. Terkadang kami juga
memasang peti harta karun.
Ada juga bos yang
bersembunyi di bagian terdalam dungeon
ini.
Kenapa kami melakukan ini?
Jawabannya ada pada pertemuan dewa iblis yang sebelumnya.
Lanjutkan min 👍
ReplyDeleteLanjuut min
ReplyDeletentabss !! njut min
ReplyDeletewkwk, makin mantap, lanjutkan gan
ReplyDelete