Sunday 20 May 2018

Evil God Chapter 37


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu

Chapter 37 :
Manajemen Dungeon (3)



Ipstar terpilih sebagai dungeon yang akan kami gunakan kali ini.
Tidak, kami sengaja memilihnya sebagai tempat ujicoba karena aku mengatakan bahwa Yufilia dan yang lainnya akan datang ke sana.

[Musuhnya terlalu banyak, Meskipun kelompok pahlawan akan baik-baik saja, tapi petualang biasa tak akan sanggup menghadapinya. Dan juga, singkirkan malboro itu.]
[Jika mereka ada di lorong yang sempit, mereka pasti akan kesulitan melawan malboro. Itulah sebabnya aku menaruhnya di sini.]
[Itu adalah pemikiran seorang amatir. Mereka tak akan datang lagi jika kau memperlakukan mereka seperti itu.]
[Maaf. Aku akan memikirkan pengaturannya lagi.]

Adrigori menundukkan kepalanya.

Lagipula, akan aneh jika ada monster di lorong yang sempit.
Yah, meskipun masih banyak hal aneh lainnya.
Kenapa peti harta muncul secara otomatis?
Kenapa bos monster hidup lagi setelah beberapa saat?
Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu.

[Bagaimana dengan bosnya?]
[Untuk sementara, aku menaruh Evil Chimaera di sana.]

Aku mengangguk pada jawaban Adrigori.
Evil Chimaera.
Tidak seperti Chimaera normal, monster yang dipanggil oleh dewa iblis sangat kuat.

 Kata ‘Evil’ ditambahkan pada nama mereka. Tapi mereka tidak melepaskan jaki. Jadi tak perlu khawatir.
Mereka tak akan tahu nama monster itu.
Mereka hanya akan tahu kalau monster itu sangat kuat.

***

Setelah memberi perintah pada Adrigori, aku kembali ke pintu masuk dungeon.
Waktu mandi para wanita lama sekali.
Kurasa sudah waktunya untuk kembali ke pintu masuk, tapi mereka belum juga kembali.

Masih belum juga?
Mereka akhirnya muncul menggunakan warp saat aku ingin memeriksa keadaan mereka dengan Evil Eyes.

Tubuh mereka masih hangat setelah mandi. Kulit indah mereka masih belum kering.
Sulit membedakan aroma wangi yang tercium sebagai wangi tubuh asli mereka atau karena shampo.

[Apa kau bisa berhenti untuk memandang kami dengan tatapan mesummu itu?]
[Aku tidak melihat kalian seperti itu. Sudah kubilang kan kalau aku tak punya hasrat seksual?]
[Itu pasti bohong. Kau sudah menjadi monster yang penuh dengan hasrat seksual!]

Tiraiza menatapku dengan tatapan jijik.

Jika aku telah menjadi monster, kau pasti sudah menjadi korbanku.

[Yang lebih penting, aku telah menemukan sesuatu di dungeon ini.]

Aku mengatakan itu dan memandu mereka ke dalam.

Ini adalah sebuah ruang di tengah dungeon.
Di dalamnya ada sebuah peti harta besar berwarna perak.

[Dilihat dari manapun, ini sebuah peti harta.]

Yufilia terlihat ragu.

[Kenapa ada di sini?]

Iris terlihat curiga.

[Ada kemungkinan kalau ini adalah sebuah jebakan.]

Tiraiza terlihat waspada.

Semua orang curiga pada peti itu. Meskipun terlihat seperti peti harta, tapi mereka berpikir kalau peti ini terlalu misterius.
Tapi ini adalah kenyataan.

[Seseorang, coba periksa apakah ada jebakan dan tolong batalkan mekanismenya.]
[Skill itu tak ada di dunia ini.]
[Batalkan secara fisik juga tak masalah.]
[Apa kau menyuruhku untuk menerima jebakannya?]

Aku bertanya dengan mata menyipit, tapi Tiraiza tetap memasang wajah serius.
Yah, tak masalah sih. Lagipula, mereka tak mungkin memasang jebakan di peti itu.

Saat aku membukanya, ada gas dan cairan yang menyembur dari dalam peti itu.

Tunggu, bukankah seharusnya tak ada jebakan?
Yah, gas beracun tak akan mempan padaku.

[Bauuuuuuuuuuuuu!]

Yang kuterima tadi adalah nafas dan getah dari malboro.

[Uwaaaa......]

Yufilia menjauh dariku karena aku dilumuri getah.

[Kau bau. Jangan mendekat!]

Tiraiza menjauh sambil menutup hidungnya.

[Kalian juga sebau ini beberapa saat yang lalu!]
[Kami baru saja membersihkan diri, jadi tolong jangan mendekat!]

Bahkan Jiemi pun menjauhiku.

***

Pada akhirnya, aku pun kembali ke Kuil Kegelapan untuk mengganti pakaianku.
Mereka berempat pasti akan baik-baik saja, jadi mereka memutuskan untuk terus maju.

Aku berpindah ke Kuil Kegelapan.

[Kenapa ada jebakan yang dipasang di sana? Harusnya kita melakukannya di lain waktu!]
[Tidak hanya melakukan apa yang diperintahkan, Adrigori berpikir kalau melakukan sesuatu dengan cepat adalah kemampuan yang sangat penting. Jadi dia terlalu bersemangat dan menyelesaikannya dalam satu malam.]

Pak tua menjelaskan apa yang terjadi padaku.
Jangan jadi bersemangat hanya karena alasan itu!

Aku akan mandi dan mengganti pakaianku.

[Apa yang akan Anda lakukan? Apa Anda akan menyusul mereka?]
[Tidak, mereka sudah berada di akhir perjalanan. Aku juga tidak ada niat untuk bertarung lagi. Jadi aku akan mengawasi mereka saja.]

Lalu aku mengawasi mereka dengan Evil Eyes.
                                               
***

Yufilia dan yang lainnya telah mencapat bagian terdalam dungeon.
Setelah kejadian tadi, mereka tidak bertemu dengan banyak musuh maupun jebakan sehingga perjalanan mereka berjalan dengan mulus.

[Kita masih baik-baik saja meskipun Ashtal belum kembali.]

Mereka bertiga setuju dengan ucapan Yufilia.
Lalu mereka masuk ke ruangan yang berada di ujung.

[Ruang apa ini?]

Itu adalah sebuah ruangan besar yang mencurigakan.
Ada beberapa tengkorak di pinggir lemari dan hiasan yang mengerikan di dinding.

Tempat itu terlihat seperti sebuah ruang tempat melakukan ritual yang aneh.
Di lantainya ada sebuah formasi sihir misterius.
Dan Evil Chimaera menunggu mereka di ruangan itu.

[Chimaera itu... tidak normal.]

Tiraiza merasakan keanehan.

[Apa dia yang menguasai semua monster di dungeon ini?]

Iris berbisik setelah masuk dalam mode bertarung.

[Sepertinya chimaera itu tidak punya kecerdasan.... ayo kalahkan dia dan periksa ruangan ini.]

Mereka berempat pun menghadapi chimaera itu setelah mendengar ucapan Yufilia.

[Gaaaa!]

Chimaerai itu berteriak setelah diserang oleh mereka.
Disaat yang bersamaan, dia merapal sebuah sihir.
Sihir itu adalah lightning ball, namun kecepatannya tidak terlalu cepat.
Sihir itu terus saja mengikuti dan menyerang mereka berempat.

[Kuuuh!]

Jiemi menerima serangan itu karena sadar karena bola itu akan terus mengikutinya meskipun dia telah mencoba menghindarinya.
Sangat sulit bertarung sambil menghindar.
Itu adalah taktik yang digunakannya karena dia yakin akan ketahanan tubuhnya.

Yufilia terus menyerang chimaera itu sambil menghindar.
Yang jadi masalah adalah dua orang yang berada di barisan belakang.

Meskipun mereka berhasil menghindar, tapi mereka akan kesulitan untuk menggunakan sihir.
Dan tidak seperti Jiemi, mereka tidak bisa begitu saja menerima serangan itu dengan tubuh mereka.
Karena tingkat ketahanan tubuh mereka sangat berbeda.

Tiraiza mengambil jarak dan merapal sihirnya.

[Magic barrier!]

Sebuah pelindung anti sihir terbentuk dan beradu dengan sihir chimaera.
Sepertinya pelindung miliknya lebih kuat dan bola listrik itu pun lenyap.

[Fuuh...]

Tiraiza menghela nafas.

Di lain pihak, Iris mempersiapkan dirinya dan menerima serangan itu.
Baju pendeta miliknya pun robek di berbagai tempat.
Damage yang diterimanya pasti cukup besar.
Namun, dia segera menyembuhkan dirinya dengan heal.


Awalnya mereka terlihat kesulitan, tapi saat keadaan sudah menjadi stabil, mereka akhirnya membalikkan keadaan dengan perlahan.
Monster itu kemudian menembakkan lebih banyak bola listrik, tapi mereka berhasil mengatasinya dan akhirnya bisa mengalahkannya.

***

[Apa cuma begitu saja?]

Aku sedikit kecewa.

[Mereka bisa menang tanpa luka parah karena mereka adalah kelompok pahlawan, tapi, bagaimana dengan petualang biasa?]

Aku menanyakan pendapat pak tua.

[Apa kita harus menurunkan tingkat kesulitan monsternya?]
[Kita harus mempertimbangkannya.]
[Pada akhirnya, mereka akan tahu kalau bos di sini sangat kuat dan hanya orang kuat yang akan datang. Orang lemah yang ceroboh akan mati. Begitulah kira-kira.]

Untuk mendapatkan sebuah harta, kau harus melewati berbagai bahaya.
Sebenarnya bisa saja mengatur agar para monster membiarkan mereka keluar dengan selamat meskipun mereka telah kalah.
Tapi hal itu terlalu hangat untuk mereka.
Bagi manusia, dunia ini sangat kejam.

Akupun mengakhiri percakapanku dengan pak tua dan kembali ke Ipstar.

[Yo! Kami sudah mengalahkan bosnya.]

Hal pertama yang kudengar saat kembali ke bagian terdalam dungeon adalah keluhan Jiemi.

[Dan juga, jangan lihat Iris kalau kau bukan orang mesum!]

Karena Iris terkena bola listrik sebanyak dua kali, maka kulit putihnya bisa terlihat di berbagai bagian dari pakaiannya.
Tentu saja, ada area yang berbahaya di sekitar perut dan dadanya, jadi dia terlihat malu.

Aku dilarang untuk melihatnya, tapi aku tetap melihatnya menggunakan Evil Eyes.
(TL : ( ͡° ͜Ê– ͡°))
Soalnya aku bukan orang mesum.
(TL : dia dilarang melihat iris, karena dia bukan orang mesum, dia tidak melihat secara langsung/terang2an)

[Ada bos monster di bagian terdalam dungeon. Dan dia menjaga sebuah peti harta. Aneh sekali.]
[Kira-kira siapa yang melakukannya?]
[Sepertinya hal seperti ini pernah terjadi di masa lalu.]
[Meski begitu, kita hanya perlu mengalahkannya dan semua akan berakhir. Kira-kira kenapa hal ini bisa terjadi?]
[Yah....]

Yufilia dan Tiraiza terlihat bingung.

[Ruangan ini sangat mencurigakan, tapi tak ada apa-apa di sini.]
[Ada sebuah lingkaran sihir yang digambar di lantai. Tapi aku tak bisa merasakan kekuatan sihir.]

Soalnya itu adalah salah satu buatan Adrigori.
Dia membuatnya hanya untuk menambah suasana saja.

[Selama ada harta, semua itu tidak penting.]
[Benar! Kalau begitu, ayo kita buka.]

Aku merespon pendapat Jiemi.

[Ya. Cepat buka.]

Sudah kuduga kalau aku yang harus membukanya.
Kuharap tidak ada perangkap seperti sebelumnya.
Biasanya tidak ada perangkap di peti harta yang didapat setelah mengalahkan bos.
Kalau ada, aku akan memarahi orang yang bertugas selama satu jam.
Aku mempersiapkan diri dan membuka peti itu, tapi sepertinya tidak ada jebakan.
Di dalamnya ada beberapa perhiasan emas dan perak yang jumlahnya cukup banyak.

[Oooh!]
[Lumayan juga.]

Jiemi dan Tiraiza memeriksa isi peti tersebut.

[Tapi darimana peti ini muncul? Dan Siapa yang ingin diuntungkan karena melakukannya?]

Yang untung adalah dewa iblis.
Aku menjawab pertanyaan Yufilia di dalam pikiranku.

[Alangkah bagusnya kalau dungeon lain juga seperti ini.]
[Ayo kita rahasiakan hal ini dan pergi memeriksa dungeon lain.]

Aku terkejut mendengar perkataan Tiraiza.
Eh?
Kalian tidak akan melaporkannya ke serikat petualang?
Aku akan rugi jika berita ini tidak tersebar.

Berita ini pun tersebar, dan dungeon menjadi terkenal..... setidaknya itulah yang kuinginkan.





 Sebelumnya || Daftar Chapter  ||  Selanjutnya

2 comments: