A Rank Chapter 7
Translator | Kagami |
Editor
| Eden |
Proof Reader
| Shiro7D |
Chapter 7 :
Harapan yang Tinggi
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Setelah puas dengan hidangan yang dibuat dari bahan asli Nordende,
aku ditawari mandi oleh Ergys-san.
Di ruang ganti yang terletak di ujung rumah Ergys-san, aku mulai
menanggalkan pakaianku.
Biasanya, jika seseorang ingin mandi, mereka harus pergi ke sumur
dan kembali beberapa kali untuk mengisi bak
mandi dengan air, lalu memanaskannya ke suhu yang tepat.
Kedengarannya mudah dilakukan, tetapi ini benar-benar kerja keras.
Oleh karena itu, mandi sebenarnya dianggap hal mewah bagi
masyarakat desa ini, karena mereka biasanya hanya membersihkan tubuh mereka
dengan handuk basah. Mereka hanya mandi sebulan sekali, dan selain itu
hanya pada saat ada perayaan.
(ED: What??!! Sebulan sekali?)
Aku sangat senang dan bersyukur karena dia menyiapkan mandi
untukku ketika kami baru saja berkenalan belum lama ini.
Saat aku hendak mengatakan itu padanya, Ergys-san berkata padaku
dengan senyuman, 「Sudah siap, kau bisa masuk sekarang」
Aku malu pada diri sendiri karena aku tertidur di ladang bunga dan
tidak membantunya menyiapkan makanan ataupun menyiapkan bak mandi.
Jika aku berhasil mendapat hasil buruan pertamaku dari pegunungan,
kurasa pertama-tama aku harus berkunjung ke rumah Ergys-san dan memberi mereka sebagian
hasilnya.
Setelah tekad itu tertanam dalam hatiku, aku masuk ke kamar mandi
setelah melepas baju.
Terdapat bak dari kayu yang tampaknya cukup besar untuk memuat 4
orang di kamar mandi.
Ini bak mandi yang besar. Jika hanya satu orang, pasti cukup
besar agar bisa meregangkan kaki untuk bersantai.
Uap putih keluar dari bak, dan ada pemandangan langit berbintang
yang dapat kulihat melalui jendela.
Ruangan itu gelap karena matahari sudah terbenam, tetapi berkat
cahaya bulan yang datang dari jendela, ruangan ini menjadi cukup terang.
Aku ingin segera masuk ke bak mandi, tetapi aku harus membersihkan
tubuhku terlebih dahulu karena aku tidak ingin mengotori bak mandi.
Aku duduk di atas bangku kayu buatan tangan, mengambil air panas
dari bak mandi dan menyiramkannya ke seluruh tubuhku.
“Ha….”
Air panas mengalir di tubuhku, dan aku hanya bisa mendesah karena rasanya
menyegarkan.
Oh, betapa nyamannya ini.
Tapi sial, sekarang aku merasa seperti menjadi orang yang sudah
tua. Tidak, tunggu, aku berumur dua puluh tujuh tahun, jadi aku sudah
cukup dewasa.
Sambil berpikir seperti itu, aku menyiram air ke tubuhku dari atas
kepala, kemudian di sekitar pusat tubuh bagian bawah.
* Haaa *, rasanya seperti rasa letih karena
perjalanan hilang dari tubuhku bersamaan dengan hilangnya kotoran.
Aku ingin tahu apakah rasanya akan lebih nyaman jika aku merendam
diri di bak mandi air panas.
Karena aku ingin masuk secepat mungkin, ayo cepat dan selesaikan urusan
membersihkan diri ini.
「Seingatku Ergys-san bilang ada sabun di sudut ruangan ini ...」
Setelah mencari sebentar, aku menemukan sabun di atas meja kecil
yang terletak di sudut ruangan.
Kemudian, dengan hanya menyentuhnya dan menggosoknya di handukku,
aroma bunga sudah mulai menyebar di udara.
“Apa ini?”
Aku mengambil sabun dan menghirupnya tanpa pikir panjang, dan tercium
aroma bunga.
Ketika aku melihat sabun melalui cahaya bulan, aku perhatikan
bahwa sabun tidak berwarna abu-abu, tetapi warnanya coklat muda, dengan ukiran kelopak
bunga di permukaannya.
(ED: Sabun pada era pertengahan biasanya berwarna abu-abu, jadi
warna sabun coklat muda itu jarang ada)
Mungkin sabunnya diukir seperti ini agar bisa menyerap aroma
bunga. Mungkin juga ada sedikit ramuan khusus untuk membuatnya
Aroma ini sangat menenagkan. Aromanya mungkin memiliki efek
menenangkan yang sama dengan teh herbal yang aku minum. Aku merasa santai.
Sabun ini mungkin adalah produk yang dibuat eksklusif di Nordende,
karena ada banyak bunga yang indah di sini. Jika tidak ada bunga-bunga ini
disini, pasti akan sulit membuat sabun seperti ini.
Tentunya penduduk desa di sini telah melalui banyak uji coba dan
kesalahan demi berhasil menciptakan produk ini.
Aku membasahi handukku sambil merasa terkesan.
Kemudian, aku menggosok seluruh tubuhku dengan
handuk. Setelah aku selesai, aku menyabuni kepala dan wajahku bersamaan,
dan kemudian menuangkan air panas ke atas kepalaku.
Sementara aku berhati-hati agar tidak boros air panas, sabun
mengeluarkan busa saat menyentuh kotoran.
Karena ada gelembung yang menutupi seluruh tubuhku, aku merasa
sangat segar. Seolah-olah aku telah dilahirkan kembali.
(ED : Aldo Lebay, ya?)
(PR : Enggak, gw rasa wajar, karena aldo udah
melakukan perjalan selama satu setengah bulan (walaupun gak tau dia itu mandi
atau ngegak). Tapi menurut gw wajar)
Sekarang, karena aku sudah selesai membersihkan tubuhku,
selanjutnya adalah mandi. Terima kasih atas niat baik Ergys-san.
Aku menaruh handukku di tepi bak mandi ketika aku masuk, kemudian
dengan perlahan aku meluruskan kakiku dan membiarkan tubuhku tenggelam
perlahan.
“Ah…”
Sebuah suara bernada rendah keluar dariku secara tidak sengaja karena
rasa nikmat yang luar biasa.
Kelelahan yang sudah menumpuk karena perjalanan panjang hilang oleh air panas.
Aku mengistirahatkan kepalaku di tepi bak mandi dan meregangkan
tubuhku untuk bersantai.
Ketika aku melihat keluar sambil menghembuskan nafas, aku dapat
melihat malam yang diterangi cahaya bulan melalui jendela yang dibuka cukup
lebar.
Ada banyak bintang berkilauan terang di langit.
Aku menatap kosong ke langit berbintang sambil bertanya-tanya
apakah bak mandi ini sengaja ditempatkan seperti ini agar orang yang mandi bisa
melihat pemandangan indah ini keluar jendela.
Sudah berapa lama aku tidak melihat langit malam dengan tenang
seperti ini? Aku tidak pernah berpikir dapat melakukan hal ini sekalipun
ketika aku masih di ibu kota.
Aku tidak tahu apakah itu karena lampu jalan selalu menyala di
malam hari, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa sesuatu seperti langit malam
itu indah. Kurasa jika kau tinggal di tempat yang berbeda, pemandangan yang kau lihat dan bagaimana perasaanmu juga akan berbeda.
“Mungkin aku harus pergi melihat bintang begitu aku sudah menetap di sini.”
Aku yakin bahwa pemandangan malam ini tidak akan kurang dari “sempurna”.
***
Setelah aku menikmati langit berbintang di bak mandi, aku
mengganti baju serta celana panjang dan menuju ke kamarku. Itu adalah
ruangan besar yang diatur dengan perabotan dasar seperti tempat tidur, meja,
kursi, laci dan cermin. Mungkin ini adalah kamar kosong yang mereka
siapkan untuk pengunjung tiba-tiba sepertiku.
Aku mengatur tasku di dalam koper dan dengan cepat melompat ke
tempat tidur.
Sudah lama aku tidak merasakan futon yang lembut. Selama
perjalanan aku tidak bisa tinggal di penginapan kelas atas, bahkan setiap malam
aku hanya berkemah.
Meskipun aku yakin dengan kemampuanku, tapi mentalku rasanya terbebani
karena harus tetap waspada sepanjang malam di hutan dan gua. akan lebih
terasa mudah jika aku bersama
kelompokku karena kami dapat bergiliran
untuk berjaga-jaga.
Aku baru saja menyadari betapa beruntungnya diriku karena dapat
merasa aman ketika tidur di tempat ini.
Agar bisa lebih menikmati perasaan futon lembut ini, aku mulai
berguling di tempat tidur.
Ada aroma bunga yang sama dari sabun sebelumnya di tempat tidur
dan futon ini juga.
Aroma yang sangat menyenangkan.
Aroma tubuhku juga sangat enak karena memakai sabun yang harum tadi.
Selain mencium tanganku, aku juga menyentuh kulitku dan merasakan
elastisitas seperti mochi.
Apa-apaan ini? Apakah kulitku selalu sebagus ini? Apakah
komponen peningkat kecantikan kulit dari bunga juga tercampur dalam
sabun? Pasti begitu. Aku yakin itu mengingat Fiona-san dan Flora
memiliki kulit yang segar dan muda.
... Besok aku akan tahu di mana rumahku.
Sebuah rumah di Nordende. Tempat di mana aku bisa menyebutnya rumah untuk kembali.
Meskipun aku tidak memiliki keluarga yang hangat seperti
Ergys-san, aku akan tetap sangat bahagia jika aku memiliki tempat untuk kembali
di malam hari dan bukan merupakan penginapan dimana aku hanya tinggal sementara
setelah membayar.
Aku dapat menempatkan furnitur sesuka hatiku, dan menggunakannya sesukaku.
Akan menyenangkan jika aku memiliki halaman yang dapat kugunakan untuk menanam bunga dan sayuran. Karena aku akan membuat makanan
sendiri mulai sekarang, dapur juga harus luas.
Hanya memikirkannya saja sudah membawa rasa senang bagiku, dan
pipiku mulai mengendur.
Bahkan dengan imajinasi liarku tentang ide bagaimana aku akan
mendekorasi bagian dalam rumah hanya untuk diriku sendiri, yang paling penting
adalah –
“... Aku harap rumahku tidak jauh dari lokasi
ladang bunga.”
Ya, jika memang seperti itu maka aku dapat melihat ladang bunga
lagi.
“Besok, akan menjadi awal dari kehidupan baruku.”
Dengan gumaman terakhir itu, kesadaranku jatuh dan aku langsung
tertidur.
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Next
ReplyDelete