Sunday 17 June 2018

Evil God Chapter 45


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu

Chapter 45 :
Strategi Pendanaan Negara (2)


Kota diselubungi suasana hiruk pikuk.
Terutama di pusat kota. Banyak orang berlarian ke sana kemari.
Kamipun naik ke atas atap sekolah agar bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Di saat bersamaan, aku mengintip apa yang sedang terjadi di kota menggunakan Evil Eyes.

[Apa yang terjadi?]

Yufilia mencondongkan tubuhnya ke depan dan berteriak.

[Ketertiban di negara ini sangat bagus. Biasanya hal seperti ini tak akan terjadi.]

Tiraiza melihat ke seluruh bagian kota untuk mencari sumbernya.

[Benar juga. Ini keadaan yang tidak seperti biasanya.]

Ekspresi Iris terlihat muram.

[Tapi negeri ini memang tidak sedang dalam keadaan normal.]

Semua orang melihat ke arahku.
Sedang ada kegelisahan masalah keuangan yang melanda negeri ini.
Rakyat mulai gelisah apakah negeri ini dapat membayar utangnya atau tidak.
Jika tidak bisa membayar, maka keadaan ekonomi negeri ini akan merosot.

Apa yang akan terjadi jika ekonomi di negeri ini runtuh?
Apakah negeri ini akan menghilang?
Hal itu tidak mungkin terjadi.
Bukan berarti seseorang akan mati saat keadaan ekonomi mulai hancur.

[Jiemi, apa kau memiliki uang?]
[Kenapa kau bertanya begitu? Aku biasanya tidak membawa banyak uang bersamaku.]

Jiemi mengeluarkan dompetnya. Tapi bukan itu maksudku.

[Dimana kau menyimpan uang yang tidak kau bawa?]
[Di serikat petualang. Kita bisa menyimpan uang di sana.]
[Lalu, apa yang terjadi jika mereka kehabisan uang tersebut?]
[Jangan bercanda!]
[Ya. Itulah yang sedang terjadi saat ini.]

Jika dilihat dengan seksama, pusat kericuhan ini adalah bank.
Aku menunjuk ke arah bank tersebut.
Ada beberapa orang yang berkumpul di depan serikat petualang, tapi jumlahnya tidak banyak.

[Bank adalah tempat menyimpan uang. Dan mereka memerlukan kredit.]
[Yah, kau tak akan mau menyimpan uangmu di tempat yang tidak kau percayai.]

Tiraiza menganggukkan kepalanya.

[Tapi bukankah yang sedang berada dalam masalah kali ini adalah pemerintah?]
[Ya. Tapi saat pemerintahan tidak stabil, yang lain juga akan ikut terseret.]

Benda yang disebut uang akan selalu beredar.
Seseorang menyimpan uangnya di bank, dan bank akan meminjamkan uang itu kepada yang lain.
Pemerintah termasuk pihak yang juga meminjam uang tersebut.

Jika pemerintah tidak bisa mengembalikan apa yang mereka pinjam, maka bank tidak akan punya uang untuk dikembalikan kepada depositor.

[Benar juga, tapi belum pasti apakah pemerintah bisa atau tidak mengembalikannya. Jadi kenapa terjadi kericuhan pada saat seperti ini?]
[Karena semua akan terlambat jika hal tersebut sudah pasti. Sebelum terjadi kepanikan, beberapa orang akan berusaha untuk mengambil uang mereka. Mereka yang menyebabkan keributan kali ini adalah mereka yang telat mengambilnya.]

Aku menjawab keraguan Yufilia.
Lagipula, pada saat seperti ini, bank tidak mempunyai cukup uang untuk mengembalikan semua uang mereka.

Bayangkan jika ada 100 orang meninggalkan uang sebanyak 100 keping di bank.
Maka bank akan mendapat 10.000 keping.
Lalu bank akan meminjamkan uang itu pada seseorang.
Lalu bank akan mendapat keuntungan darinya.

Misalkan pada saat itu kau meminjam sebanyak 70% atau sekitar 7000 keping.
Maka hanya ada 3000 keping yang tersisa di bank.

Apa yang terjadi jika ada 50 orang yang ingin menarik uang mereka? (5000 keping)
Tentu saja bank tidak akan bisa mengembalikannya.
Ini adalah masalah yang telah dimiliki oleh bank sejak awal.

[Terlebih lagi, bank menutup pintunya pada saat seperti ini sehingga itu menyebabkan kegelisahan masyarakat meningkat.]
[Dan setelah terjadi kericuhan....]
[Jika saja orang-orang yang ingin menarik kembali uang mereka diperbolehkan menarik berapapun jumlah yang mereka inginkan, maka kericuhan tidak akan terjadi. Yah, itu jika mereka punya cukup uang untuk melakukannya.]

Bank tidak memilikinya, sehingga mereka tidak bisa menarik uang yang mengakibatkan kekacauan ini.
Ekonomi seperti makhluk hidup.
Jika tidak stabil, maka itu akan layu dan mati.

[Selain hal itu, apa yang bisa kita lakukan?]
[Menghentikan mereka dengan kekuatan militer atau semacamnya.]
[Kita tidak bisa melakukan itu, itu hanya akan mencoreng martabat negeri ini.]

Yufilia mengatakan hal itu lalu berlari dengan wajah yang muram.

[Tidak ada gunanya mencoba meyakinkan mereka. Kerumunan orang yang panik tak akan bisa tenang dengan cara itu.]
[Ayo kejar dia.]

Tiraiza berlari mengejar Yufilia.

[Tak perlu khawatir, tak akan ada satupun orang di kerumunan itu yang bisa menyakiti Yufilia.]
[Bukan itu masalahnya.]

Iris menggembungkan pipinya dengan marah.
Aku mengejar mereka sambil berpikir apa boleh buat.

***

[Semuanya, mohon tenang dulu!]

Yufilia tiba di dekat bank dan berteriak dari atas podium yang tinggi.

[Tuan Putri Yufilia!]

Tentu saja kerumunan itu langsung terdiam setelah melihat kehadiran anggota keluarga kerajaan.

[Negeri ini sedang berada di tengah krisis. Namun itu bukan karena iblis atau apapun yang bisa mengancam nyawa kita. Aku yakin kalau kita pasti akan menemukan jalan keluarnya.]

Kata-kata Yufilia mengandung kekuatan, dan ada juga beberapa orang yang menjadi tenang karenanya.
Namun, bukan berarti tidak ada yang menyuarakan keluhannya.

[Jangan percaya! Uang yang telah kita dapatkan dengan keringat kita akan segera hilang. Kita tak bisa hidup tanpa uang!]
[Benar! Semua ini salah pemerintah!]

Salah satu orang melempar batu pada Yufilia.
Tentu saja Yufilia tak akan terluka hanya karena itu.

[Para bangsawan bisa hidup nyaman tanpa masalah meskipun dalam situasi saat ini!]
[Aku jadi iri!]

Terpicu oleh perkataan tersebut, satu demi satu perkataan kasar terdengar.
Yufilia sangat terkejut mendengar semua keluhan yang ditujukan padanya.

Saat suara mereka mulai membesar, kekacauan pun semakin membesar.
Malah, sepertinya lebih besar dari sebelumnya.

Kami lalu membawa Yufilia pergi ke tempat lain.

Yufilia menangis.
Karena dia tidak bisa memenuhi harapan masyarakat.
Karena dia tak bisa mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Tubuhnya tidak tersakiti.
Yang tersakiti adalah hatinya
(TL : T_T membayangkan Yufi menangis... aaaaa....)

[Apa yang harus kita lakukan?]

Tiraiza menatapku.
Aku mengambil selebaran yang berserakan di lantai.
Pada selebaran itu tertulis :
Pemerintah sedang dalam krisis moneter, tapi itu semua tidak ada hubungannya denganku.
Bukankah banyak orang berpikir demikian?

Kalian salah.
Sebenarnya, jika pemerintah tidak bisa mengembalikan uang tersebut, kalian juga akan kehilangan uang yang kalian simpan di bank.

Penyebabnya beserta ilustrasi telah tertulis dengan jelas.
Di situ juga tertulis bahwa sebelum hal itu terjadi, kalian harus mengambil sebanyak mungkin uang dari rekening bank kalian.

Selebaran ini pasti disebarkan dalam jumlah yang banyak.

[Ini...]

Saat Tiraiza mengambil kertas itu dan membacanya, tangannya langsung gemetar.

[Aku tak bisa memaafkan hal ini....]

Wajah Tiraiza memerah karena marah.

[Apa yang akan kau lakukan jika kau tidak bisa memaafkannya? Menembakkan sihir ke arah kerumunan itu?]
[Aku tak mungkin melakukan hal itu!]
[Apa kau akan menyerbu negara yang kau curigai sebagai pihak yang telah menyebarkan selebaran ini? Tanpa adanya bukti?]
[Terus apa yang harus kulakukan----!?]

Tiraiza berpaling kepadaku dan melihatku jalan bolak-balik.

[Wajahmu terlihat menyeramkan.]

Iris menjauh dariku.

[Kekacauan ini akan berlanjut untuk sementara waktu. Saat sudah mencapai batas tertentu, hal ini akan menyebabkan kerusuhan yang parah.]
[Kita harus melakukan sesuatu sebelum hal itu terjadi.]
[Kalian lakukanlah apa yang harus kalian lakukan. Aku juga akan melakukan apa yang aku inginkan.]

Aku mengatakan hal itu, lalu berpindah ke Kuil Kegelapan.
(TL : Sip, ashtal mulai bergerak dan akan membalikkan keadaan :D)


9 comments: