Sunday 17 June 2018

Evil God Chapter 42


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu

Chapter 42 :
Dewa Iblis Terlihat Sedang Membuat Senjata (2)


Aku pun kembali setelah membawa peralatan yang kuperlukan.

Kemudian aku pergi ke lab milik Tiraiza yang jarang didatangi orang sambil berpikir apa yang harus kukatakan pada percakapan kami selanjutnya.

Lalu aku mendengar bentuk yang diinginkan oleh Jiemi.

[Aku juga bisa menentukan bentuknya?]

Jiemi dengan ceria menggambar sebuah gambar di atas kertas.
Aku bisa membuat bentuk apa saja karena ini buatanku sendiri.
Hey, tunggu dulu, bukankah gambarnya terlalu sulit?

Tak masalah sih jika bentuknya bilah ganda, tapi yang jadi masalah adalah desain di antara kedua bilahnya.
Ada ujung runcing yang seharusnya tidak diperlukan oleh sebuah senjata.

Ada juga bagian tidak penting yang sangat tipis dan sebuah bagian berlubang di kapak itu.
Entah kenapa ini telah menjadi desain terbagus yang pernah dibuat oleh Jiemi.

[Desain yang kau buat sangat merepotkan.]
[Apa kau bisa membuat bentuk seperti ini?]

Yufilia terlihat tertarik.

[Tak masalah. Mungkin. Yah, aku tidak akan tahu jika tidak mencobanya.]
[Apa kau akan menyewa seorang pandai besi? Biaya desainnya mungkin akan mahal, lagipula, bukankah senjata yang dijual di toko sudah cukup bagus?]

Tiraiza berusaha menghancurkan kreatifitas Jiemi.

[Tak ada romansa dalam senjata-senjata itu.]

Jiemi mengutarakan alasannya.

[Kita tidak bisa melakukan itu soalnya aku akan menggunakan bahan yang tidak ada di pasar.]
[Bahan yang tidak dijual... apa kau akan menggunakan baja hitam?]

Bahan material memiliki tingkatan.
Seng, tembaga, dan besi adalah bahan yang umum ditemukan di dunia lamaku.
Namun di dunia ini, ada bahan yang tingkatannya lebih tinggi lagi.
Ghost ore (bijih roh*) ---- logam pembentuk logam yang sering disebut dengan mithril.
Bijih besi hitam ---- logam pembentuk baja hitam
(*kalau diterjemahkan jadi bijih hantu rasanya kurang enak didengar, jadi aku artikan sebagai bijih roh)

Baja hitam yang disebut oleh Tiraiza tadi adalah logam terkuat dalam sejarah manusia.

[Begitu ya, kapak yang sekarang terbuat dari mithril. Seharusnya sejak awal kita membuatnya menggunakan baja hitam.]
[Yah, soalnya dia memiliki kenangan dengan kapak itu.]

Aku menghiraukan pembicaraan mereka dan membuka sebuah kotak yang kubawa.

[Kali ini, aku akan menggunakan bahan ini.]

Aku mengeluarkan sebuah bijih berwarna putih.

[Apa ini? Ini bukan bijih besi hitam, kan?]
[Itu adalah bijih Orichalcon.]
[Bguh!]

Tiraiza mengeluarkan suara aneh.
Aku puas melihat reaksi terkejutnya.

[Bukankah Orichalcon adalah bijih legendaris? Kudengar kita tak akan bisa menemukannya lagi di dunia ini.]

Jiemi ternganga melihatnya.

[Itu adalah bahan yang sama dengan Ridiru dan senjata legendaris lainnya, kan? Dimana kau menemukan bahan ini?]

Yufilia tertarik saat melihatnya.

[Ini adalah bahan rahasia yang telah diwariskan di dalam keluargaku.]
[Keluarga macam apa itu?]

Iris yang bahkan tidak memperlihatkan keterkejutannya, berkomentar dengan pelan.
Yufilia menyentuh orichalcon itu lalu memeriksanya.

[Apa tidak masalah jika kita menggunakan bahan ini?]
[Yah, lagipula bahan itu sudah tidak digunakan dan hanya akan berdebu di dalam penyimpanan.]

Kurang lebih selama seribut tahun, Dan juga, masih ada bahan lainnya. Jadi tidak masalah.

[Tunggu dulu, kita masih belum tahu apakah ini memang orichalcon atau bukan.]

Tiraiza yang sudah mulai terlihat tenang pun mulai mengutarakan keraguannya.

[Tidak jarang harta warisan yang telah diwariskan dalam beberapa generasi adalah benda palsu.]
[Benar juga sih. Yah, nanti juga akan ketahuan saat kita mengolahnya.]

Akan sulit membuktikan keasliannya pada orang yang tidak tahu seperti apa benda yang asli.
Tapi kau bisa membuktikannya saat melihat senjata yang telah jadi.
Oleh sebab itu, sebaiknya kurangi penjelasan dan segera membuat senjatanya.

[Ini masih dalam bentuk bijih, dimana kau akan mengolahnya?]

Iris bertanya padaku.

[Kita akan mengolahnya di bengkel, jadi, tak ada pilihan lain selain meminta bantuan dari tuan putri.]

Tentu saja aku tak akan bisa mengolahnya di ruangan ini.
Saat aku melihat ke arah Yufilia, dia pun meletakkan tangannya di dagunya dan berpikir.

[Perusahaan Bream memiliki bengkel yang besar.]

Itu adalah salah satu perusahaan yang saat ini sedang berkompetisi memperebutkan posisi pertama di negara ini.
Usaha mereka adalah usaha dalam pembuatan zirah dan aksesoris.
Yufilia juga sering berkunjung ke sana, jadi mereka mempunyai reputasi yang bagus.
Kalau begitu, ayo segera ke sana.

***

Kantor pusat perusahaan Bream berada di pusat kota.
Kantor mereka berupa bangunan sepuluh tingkat dan termasuk gedung kelas atas di kota ini.
Ini adalah sebuah toko perbelanjaan terkemuka yang memiliki slogan bahwa tidak ada barang yang tidak bisa ditemukan di sini.
Saat kami memasuki toko, para pramuniaga segera berlari memanggil seseorang.
Mereka menyadari kedatangan Yufilia dan segera memanggil atasan mereka.

[Tuan putri Yufilia, selamat datang di toko kami.]

Seorang pria paruh baya dengan fisik yang bagus datang sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.

[Dia adalah Roger Bream, pimpinan perusahaan ini.]

Yufilia menyapanya lalu memepekenalkannya pada kami.
Tidak, mungkin cuma aku yang tidak mengenalnya.

[Jadi, ada keperluan apa sehingga Anda datang ke sini hari ini? Apa itu menyangkut soal rumor yang belakangan ini tersebar?]
[Ah, bukan soal itu.]

Yufilia memasang senyum kecut.
Mereka pikir kami datang karena masalah uang.

[Aku ingin menggunakan bengkel sebentar saja.]
[Jadi karena itu ya... Kalau begitu, silakan gunakan bengkel kami sesuka Anda, aku akan segera mengaturnya.]

Bream terlihat lega dan menerima permintaan kami dengan senyum di wajahnya.

***

Bengkel mereka berada jauh dari pusat kota.
Tempatnya berada di dekat pelindung di bagian barat daya kota.
Tempat ini biasanya sangat ribut dan terkadang terjadi kecelakaan. Jadi tidak mungkin meletakkannya di wilayah ramai penduduk.

[Oh, akhirnya datang juga. Aku sudah mendengar masalahnya.]

Saat kami memasuki bengkel, seseorang yang membawa palu datang menghampiri kami.
Dia bernama Scott, orang yang paling ahli di sini.
Bengkel ini sangat besar dan terdapat banyak orang yang sedang bekerja di sini.

[Tu-Tunggu dulu! Kenapa nada bicaramu pada tuan putri seperti itu?]

Muridnya terlihat panik.

[Tidak masalah kalau sama putri yang satu ini.]
[Ya, berbicara dengan sopan hanya wajib di istana kerajaan saja.]

Yufilia berbicara sambil tersenyum.
Sepertinya mereka sudah sangat akrab.

[Jadi, apa yang ingin kau gunakan?]
[Umm...]

Saat ditanya oleh Scott, Yufilia menjadi bingung lalu melihat ke arahku.

[Aku ingin mengolah ini dan menggunakannya untuk membuat senjata.]

Aku maju ke depan dan berbicara dengan Scott.
Di saat yang sama, aku menunjukkan orichalcon yang berada di dalam kotak kepadanya.

[Apa ini? Aku belum pernah melihat bahan seperti ini sebelumnya.]

Tidak hanya saat melihatnya, dia juga merasa bingung saat memegangnya.

[Wajar saja sih, yah itu jika benda ini memang asli.]

Tiraiza bergumam.

[Kau terlalu meragukannya.]
[Itu sudah kewajiban seorang ahli sihir.]
[Jadi, benda apa ini?]

Scott menyela diantara percakapanku dengan Tiraiza.

[Orichalcon.]

Saat aku mengatakannya, semua orang di bengkel berhenti bergerak.

[Haa?]
[Awawawawaww!]

Semua orang terlihat terkejut dan mulai menggila.

[Kau bohong, kan? Itu adalah bahan legendaris yang bahkan sudah tidak bisa ditemukan lagi di dunia ini.]
[Kami ingin menggunakan bengkel untuk memeriksa apakah benda ini asli atau tidak.]

Sepertinya Yufilia masih belum sepenuhnya percaya.
Dia melihatku dan orichalcon itu dengan tatapan curiga sambil menjelaskan apa yang sedang terjadi.

[Tidak masalah, tapi bagaimana caramu mengetahuinya? Kalian belum pernah melihat benda aslinya, kan?]
[Memeriksanya terlebih dahulu hanya akan membuang waktu, jadi aku ingin segera mengolahnya. Itu juga bisa membuktikan keaslian benda ini.]
[Kurasa juga begitu, kalau begitu, aku akan segera mencobanya.]

Scott lalu menggulung lengan bajunya.

[Tidak, kalian tak akan bisa melakukannya.]
[Ha? Maksudmu kemampuanku tidak cukup?]

Scott merasa tersinggung karena perkataanku yang terdengar tidak sopan.

[Tidak, ini bukan masalah kemampuanmu. Aku akan menyerahkannya padamu jika memungkinkan.]

Banyak kotoran yang tercambur dalam bijih orichalcon ini.
Pengolahan dimulai dengan memisahkannya terlebih dahulu.
Dengan kata lain, membuat batang logam.

Batang logam adalah kumpulan logam dalam jumlah besar.
Sebuah tiang yang terbuat dari emas juga termasuk batang logam.

Ada banyak cara menghilangkan kotoran pada logam.
Misalnya pada besi, titik leleh besi adalah sekitar 1500°C.
Dengan kata lain, besi akan berubah wujud menjadi cair pada suhu tersebut.
Jika tidak sampai setinggi itu dan dipanaskan hingga suhu tertentu, maka besi hanya akan berubah menjadi lembek dan akan mudah dipisahkan.

Jika menggunakan batu kapur, kotoran akan bereaksi dan tertarik lalu menempel pada batu kapur tersebut.
Setelah itu adalah tahap pengolahan dan kemudian akan terbentuk sebuah batang besi dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi.

[Oh... sepertinya kau memiliki pengetahuan yang cukup.]

Saat aku menjelaskannya, Scott terlihat sedikit terkejut lalu menaikkan alis matanya.

[Bijih besi hitam memiliki titik leleh sekitar 8000°C. Tidak mudah mengolah sesuatu dalam suhu setinggi itu.]
[Itulah sebabnya pandai besi juga harus melatih tubuh mereka hingga mereka memiliki tubuh yang dapat menahan panas dan bisa melindungi tubuh mereka menggunakan ninki.]

Selain itu, pandai besi sangat dianjurkan untuk memiliki atribut api.
Hal itu akan memberi mereka kekebalan terhadap api.
Sebaliknya, orang yang memiliki atribut air tidak cocok menjadi pandai besi.
(TL: menurut pr**bon, kamu lebih cocok kerja di air)

Mereka juga harus mengenakan benda sihir anti-api.
Saat melihat ke arah para pengrajin, mereka menggunakan gelang, anting, kalung, dan sebagainya.

[Fasilitas ini bisa menahan hingga suhu 10.000°C. Apa ada masalah lain?]
Scott bertanya padaku.

[100.000]
[Haa?]
[Titik leleh orichalcon adalah 100.000°C]




2 comments:

  1. Kalo berani masuk aja ke 100.000°c nanti abu milikmu tidak akan tersisa sedikitpun

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete