Thursday 5 April 2018

Evil God Chapter 28


TranslatorUDesu
Editor
UDesu
Proof Reader
UDesu
Chapter 28 :
Pertemuan Dewa Iblis






Ini adalah konferensi yang sering diadakan oleh Dewa Iblis.

Seluruh petinggi pasukan Dewa Iblis berkumpul di sini.
Lokasinya berada di sebuah tempat yang memiliki meja bundar yang lebar.

Pesertanya dimulai dari diriku, Sang Dewa Iblis Ashtal.
Kemudian tangan kananku, Julius. Aku memanggilnya pak tua.
Lalu 15 kapten divisi pasukan dewa iblis.

[Baiklah, moto rapat kita kali ini adalah ‘Utamakan Keselamatan’]

Pak tua memulai rapat.

[Lagian, apa ada yang bisa membahayakan kita?]

Adrigori, pemimpin divisi pertama pasukan dewa iblis mempertanyakannya.

[Tentu saja, terutama saat melakukan latihan khusus bersama Ashtal-sama.]
[Ah, iya juga.]

Adrigori tersenyum kecut saat Istim, pimpinan divisi ke-11 menjawab pertanyaannya.

[Tapi, itu tidak ada sangkut pautnya dengan misi kita kali ini.]

Terus kenapa motonya utamakan keselamatan?

Soalnya kali ini kami akan melakukan pekerjaan pembangunan.
Area sekitar Kuil Kegelapan telah hancur saat pertarungan kemarin.

Karena kami akan mulai membangunnya kembali, maka moto yang digunakan adalah ‘Utamakan keselamatan.’
Tidak, sebenarnya aku sengaja menetapkannya.

Pekerjaan pembangunan sangat berbahaya. Yah, setidaknya bagi manusia.
Aku tidak yakin apa itu berbahaya bagi dewa iblis.
Utamakan keselamatan adalah hal terpenting dalam pembangunan.

[Yang bertanggung jawab dalam pembangunan Kuil Kegelapan yang disebabkan oleh ulah bencana kali ini adalah Istim-dono.]
[Baik. Serahkan saja padaku.]

Istim menjawab pak tua dengan bersemangat lalu menundukkan kepalanya.

[Siapa yang kau sebut sebagai ‘bencana’?]

Saat aku mengatakan itu, ke-15 pimpinan pasukan dewa iblis pun menunjuk kepadaku.

[Cih.]

Aku tidak bisa berkata apapun jika semuanya sependapat.

[Tanah dalam jumlah besar sangat dibutuhkan untuk bentuk geografis yang telah Anda hancurkan.]

Istim mengkonsultasikan rencana pembangunan.

[Tapi kita tidak bisa begitu saja membawanya dari dunia manusia.]

Seperti yang dikatakan Adrigori, ini adalah sebuah masalah yang merepotkan.
Kita tak akan merasa lelah jika berpindah menggunakan warp.

Tapi lain cerita jika kita membawa seseorang atau sesuatu saat berpindah.
Semakin besar ukuran dan berat benda tersebut, maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memindahkannya.

Dan tentu saja, tanah dan pasir dalam jumlah banyak itu sangatlah berat.
Ini sangat merepotkan.

[Tanah bisa ditemukan di bagian timur kontinen Britoria. Kita tak punya pilihan selain membawanya dari pegunungan.]

Karena kita akan membawanya dari pegunungan, maka kemungkinan ditemukan oleh orang lain sangat kecil.
Meski begitu, kita tetap harus membuat rencana jika pekerjaan itu sampai diketahui oleh orang lain.

Kami menutup rapat kali ini setelah membicarakan berbagai hal.

***

[Omong-omong, apa yang akan Ashtal-sama lakukan?]

Pak tua bertanya padaku setelah rapat selesai.

[Tentu saja, aku akan pergi berlatih.]

Saat aku menjawabnya, terdengar suara ribut dari 15 buah gelas.
Ada juga yang sampai menyemburkan kopi dari mulut mereka.

[Si-Siapa giliran berikutnya?]
[A-A-Aku.]

Istim menjawab sambil gemetar.

[Te-Tenang saja, aku gemeee…tar karena senang.]

Istim menjawab tatapan dari 14 pimpinan lainnya. Tapi sepertinya mereka tidak percaya akan perkataan Istim.

[Ah, bukan latihan yang itu. Saat ini aku ingin melatih tubuhku sebagai prioritas utama.]

Aku punya satu kelemahan.
Yaitu lemah terhadap wanita.
Aku tidak sadar selama 1000 tahun ini. Tapi telah menunjukkan hal yang memalukan saat bertemu wanita setelah bereinkarnasi sebagai Dewa Iblis.

Demi mengatasi kelemahan itu, aku pergi ke Akademi di Rhodan, ibukota kerajaan Briton.
Itu adalah Akademi Cantabridge, sebuah akademi yang melatih para petualang bersama sumber daya manusia lainnya.

[Kudengar bahwa Anda telah sedikit berkembang setelah belajar di sana.]

Adrigori mengutarakan pendapatnya.

[Ya, tapi masih banyak masalah lainnya. Sudah kuduga, seharusnya aku tidak boleh terlibat dalam keadaan yang berada di luar perkiraan kita.]
[Kita harus bisa menghadapi segala permasalahan... Hal ini benar-benar menjadi sebuah masalah bagi kita.]

Adrigori memberi jawaban yang sulit.

[Lagipula, kenapa Ashtal-sama bisa lemah terhadap wanita?]
[Itu pertanyaan yang sulit dijawab. Seperti yang kalian tahu, aku memiliki ingatan tentang kehidupanku yang sebelumnya. Dulu aku punya kebiasaan jarang berbicara dengan orang lain.]

Ada saat dimana aku mencoba berbicara pada wanita, tapi aku malah terbata-bata dan suaraku jadi aneh.
Hasilnya, itu menjadi sebuah bahasa yang sulit dipahami.

[Aku tidak ingat bagaimana awalnya. Tapi berkat hal itu, sekarang aku jadi sulit berbicara dengan wanita dan mengalami banyak masalah karenanya.]

Mendengar hal itu, pimpinan divisi ke-13, Jeko, menatapku.

[Harusnya Anda menghukum wanita-wanita brengsek itu.]       
[Ya, kau bisa berpergian ke dunia lain, kan? Tapi aku tidak yakin apakah kau bisa kembali lagi ke sini atau tidak.]
[Apa kau bilang?]

Adrigori dan Jeko mulai adu pendatap, tapi aku mengacuhkan mereka.
Mereka berdua selalu saja bertengkar.

[Lagipula, apa masalah yang Anda hadapi kali ini? Bukankah semuanya berjalan lancar?]

Pak tua bertanya padaku.

[Kurasa itu hanya berlaku pada kenalanku saja. Semakin aku mengenal mereka, rasanya semakin mudah berbicara dengan mereka.]
[Ya, bisa dibilang bahwa Anda telah mencoba mengatasinya dengan berbicara dengan wanita tak dikenal.]

Pak tua mengangguk.

[Kalau begitu, bagaimana jika Anda mencoba membuat 100 orang wanita menjadi milik Anda?]
[Hentikan.]

Ada yang aneh dengan ide yang dikatakan Jeko.

[Kalau cuma berbicara, kita bisa melakukannya dari sini, Anda hanya perlu memanggil orang yang lewat di jalanan.]
[Itu sih....]

Pimpinan divisi ke-5, Gareth, mengatakan sesuatu dengan pelan, tapi aku tidak mendengarnya.

[Apa Anda berencana melakukannya seorang diri?]

Adrigori bertanya padaku.

[Kalau sendirian rasanya....]

Perasaan apa ini?
Aku adalah Dewa Iblis.

Aku adalah keberadaan yang berada jauh di sisi lain raja iblis, dengan kata lain, bos tersembunyi.

Kemarin aku baru saja membunuh jendral iblis yang tidak sadar akan posisinya.

Harusnya aku tak takut akan apapun.

[Kalau begitu, izinkan aku menemani Anda.]

Jeko berdiri dan menaruh tangannya di dada.

[Apakah dia ada gunanya?]

Adrigori memelototi Jeko.

[Tapi aku tak ingin menambah jumlah dewa iblis di kota besar.]
[Kalau begitu, bagaimana jika saya yang menemani Anda?]

Setelah beberapa saat, pak tua pun mengajukan diri.
Tapi tidak untuk kali ini.

[Tidak boleh. Jika aku membawamu, itu tidak akan menjadi latihan khusus bagiku. Apa boleh buat, aku akan membawa Jeko kali ini.]

Karena latar belakang yang kugunakan, Aku dan Jeko tidak saling kenal. Tapi ada kalanya kami terlihat berbicara.
Jadi aku akan bilang kalau kami menjadi akrab setelah itu.

Aku dan Jeko pun lalu terbang ke arah Rhodan.





Sebelumnya || Daftar Chapter  ||  Selanjutnya

0 comments:

Post a Comment