Evil God Chapter 28
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 28 :
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Pertemuan Dewa Iblis
Ini adalah konferensi yang sering diadakan oleh Dewa
Iblis.
Seluruh petinggi pasukan Dewa Iblis berkumpul di sini.
Lokasinya berada di sebuah tempat yang memiliki meja
bundar yang lebar.
Pesertanya dimulai dari diriku, Sang Dewa Iblis
Ashtal.
Kemudian tangan kananku, Julius. Aku memanggilnya pak
tua.
Lalu 15 kapten divisi pasukan dewa iblis.
[Baiklah, moto rapat kita kali ini adalah ‘Utamakan
Keselamatan’]
Pak tua memulai rapat.
[Lagian, apa ada yang bisa membahayakan kita?]
Adrigori, pemimpin divisi pertama pasukan dewa iblis
mempertanyakannya.
[Tentu saja, terutama saat melakukan latihan khusus
bersama Ashtal-sama.]
[Ah, iya juga.]
Adrigori tersenyum kecut saat Istim, pimpinan divisi
ke-11 menjawab pertanyaannya.
[Tapi, itu tidak ada sangkut pautnya dengan misi kita
kali ini.]
Terus kenapa motonya utamakan keselamatan?
Soalnya kali ini kami akan melakukan pekerjaan
pembangunan.
Area sekitar Kuil Kegelapan telah hancur saat
pertarungan kemarin.
Karena kami akan mulai membangunnya kembali, maka moto
yang digunakan adalah ‘Utamakan keselamatan.’
Tidak, sebenarnya aku sengaja menetapkannya.
Pekerjaan pembangunan sangat berbahaya. Yah,
setidaknya bagi manusia.
Aku tidak yakin apa itu berbahaya bagi dewa iblis.
Utamakan keselamatan adalah hal terpenting dalam
pembangunan.
[Yang bertanggung jawab dalam pembangunan Kuil
Kegelapan yang disebabkan oleh ulah bencana kali ini adalah Istim-dono.]
[Baik. Serahkan saja padaku.]
Istim menjawab pak tua dengan bersemangat lalu
menundukkan kepalanya.
[Siapa yang kau sebut sebagai ‘bencana’?]
Saat aku mengatakan itu, ke-15 pimpinan pasukan dewa
iblis pun menunjuk kepadaku.
[Cih.]
Aku tidak bisa berkata apapun jika semuanya
sependapat.
[Tanah dalam jumlah besar sangat dibutuhkan untuk
bentuk geografis yang telah Anda hancurkan.]
Istim mengkonsultasikan rencana pembangunan.
[Tapi kita tidak bisa begitu saja membawanya dari
dunia manusia.]
Seperti yang dikatakan Adrigori, ini adalah sebuah
masalah yang merepotkan.
Kita tak akan merasa lelah jika berpindah menggunakan warp.
Tapi lain cerita jika kita membawa seseorang atau
sesuatu saat berpindah.
Semakin besar ukuran dan berat benda tersebut, maka
semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memindahkannya.
Dan tentu saja, tanah dan pasir dalam jumlah banyak
itu sangatlah berat.
Ini sangat merepotkan.
[Tanah bisa ditemukan di bagian timur kontinen
Britoria. Kita tak punya pilihan selain membawanya dari pegunungan.]
Karena kita akan membawanya dari pegunungan, maka
kemungkinan ditemukan oleh orang lain sangat kecil.
Meski begitu, kita tetap harus membuat rencana jika
pekerjaan itu sampai diketahui oleh orang lain.
Kami menutup rapat kali ini setelah membicarakan
berbagai hal.
***
[Omong-omong, apa yang akan Ashtal-sama lakukan?]
Pak tua bertanya padaku setelah rapat selesai.
[Tentu saja, aku akan pergi berlatih.]
Saat aku menjawabnya, terdengar suara ribut dari 15
buah gelas.
Ada juga yang sampai menyemburkan kopi dari mulut
mereka.
[Si-Siapa giliran berikutnya?]
[A-A-Aku.]
Istim menjawab sambil gemetar.
[Te-Tenang saja, aku gemeee…tar karena senang.]
Istim menjawab tatapan dari 14 pimpinan lainnya. Tapi
sepertinya mereka tidak percaya akan perkataan Istim.
[Ah, bukan latihan yang itu. Saat ini aku ingin
melatih tubuhku sebagai prioritas utama.]
Aku punya satu kelemahan.
Yaitu lemah terhadap wanita.
Aku tidak sadar selama 1000 tahun ini. Tapi telah
menunjukkan hal yang memalukan saat bertemu wanita setelah bereinkarnasi
sebagai Dewa Iblis.
Demi mengatasi kelemahan itu, aku pergi ke Akademi di
Rhodan, ibukota kerajaan Briton.
Itu adalah Akademi Cantabridge, sebuah akademi yang
melatih para petualang bersama sumber daya manusia lainnya.
[Kudengar bahwa Anda telah sedikit berkembang setelah
belajar di sana.]
Adrigori mengutarakan pendapatnya.
[Ya, tapi masih banyak masalah lainnya. Sudah kuduga,
seharusnya aku tidak boleh terlibat dalam keadaan yang berada di luar perkiraan
kita.]
[Kita harus bisa menghadapi segala permasalahan... Hal
ini benar-benar menjadi sebuah masalah bagi kita.]
Adrigori memberi jawaban yang sulit.
[Lagipula, kenapa Ashtal-sama bisa lemah terhadap
wanita?]
[Itu pertanyaan yang sulit dijawab. Seperti yang
kalian tahu, aku memiliki ingatan tentang kehidupanku yang sebelumnya. Dulu aku
punya kebiasaan jarang berbicara dengan orang lain.]
Ada saat dimana aku mencoba berbicara pada wanita,
tapi aku malah terbata-bata dan suaraku jadi aneh.
Hasilnya, itu menjadi sebuah bahasa yang sulit
dipahami.
[Aku tidak ingat bagaimana awalnya. Tapi berkat hal
itu, sekarang aku jadi sulit berbicara dengan wanita dan mengalami banyak
masalah karenanya.]
Mendengar hal itu, pimpinan divisi ke-13, Jeko,
menatapku.
[Harusnya Anda menghukum
wanita-wanita brengsek itu.]
[Ya, kau bisa berpergian
ke dunia lain, kan? Tapi
aku tidak yakin apakah kau bisa kembali lagi ke sini atau tidak.]
[Apa kau bilang?]
Adrigori dan Jeko mulai
adu pendatap, tapi aku mengacuhkan mereka.
Mereka berdua selalu saja
bertengkar.
[Lagipula, apa masalah
yang Anda hadapi kali ini? Bukankah semuanya berjalan lancar?]
Pak tua bertanya padaku.
[Kurasa itu hanya berlaku
pada kenalanku saja. Semakin aku mengenal mereka, rasanya semakin mudah
berbicara dengan mereka.]
[Ya, bisa dibilang bahwa
Anda telah mencoba mengatasinya dengan berbicara dengan wanita tak dikenal.]
Pak tua mengangguk.
[Kalau begitu, bagaimana jika
Anda mencoba membuat 100 orang wanita menjadi milik Anda?]
[Hentikan.]
Ada yang aneh dengan ide
yang dikatakan Jeko.
[Kalau cuma berbicara,
kita bisa melakukannya dari sini, Anda hanya perlu memanggil orang yang lewat
di jalanan.]
[Itu sih....]
Pimpinan divisi ke-5,
Gareth, mengatakan sesuatu dengan pelan, tapi aku tidak mendengarnya.
[Apa Anda berencana
melakukannya seorang diri?]
Adrigori bertanya padaku.
[Kalau sendirian
rasanya....]
Perasaan apa ini?
Aku adalah Dewa Iblis.
Aku adalah keberadaan yang
berada jauh di sisi lain raja iblis, dengan kata lain, bos tersembunyi.
Kemarin aku baru saja
membunuh jendral iblis yang tidak sadar akan posisinya.
Harusnya aku tak takut
akan apapun.
[Kalau begitu, izinkan
aku menemani Anda.]
Jeko berdiri dan menaruh
tangannya di dada.
[Apakah dia ada gunanya?]
Adrigori memelototi Jeko.
[Tapi aku tak ingin
menambah jumlah dewa iblis di kota besar.]
[Kalau begitu, bagaimana
jika saya yang menemani Anda?]
Setelah beberapa saat,
pak tua pun mengajukan diri.
Tapi tidak untuk kali
ini.
[Tidak boleh. Jika aku
membawamu, itu tidak akan menjadi latihan khusus bagiku. Apa boleh buat, aku
akan membawa Jeko kali ini.]
Karena latar belakang
yang kugunakan, Aku dan Jeko tidak saling kenal. Tapi ada kalanya kami terlihat
berbicara.
Jadi aku akan bilang
kalau kami menjadi akrab setelah itu.
Aku dan Jeko pun lalu terbang
ke arah Rhodan.
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
0 comments:
Post a Comment