Evil God Chapter 32
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 32 :
Latihan Gabungan (1)
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Aku mendaftar di kursus pelatihan petualang Akademi
Cantabridge.
Sebenarnya ini bukan pilihanku, tapi yang lainnya mengikuti
kursus ini agar menjadi lebih kuat.
Para petualang.
Mereka adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan yang
diberikan oleh serikat petualang.
Memberantas monster,
mengumpulkan barang material, mengawal, dan menjelajahi dungeon adalah beberapa pekerjaan yang mereka lakukan.
Terkadang mereka juga ikut serta dalam perang dan juga
menerima berbagai pekerjaan kecil.
Bisa dikatakan kalau mereka pekerja serba bisa.
Petualang manusia memiliki hal yang disebut sebagai class.
Berdasarkan class,
senjata dan sihir yang mereka gunakan akan berbeda.
Jadi, saat ada latihan, mereka akan terbagi dan melakukan
apa yang ingin mereka lakukan.
Berlatih menggunakan berbagai macam senjata, berlatih sihir,
atau melakukan penelitian.
Jadi, tidak banyak kesempatan yang bisa digunakan untuk
melakukan latihan atau bertarung bersama.
Hari ini adalah salah satu kesempatan langka itu.
Semua orang berkumpul di tempat yang sama dan memamerkan
hasil latihan mereka menggunakan sebuah latih tanding.
Kegiatan ini disebut latihan gabungan.
Latihan ini tidak hanya untuk class A saja, petualang dari class
lain juga ada di sini.
Tempat kami berkumpul mirip seperti sebuah arena yang
dilengkapi dengan bangku penonton.
[Apa yang akan Ashtal lakukan?]
Yufilia mendekatiku.
[Aku tidak punya rencana apapun. Apa aku boleh hanya melihat
saja?]
[Hmm... ada juga orang yang memilih begitu sih, tapi ini
pertama kalinya kau ikut serta sejak pindah ke sini, kan? Semua orang ingin
melihat kemampuanmu.]
[Bahkan saat perang kemarin tidak ada yang tahu di mana dan
apa yang sedang kau lakukan.]
Jiemi berjalan ke arahku sambil membawa kapaknya.
[Aku sedang ada urusan di suatu tempat.]
Dia menyipitkan matanya saat mendengar alasanku.
[Ah, iya. Saat itu aku juga menganggapmu sebagai potensi
perang, tapi aku jadi mengalami banyak kesulitan karena aku tidak bisa
menemukanmu.]
[Maaf.]
Saat kami sedang berbicara, Vincent berjalan ke arahku dengan
langkah yang elegan.
[Ashtal-kun, apa kau punya waktu sebentar?]
[Ada apa?]
[Aku ingin tahu apakah kau mau latihan tanding.]
[Denganmu?]
[Ah, tidak. Maksudku dengan para pengikutku.]
Vincent mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan reaksi
yang luar biasa.
[Hmm... aku tidak keberatan.]
[Kalau begitu, tolong tanda tangani ini dulu.]
Aku mencoba menandatangani kertas yang diberikan Vincent.
[Tu-Tunggu dulu! Jangan tanda tangani tanpa melihat isinya!
Soalnya ada banyak tipe latih tanding!]
Yufilia mencoba merebut kertas itu.
[Hai, Yufilia, cuaca hari ini cerah sekali, ya?]
[Aku tidak butuh basa-basimu. Itu tak diperlukan bagi
seorang petualang.]
Yufilia membalasnya dengan ketus. Lalu ia membaca kertas itu
dan menjadi gemetar.
[Satu melawan dua puluh? Apa-apaan ini?]
[Dia kan anggota kelompok pahlawan. Jadi kurasa jumlah sudah
pas.]
Vincent mengangkat bahunya
[Di antara mereka ada banyak yang berasal dari class A. Mana mungkin jumlah ini pas!]
[Bukan berarti mereka akan saling membunuh, kan? Jika ada bahaya,
wasit pasti akan segera menghentikannya.]
[Kita tak tahu apa yang akan terjadi karena penggunaan
senjata diperbolehkan.]
Aku memegang bahu Yufilia yang mulai merasa kesal lalu
menghentikannya.
[Yufilia, tenang saja. Aku akan menggunakan tangan kosong
dan aku juga akan menahan diri.]
Yufilia jadi gemetar setelah mendengar perkataanku.
[Tidak. Dia gemetar karena khawatir kalau kau akan disiksa
hingga mati oleh 20 orang itu.]
Tiraiza menjelaskan padaku sambil tercengang.
[Oh. Jadi karena itu, ya?]
Aku tersenyum kecut.
Selama ini tak ada yang pernah khawatir padaku.
Jadi aku tidak terbiasa dengan hal ini.
[Pokoknya, kalian tak perlu cemas. Aku akan baik-baik saja.]
[Hahaha... perilaku yang bagus! Kalau begitu sampai jumpa.]
Vincent pergi sambil menunjukkan senyum yang mencurigakan.
***
Yufilia menjelaskan padaku soal latih tanding.
Ada banyak sekali tipenya. Tapi untuk kali ini, senjata,
sihir, dan semuanya bebas.
Tentu saja, dilarang membunuh lawan, tapi jika kau
terpancing emosi, kau tak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Guru akan bertindak sebagai wasit, dan jika ada bahaya,
mereka berhak menghentikan pertandingan.
Tapi tak ada jaminan kalau mereka bisa menghentikannya tepat
waktu.
[Apa kau akan baik-baik saja?]
Yufilia terus bertanya padaku.
[Dia pernah merasakan kapak besar yang kuat ini sebelumnya.
Dia tak akan mati.]
Jiemi berkata sambil memegang kapaknya.
[Kapak itu tidak terlalu kuat, kan? Aku jadi kewalahan
karena harus terus memperbaikinya.]
[Tidak, tidak, itu karena dinding dungeon terlalu keras.]
Beberapa hari yang lalu, kapak itu pernah hancur. Jiemi jadi
lemas setelah mendengar ceramah dari Tiraiza yang telah memperbaikinya.
Aku jadi teringat kejadian kemarin saat melihat kejadian
itu.
***
Malam sebelum pelatihan.
Di sebuah ruang di Kuil Kegelapan.
Aku memasuki ruangan itu setelah dipanggil oleh pak tua.
[Cincin apa ini?]
Aku melihat cincin baru yang diberikan oleh pak tua.
[Efek untuk menahan jaki
milikmu masih sama dengan yang sebelumnya, tapi cincin ini juga punya kemampuan
untuk menyamarkan jaki milikmu
sebagai ninki hingga batas tertentu.]
Saat bertarung, manusia akan mengeluarkan ninki, iblis akan mengeluarkan maki, dan naga akan mengeluarkan ryuuki.
Orang lain akan bisa mengukur kekuatan atau ras seseorang
dari ki yang mereka keluarkan.
Dewa iblis akan mengeluarkan jaki.
Jaki adalah
kekuatan yang tidak diketahui oleh manusia.
Tentu saja, jaki
akan menyebabkan orang lain menjadi dalam kondisi ketakutan.
Lalu mereka akan bertanya, ‘Kau itu apa?’.
Jadi, biasanya aku menahan jaki milikku pada kondisi 0 dengan menggunakan cincin.
Karena ki milikku
adalah 0, dan dengan penampilanku, orang lain akan berpikir, ‘Yah, dia pasti
manusia’.
Terlebih lagi, mereka akan berpikir, ‘Orang ini kelihatan
sangat lemah’.
Tapi apa boleh buat karena aku tak bisa melepaskan jaki milikku.
[Hingga saat ini, manusia tidak bisa menyadarinya untuk
sesaat saja. Tapi akan sangat sulit untuk hidup sebagai manusia dengan keadaan
itu, jadi kami secara diam-diam menciptakan benda ini.]
Pak tua berbicara dengan santai.
[Anda harus menggunakan cincin ini jika ingin melepaskannya
untuk sesaat dengan jumlah yang sangat kecil.]
[Jumlah yang sangat kecil?]
[Kami tidak tahu kekuatan penuh Ashtal-sama, jadi Anda harus
menggunakan sekitar 3-5% saja.]
[Apa kalian tidak bisa mengatasi kelemahan itu?]
Melepaskan kekuatan dengan jumlah yang sangat kecil sangat
sulit.
[1% saja juga tak masalah. Intinya
adalah Anda harus melepaskan ninki (jaki)
agar mereka berpikir kalau Anda adalah seorang manusia.]
[Begitu ya... aku akan mencobanya
besok.]
[Ya, syukurlah aku bisa
menyelesaikannya tepat sebelum pelatihan.]
Akupun memakai cincin itu lalu
keluar dari ruangan.
***
Aku melihat
cincin itu.
Ini adalah
kesempatan bagus untuk menunjukkan ninki
milikku.
[Apa Ashtal ada
di sini?]
Guru yang
bertugas di pelatihan ini memanggilku.
Sepertinya ini
adalah giliranku.
Saat aku
memasuki arena, keadaan sekitar menjadi ribut.
[Ada apa ini?
Apa dia berencana melawan 20 orang sendirian?]
[Apa dia akan
baik-baik saja?]
Aku mendengar
komentar seperti itu dari arah penonton.
[Ashtal, apa kau
yakin?]
[Ya. Tidak
masalah.]
[Bagaimana
dengan senjata dan armormu?]
[Tidak perlu.]
[Begitu, ya...
Jika kau begitu yakin, ayo kita mulai pertandingan ini.]
Guru itu
memastikan hal itu padaku lalu memberi aba-aba untuk memulai pertarungan.
[Mulai!!]
0 comments:
Post a Comment