Isekai wa Smartphone to Tomo ni Chapter 193 Bahasa Indonesia
Translator | Ramune |
Editor
| Shiro7D |
Proof Reader
| Mizuki Hashima |
Arc 22: Jika Musim Dingin Datang, Apakah Musim Semi Masih Jauh Dibelakang Sana?
Chapter 193: Keuntungan yang Banyak, dan Sekelompok Adventurer Pemula
Chapter 193: Keuntungan yang Banyak, dan Sekelompok Adventurer Pemula
「Jadi, ini uang yang kujanjikan untuk mayat naga-naga itu.」 (Rerisha)
Aku membuka kantong besar yang diberikan Rerisha-san, dan menghitung jumlahnya.
Kira-kira ada 100 koin emas raja di setiap kantong, dan aku menerima 12
kantong… jadi totalnya
ada 1200 koin emas raja. Tidak mungkin aku membandingkan koin-koin ini dengan
uang yang ada di duniaku… dari pengalamanku selama ini… aku bisa
memperhitungkan bahwa 1 koin emas raja kira-kira sama dengan 10 juta yen……. Dan
totalnya adalah 12 miliar yen.
Uhha.. banyaknya…
Karena nilainya
yang tinggi, koin emas raja jarang digunakan, kecuali jika ada urusan seperti
transaksi antar negara atau perdagangan yang besar, karena koin ini amat sangat
berharga sekali, dan bukan lelucon jika kita menghilangkan 1 koin saja.
Terlebih lagi, 1200 koin adalah
hanyalah harga dari sebagian naga yang menyerang Brunhild kemarin. Sedangkan
350 naga lainnya (yang kami kalahkan di pulau Drachen) kusimpan di [Storage].
Aku menahan diri
agar tidak menjual semua material itu meski kami akan kaya raya jika kami
menjualnya, alasannya sangat sederhana, jika aku menjual semuanya… masalah lain
akan muncul. Guild juga tidak akan
bisa menjual ini dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, mari jual
material-material itu sedikit demi sedikit.
「Ngomong-ngomong, berita kejadian kemarin itu sudah tersebar diberbagai negara lo… Disebutkan
bahwa orde ksatria Brunhild beserta Rajanya berhasil mengalahkan
segerombolan naga dengan mudahnya.」 (Rerisha)
「Bukankah itu berita yang sulit dipercaya jika
kita hanya mendengarnya tanpa melihatnya?」 (Touya)
「Iya… aku sendiri pun tidak bisa mempercayainya meski aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri. Tapi, Sudah tidak diragukan lagi bahwa
kekuatan orde ksatria Brunhild sangat kuat. Dengan begini tidakkah negara lain yang ingin macam-macam dengan Brunhild akan berkurang secara derastis? 」 (Rerisha)
Yah, aku akan sangat bersyukur
jika memang seperti itu. Aku sudah muak berurusan dengan negara lain seperti
Yuuron bangsat itu. Sampai saat ini masih ada saja orang yang mengatakan bahwa
kehancuran Yuuron disebabkan oleh Brunhild. Orang-orang tolol itu berteriak
kesana kemari mengatakan [Brunhild harus mengakui kesalahannya dan mengganti
rugi kerusakan yang kami terima] dan meminta ganti rugi kepada kami. Dan tentu
saja aku tidak akan membayarnya karena sudah jelas itu bukan salahku.
Dan untuk alasan
tertentu… aku telah dicap sebagai pembunuh raja baru Yuuron. Keadaan Yuuron saat ini benar-benar kacau balau, sampai-sampai banyak orang
Yuuron yang mengatakan bahwa [Aku adalah
anak haram dari Raja Yuuron sebelumnya]. Negara terkutuk itu akhirnya hancur
sendiri dan tidak lagi berfungsi sebagai suatu negara.
Dalam keadaan yang seperti ini,
biasanya Negara-negara lain akan membantu menenangkan keadaan, tapi tidak ada
satupun Negara yang sudi membantu mereka karena mereka selalu licik dalam
berdiplomasi. Ya ampun… seburuk apa kerajaan itu… yah, mereka menuai apa yang mereka tanam, jadi aku tidak peduli.
Aku menyimpan
uang itu dengan [Storage], dan meninggalkan guild.
Dengan ini
aku bisa menepati janjiku untuk memberikan bonus kepada mereka semua. Berapa yah yang harus
kuberi untuk tiap orang? Karena uang ini sangat banyak… jadi ayo beri
mereka uang yang banyak agar mereka tetap bersemangat menjalankan tugasnya.
Saat aku memikirkan hal itu… secara tidak
sadar aku sampai di depan gerbang transisi. Lalu… aku memanggil
salah satu anak buah Tsubaki-san… Toppa-san 《Mata-mata》 yang berjaga disana.
(TL
: Toppa adalah kata kuno untuk ninja)
「Hai.」 (Touya)
「Oh. Pembeli-san, kemarilah… aku punya barang bagus untukmu
(Akting).」 (Toppa)
Oh? Apa ada sesuatu yang terjadi?
Akhirnya aku mendengarkan ceritanya sambil
pura-pura melihat barang yang ia jual.
「Ada beberapa adventurer yang
tewas di dungeon.」 (Toppa)
「… Benarkah? Yah, hal itu sudah biasa di kalangan adventurer, jadi apa mereka
dibunuh oleh makhluk sihir?」 (Touya)
「Kemungkinan seperti itu. Mereka tidak kembali dari dungeon. Saya berpendapat bahwa mereka
terlalu gegabah dan tidak memperhitungkan batas kekuatan mereka sendiri dan akhirnya
terbunuh.」 (Toppa)
Apa mereka terlalu bersemangat dan
turun ke lantai yang lebih dalam? Sebenarnya lebih baik jika
mereka kembali saat mereka kelelahan dan langsung
keluar untuk istirahat karena nyawa mereka adalah yang
terpenting.
「Akan tetapi, ada 1 hal yang aneh. Adventurers itu memang dipastikan tewas… tapi barang
bawaan mereka hilang kecuali… kartu guild.」(Toppa)
「Barang bawaan? Biasanya slimes
hanya memakan daging bangkainya saja sih… tapi apa mungkin mereka juga memakan barang bawaannya?」 (Touya)
「Yah, itulah keanehannya… tapi ada juga kemungkinan untuk adventurer kanibal…」 (Toppa)
(ED : PK (Penjahat Kelamin))
Apa itu sebutan bagi mereka yang
mengambil semua barang dari orang yang sudah meninggal? Kelakuan
mereka memang tidak baik, tapi jika dilihat dari sudut pandang bertahan
hidup... hal ini tidak
terlalu buruk dan bahkan menguntungkan.
Di dunia ini ada yang namanya
etika para adventurer untuk mengembalikan
barang barang adventurer yang telah mati ke kawan atau
keluarga mendiang… namun jika benda itu ditemukan. Karena hal itu tidaklah diwajibkan untuk diikuti dan hanyalah
etika belaka.
Ada sebuah cerita dimana seoarang adventurer tertentu membeli armor mahal
yang ia sukai tapi tidak cocok untuknya. Adventurer
itu sagat senang sampai-sampai ia selalu memakainya dimanapun ia bisa. Beberapa
hari kemudian, mayatnya ditemukan… tapi tanpa armor kesayangannya itu.
Ada 2 teori yang bisa kupikirkan
tentang kejadian itu… Apakah barangnya diambil setelah ia dibunuh di dungeon?… Atau apakah ia yang dibunuh
oleh adventurer lain yang
menginginkan armornya? Hal ini masih menjadi misteri sampai sekarang.
Yah… kejadian ini, kelihatannya
mereka tidak dibunuh oleh adventurer
lain karena mereka tidak membawa benda-benda mahal.
「Ada berapa adventurer
yang mati?」 (Touya)
「Jika 1 kartu guild 1
orang… maka ada 10 yang telah mati.」 (Toppa)
Apa itu artinya 10 orang? Sebagai Raja… rasanya tidak enak jika
aku membiarkan masalah ini terus berlanjut. Kurasa hal ini akan terhenti jika
aku membuat “zona aman” yang tidak bisa diserang oleh monster atau membuat
gerbang yang menuju ke atas secara instan.
Aku berpamitan dengan Toppa-san 《Mata-mata》, dan menuju
ke gerbang transisi.
Disana kulihat beberapa anak muda
membayar uang masuk 1 koin perunggu ke penjaga di gerbang yang menuju
[Amaterasu]. Tidakkah mereka terlau muda…. kurasa mereka 12 atau 13 tahun… Mereka membuat party
berisi 4 orang… 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.
1 laki-laki membawa tombak pendek
dan memakai armor sisik sedangkan yang satunya membawa panah kecil dan memakai
armor kulit.
Perlengkapan gadis-gadis cilik itu
adalah pedang besi dan armor kulit… dan tongkat sihir pemula dan sebuah jubah. Mereka benar-benar
pemula yah… walaupun
mereka lebih baik daripada aku yang dulu, karena aku
hanya membawa 1 katana tanpa armor…
4 bocah itu memasuki gerbang
dengan riang gembira.
Entah kenapa aku sedikit khawatir
kepada mereka karena cerita yang kudengar barusan.
… Haruskah
aku mengikuti mereka? Tidak-tidak… itu tidak baik Touya. Jika saja ada sekolah khusus untuk adventurer, kami bisa mengajari mereka
beberapa hal yang berguna saat berpetualang seperti skill dan lainnya.
… Mhhmmm,
mungkin ini ide yang bagus. Aku bisa menyewa adventurer yang pensiun sebagai guru disana…
Pertanyaannya, bisakah aku
mengurus sekolah ini? Aku tidak begitu yakin apakah aku harus menarik biaya.
Atau apakah aku harus menyuruh mereka membayar setelah mereka lulus?
Setidaknya, aku akan tahu request apa
yang mereka ambil dan berapa banyak uang yang mereka dapat via kartu guild jika kami bekerjasama dengan guild.
Haruskah kubicarakan hal ini
dengan Rerisha-san? Mungkin ia akan menerima proposalku.
「Huh? Touya?」 (Rin)
Rin, yang
membawa Pola disampingnya, memanggilku dari belakang. Seperti biasa… ia membawa
payung hitam dan memakai baju gothic loli.
「Rin? Kenapa kau ada di sini?」 (Touya)
「Aku hanya ingin jalan-jalan sambil berbelanja. Karena kupikir aku
akan menemukan barang bagus jika aku mencarinya… Dan… kau… apa yang kau
lakukan disini?」 (Rin)
「Ah… tidak ada… Aku hanya berpikir untuk sedikit merenovasi dungeon. Aku berpikir bahwa akan sangat
praktis jika dungeon memiliki “zona
aman” dimana para adventurer bisa
beristirahat tanpa takut diserang monster.」(Touya)
「Hee~ Kedengarannya menarik. Apa aku boleh ikut?」 (Rin)
Rin langsung
menggandeng tanganku sebelum aku sempat menjawabnya. Mu-u. Rin mulai agresif
semenjak kejadian ITU. Apa ia
benar-benar serius ingin menikah denganku?
Hal ini sangat membuatku malu
karena secara fisik dan penampilan, ia sama dengan Yumina dan yang lain, oleh
karena itu, kami kelihatan seperti kakak beradik jika dilihat dari sudut
pandang orang lain.
Kami dengan cepat langsung
berjalan menuju loket karcis gerbang transisi yang menuju ke [Amaterasu]. Rin
mengeluarkan I koin perunggu dari dompetnya,
memberikannya pada penjaga gerbang dan menulis namanya di sebuah buku
note yang sudah disediakan.
Seseorang yang bukan adventurer, dengan kata lain penduduk
biasa dan sebagainya, bisa pergi ke pulau ini dengan membayar 1 koin perunggu
dan menulis namanya di buku note. Mereka wajib menulis nama masing-masing agar
kami mengetahui siapa saja yang masuk dan keluar dari gerbang ini. Dan tentu
saja, seorang adventurer tinggal
membayar dan masuk tanpa menulis namanya karena ini hanya berlaku untuk
penduduk biasa.
Akan tetapi saat ini, aku
menuliskan namaku dan membayar 1 koin perunggu. Kartu guild-ku saat ini adalah gold,
dan itu terlalu mencolok… aku menulis namaku dengan [Takeda Shingen] karena
aturannya tidak harus memakai nama asli. Dan aku akan terus memakai nama
[Takeda Shingen] sebagai nama samaranku.
Saat kami melewati gerbang itu,
cahaya hangat langsung bersinar cerah di pantai pulau ini. Cuaca saat ini cukup
hangat dibandingkan dengan Brunhild yang dingin, karena masih memasuki
pertengahan musim dingin.
Aku langsung melihat-lihat
sekitar, tapi aku tidak bisa menemukan adventurer
pemula yang kulihat tadi. Kurasa mereka sudah memasuki dungeon…
Kami memasuki dungeon bersama Pola yang memaksa ikut. Ketika kami berada di
dalam, Rin menggulung payungnya dan mengaktifkan sihir cahaya [Light].
「Bagaimana kalau kita langsung menuju lantai 3 sekarang?」 (Touya)
kalau tidak salah
kudengar, dungeon [Amaterasu] sudah
dipetakan sampai lantai 6.
Yah… hal itu tidak
berlaku untukku… Karena aku bisa membuka peta dengan aplikasi maps
dan langsung menuju tangga ke lantai selanjutnya.
「… Touya, kenapa kau bisa tahu semua peta yang ada di dungeon ini?」(Rin)
「Walaupun kau bertanya begitu… Aku hanya
bisa menjawab “aku mengetahuinya begitu saja”.」 (Touya)
Rin bertanya
dengan heran saat melihat peta yang kuproyeksikan melalui Smartphone-ku. Jika
ditanya bagaimana caranya… aku juga keheranan dan tidak tahu sama sekali cara kerjanya.
Kami langsung sampai ke tangga
lantai selanjutnya. Dan aku menghabisi semua makhluk sihir yang
kami temui, setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami ke lantai
selanjutnya dengan cara yang sama. Meskipun kami tahu jalannya, berjalan
seperti ini ternyata memakan waktu yang cukup lama.
「Aku ingin membuat zona aman di dungeon
ini sehingga para adventurer bisa
beristirahat dengan tenang. Jadi… dimana
tempat yang enak untuk zona itu ya?」 (Touya)
Kami mencari
tempat yang cocok untuk beristirahat dengan melihat peta proyeksi. Untuk
berjaga-jaga… aku juga memproyeksikan para adventurer
yang ada di dungeon. Mungkin kami
bisa membantu mereka jika mereka tersesat.
「Bukankah disini cukup bagus? Jaraknya juga cukup dekat dengan
tangga, kurasa tempat ini sangat cocok untuk zona aman itu.」 (Rin)
Tempat yang
Rin tunjuk merupakan sebuah ruangan luas dimana beberapa party adventurer bisa
berada disana dalam waktu yang bersamaan. Tempat ini juga dekat dengan jalan
pulang dan jalan yang memutar… dan juga tempat yang agak jauh dari makhluk sihir. Kurasa tempat
ini cocok.
Kami terus bergerak di dalam dungeon sambil menghabisi makhluk sihir
(sebenarnya
aku yang menghabisi mereka, sedangkan Rin
hanya menonton saja). Makhluk sihir yang ada disini sangat menjengkelkan
sampai-sampai aku menginginkan sebuah item game “holy water” yang bisa menjauhkan musuh.
Akhirnya kami sampai ke tempat itu
dan aku mencari keberadaan musuh… Kelihatannya tidak ada musuh atau jebakan
sama sekali disini.
Aku menggunakan [Program] dan
[Enchant] untuk membuat tempat ini tidak bisa dimasuki oleh makhluk sihir.
Sebagai tambahan, aku akan membuat pengumuman disini. Aku hanya menulis kalimat
biasa seperti ‘tenanglah dan beristirahatlah disini karena tempat ini sudah
dilindungi dan tidak akan bisa dimasuki oleh makhluk sihir’.
Untuk
berjaga-jaga… Aku menandatanganinya dengan namaku sendiri karena mungkin para adventurer akan menganggap ini sebagai
sebuah jebakan.
「 Raja
dari Brunhild Dukedom, Mochizuki Touya… dan selesai.」 (Touya)
Kuharap tempat ini akan berguna
nantinya. Ah.. aku lupa sesuatu, kami tidak bertemu dengan para pemula itu sama
sekali. Oh yaaa. Mereka kan pemula… Apakah mereka berada di lantai pertama?
Aku mengingat wajah-wajah mereka,
haruskah aku membantu mereka sebentar? Ummm, tunjukkan para adventurer dengan panel biru sementara adventurer yang tadi kulihat depan
gerbang transisi dengan panel hijau …
Oya. Mengejutkan sekali. Mereka
ada di lantai kedua…. Apakah mereka sekuat itu sampai-sampai mereka bisa berada
di lantai 2?
Terlebih lagi, tidak hanya 4
orang. Disana juga ada 3 adventurer
lainnya. Apakah mereka bertiga membantu mereka sampai ke lantai kedua?
Huh? Aneh… pergerakan mereka
mencurigakan… apa mereka sedang bertarung?
「Apa mereka separah itu sampai-sampai lama meski hanya melawan 1 makhluk
sihir dengan 7 orang?」 (Rin)
「Setidaknya 4 orang tadi benar-benar pemula. Mereka sepertinya hanya bocah yang datang dari perbatasan untuk bertamasya.」 (Touya)
Mungkin mereka tidak lemah atau
ada banyak makhluk sihir yang mereka lawan, kurasa? Bahkan makhluk sihir lemah
seperti Kobolds atau Goblins akan berbahaya jika mereka menyerang secara
bersamaan.
Mari kita lihat… tunjukkan makhluk
sihir dan para monster … dan… Huh?
Tidak ada? Tidak… Para monster
memang ditunjukkan…tapi jauh dari mereka. Kalau begitu…ini artinya…
「Rin… apa pendapatmu tentang situasi ini?」 (Touya)
「… 4 pemula itu diserang oleh 3 adventurer
itu… setidaknya
itulah pendapatku.」 (Rin)
Yare-Yare… situasi macam
apa ini…
Makasih min
ReplyDeleteNext
ReplyDeleteWhat penjahat kelamin,bukannya pk tuh player killer ya
ReplyDelete