Evil God Chapter 33
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 33 :
Latihan Gabungan (2)
Lawanku lalu mengepungku setelah mendengar aba-aba
dimulainya pertandingan.
[Aku sudah memperingatkanmu agar sadar akan posisimu waktu
itu.]
[Ini adalah hukuman karena kau menghiraukannya.]
Mereka pun tertawa.
Mereka pasti menyangka kalau mereka lebih hebat.
[Oh, apa yang terjadi kalau aku tidak sadar?]
[Inilah yang akan terjadi!]
Salah satu pria menebasku dengan pedangnya dari depan
setelah mendengar perkataanku tadi.
Ada juga yang mencoba menusukku menggunakan tombak dari
belakang.
Tapi aku menghindari tombak itu tepat sebelum menusukku dan
tombak itu akhirnya menyerang perut orang di depanku.
[Guh!]
Karena dia terkena serangan temannya, dia pun terpaku.
Kemudian aku menyerangnya.
Aku meraih orang yang menggunakan tombak tadi, lalu
melemparnya ke arah tim medis.
Mereka lalu segera menanganinya.
[Apa dia punya mata di belakang kepalanya? Kenapa dia bisa
menghindarinya dengan sempurnya?]
Aku mendengarnya dari arah bangku penonton.
Evil Vision.
Rasanya seperti menggerakkan kamera yang bisa melihat ke arah manapun.
Aku menggunakannya untuk melihat arah belakang.
[Jangan senang dulu karena telah mengalahkan class C! Ayo serang dia!]
Mereka semua bergegas menyerangku.
Yah, ini baru saja dimulai.
[Haaaa!!]
Aku melepaskan jaki
milikku.
Tentu saja semua orang merasakannya sebagai ninki.
[Apa? Apa-apaan aura ini?]
[Monster!]
Eh? Apa aku mengeluarkan terlalu banyak?
Ini bukan karena cincin ini tidak berfungsi dan mereka
merasakan jaki milikku, kan?
Kalau begitu, maka ini pasti akan menjadi sebuah kesalahan
besar.
[Guwaaa!!!!]
[Guhaaah!]
[Guuuuh!!!]
Lagipula, aku punya batasan waktu.
Meskipun khawatir, aku tetap harus menyelesaikan hal ini.
Aku membuat yang lemah terlempar menggunakan sentilan di
dahi.
Aku meninju dan menendang mereka agar mereka tidak bisa
bertarung lagi.
[Cih!!]
Mereka mengambil jarak lalu menggunakan sihir.
[Fireball!]
[Thunder!]
[Wind
Cutter!]
Berbagai macam sihir ditembakkan
ke arahku. Tapi aku tidak menghindarinya.
Aku juga tidak mengaktifkan
penghalang milikku.
Sihir mereka lenyap saat
bersentuhan dengan jaki milikku.
[Keras sekali!]
[Aku tidak bisa menembus pertahanan ki miliknya.]
Aku lalu mengalahkan mereka satu
persatu karena mereka terdiam dan tidak mencoba menyerangku lagi.
Aku lalu menahan jaki milikku saat hanya tersisa 3 orang.
Ini adalah batas waktu penggunaan
cincin itu.
[Luar biasa ....]
Yufilia terlihat kagum.
[Aku tahu kalau dia
menyembunyikan kekuatannya, tapi tak kusangka sampai seperti ini ....]
Tiraiza tak bisa menyembunyikan
keterkejutannya.
[Kenapa dia menyembunyikannya?]
[Pasti ada alasan pribadi....
Terkadang ada juga yang tidak mau kekuatannya diketahui oleh orang lain.]
Iris menjawab keraguan Jiemi.
3 orang yang tersisa sudah tak
punya semangat bertarung lagi.
Saat kupikir kalau aku tak perlu
melakukan apapun lagi, aku mendengar teriakan dari jauh.
[Jangan membuatku malu! Cepat
lanjutkan!]
Vincent berteriak sambil
menggertakkan giginya.
Bagi mereka, Vincent pasti lebih
menyeramkan daripada dihajar olehku.
Mereka lalu membulatkan tekad
mereka dan berlari ke arahku.
Tapi---
Apa kalian pikir dia lebih
menyeramkan dariku?
Aku tak bisa memaafkan mereka.
Lalu aku memberi sebuah pukulan
yang sangat kuat.
Tubuhnya terlipat tak beraturan.
Dia terlempar hingga pagar batas
di kejauhan lalu berhenti bergerak.
Karena dia adalah seorang dari class A, kurasa dia tak akan mati.
Dia lumayan kuat juga.
Wajah dua orang lainnya terlihat
pucat.
Mereka terlihat panik dan seakan
ingin mengatakan sesuatu.
Namun aku bergerak sebelum mereka
sempat mengatakan apapun.
Aku menendang mereka berdua.
Mereka melambung 10 meter ke
udara.
Dan sesaat sebelum kecepatan
mereka berhenti di udara, aku mempersiapkan sihirku---
[Hentikan, Ashtal! Hentikan!]
Guru menghentikanku sebelum aku
sempat menembakkan sihirku.
Aku lalu menggunakan sihir Levitation, dan mencegah mereka jatuh.
Mereka bertiga terluka parah.
Anggota tim medis lalu segera
mengeluarkan tandu.
[Luar biasa.... dia sungguh luar
biasa!]
Aku mendengar teriakan dari arah
penonton.
[Anggota kelompok pahlawan memang
luar biasa!]
[Jadi begitu rupanya, tak heran
kalau kau mendapat rekomendasi dari Serina-sama.]
Aku mendengar sanjungan mereka.
Jadi aku bisa masuk ke sini
karena rekomendasi itu, ya?
[Jangan bercanda! Aku tak bisa
menerima ini!]
Vincent terlihat gemetar.
Rencananya menggunakan 20 orang
pengikutnya untuk menghajarku dan membuatku masuk rumah sakit malah berbalik
menyerangnya.
Karena vincent bukan orang yang
kuat, dia adalah tipe orang yang menggunakan orang lain untuk bertarung
menggantikannya.
Harga diri Vincent tidak akan
terima melihat bawahannya dikalahkan seperti ini.
[Jadi, apa kau selanjutnya?]
Vincent pergi dengan wajah masam
setelah mendengar tantangan dariku.
4 orang
temanku pun lalu mendatangiku.
[Kenapa
semua orang terlihat bersemangat?]
[Mungkin
itu karena sifat Vincent.]
Tiraiza
berbicara dengan acuh.
Sekolah
ini dipenuhi oleh bawahannya.
Bahkan
para guru hanya bisa diam dan membiarkan keegoisannya.
Karena
tadi dia hanya bisa menggonggong, maka semua orang pasti berpikir ‘rasakan,
kau!’.
[Akademi
ini terdiri dari siswa dari berbagai negara, jadi tidak banyak dari mereka yang
menyukai Kerajaan Scottyard.]
Aku
mengangguk.
Seseorang
yang sangat penting dari salah satu kekuatan besar biasanya tidak disukai.
Tapi
sayangnya tidak ada yang berani mengatakannya langsung.
Oleh
karena itu, mereka semua hanya bisa diam dari balik bayang-bayang.
[Omong-omong,
soal pertarunganku tadi....]
Keadaan
lebih gaduh dari dugaanku.
Akan
sangat berbahaya jika ada yang merasakan jaki
milikku.
[Aah...
ninki milikmu sangat luar biasa.]
Jiemi
memujiku.
Dia
menyebutnya sebagai ninki.
Sepertinya
cincin itu bekerja dengan baik.
Aku
menenangkan hatiku karena merasa lega.
[Bukankah
kau setingkat dengan kakakku?]
(TL : maksudnya senpai, ane-deshi (kakak seperguruan/kakak
sepekerjaan) bukan kakak aslinya Yufilia)
Yang
disebutnya kakak tadi adalah pahlawan yang mengalahkan Raja Iblis Lamelept pada
bencana iblis 4 tahun yang lalu, Fiona Spencer.
[Apakah
dia sekuat itu?]
[Ya,
mungkin kita bisa mengalahkannya jika berempat. Ah, tapi itu jika tanpa Pedang
Suci, ya. Pedang itu terlalu kuat jika dipakai untuk latih tanding.]
Yufilia
menjawab setelah memikirkannya terlebih dahulu.
Jangankan
manusia, Pedang Suci adalah senjata yang seharusnya digunakan oleh orang yang
lebih kuat daripada Raja Iblis.
Meskipun
manusia bertahan dengan sekuat tenaga mereka, pedang itu akan dengan mudah
menembus pertahanan itu.
[Tapi
bagaimana ya... Aura milikmu sangat sulit dipahami. Rasanya sedikit berbeda
dengan aura milik orang lain....]
Yufilia
memiringkan kepalanya.
Yah,
kurasa cincin ini tidak bisa menyembunyikannya dengan sempurna.
[Pokoknya,
kita tak akan tahu siapa yang lebih kuat diantara kau dan kakakku sebelum kita
mencobanya.]
[Sepertinya
menarik.]
Seorang
wanita dengan rambut merah muda tiba-tiba menyela percakapan kami.
Wanita
itu bernama Fiona Spencer.
Meskipun
dia bilang menarik, tapi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan senyuman dan
matanya terlihat waspada terhadapku.
Thanks gan n lanjutkan
ReplyDeleteHaha bertarung lagi
ReplyDeleteLanjut min
Lanjutkan min 👍
ReplyDeleteNtapz
ReplyDeletelanjutkan min
ReplyDeletelanjutkan min
ReplyDeleteLanjutkan min
ReplyDeleteOp mantap tarung lawan kakanya kah
ReplyDeleteklo lwan cwe lembek haduh dewa macam apa ini :v
ReplyDelete